Semua Bab Sebening Cinta Anne: Bab 21 - Bab 30
50 Bab
Part 21. Srigala Berbulu Domba
Mobil range rover sport berwarna metalik baru saja terparkir di mansion Atmaja, pemiliknya seorang pemuda yang menampilkan wajah angkuh dan tatapan mata berkilat di penuhi muslihat.  Ya, pemuda itu adalah Raka. Sepulang dari Bogor, dia langsung pulang ke rumah mewah lantai 2 bergaya Eropa itu.  Begitu menginjak ruang keluarga, Momy Sandra dan Papi Erick sedang duduk di sofa dalam kebisuan. "Aku pulang, Mom, Pap," sapa Raka seraya berjalan mendekat. "Darimana kamu, Raka?" tanya Sandra dingin. "Dari rumah teman, Mom," jawab Raka. Sandra mendesah panjang. "Adikmu beberapa hari ga mau keluar kamar, kamu enak-enak main diluar," sindirnya pada Raka. Raka berpaling, seringai jahat terbit dari bibirnya. 
Baca selengkapnya
Part 22. Rasa yang Mulai Hadir
Finn masih berkutat dengan banyak dokumen penting yang bertumpuk di meja kerjanya, saat seorang OB kantornya mengetuk pintu ruang kerjanya."Pak, ada paket untuk anda," ucapnya."Baik, Mas. Tolong taruh di meja, ya," jawab Finn sambil tersenyum pada pria itu.Finn mengernyit sambil membolak-balik bungkusan paket yang ada di tangannya. Mencari nama pengirim, tapi tidak ada."Dari siapa?" gumamnya.Sebuah paket dia terima dari seseorang yang tidak diketahui namanya. Hanya ada namanya sebagai penerima paket, tapi tidak ada nama pengirim. Rasa heran bercampur penasaran merajai hatinya. Siapakah gerangan pengirim paket ini?Isinya apa?Hal ini berkecamuk dalam benaknya, menuntut jawaban yang belum dia temukan, Finn tampak masih menimbang-nimbang untuk membukanya. Beberapa menit berlalu dia habisnya memindahkan paket itu dari tangan kanan ke tangan kiri, terus aja seperti itu sampai lebaran monyet. HeheheGurat keraguan tamp
Baca selengkapnya
Part 23. Barang Bukti
"Menurut Om Federick, apakah Raka sudah mengetahui fakta ini?" tanya Finn. "Harusnya sudah, Finn. Raka tidak mungkin memanfaatkan Miska jika dia belum tahu hal ini, kan?" jawab Federick. "Iya, sih," balas Finn manggut-manggut.   Hening, tidak ada yang keluar dari mulut keduanya. Mereka tampak berpikir beberapa saat, sampai sebuah ketukan pintu terdengar. Di ambang pintu, seorang pria muda membawakan secangkir kopi untuk Federick. Aroma harum kopi segera menguat memenuhi ruangan. Menebarkan aroma yang menggugah selera.   "Terima kasih, Mas," ucap Federick ketika pria itu menaruh secangkir kopi di meja yang ada di depan ayah Hanzel itu.   Setelah selesai dengan tugasnya, pria muda itu mengangguk dan berpamitan keluar ruangan.   "Om, silakan diminum," tawar Finn. Federick menyeruput kopi itu perlahan.
Baca selengkapnya
Part 24. Miska Ditangkap Polisi
Mobil polisi memasuki mansion keluarga Atmaja, beberapa menit sebelumnya mereka terlihat berbicara dengan Security penjaga gerbang. Setelah penjaga membuka gerbang dan mereka memasuki mansion, beberapa orang petugas turun dari mobil. Mereka mengekori security  yang sedang melangkah untuk melaporkan pada pemilik rumah.   Tak berapa lama kemudian tampak Erick keluar menemui para petugas dengan wajah penuh tanya. Ekspresi heran bercampur khawatir menyeruak dari wajahnya yang tampak kebingungan, demi melihat petugas kepolisian di depan rumahnya.   "Ada apa, ya, Pak?" tanya Erick heran. "Kami membawa surat pemanggilan saudari Miska untuk kami bawa ke kantor, Pak," jawab salah satu petugas itu pada Erick.   "Maaf, Pak. Saya Erick, papinya Miska, jika boleh tahu, ini tentang kasus apa, ya?" tanya Erick. "Perihal kasus penculikan sa
Baca selengkapnya
Part 25. Kebahagiaan itu Tidak Bisa Dibeli
Ruang keluarga di mansion Atmaja tampak lengang. Hanya suara isak tangis Sandra sesekali terdengar, memecah keheningan. Sofa mewah bergaya eropa yang ditata di sudut ruang, biasanya menjadi tempat ternyaman untuk keluarga Sandra dan Erick. Biasanya mereka akan saling bersendau gurau, sebelum terungkap fakta yang sebenarnya. Miska biasanya akan menjadi bintang dalam keluarga itu, karena Sandra selalu memanjakannya melebihi apapun. Dan sejak terungkap kenyataan bahwa Erick bukan papi biologis Miska, seolah gadis itu menarik diri, membuat semua terasa berbeda. Hal itu mengundang kesedihan dalam hati Sandra. Terlebih hari ini Miska dijemput oleh polisi dengan sebuah tuduhan penculikan, bagaimanapun hati seorang ibu akan sangat bersedih melihat anaknya dituduh melakukan tindakan kriminal.   Mereka berempat duduk saling berjauhan, tak saling bicara hingga berpuluh-puluh menit. Setelah polisi membawa Miska pe
Baca selengkapnya
Bab 26. Alexa Membesuk Putranya
David, lawyer yang akan menjadi pembela Alex dalam kasus penculikan ini terus mengabarkan perkembangan kasusnya pada Dean Arga Dinata dan Alex waktu demi waktu.  Siang ini, saat mereka berdua mengunjungi Alex di penjara. Dean harus berjumpa kembali dengan Alexa, mantan istrinya. Dean memilih untuk menunggu sampai Alexa menyelesaikan urusan dengan putranya, daripada ikut nimbrung dalam obrolan dengan mereka. Pasca bercerai dengan wanita itu, dia nyaris selalu menghindari pertemuan dengannya. Sebisa mungkin dia tidak akan memberi kesempatan untuk dirinya kembali melihatnya, atau hatinya akan kembali terluka. Selama ini hanya sekali atau dua kali dalam sebulan Alexa menemui Alex. Mengajaknya berjalan-jalan atau kadang menginap di rumah orang tua Alexa. Itupun selalu dilakukan saat Dean tidak sedang di rumah. Jadi selama puluhan tahun, nyaris mereka tidak pernah saling sapa. 
Baca selengkapnya
Part 27. Kangen
Suasana L'Avenue Restaurant siang ini begitu tenang, meskipun banyak pengunjung yang makan siang di sini. Akan tetapi hati Hanzel justru malah bertolak belakang, dia tampak gusar, sejak tadi dia bolak-balik melirik Oris Aquis Titan yang melingkar dipergelangan tangannya. Dia tampaknya sedang tak sabar menunggu kedatangan seseorang. Ya, siang ini dia sudah janjian makan siang dengan Finn di restoran ini. Beberapa hari ini dia tampak sibuk dengan urusan perusahaan. Hari inipun juga dia masih berkutat dengan kesibukan yang sama, meeting dengan rekan bisnis untuk proyek yang akan mereka garap bersama. Sejak pagi Hanzel sudah berada di tempat ini, di meeting room restoran yang bergaya chic-etno-bistro ini dengan rekan bisnisnya. Hingga setengah jam sebelum jam makan siang, Finn mengajaknya untuk makan siang bersama. Jadilah Finn yang harus datang menemui Hanzel di restoran itu. 
Baca selengkapnya
Part 28. Terlambat Menyadari
  Anne masih berada di dalam ruang kelas menjahit, mengajari anak-anak penyandang tuna rungu belajar memotong pola membuat kemeja. Cita-cita gadis ini ingin menumbuhkan kemandirian dan jiwa wirausaha pada anak didiknya. Supaya suatu saat mereka bisa menggunakan semua ketrampilan yang telah dipelajari untuk mencari nafkah. Anak-anak telah membereskan semua alat belajarnya, karena kumandang adzan dhuhur telah terdengar.   Biasanya memang mereka belajar sampai sebelum jam makan siang. Anne selalu rutin mengakhiri tepat ketika kumandang azan dhuhur terdengar dari masjid yang tidak jauh dari yayasan mereka.   Setelah kejadian penculikan itu, Anne lebih banyak menghabiskan waktunya di yayasan, karena Hanzel melarangnya keluar dari yayasan. Terlebih jika keluar sendirian tanpa pengawalan dari dia ataupun Finn. Kadang pria itu terlihat terlalu over protektif pada dirinya, tapi gadis itu
Baca selengkapnya
Part 29. Raka Berulah Lagi
Senin pekan lalu persidangan kasus penculikan Anne sudah berjalan. Sidang yang cukup fenomenal karena dihadiri 4 keluarga konglomerat yaitu, keluarga Atmaja, Sudjatmiko, Arga Dinata dan Adi Wijaya. Pada persidangan yang pertama pekan lalu, kuasa hukum Alex telah mengajukan eksepsi terhadap dakwaan penuntut umum, pihaknya siap menghadirkan saksi yang untuk membuktikan tidak ada keterlibatan Alex dalam kasus ini. Kuasa hukum Alex menjelaskan bahwa keberadaan Alex di TKP adalah jebakan dari seseorang yang ingin mengkambing-hitamkan diri Alex. Sementara agenda sidang hari ini adalah pemeriksaan barang bukti yang di ajukan oleh penuntut umum, juga saksi-saksi terkait. Semua orang yang terkait dalam kasus ini telah hadir di ruang sidang. Miska tampak duduk tertegun di samping lawyer keluarga Atmaja. Sorot matanya kosong, dengan rambut yang diikat serampangan, bahkan cenderung awut-awutan. Bertolak bel
Baca selengkapnya
Part 30. Kecewa
Anne tidak tahu pria yang ada di sampingnya ini mau mengajaknya kemana. Gadis itu terlihat begitu kecewa, wajah mendung berselimut duka terpancar dari wajahnya yang ayu. Rasanya dia telah kehilangan kepercayaan dirinya untuk bisa lepas dari cengkeraman saudara sepupunya ini. Dia pasrah jika memang benar Raka ingin membunuhnya, mungkin memang hanya sampai di sini saja kisah hidup yang harus dia lewati.  Jika dia pernah bermimpi bisa menikah dan hidup dengan nyaman menjadi istri dan melahirkan anak-anak untuk Hanzel, sepertinya gadis itu harus berusaha untuk memupus semua harapannya. Sekarang mereka berdua telah berada di Surabaya, sudah melarikan diri sejauh ini dan Anne tidak melihat keberadaan mobil yang membututinya, sejak mereka pindah di mobil ini. Mungkin Finn dan Hanzel telah kehilangan jejak mereka, batin Anne berkata. "Ann, elo harus dengerin penjelasan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status