Lahat ng Kabanata ng LUKA TAK BERDARAH: Kabanata 41 - Kabanata 50
105 Kabanata
41. PART DUA PULUH DUA
Siang hari yang cerah di SMA Negeri 1 Kota Kumbang. Hari Senin ini terlihat suasana yang berbeda di SMA Negeri 1 Kota Kumbang. Karena hari Senin ini di sekolah Eguh sedang ada kegiatan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS baru. Selesai mengikuti pencoblosan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS, Eguh mengajak Indah untuk makan dan minum di kantin sekolah sambil menunggu pencoblosan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS selesai. Eguh dan Cindy berjalan sambil bergandengan tangan mesra meninggalkan tempat pencoblosan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS. Mereka berjalan menuju ke kantin sekolah. Setelah sampai di kantin sekolah, barulah mereka berdua memesan makan dan minum serta cemilan. Saat pelayan kantin menghampiri mereka berdua. “Mas, Mbak, mau pesan apa ni?” tanya sang pelayan kantin, sambil memberikan daftar menu. “Yang, mau pesan apa ni?” kata Eguh yang duduk di samping kekasihnya Indah, sambil memberikan daftar menu. “Apa ya Yang,” timpa
Magbasa pa
42. SEUSAI UJIAN SEMESTER
Setelah 6 hari berkutat dengan soal-soal ujian semester, akhirnya Eguh kembali bisa bernafas dengan lega.   ‘Alhamdulillah, selesai juga ujian semester ganjilku hari terakhir. Selama 6 hari otak ini aku gunakan untuk belajar dan berkutat dengan soal-soal ujian semester. Membuat otak ini jadi lelah dan juga pening, kayaknya butuh refresing ini otak. Tapi liburan sekolah masih lama, masih kurang dua minggu lagi. Gimana terus ini enaknya? Ah, mending pacaran aja kali. Hehehe …,’ gumam Eguh dalam hati. ***   Selesai ujian semester hari terakhir, Eguh memilih untuk langsung pergi pulang sambil sebelumnya berpamitan pada kekasihnya. “Yang, aku pulang dulu ya,” ucap Eguh, lalu beranjak pergi meninggalkan kekasihnya yang sedang duduk nongkrong di kantin sekolah bareng ketiga sahabatnya. “Iya Sayangku,” balas Indah tersenyum. “Tumben bos udah mau pulang aja,” tanya Erna penasaran. “Otakku butuh ketenan
Magbasa pa
43. SEBUAH MIMPI
Dua minggu berlalu … Akhirnya hari yang Eguh tunggu-tunggu datang juga. Hari dimana untuk pertama kali Eguh sebagai siswa SMA akan menerima raport semesternya. Ada perasaan dag dig dug di hati Eguh, takut bila di raportnya ada nilai merah. “Pagi-pagi kok udah murung aja ni wajah keponakan bibi?” tanya sang bibi penasaran melihat wajah keponakannya tidak seperti biasanya, saat mereka semua sudah berada di meja makan untuk menikmati sarapan pagi bersama. “Hehehe …, takut raport Eguh ada merahnya Bik. Jadi, dari kemarin Eguh kepikiran terus,” jawab Eguh tersenyum lesu, sambil sesekali menyantap sarapan paginya. “Aduh, kenapa ni tiba-tiba keponakan paman jadi tidak percaya diri begini?” goda sang paman. “Iya ni, masak keponakan bibi yang pinternya kebangetan ini jadi tidak percaya diri begini sama usahanya selama 6 hari ini,” tambah sang bibi. “Hehehe …,” hanya tawa pelan yang keluar dari mulut Eguh. “Oh iya, nanti yang mau ambil r
Magbasa pa
44. PULANG KAMPUNG
Pagi hari yang indah di Asrama putri pondok utama Pondok Pesantren “Darul Hikam”. Ada yang berbeda di hari ini, suasana di Asrama putri pondok utama terlihat sudah mulai sepi dan hanya ada beberapa santri putri yang masih tinggal di Asrama putri pondok utama. Kebanyakan para santri sudah pulang kampung, dikarenakan dua minggu ke depan sudah liburan semester. Beberapa santri putri yang tidak pulang kampung, kebanyakan berasal dari luar daerah yang jauh. Termasuk beberapa teman sekamar Cindy sudah pulang kampung, dan hanya tinggal Cindy dengan kak Sukma yang rencananya akan pulang kampung hari ini. “Jadi pulang hari ini, Dek?” tanya kak Sukma, yang lagi membereskan beberapa pakaian kotor ke dalam koper. “Insya Allah, Mbak!” jawab Cindy. “Kalo mbak Sukma sendiri bagaimana?” tanya balik Cindy. “Sama, Dek! Insya Allah pulang hari ini juga, mungkin sekitar jam 9 pagi, pulang naik kereta api,” jawab kak Sukma, yang sudah selesai beres-beres b
Magbasa pa
45. PART DUA PULUH TIGA
Terlihat Cindy begitu sibuk memasukkan barang bawaannya ke dalam bagasi mobil dengan dibantu oleh sopir perusahaan sang abi. Semua barang bawaan Cindy satu persatu dimasukkan ke dalam bagasi mobil, begitu juga dengan barang-barang yang berada di dalam salah satu kamar ndalem Kyai H. Ali tak lupa Cindy bawa pulang. Hingga bagasi mobil penuh dengan barang bawaan Cindy dan juga dengan bangku belakang mobil.   Setelah semua barang bawaan Cindy masuk ke dalam mobil dan tidak ada yang tertinggal. Cindy dan kedua orang tuanya pun berpamitan kepada Kyai H. Ali dan Nyai Hj. Nurul. “Kek, Nek, Cindy pamit pulang dulu,” kata Cindy, sambil menyalami dan mencium punggung tangan kanan Kyai H. Ali dan Nyai Hj. Nurul bergantian. “Iya Cu, hati-hati di jalan,” timpal Kyai H. Ali. “Iya Kek, Nek. Terima kasih,” kata Cindy. Lalu dilanjut dengan kedua orang tua Cindy dan juga sang sopir menyalami dan menciup punggung tangan kanan Kyai H. Ali dan Nyai Hj
Magbasa pa
46. LIBUR SEMESTER DI KAMPUNG HALAMAN
Pagi hari yang cerah di hari Senin menjadi awal liburan semester Eguh di kampung halamannya. Udara pagi ini serasa begitu dingin dan di halaman masih terlihat beberapa genangan air sisa hujan kemarin yang terjadi dari siang hingga malam. Terlihat Eguh dan sang ayah sedang mencuci mobil pick up yang kehujanan kemarin. Saat Eguh dan sang ayah sedang sibuk mencuci mobil pick upnya, tiba-tiba datang Cindy dengan mengendarai motor metic.   “Assalamu’alaikum,” sapa salam Cindy, sambil memarkirkan motor meticnya. “Wa’alaikumussalam,” jawab Eguh dan sang ayah bersamaan. Lalu melihat ke arah asal suara yang berucap salam. “Eh, duduk di dalam saja Nak. Nanti kalo disini kecipratan air,” kata ayahnya Eguh menyuruh Cindy untuk masuk. “Atau bantuin ibu di dapur nyiapin sarapan,” sambung ayahnya Eguh. Eguh yang melihat kedatangan Cindy, hanya bisa diam memandangi dan mengagumi sosoknya yang semakin cantik dan anggun. “Ya sudah,
Magbasa pa
47. PART DUA PULUH EMPAT
Hari ini tepat tiga hari Eguh menikmati liburan semester di kampung halamannya. Dan selama liburan itu, Eguh selalu membantu kedua orang tuanya berjualan mie ayam. Selama Eguh membantu kedua orang tuanya berjualan mie ayam, dia selalu ditemani oleh Cindy yang juga ikutan membantu.   Setelah mie ayam yang dijual habis. Barulah mereka semua beristirahat sebelum mulai membersihkan semua perlengkapan. “Alhamdulillah Dek,” ucap Hendra pada sang istri, sambil menghitung uang hasil jualan mereka. “Iya Mas, Alhamdulillah,” balas Aisyah. “Dapat berapa Mas hari ini?” sambung Aisyah penasaran. “Alhamdulillah. Hari ini dapat Rp. 2.500.000,- Dek,” ucap Hendra sambil memberikan uang hasil jualan pada sang istri. Lalu Aisyah menaruh uang pemberian sang suami di dalam dompetnya.   Memang setelah pelanggan dan pembeli mie ayam di warung mie ayam milik kedua orang tuanya Eguh semakin ramai, membuat omset yang diperoleh
Magbasa pa
48. PART DUA PULUH LIMA
Pagi hari … Di sebuah rumah yang terlihat paling mewah dan megah dengan satu tingkat dan selepan beras dan jagung. Memang rumah H. Mansur ini adalah rumah yang paling besar dan megah di antara rumah-rumah di sekitarnya. Terlihat kesibukan dari penghuni rumah. Dikarenakan keluarga H. Mansur kedatangan tamu penting, yaitu kedua orang tua dari sahabatnya Hendra. Yang sudah menginap dari semalam di rumah H. Mansur. Sengaja hari ini Hj. Fatimah dan anaknya Cindy memasakkan masakan spesial sebagai sarapan mereka semua. “Wah, masak apa ne?” tanya neneknya Eguh Hj. Diah, yang tiba-tiba sudah berada di dapur. “E-eh Nenek,” ucap Cindy yang terkejut dengan kedatangan neneknya Eguh yang tiba-tiba itu. “Sudah Ibu di dalam saja, nungguin masakan matang dan siap,” jelas ibunya Cindy, yang sedang membuat bumbu sayur Lodeh Rebung. “Sudah santai saja, ibu pengen bantu-bantu,” kata neneknya Eguh, yang sudah mendekati ibunya Cindy. “Wah, sepertiny
Magbasa pa
49. ULANG TAHUN KE-17
Kebiasaan Cindy yang terbangun tengah malam dalam lelap tidurnya untuk melaksanakan shalat tahajud. Sebelum pergi ambil wudhu’, Cindy menyempatkan untuk mengirim pesan selamat ulang tahun pada Eguh. Dan kebetulan malam ini Cindy terbangun jam 12 kurang 15 menit. Sehingga dirinya masih sempat untuk menulis sebuah pesan singkat ucapan selamat ulang tahun pada sahabatnya Eguh dan mengirimkannya tepat jam 00.00.   “Akhirnya …, kini usiamu telah genap 17 tahun. Semoga makin dewasa dalam bertindak dan berfikir ya Guh. Semoga apa yang kamu impikan dan cita-citakan menjadi sebuah kenyataan. Met ulang tahun ya sahabat terbaikku,” sebuah pesan singkat masuk di kotak pesan nomor Eguh tepat jam 00.00 yang bertepatan dengan bergantinya hari dan bertambahnya usia Eguh.   Eguh yang mendapat kiriman pesan singkat ucapan selamat ulang tahun dari sahabatnya Cindy, masih terbuai dengan indahnya alam mimpi. Hingga tak sadar bahwa ada sebuah pesan singkat ucapan
Magbasa pa
50. PART DUA PULUH ENAM
Dua hari berlalu, seperti biasa Eguh membantu kedua orang tuanya di warung mie ayam. Dan juga pastinya ada Cindy di warung mie ayam milik kedua orang tua Eguh. Hari ini Cindy memang sengaja mampir ke warung mie ayam milik kedua orang tua Eguh untuk bantu-bantu jualan dan juga ingin ngobrol dengan sahabatnya. Hari ini suasana warung mie ayam milik kedua orang tua Eguh terlihat ramai dengan pembeli yang silih berganti keluar masuk warung, ada yang makan di tempat dan ada pula yang di bungkus. Meskipun sudah memiliki dua orang pelayan laki-laki dan perempuan. Tetap saja mereka kewalahan dalam melayani para pembeli yang selalu mampir ke warung mie ayam milik kedua orang tua Eguh untuk menikmati mie ayam bikinan Hendra yang maknyus itu.   “Alhamdulillah ya Guh, makin hari warung mie ayam milik kedua orang tuamu makin ramai aja,” kata Cindy saat lagi bikin beberapa minuman dingin dan panas pesanan pembeli. “Alhamdulillah,” timpal Eguh singkat, lalu ber
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status