Lahat ng Kabanata ng Mengapa Kau Membenciku? : Kabanata 51 - Kabanata 60
71 Kabanata
Part 51 : Belum Siap
    Kali ini Devano memiliki kebiasaan baru. Rasanya senang sekali menatap wajah cantik dihadapannya itu kini tengah tertidur lelap yang sama sekali tak menyadari kehadirannya. Devano pun naik ke atas ranjang lalu didekati istrinya yang kini sedang tidur membelakanginya. Sambil tersenyum disibaknya rambut Sinta, namun tak dilepaskan sentuhan tangannya itu seraya dici*mnya rambut yang tergerai harum mewangi itu. Benar-benar membuat isi kepalanya melayang. Gadis yang berada di hadapannya kini adalah makhluk yang mampu memberikan warna baru dalam kehidupannya yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Karena sebelum bertemu dengannya perspektif Devano tetang hidup adalah meraih kesuksesan dalam karir dan juga binis yang digelutinya selama ini, namun hal tersebut kini mulai berubah karena baginya Sinta kini adalah prioritas utama di atas segalanya. Sosok di hadapannya saat ini sangat berharga di dalam hidupnya yang tak bisa ditukar dengan apapun itu sekalip
Magbasa pa
Part 52 : Malam Indah
    Sudah sebulan lamanya Sinta dan Devano menikah, sebuah kebahagiaan dan ketentraman jiwa kian mereka rasakan berlipat-lipat karena kini mereka sudah ada yang menemani setiap harinya. Saling mensuport, saling bercanda serta saling berbagi, namun hanya satu yang belum mereka lakukan layaknya suami istri pada umumnya, yakni Sinta masih belum menunaikan kewajibannya sebagai istri seutuhnya. Entahlah dia merasa belum siap, karena hal itu masih baru untuknya dan dia benar-benar buta akan semuanya. Seolah ada ketakutan dalam dirinya sehingga alasan demi alasan selalu ia buat untuk menghindari hal tersebut. Devano sendiri adalah sosok suami yang sangat mencintai istrinya dengan sepenuh hati, pantang baginya memaksakan keinginannya yang membuncah kepada istrinya jika belum siap, karena bagaimanapun juga segala sesuatu yang akan mereka lakukan nantinya harus didasari oleh sebuah keinginan dan kerelaan diantara keduanya dan Devano akan selalu menunggu dengan sabar
Magbasa pa
Part 53 : Hamil
    “Fero aku pertegas lagi, aku sudah menikah dan memiliki suami! apa yang sudah kita lakukan tempo hari di ruang rapat itu adalah di mana saat itu aku masih single dan belum menikah, hal itu tidak akan aku ulangi lagi sampai kapan pun!” sahut Sinta dengan lugas. “Bagaimana jika aku mau mengulangi ci*man itu lagi dan lagi?” goda Fero yang tak mau menyerah begitu saja.  “Jaga sikapmu Fero! kamu itu orang yang berpendidikan tinggi dan memiliki kedudukan di sekolah ini, jangan sampai karena sikapmu ini membuat reputasimu hancur!” Sinta mengingatkan Fero untuk tidak bersikap impulsif. “Saat ini hanya kamu prioritasku sayang, untuk yang lain aku sudah tidak peduli sedikitpun!” elak Fero. “Kamu memang benar-benar sudah gila Fero!” “Iya aku gila karena mu, karena begitu mencintaimu dan juga merindukanmu!” Fero kembali menegaskan kata-katanya bahwa ia masih sangat terobsesi dengan mantan istrinya itu. kemudian diraihlah
Magbasa pa
Part 54 : Dua Kebahagiaan Sekaligus
      Setelah Dokter menuliskan resep untuk diberikan Devano, kemudian ia pun segera ke ruangan di mana Sinta dirawat, terlihat Fero di sana menemani Sinta yang masih terbaring di hospital bed. Fero tak kalah khawatirnya dengan Devano karena ia yang mengetahui terlebih dahulu detik-detik mantan istri yang masih dicintainya tersebut pingsan. “Loh Fero kamu belum kembali?” tanya Devano sambil tersenyum ramah. “Iya Sinta sendirian bukankah kamu pergi ke ruangan Dokter?! mana mungkin aku meninggalkan dia sendirian, aku takut dia nantinya butuh apa-apa!” Jawab Fero. “Terima kasih banyak  Fero, kamu sudah menolongnya dan membawanya kemari!” tutur Devano sambil bersalaman dan menepuk-nepuk lengan Fero. “Iya sama-sama! karena sudah ada kamu di sini, maka aku akan kembali kesekolah!” sahut Fero. “Oh ya Sinta, apa kamu juga tidak mengucapkan terima kasih kepadaku?” tanya Fero menggoda Sinta, ia sama sekali tid
Magbasa pa
Part 55 : Proses Kelahiran Yang Mendebarkan
      Sama halnya seperti Ibu hamil pada umumnya, morning sickness juga dirasakan oleh Sinta. Setiap harinya selalu diwarnai dengan rasa mual bahkan mencium aroma dari bumbu di tumis saja rasanya pingin muntah dan pergi ke kamar mandi untuk mengeluarkan semua isi perutnya. Devano mengetahui betul apa yang dialami oleh istrinya sehingga ia tidak memperkenankan istrinya untuk memasak di dapur selama mengalami morning sickness karena ia tidak ingin sosok yang disayanginya itu merasakan ketidak nyamanan di masa kehamilannya. Entahlah sama seperti hari-hari sebelumnya menjelang tidur malam Sinta menginginkan makan yang aneh-aneh, makanan yang sangat jarang sekali ia makan di hari-hari biasa sewaktu ia tidak hamil. Dan saat ini ia begitu menginginkan makan lontong kupang, makanan yang banyak dijajakan di kota pasuruan dan sidoarjo jawa timur. Karena Sinta memang kelahiran asli jawa timur jadi pada saat ia sedang jalan-jalan di kota tersebut i
Magbasa pa
Part 56 : Do'a Aqiqoh
    Setelah 48 jam di rumah sakit pasca melahirkan, Sinta dan bayinya sudah diperbolehkan pulang. Bertambah lagi anggota keluarga di tengah-tengah keluarga kecil Devano dan Sinta. Kini suasana rumah lebih ramai dengan hadirnya suara tangisan bayi setiap harinya. Devano pun turut andil karena predikat suami dan papa siaga memang pantas disematkan kepadanya. Di tengah malam meski terkantuk-kantuk ia dengan suka rela mengganti popok si bayi begitu pula Sinta yang sudah bertekad untuk memberikan ASI eksklusif untuk sang buah hati meski sedang tertidur lelap dengan sabar dibangunkan untuk disusui. Benar-benar pengalaman baru yang membutuhkan tenaga ekstra, ketelatenan dan juga kasih sayang. Dengan kelahiran sang buah hati membuat perasaan sayang Devano kepada Sinta kian bertambah di mana ia melihat dengan jelas perjuangan sang istri untuk bisa melahirkan secara normal itu tidak mudah, butuh pengorbanan besar dan juga mempertaruhkan nyawa. Rasa sayangnya
Magbasa pa
Part 57 : Kelucuan Azka
  “Iya Bu semua furniture di rumah ini baru semua tapi tidak ada yang beli alias gratis, semua ini merupakan hadiah dari sahabat karib saya karena beliau memiliki perusahaan di bidang furniture!” ungkap Devano“Wah! ya pantas saja kalau gratis Pak, lawong yang punya perusahaan furniture adalah sahabatnya Pak Vano, lah kalau kita? siapa kita ya?” sahut Bu Ila.“Hehehe Bu Ila bisa saja!” tutur Devano sambil tertawa.“Pak! apa kami boleh lihat-lihat ke halaman belakang yang ada kolam renangnya itu kan?” tanya Bu Ila“Oh boleh! mau berenang di situ juga boleh kok!” celetuk Devano.“Ah kami tidak bisa berenang atu Pak!” jawab Bu Eni.“Tidak masalah juga itu Bu, karena kami juga menyediakan pelampung bagi yang tidak bisa berenang!” usul Devano.“Tidak..tidak…tidak…terima kasih banyak Pak!” tolak Bu Eni keta
Magbasa pa
Part 58 : Berlibur
    Hari ini Devano mengajak istri dan putranya untuk berlibur ke tempat yang masih tetap di wilayah jawa barat yaitu Pantai Sindangkerta, yang mana lokasinya berada di Cipatujuh-Tasikmalaya. Kenapa Devano memilih pantai Sindangkerta dari sekian banyak pantai yang berada di wilayah jawa barat karena pantai yang mereka kunjungi kali ini sangat bersih dan tak jauh dari sana terdapat resort favorit Devano karena selain memiliki berbagai fasilitas yang lengkap. Resort tersebut sangat nyaman jika membawa anak kecil. Sebenarnya tujuan awal Devano hendak membawa keluarga kecilnya berlibur ke luar negeri atau bisa juga ke luar kota yang jauh dari kota Bandung, namun Sinta menolak untuk pergi jauh dari rumah karena selain nantinya akan menempuh perjalanan panjang yang akan menghabiskan waktu dan tenaga namun juga Bagi Sinta banyak pantai di wilayah jawa barat yang belum ia kunjungi dan panoramanya tak kalah indah dibanding pantai di kota lain atau di negeri seberang
Magbasa pa
Part 59 : Demam
    Devano dan juga keluarga kecilnya beberapa hari yang lalu berlibur ke pantai selama 2 hari setelah itu mereka kembali pulang ke rumah. Sesampainya di rumah setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh mereka mencuci muka serta membersihkan diri untuk kemudian beristirahat. Kemudian keesokan hari seperti biasa Sinta memasak untuk sarapan pagi. Untuk Azka ia buatkan sayur sop wortel dan juga daging sapi kesukaannya sedangkan untuk suaminya ia buatkan chicken oregano. Di sertai dengan beberapa kudapan dan juga buah segar yang ia sajikan di atas meja makan. Setelah selesai disajikan semua Sinta pun memanggil suaminya yang tengah berada di ruang kerja. “Sayang sarapan dulu yuk! semuanya sudah siap!” ajak Sinta. “Oke sayang duluan saja dulu ya, sebentar lagi aku menyusul!” jawab Devano. “Oke jangan lama-lama ya! kalau gitu Mama panggil putra kita dulu buat sarapan juga!” “Oke!” Saat itu Azka sedang bermain di halaman b
Magbasa pa
Part 60 : Berduka
    Suara adzan subuh terdengar di indra pendengaran Sinta membuatnya terbangun dari tidurnya yang pulas. Saat itu menunjukkan pukul 04.30 WIB, ia pun bergegas untuk bangun dari tempat tidur. Teringat jelas kemarin suaminya bilang akan pulang tadi malam. Ia pun pergi ke ruang tengah namun terlihat sepi, kemudian bergeser pergi ke posisi ruang tamu masih tetap sama seperti saat ia tadi malam terakhir kali menutupnya. Kemudian ia pun berpindah memeriksa kamar sebelah, tempat di mana suaminya biasanya berbaring serta bersantai namun hasilnya juga sama tidak ada siapa-siapa di sana. Tanpa banyak berpikir ia pun memeriksa handphonenya sama sekali tak ada panggilan masuk setelah kemarin siang suaminya menelpon dirinya. Perasaan Sinta mulai khawatir lalu dicobanya untuk menghubungi suaminya ternyata HP nya tidak aktif. Tak ingin larut dalam perasaan khawatir yang kian mendera Sinta segera mandi, wudhu setelah itu sholat subuh. Entah ia sama sekali sedari bangun ti
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status