All Chapters of Pernikahan Karena Dendam: Chapter 21 - Chapter 30
37 Chapters
Bab 21
Pagi ini, Nesya berangkat ke sekolah dengan perasaan senang. Berulang kali ia mengulum senyum sambil sesekali melirik pria tampan di sebelahnya. Entah ketempelan jin atau setan mana, Fariz tiba-tiba menyuruh Nesya untuk masuk mobil. Meskipun terkesan karena keterpaksaan, namun bagi Nesya tidak apa-apa.“Pulang sekolah jangan keluyuran! Ini uang jajan untuk seminggu, jangan makan sembarangan, aku tidak mau melihatmu merintih kesakitan, sangat merepotkan!” ujarnya seraya melempar selembar uang berwarna merah pada Nesya.Mengangguk dengan mata berbinar-binar, kalimat yang keluar dari bibir suaminya, berhasil membuatnya terbang melayang. Entah ini namanya perhatian atau apalah, Nesya tidak peduli, ia tidak ingin merusak suasana hatinya karena berasumsi yang tidak-tidak.Selepas kepergian Fariz, Nesya melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah yang menjulang tinggi itu. Tiba-tiba dia terkesiap saat sebuah tepukan mendarat di bahunya, dilihatnya seorang
Read more
Bab 22
“Sya, pulang bareng yuk!” Fabian menepuk jok belakang motornya, dengan senyum penuh harap, dia menatap gadis manis itu yang setiap hari mengusik hatinya.“Ogah!” Nesya menolak mentah-mentah, dia kembali teringat dengan peristiwa menyebalkan saat dirinya bersama Fabian.“Kenapa? Ayo lah... Kali ini aja kok.” bujuk Fabian, dia tidak akan menyerah sebelum Nesya mengatakan iya. Pemuda itu tidak tahu bahwa Nesya sedang berusaha menghindar karena ancaman Fariz beberapa waktu yang lalu.“Ish.. Kalau aku bilang nggak ya enggak!” jawab Nesya ketus, lama-lama dia jengkel harus menghadapi dua lelaki yang tidak ada beresnya. Yang satu tukang ancam, dan yang satunya lagi pemaksa.“Dih galak amat. Buruan naik, udah mau hujan loh,” tangannya menunjuk ke arah langit, memang benar jika sebentar lagi akan turun hujan.Nesya menghela nafas, dia pun mengiyakan permintaan Fabian membuat lelaki itu senang bukan
Read more
Bab 23
Nesya langsung menutup mulutnya rapat-rapat, matanya sesekali mencuri-curi pandang pada Fariz yang terlihat sangat murka, apalagi setelah menyadari perbuatannya. Masih di tempat yang sama yakni parkiran, pikiran Nesya mulai melayang, memikirkan sesuatu yang akan terjadi setelah ini.“Masuk!” Nesya tersentak, saat tubuhnya didorong dengan kasar, belum lagi pintu mobil yang dibanting membuat jantungnya hampir copot.“Kak, tadi itu Fabian cuma ngajak aku makan,” Nesya memberanikan diri untuk berbicara pada singa jantan yang sedang mengemudi.Fariz tak menanggapi ucapan Nesya, pria itu terlihat mencengkeram kemudi karena saking kesalnya dengan Nesya, bisa-bisanya gadis itu malah membela Fabian disaat Fariz tengah marah.“Kak..” mulut mungil menggemaskan itu seolah belum puas mengoceh sebelum mendapat respons dari Fariz.“Apa kamu nggak bisa diam hah?” Fariz menepikan mobilnya, dia langsung mencengkeram pi
Read more
Bab 24
“Kak hentikan!”Suara erangan dan desahan memenuhi seisi kamar mewah itu, sore hari di kediaman Fariz dilalui dengan pergulatan panas dengan lawan yang tak sebanding, seorang gadis belia harus mengimbangi permainan pria dewasa, suaminya. Berulang kali Nesya memohon agar Fariz menyudahi aktivitasnya, namun pria itu seakan menghilangkan pendengarannya.“Aku mohon, Kak. Berhenti!” lirih Nesya seraya menggenggam erat sprei berwarna putih itu. Bahkan lututnya hampir copot karena kegiatannya yang sudah dilakukan berjam-jam tanpa jeda, gadis itu kelelahan, namun berbeda dengan Fariz yang tampak puas karena bisa menyalurkan hasratnya.Nesya terjebak dengan manusia licik itu, Fariz tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan untuk menyiksa Nesya yang tentunya menguntungkan dirinya. Saat Nesya memilih akan mengerjakan pekerjaan rumah tanpa makan, namun Fariz justru membalikkan keadaan. Dia memaksa Nesya agar membawanya terbang menuju surga dunia, tak p
Read more
Bab 25
Keesokan harinya, Nesya berjalan mengendap-endap menuju pintu utama. Gadis itu sudah membulatkan tekadnya untuk pergi dari neraka ini, jam masih menunjukkan pukul 04.00 pagi, tidak banyak yang dia bawa. Nesya hanya membawa dompet kecil yang ia selipkan di sakunya. Fariz pun tidak tahu menahu mengenai rencana kabur perdana itu, dengan tenangnya dia tertidur tanpa tahu bahwa Nesya sudah berhasil lolos dari gerbang yang menjulang tinggi itu.“Ayo Nesya, kamu pasti bisa!” Nesya berlari dengan langkah yang terseok-seok, ia masih merasakan nyeri di area intinya akibat ulah Fariz kemarin.Setelah dirasa cukup jauh, Nesya mulai memperlambat langkahnya, matanya melirik kesana ke mari. Sepi, hanya itu yang dilihat Nesya, namun dia tetap berusaha tenang, menyingkirkan rasa takutnya yang malah datang di saat yang tidak tepat.Mendekati area pasar, dimana sudah banyak orang-orang yang berlalu lalang. Nesya baru busa bernafas lega, meskipun dia tidak tahu posisiny
Read more
Bab 26
“Nesya Latisha...” suara berat nan menyeramkan itu membuat Nesya menelan ludah kasar. Tubuhnya langsung lemas setelah melihat Fariz yang sudah berdiri di belakangnya. Menghentikan gerakan menyantap nasi goreng dibayar cuci piring berjam-jam, rupanya Nesya benar-benar menjahili anak buah suaminya. Gadis itu merajuk karena tiba-tiba menginginkan nasi goreng, namun sialnya, anak buah Fariz sudah tidak punya uang lagi. Alhasil dia membuat perjanjian dengan pemilik warung dengan mengorbankan lelaki tampan tak bersalah itu.“Dan kau, apa yang kamu lakukan di sana?” manik elangnya menatap tajam pada anak buahnya yang ternyata bernama Radit.“Saya lagi nyari pahala Bos, barangkali saya mendapat keberanian untuk menyumpal mulut istri anda!” ujarnya seraya melempar spons dengan kasar, lelaki itu menggerutu. Bagaimana bisa dia terjebak dengan pasutri sableng yang selalu menyusahkannya?“Coba katakan sekali lagi!” Fariz member
Read more
Bab 27
Sore ini, Nesya perlahan membuka matanya. Setelah berjam-jam menangis meski tak tahu penyebabnya membuat rasa kantuk menyerangnya hingga berakhir ketiduran sampai sore menyapa. Dilihatnya manusia tak berakhlak yang tengah fokus pada laptop di depannya, Nesya mengintip, barangkali dia memergoki suaminya tengah melihat deretan kaum hawa dengan pakaian seksi. Namun tidak sesuai dugaan, karena layar laptop itu terpampang tabel-tabel yang ia tidak tahu fungsinya apa.“Bagaimana tidurnya??” tanya Fariz tanpa melirik Nesya, bahkan tangannya masih menari-nari di atas keyboard itu.“Tidak buruk, hanya saja aku merasa ngeri karena tidur ditemani monster ganas!” celetuk Nesya membuat Fariz langsung melotot arahnya.“Coba ulangi, aku tidak dengar!” Fariz berdiri kemudian berjalan mendekati Nesya, entah kenapa dia tidak suka dengan ucapan Nesya yang mengatakannya monster.“Ah tidak, aku mengatakan kalau tidurku sangat nyenyak,
Read more
Bab 28
Setelah malam itu, entah kenapa sifat Fariz perlahan berubah, dia tidak lagi memperlakukan Nesya semena-mena, apa itu karena dia sudah bisa berdamai dengan masa lalu atau semata-mata hanya karena calon anaknya yang kini dikandung Nesya. Entahlah, Nesya tidak begitu peduli, dia merasa senang jika hidupnya terlepas dari bayang-bayang penyiksaan. Namun sayangnya, kondisi fisiknya belakangan ini melemah, seperti pada saat ini, suasana kelas yang kondusif, namun tidak untuk kelas Nesya. Desas-desus mulai terdengar, disaat Nesya harus bolak-balik ke toilet lantaran rasa mual yang terasa secara terus menerus.“Kamu benar-benar nggak papa kan??” Fabian menyusul Nesya, menunggunya di depan toilet, kebetulan juga toilet siswa dan siswi letaknya bersebelahan. Dahi pemuda itu mengkerut, mendengar sahabatnya yang muntah-muntah di dalam toilet.“Nesya..” matanya melotot, melihat Nesya seperti mayat hidup, wajah yang setiap hari berseri-seri itu terlihat pucat
Read more
Bab 29
“Kenapa ha? Kenapa??” Fabian menatap Nesya dengan tatapan yang susah diartikan, jelas dia kecewa saat mengetahui jika sahabatnya hamil yang ia pikir masih lajang. Harapannya untuk menjadi pasangan Nesya seketika sirna.“A-aku..” Nesya tak mampu melanjutkan ucapannya, gadis itu masih terus menangis. Dia bingung antara harus senang atau sedih.“Ceritakan semuanya, bukankah kita sahabat?” pemuda itu mulai bisa mengendalikan egonya, besar rasa kecewanya namun tak bisa mengalahkan rasa cinta yang sudah tertanam rapi di hatinya pada gadis cantik itu, Fabian merengkuh tubuh mungil yang sedang rapuh tersebut, mendekapnya dalam kenyamanan, membiarkan calon ibu muda itu menumpahkan kesedihannya.Dengan berderai air mata, Nesya menceritakan semuanya, sebuah untaian kalimat yang di dalamnya mengandung makna yang mendalam, menggambarkan betapa tertekannya Nesya selama ini. Isak tangis yang terdengar memilukan, bagaikan ribuan panah yang me
Read more
Bab 30
Hanya bisa menghela nafas karena harus mendengar tangisan beserta curhatan hati seorang istri dari bosnya. Namun seketika Radit panik bukan main saat tiba-tiba Nesya tak sadarkan diri, beberapa kali dia menepuk pipi gadis itu, hingga akhirnya pria itu yakin bahwa Nesya benar-benar pingsan dan membawanya ke klinik terdekat.“Apa??” Radit membulatkan matanya tak percaya, sesekali dia melirik Nesya dengan atribut sekolah yang masih melekat di tubuhnya. Pria itu terkejut saat mendengarkan penjelasan dokter yang menangani Nesya.‘Hamil? Apa mereka melakukan atas dasar suka sama suka? Atau ini memang skenario Tuan Fariz?’ Pria yang dikenal sebagai tangan kanan Fariz itu tampak berpikir, ia bahkan tidak sadar bahwa Nesya sudah tidak berada di sana.“Maaf Mas, apa Anda tidak ingin menyusul istri Anda??”“Istri?” Radit mengernyitkan dahinya, bagaimana bisa dia dikatakan mempunyai istri jika menikah saja belum. Namun
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status