Semua Bab New duda: Bab 21 - Bab 30
49 Bab
Berhenti bekerja
Stecy tak percaya jika gadis kecil itu kembali berulah. Terniat banget Miyara ingin menyusahkannya, lihatlah pagi-pagi sekali Miyara sudah heboh sendiri merengek-rengek pada Galuh untuk membelikannya sebuah sepeda dan juga sepeda motor. Saat ditanya Galuh untuk apa, dengan entengnya Miyara menjawab untuk Stecy belajar. Sontak saja Stecy yang mendengar itu jadi kaget, tak menyangka bahwa Miyara akhirnya benar-benar meminta itu. "Iya, akan Papa belikan. Tapi belinya bertahap ya sayang," kata Galuh mencolek hidung mungil Miyara. "Iya kapan belinya Pa?""Nanti sayang.""Nantinya itu kapan Pa? Pagi, siang sore atau malam?" tanya Miyara menuntut kepastian."Astaga, putriku!" pekik Galuh terkekeh. "Pokoknya nanti akan Papa belikan. Sayang, memangnya kamu gak percaya sama Papa ya?" "Bukan gitu Papa, Miyara cuma mau kepastiannya aja. Soalnya Miyara udah gak sabar untuk di antar jemput sama Kak Stecy selama disini." Miya
Baca selengkapnya
Situasi yang tak memungkinkan
Galuh menggelengkan kepalanya kuat, ia merasa tak terima dengan ucapan Stecy barusan. "Nggak Stecy, saya gak mau kamu berhenti bekerja hanya karena masalah ini." ucap Galuh. "Dengar, saya akan membujuk Miyara." katanya berbisik di telinga Stecy yang menggeleng. "Bapak gak perlu ngelakuin itu, karena ini memang sudah pilihan saya." "Dan kamu pikir saya akan langsung menyetujuinya gitu? Enggak Stecy, saya gak izinin kamu untuk berhenti bekerja.""Kenapa?" tanya Stecy kaget dengan Galuh yang bersikeras menolak keputusannya yang ingin berhenti bekerja. Galuh pun terdiam, merasa dirinya tersudut dengan ucapannya sendiri. Stecy yang penasaran pun kembali bertanya. "Apa alasan Bapak sampai segitunya ingin mempertahankan saya tetap bekerja disini? Padahal kan ini sudah keputusan saya sendiri." "I-iya gak ada alasan. Saya hanya tidak ingin kamu berhenti bekerja saja." ucap Galuh terbata. Terlalu
Baca selengkapnya
Mimpi
Beberapa hari kemudian....Kondisi kesehatan mama Galuh sudah lumayan membaik, dan beliau juga sudah di perbolehkan pulang. Baik Galuh maupun Miyara tentu saja senang mendengar ini. Hubungan antara Stecy dan Miyara juga sudah lebih dekat dari yang biasanya seiring berjalannya waktu kebersamaan mereka berdua. Seperti siang ini, selepas pulang sekolah Miyara minta untuk dibuatkan makanan yang berkuah pada Stecy. Dan dengan senang hati Stecy menurutinya.Baginya, asalkan Miyara tak berulah menjahilinya maka ia akan merasa nyaman dan tenang."Sayang! Ini makan siangnya udah siap." ucap Stecy sedikit menjerit memanggil Miyara dengan sebutan sayang. Stecy tentu sudah tak canggung lagi memanggil anak Galuh dengan sebutan itu sedari awal mereka bertemu. Awalnya dulu Miyara sempat marah saat Stecy memanggilnya sayang, tapi sekarang tidak. Beberapa menit berlalu dan Miyara belum juga muncul ke ruang makan. Stecy yang gel
Baca selengkapnya
Ada yang hilang Pak!
Dua minggu sudah berlalu dan kini waktunya bagi Miyara untuk kembali ke pelukan sang mama. Fayla pagi-pagi sekali sudah datang ke rumah Galuh, dengan tujuan untuk mengambil Miyara. Stecy yang saat itu belum datang pun tentu tidak tahu jika Miyara sudah diambil kembali oleh sang ibu. Jadi begitu ia baru sampai terkejut tak mendapati sosok Miyara dimana pun. "Cari apa?" tanya Galuh penasaran."Ada yang hilang Pak.""Hah? Apa?!" Galuh mendelik kaget mendengarnya. "Apa yang hilang memangnya?""Miyara Pak," sahut Stecy dengan mata berkaca-kaca. "Miyara?" "Iya Pak, Miyara hilang. Ya ampun! Kok Bapak gitu doang sih reaksinya?" "Ya karena Miyara gak hilang." kekeh Galuh merasa geli mendengarnya. "Maksudnya?" Stecy terlihat bingung."Miyara gak hilang Stecy, kerena dia sudah dijemput oleh mamanya.""Benarkah?" Galuh mengangguk. "Tapi, kenapa sepagi ini menjemputnya?" 
Baca selengkapnya
Fayla berulah
Saat siang hari Stecy dikejutkan dengan kedatangan Miyara dan mantan istrinya Galuh. "Dia terus merengek meminta untuk kesini." ucap Fayla memberitahu sebelum sempat Stecy bertanya. "Oh, iya Mbak....""Fayla. Nama saya Fayla.""Ah iya, Mbak Fayla." cengir Stecy merasa malu karena lupa dengan nama mantan istri Galuh ini. Miyara mendekati Stecy yang saat itu juga langsung memeluknya. "Bagaimana sekolah hari ini, anak manis?" tanya Stecy membelai lembut dagu Miyara. "Bagus," sahut Miyara singkat yang kemudian merengek pada Stecy. "Aku lapar.""Oh, ya ampun! Ternyata gadis kecilku ini lapar ya?" Miyara mengangguk dengan manja."Mau Kak buatin sup ayam?""Mau, mau, mau!" Miyara berseru riang dengan mata berbinar bahagia. "Oke, kalau gitu kita masuk dulu yuk!" ajak Stecy. Miyara sudah melangkah lebih dulu masuk ke dalam rumah. Sedangkan Stecy masih diluar, menatap ramah pada Fa
Baca selengkapnya
Korban neng PHP
Sedari tadi bel pintu rumah Galuh terus berbunyi, tergopoh-gopoh Stecy melangkah demi membukakan pintu untuk sang tamu."Selamat siang, Mbak." sapa seorang pria yang terlihat tampan dan muda."Siang, cari siapa ya Mas?""Apa benar ini rumahnya Bapak Galuh?""Iya benar," Stecy mengangguk. "Ada apa ya, Mas?""Perkenalkan, saya Hamzah Mbak." pria yang bernama Hamzah itu mengulurkan tangan kanannya pada Stecy yang langsung menyambutnya."Saya Stecy, Mas.""Oh, jadi Mbak yang bernama Stecy?""Iya benar," Stecy mengangguk dan tersenyum ramah."Jadi begini Mbak, saya kesini atas perintah dari Pak Galuh." ucap Hamzah menjelaskan."Perintah apa ya?""Loh, apa Pak Galuh gak ada bilang apa-apa sama Mbak?"Gak ada. Gak ada bilang apa-apa tuh Pak Galuh sama saya." sahut Stecy apa adany
Baca selengkapnya
Perasaan aneh apa ini?
Galuh merasakan perasaan aneh pada dirinya setiap kali melihat kebersamaan Stecy dan Hamzah.Ini kali kedua ia merasa tak suka dan tak nyaman dengan kedekatan antara kedua orang tersebut. Padahal Galuh sendiri yang meminta bantuan Hamzah untuk membantu Stecy dalam belajar mengendarai kendaraan. Tapi, kenapa sekarang ia malah merasa panas dan marah."Kenapa sampai malam belajarnya?" tanya Galuh ketus. Sengaja ia begitu untuk meluapkan kekesalannya."Ini sudah yang kedua kalinya loh sampai malam gini. Saya sampai kelaparan jadinya karena Stecy belum membuatkan makan malam untuk saya."Hamzah yang mendengar itu pun merasa tak enak hati pada Galuh. Ia lekas meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi dilain hari. Cukup dua hari ini aja dia mengajari Stecy sampai malam hari.Galuh tak menjawab permintaan maaf Hamzah, dan malah menyuruh Stecy agar segera membuatkan makan malam untukn
Baca selengkapnya
Biar saya saja
Stecy tak habis pikir dengan jalan pikiran Galuh. Bagaimana bisa ia menyuruh Hamzah pulang dan dengan belagunya bilang bahwa dirinya yang akan mengajarkan Stecy belajar mengendarai kendaraan saat hari libur."Biar saya saja."Tiga kata Galuh tadi masih terngiang-ngiang di kepala Stecy yang masih tak percaya mendengarnya.Apa coba maksudnya Galuh bicara seperti itu? Bukankah Hamzah dia bayar? Lalu kenapa ia harus merepotkan dirinya sendiri begini?"Kenapa?" tanya Galuh pada Stecy yang sedari tadi hanya diam."Galau karena gak diajarin sama Hamzah ya?" goda Galuh dengan sengaja.Sontak saja Stecy melotot kaget mendengarnya, lantas ia pun menggelengkan kepalanya."Saya cuma gak habis pikir aja, kenapa Bapak sampai harus merepotkan diri sendiri untuk mengajari saya belajar mengendarai kendaraan? Padahal kan Mas Hamzah Bapak bayar untuk hal ini." ucap Stecy mem
Baca selengkapnya
Katakan, kamu nyaman denganku
Stecy mendengkus kesal, Galuh benar-benar kembali berubah ke sikapnya seperti semula. Lihatlah, bahkan pagi ini tak ada sapaan untuknya. Sampai pigi kerja pun Galuh tak ada mengatakan sepatah kata pun. Misalnya entah ingin di masakan apa untuk menu makan malam. "Huffhh, pria menyebalkan!" umpat Stecy membanting sapu yang tengah di pegangnya. Persetan! Ia terlampau kesal pada Galuh. Rasanya sungguh menyedihkan hanya karena tak mendapat perhatian Galuh. Begitu inginnya Stecy diperhatikan lagi oleh Galuh walupun itu lewat godaan dan kejahilannya. Stecy tak apa, ia tak masalah. "Huhu, aku rindu perhatiannya." ucap Stecy terisak. Dadanya terasa sesak bila kembali mengingat sikap cuek Galuh. Ia merasa sangat menyesali ucapannya waktu itu, ia terpaksa berbohong karena tak ingin membuat Galuh merasa bangga. Namun pada akhirnya Stecy mengaku kalah, ia menyerah pada kerinduan dan perhatian
Baca selengkapnya
Taruhan
Galuh merasa tak enak hati pada Hamzah karena sudah ia bikin bonyok begitu gara-gara dirinya yang sudah salah paham. Galuh sepenuhnya merasa bersalah, sebab akibat perasaan cemburunya ia memukuli Hamzah brutal. Tapi begitu baiknya Hamzah yang sudah memaafkannya dan tak mempermasalahkannya. Berulang kali Galuh meminta maaf pada Hamzah yang juga berulang kali mengatakan sudah memaafkannya dan mengatakan sama sekali gak apa-apa. Sementara Stecy sudah pulang sejak dua puluh menit yang lalu. Sebelum pulang Stecy tadi sempat meminta maaf juga pada Hamzah atas semua yang terjadi. Stecy jelas sadar yang terjadi karena dirinya, dia yang meminta Hamzah untuk membantunya menjalankan rencana untuk membuat Galuh cemburu. Tapi siapa sangka jika pada akhirnya akan berakhir seperti ini. "Gak apa-apa tapi bonyok begitu karena saya." kata Galuh masih merasa bersalah.Hamzah tersenyum, "sudah tak apa-apa Pak." "Baik banget sih kamu." tukas Gal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status