All Chapters of Terpisah Sebab Pariban: Chapter 21 - Chapter 28
28 Chapters
21. Sarapan dari Lina
"Bangsat main mati-matiin telpon sesuka hatinya aja sih Lina ini." Batin ku.    Aku pun langsung bergegas mandi, belum aku masuk ke kamar mandi, Alex datang.   "Pagi kali kau datang Lex, ada apa?" Tanya ku ke Alex.   "Nggak apa-apa Way, cuma lagi suntuk aja nih." Kata Alex.   "Kau anggap kosan ku ini taman hiburan ya Lex. Kalau kau suntuk, kau datang kemari." Kata ku.   "Iya memang. Selama ini aku memang selalu anggap kosan ini taman safari Way. Lihat itu foto monyet imut lagi main Dj." Kata Alex sambil menunjuk foto ku.   "Bangsat kau Lex." Kata ku sambil melemparkan baju ku yang baru saja ak
Read more
22. Lapar
"Makasih." Bisikku di telinga Lina Sambil berjalan menuju alat DJ ku, untuk mempersiapkan musik yang akan aku mainkan di acara reunian Marta, dan Denny.   "Sama-sama." Kata Lina sambil tersenyum merasa lucu, karena aku dan Alex memaksa kan diri menelan masakan pembantunya yang sangat asin luar biasa itu.   "Eh Lex, nanti malam kau mau ikut?" Tanyaku ke Alex.   "Kemana?" Alex kembali bertanya.   "Udah ikut aja!" Kata Lina.   "Iya, ikut aja. Pesta kita nanti malam." Kataku ke Alex.   "Pesta apa?" Tanya Alex bingung.   "Sudah banyak kali tanya kau bagudung (tikus) ikut aja lah kau pokoknya nanti malam." Kataku ke Alex.  
Read more
23. Makan mie instan
"Hem… Lex-Lex. Entah kapan dompetmu nggak pernah ketinggalan, selalu ketinggalan. Entah pun nggak punya dompet kau Lex." Kataku ke Alex sambil memberinya uang untuk membeli mie instan.   "Bisa jadi." Jawab Alex sambil tersenyum, dan mengambil uang yang aku berikan.   Setelah mengambil uang yang aku berikan, Alex pun langsung pergi membeli mie instan di warung sebelah kosan ku, sehingga tidak butuh waktu lama untuk Alex membeli mie instan, yang sementara untuk mengganjal lambung kami, sampai kami berada di acara reunian SD (sekolah dasar) Marta.   "Nah, nih mie nya." Kata Alex yang baru saja kembali dari warung.   "Kau masak lah Lex." Kataku ke Alex.   "Hem… judulnya mie instan, tapi harus dimasak juga. Udah... diseduh pakai ai
Read more
24. Menuju acara reuniaan Marta, dan Denny.
"Lima pasang pakaian, kau bilang baru ya Lex, mau sampai berapa pasang lagi rupanya  buat memenuhi lemari pakaian punyamu Lex." Kataku ke Alex   "Tenang lah Way… kok tegang kali, besok aku balik kan pakaianmu semuanya, gampang itu, tenang, selow." Kata Alex agar dapat meminjam pakaian aku lagi.   "Hem… suka mu lah Lex, capek kali aku udah kau tipu-tipuin aja Lex. Mandi lah aku, oh iya jangan kau serak-serak lemari pakaian aku ya lex." Kataku ke Alex sebagai jawaban kalau kali ini dia boleh lagi pinjam pakaian aku.   "Ok siapa tuan." Jawaban Alex sambil hormat.    Tidak sampai satu jam berlalu. Aku, dan Alex sudah siap untuk berangkat ke acara reunian Marta, dan Denny. Tapi Lina yang sudah berjanji untuk pergi bareng belum datang, membuat kami harus menunggu dia.
Read more
25. Acara reunian Marta dan Denny.
"Hai.." Sapaan Lina ke Marta yang sedang mencari kami.   "Hai… cantik kali bah, ini hari kau Lin" Sambutan Marta pada Lina sambil mencium pipi kanan dan kiri Lina.   "Makasih, ini hari kau pun juga cantik Marta." Kata Lina yang membalas pujian Marta.   "Sudah boleh masuk belum nih?" Tanya ku pada Marta.   "Oh... iya ya ya, ayuk masuk yuk!" Jawab Marta sambil tersenyum.   "Ok... oh iya, gimana Marta sudah lengkap alat-alat DJ yang kau sewa?" Tanya ku ke Marta sambil jalan masuk ke restoran milik Marta yang sangat mewah itu.   "Enggak tahu sih, yang ngatur itu semua si Denny kemarin, tapi cek aja nan
Read more
26. Acara menjadi kacau
"Ah… masa iya, dulu kau satu sekolah dengan Marta?" "Alffy Rev, kalau kau mau mereka menikmati acara malam ini yang kau pegang!" Laras tidak menjawab ku, dia malah menyarankan ku kembali untuk putar musik dari alffy Rev. Aku putar satu lagu dari Alffy Rev yang berjudul Wonderland Indonesia, lalu aku lihat si Laras, dia melihat ku dan menaikan sebelah alisnya, lalu melirikan matanya ke para tamu, seakan dia sedang memberiku isyarat agar aku segera melihat reaksi para tamu. Menyadari isyarat dari Laras, aku langsung melihat tamu, aku lihat reaksi mereka yang sebelumnya saling mengobrol kini semua bola mata mereka melihat ke arahku. "Harusnya kau menyadari dari pertunjukan sebelumnya!" Bisik Laras lagi di teling
Read more
27. Psikopat
Dor…   "Buang senjata kalian tiga!"  Dengan satu tembakan ke atas, empat pria berjas hitam, berdasi merah, dan berkacamata hitam tiba-tiba datang mengancam ketiga pria yang telah membunuh tiga satpam Marta.   "Aduh… siapa lagi lah ini." Batin ku karena melihat empat manusia yang sama nggak jelasnya dengan tiga orang yang telah membuat hidung Lina berdarah. Tapi yang empat orang ini berbeda senjata dengan tiga orang itu, mereka membawa empat senjata ak 47, sedangkan tiga orang tadi hanya membawa tiga pistol.   "Haha…" Bukannya merasa terancam, ketiga brengsek itu malah tertawa.   "Psikopat ini tiga orang." Batin ku karena melihat reaksi mereka tertawa.  
Read more
28. Datangnya kepolisian
Putaran pertama, ujung pistol mengarah ke arah anak buah ibuku, dalam arti anak buah ibuku yang harus menerima tembakan di kepalanya.   "Haha… mati lah kau!" Kata lawan dari anak buah ibu ku.   Ctek, ctek. Dua suara tembakan dari silinder pistol yang kosong.   "Haa…! Aku mati, aku mati." Ejek dari anak buah ibu ku.   "Cuih…" Suara ludah dari lawan main anak buah ibuku, dia sengaja untuk memancing emosi, agar terjadi keributan untuk menghentikan permainan.   "Apa ini? Apa?" Reaksi dari teman-teman anak buah ibu ku yang emosi, sambil menodongkan senjata.   "Jangan… turunkan senjata kalian, karena ini
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status