Eguh memiliki seorang sahabat karib dari TK bernama Cindy. Kebersamaan mereka bagaikan Tom and Jerry, walaupun begitu jalinan persahabatan mereka berdua tak pernah terpisahkan, saling membutuhkan satu sama lain. Hingga waktu berlalu, dan dari kebersamaan mereka berdua, akhirnya di hati masing-masing insan ini, baik Eguh dan Cindy ternyata memiliki perasaan yang sama, mereka sama-sama saling jatuh cinta. Namun perasaan keduanya hanya bisa terpendam di hati, hingga takdir memisahkan dua sahabat yang saling jatuh cinta ini. Perpisahan yang menyisakan luka di hati namun tak berdarah, akankah melatih kedewasaan mereka untuk bisa jujur tentang perasaan masing-masing di saat waktu yang tepat akan mempertemukan mereka kembali. Bagaimana kisah cinta diantara dua sahabat ini? Apakah kisah cinta dua sahabat ini akan berakhir indah? Tunggu ceritanya di “Luka Tak Berdarah” ….
View More“Bagaimana, Nak,” tanya sang ayah dengan perasaan khawatir, ketika mengetahui anak laki-lakinya yang baru datang dari sekolah tempatnya menuntut ilmu. Walaupun Hendrawan mengetahui kalo anak laki-lakinya ini terbilang anak yang pintar dan selalu menjadi bintang kelas (selalu mendapatkan peringkat 1) selama ini di sekolahnya, di SMP Negeri 1 Bunga Harapan.
“Alhamdulillah, Yah, Bu,” ucap Eguh berkaca-kaca menyampaikan kabar gembira ini pada kedua orang tuanya, setelah hari ini dirinya menerima kabar kelulusan dari sekolahnya.
Hari ini adalah bertepatan dengan pengumuman kelulusan siswa SMP/MTs sederajad. Sehingga membuat seorang siswa bernama Eguh Hendrawan Putra merasa gelisah dan resah hatinya menunggu kabar kelulusannya, terlebih lagi kedua orang tuannya yang menunggu di rumah.
Tepat jam 8.00 pagi, para wali kelas masing-masing kelas IX mengumumkan berita kelulusan pada siswa didiknya di masing-masing kelas. Dan saat mengetahui dirinya dan semua teman-temannya lulus, hati Eguh merasa senang. Sujud syukur pun Eguh lakukan di dalam kelas setelah mendengar kabar kelulusannya.
Di rumah, setelah kedua orang tua Eguh mendengar berita kelulusan dari sang anak, kedua orang tua Eguh merasa senang dan gembira mendengarnya.
***
Eguh Hendrawan Putra adalah anak laki-laki dari pasangan suami istri bernama Hendrawan dan Siti Aisyah, dirinya tinggal di sebuah pedesaan bernama Bunga Harapan. Kedua orang tua Eguh bekerja sebagai penjual mie ayam. Walaupun dirinya berasal dari kalangan keluarga sederhana, Eguh tidak merasa kecil hati dengan nasibnya yang dilahirkan sebagai anak dari keluarga sederhana ini. Bahkan dirinya memiliki mimpi untuk bisa membahagiakan kedua orang tuanya kelak.
***
Hari sudah beranjak malam, dibangunan rumah yang terlihat sangat sederhana yang ditumbuhi banyak pohon buah-buahan di halaman depan dan belakang rumah, terlihat sebuah keluarga bahagia sedang bercengkrama setelah makan malam di ruang keluarga sambil menonton TV.
“Oh ya, Nak. Nanti rencana kamu mau melanjutkan sekolah dimana?” tanya sang ibu mengawali percakapan.
“Eguh inginnya sih melanjutkan di SMA Negeri 1 Kota Kumbang. Itu pun kalo ayah dan ibu mengijinkan,” jawab Eguh menjelaskan keinginannya pada kedua orang tuanya.
“Baiklah, Nak. Yang penting kamu di sana sekolahnya tidak bermalas-malasan dan ingat jangan suka berkelahir,” jelas sang ibu sedikit khawatir melepas anaknya untuk sekolah di tempat yang jauh dari pantauan mereka berdua. Apalagi ketika sang anak sedang marah, maka dirinya pasti tidak mampu mengontrol emosi yang menguasai dirinya.
“Insya Allah, Bu,” ucap Eguh berjanji pada sang ibu.
Eguh yang mendapat nasehat dari sang ibu, membuat dirinya merasa bersedih dan merasa sangat bersalah sekali kepada kedua orang tuanya, karena selama di SMP dirinya sering menyusahkan kedua orang tuanya. Meskipun Eguh seorang siswa berprestasi di sekolahnya, sifat liar dirinya yang suka berkelahir sedikit banyak membuat kedua orang tuanya khawatir.
“Sudahlah dek, mas yakin anak kita ini bisa jaga diri disana nanti. Lagi pula anak kita ini kan sudah besar, biarkan dia belajar untuk mandiri. Dan lagi pula di Kota Kumbang ada paman dan bibinya yang bisa menjaganya,” jelas Hendra panjang lebar menengkan hati istrinya yang terlihat khawatir.
“Memangnya Arman tugas di Kota Kumbang ya mas?” tanya Aisyah.
“Iya dek, kalo tidak salah baru kemarin dia dipindah tugaskan di Kota Kumbang,” jelas Hendra.
Dengan sedikit memberikan pengertian pada sang istri, Hendra pun bisa meyakinkan sang istri untuk tidak khawatir melepas kepergian sang anak yang ingin melanjutkan SMA di Kota Kumbang. Hendra juga bilang pada sang istri akan mencoba untuk menghubungi sang adik iparnya nanti.
Karena malam semakin larut, Eguh pun ijin kepada kedua orang tuanya yang masih duduk santai di ruang keluarga sambil nonton TV untuk pergi tidur. Lalu sambil menahan kantuk, Eguh beranjak pergi meninggalkan kedua orang tuanya menuju ke kamarnya. Sesampainya di dalam kamar Eguh tidak langsung pergi tidur, ia membaringkan tubuhnya sejenak di kasur.
‘Akhirnya usai sudah tiga tahun perjalanan diriku ini dalam menuntut ilmu di bangku SMP. Memang begitu banyak kenangan yang terjalin di masa-masa SMP, seakan semua memberikan gambaran nyata tentang perjalanan diriku dalam mencari arti sebuah kehidupan yang akan terus aku jalani,’ gumam Eguh dalam hati, hingga membuat dirinya larut dalam tidurnya.
***
Suara adzan subuh berkumandang di langit-langit kesunyian
Mengisyaratkan sebuah tanda untuk raga ini terbangun
Terjaga dari buaian bunga tidur
Untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim
Dengan masih sedikit mengantuk, Eguh mencoba untuk bangun dari kasur dan berjalan menuju ke kamar mandi yang berada di belakang rumahnya, setelah mendengar adzan subuh berkumandang merdu di telinganya. Eguh berjalan keluar kamarnya dan menuju kamar mandi dengan sambil mengucek-ngucek kedua matanya dengan menggunakan tangan kanannya.
Sesampai di kamar mandi, Eguh langsung membasuh mukanya dan dilanjutkan dengan berwudhu’. Setelah rapi dengan stelan sarung dan baju koko serta kopiah, barulah Eguh melangkah ke mushalla bersama dengan kedua orang tuanya.
Selesai menjalankan ibadah shalat subuh berjamaah dan mengaji, seperti biasa Eguh membantu kedua orang tuanya menyiapkan bahan-bahan untuk berjalan mie ayam. Tugas Eguh membantu ayahnya membuat adonan mie dan mencetaknya, sambil membantu mengiris-iris sayuran. Sedangkan sang ibu membuat kare ayam dan bumbu-bumbu pelengkap serta sambel.
“Oh ya, Nak. Nanti kamu ada acara kemana?” tanya sang ayah, sambil kedua tangannya mengaduk adonan tepung.
“Tidak ada, Yah,” jawab Eguh, sambil memotong-motong sayuran.
“Kamu bantu-bantu di warung ya, Nak. Soalnya akhir-akhir ini warung mie ayam kita pelanggannya mulai rame, kasihan ibumu kewalahan melayani pesanan pelanggan,” tanya sang ayah kembali, sambil menjelaskan panjang lebar kondisi warung mie ayam kedua orang tuanya.
“Siap bos,” jawab Eguh dengan semangatnya.
Melihat anaknya yang begitu semangat untuk membantu kedua orang tuanya berjualan, membuat hati kedua orang tuanya bangga dan senang.
Setelah semua bahan pembuatan mie ayam dimasukkan ke wadahnya masing-masing, barulah sang ibu menyiapkan hidangan untuk sarapan pagi. Sambil sang ibu menyiapkan lauk dan sayuran untuk menu sarapan pagi, Eguh membantu sang ayah mengantarkan bahan-bahan pembuat mie ayam ke kios tempat kedua orang tuanya berjualan mie ayam.
***
Keesokan harinya…Hari jum’at ini Eguh pergi ke sekolah seperti biasa. Selesai mandi dan mengenakan seragam sekolah warna cokelat serta sepatu hitam Eguh segera pergi ke sekolah. Sebelum berangkat ke sekolah, Eguh mampir dulu ke warung nasi di depan kosannya untuk sarapan. Sengaja pagi ini dia sarapan nasi uduk.Selesai sarapan barulah Eguh berangkat ke sekolah dengan jalan kaki. Saat Eguh sampai di depan gerbang sekolah, dia bertemu dengan Indah yang baru turun dari mobil yang mengantarnya.“Hai …,” sapa Eguh ramah, saat dirinya bertemu dengan Indah.“Hai juga!” balas sapa Indah.“Gimana kabarnya ni? Kok sepertinya sekarang jarang ke kantin?” lanjut Indah bertanya.“Ya begini ini …, Alhamdulillah baik. Kamu sendiri apa kabarnya?” jawab Eguh, lalu balik bertanya.“Lu bisa lihat sendiri kan kondisiku …, Alhamdulillah baik juga
Sore hari menjelang, pukul 16:20. Di sebuah kosan… BRAAKKK! Suara pintu kosan tertabrak sesuatu dari luar. Eguh, Andre, Baron, Heru, dan Alek yang lagi nyantai di ruang tengah sambil nonton TV. Tiba-tiba kaget mendengar suara gaduh akibat benturan dari sesuatu yang menabrak pintu kosan. “Lek, tolong lu cek ada apa diluar!” pinta mas Andre. Lalu segera Alek beranjak melangkah menuju keluar untuk mengecek apa yang terjadi di luar kosan. Namun ketika Alek membuka pintu kosan. Betapa terkejutnya dia melihat Jay sudah tergeletak di tanah dengan muka lebam penuh luka. Darah membasahi wajahnya. “JAYY …,” teriak Alek kaget. Eguh, Andre, Baron dan Heru yang mendengar teriakan Alek, langsung beranjak melangkah ke depan. “Bro, ada apa lu teriak-teriak!” ucap mas Andre agak berteriak kepada Alek. “Iya ne! seperti kagak ada kerjaan!” timpal mas
Keesokan harinya… Di pagi hari yang cerah, angin pagi berhembus sepoi. Burung-burung bernyanyi dengan kicauannya yang merdu. Mentari bersinar dengan senyum cerianya menyinari pagi. Rutinitas pagi hari yang selalu Eguh kerjakan, belajar dan bersih-bersih kamar. Terkadang dia juga ikutan memasak sarapan pagi dengan teman-teman kost lainnya. Setelah mengerjakan semua itu, barulah Eguh pergi mandi dan bersiap-siap untuk ke sekolah. Selesai sarapan Eguh pun berangkat ke sekolah seperti biasanya dengan berjalan kaki. Sesampainya di dalam kelas, Eguh segera berjalan menuju ke bangkunya yang berada di belakang. Setelah menaruh tas ranselnya diatas meja, dia pun duduk santai dan mengambil buku pelajarannya untuk jam pelajaran pertama di hari kamis. Sambil menunggu bel masuk Eguh pun meluangkan waktu untuk membaca novel karya Kahlil Gibran yang dipinjamnya di perpustakaan beberapa hari yang lalu. Dan saat sedang as
Hari berlalu, minggu berganti, tak terasa sudah dua minggu berlalu setelah Eguh putus dengan Indah. Dua minggu yang menguras hati dan pikiran sudah Eguh lalui dengan kesabaran dan keikhlasan. Bagaimana dia belajar untuk menenangkan hatinya dengan cara mengikhlaskan kepergian orang yang seharusnya pergi. Agar dia bisa move on dan kembali menjadi kepribadian yang ceria. Sehingga di masa depan dia bisa membuka hatinya untuk cinta yang lain. Rutinitas yang Eguh lalui seminggu kemarin pun lebih terasa semakin nyaman. Sehingga bisa membuatnya berdamai lagi dengan hatinya. Kini dirinya juga bisa kembali fokus dengan pelajaran di sekolahnya. Kini Eguh sudah tidak lagi merasa canggung ketika di kantin sekolah ngumpul dan ngobrol dengan Indah. Obrolan di antara Eguh dan Indah sudah terlihat lebih nyaman kembali, bahkan tak jarang juga mereka bercanda bersama. Eguh terlihat benar-benar sudah bisa move on dari sang mantan. Seiring be
Eguh melangkah berjalan menuruni tangga menuju ke lantai satu restoran. Saat Eguh melintasi lantai dua, tak sengaja Eguh melihat Indah dan ketiga sahabatnya sedang makan dan ngumpul. Lalu dengan rasa sedikit ragu dia menghampiri sang mantan yang sedang makan plus ngobrol santai dengan ketiga sahabatnya. “Hai semua …,” sapa Eguh ketika sudah berada di hadapan Indah dan ketiga sahabatnya. “Eh, Guh! Lagi ngapain ni?” sapa Erna agak terkejut dengan kehadiran mantan sahabatnya. Maklum aja, kalo mereka berempat sedang asyik ngobrol pasti tidak begitu peduli dengan situasi sekitar mereka. Indah yang membelakangi Eguh, tiba-tiba salah tinggakah saat sang mantan berdiri tepat di belakangnya. Lalu dia segera menoleh ke belakang. “Guh, kok kamu disini?” tanya Indah. “Iya Er! Ini aku lagi ada acara dengan teman-teman kosan. Gabung yuk?” ajak Eguh. “Kangen sama kamu yang pernah mengisi hatiku dengan keindahan cinta …,” goda Eguh ke Indah sambil sen
Dalam heningnya malam…Di kamar kost, terlihat Eguh terdiam dalam hening dan sunyi. dia memikirkan perubahan yang terjadi pada sang mantan. Dia seakan tak percaya dengan sikap sang mantan siang tadi di kantin sekolah. Situasi siang tadi di kantin sekolah, seakan telah membawa kembali kebahagiaan hati yang telah lama dinodai kegalauan.‘Aku kira dia tidak mau lagi mengenal diri ini yang hanya seorang anak penjual mie ayam. Tetapi tadi siang tidak! Saat aku melihatnya di kantin sekolah, dia malah memanggil dan mengajakku untuk gabung satu meja dengannya. Huffttt …, sepertinya berteman dengannya adalah pilihan terbaik buat kebersamaan kita!’ gumam Eguh dalam hati.Karena suntuk di dalam kamar, Eguh mencoba untuk bersantai di teras depan kamarnya. Sambil bersandar ke pagar tembok tepian teras bangunan lantai dua, dia bisa menikmati indahnya cahaya rembulan dan kerlip bintang-bintan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments