Anne tidak tahu pria yang ada di sampingnya ini mau mengajaknya kemana. Gadis itu terlihat begitu kecewa, wajah mendung berselimut duka terpancar dari wajahnya yang ayu. Rasanya dia telah kehilangan kepercayaan dirinya untuk bisa lepas dari cengkeraman saudara sepupunya ini.Dia pasrah jika memang benar Raka ingin membunuhnya, mungkin memang hanya sampai di sini saja kisah hidup yang harus dia lewati.Jika dia pernah bermimpi bisa menikah dan hidup dengan nyaman menjadi istri dan melahirkan anak-anak untuk Hanzel, sepertinya gadis itu harus berusaha untuk memupus semua harapannya.Sekarang mereka berdua telah berada di Surabaya, sudah melarikan diri sejauh ini dan Anne tidak melihat keberadaan mobil yang membututinya, sejak mereka pindah di mobil ini. Mungkin Finn dan Hanzel telah kehilangan jejak mereka, batin Anne berkata."Ann, elo harus dengerin penjelasan
Melihat Anne berjalan meninggalkannya, Raka segera berlari mengejar gadis itu. Pria ini tahu betul apa yang dirasakan gadis di hadapannya kini, saat ini Anne merasa sangat kecewa dan terluka padanya.Dia telah membuat skenario penculikan, setelah itu menawarkan persahabatan padanya, dan hari ini dia kembali melarikan gadis ini. Mungkin kesalahannya tidak bisa dimaafkan.Tapi bagaimana lagi, dia bahkan tidak menyangka akan terjebak dengan rasa yang tidak seharusnya dia miliki. Demi seorang Anne, dia bahkan telah melupakan ambisinya untuk menguasai kekayaan Atmaja. Cukuplah sekarang dia melarikan gadis ini, dan menikah dengannya, itu sudah lebih dari cukup.Tidak perlu lagi merebutkan harta Atmaja, hatinya memilih. Kali ini dia harus membawa Anne jauh meninggalkan ibu kota, supaya dia bisa hidup bersama Anne tanpa ada gangguan siapapun."Apa salahku, Ka. Hingga k
Bandara soekarno-Hatta hari ini tampak ramai seperti biasanya. Hilir mudik penumpang menjadi pemandangan yang biasa, seperti halnya di tempat umum lainnya. Dua orang pria dengan dandanan yang kusut, meski tidak mengurangi kadar ketampanan mereka, tampak duduk dengan malas di salah satu sudut. Mereka berdua adalah Hanzel dan Finn, keduanya masih mengenakan pakaian yang sama seperti saat mereka mengejar Raka dan Anne.Polisi masih sibuk berjaga-jaga di sepanjang bandara Soekarno-Hatta. Sudah dua hari akses di bandara di jaga ketat oleh mereka, dengan alasan untuk mengejar buronan melarikan diri.Wajah Hanzel tampak kacau, wajah kuyu, rambut acak-acakan mata kurang tidur. Pemandangan yang tak biasanya tampak pada pria tampan itu.Ini adalah kali kedua Hanzel merasa frustasi, sebelumnya saat dia semalaman memikirkan keselamatan Anne saat disekap, kini bahkan keberadaannya dimana belum diketahu
"Anne dalam bahaya ganda, Om. Bukan hanya dari Raka tapi juga dari orang lain," pekik Finn keras.Semua mata tertuju pada pemuda itu, mereka sama-sama tampak menghela napas gusar.Belum selesai satu bahaya, sudah sudah ada bahaya lainnya yang mengintai Anne. Duh, rasa khawatir segera menyergap dalam diri Hanzel.❤️❤️❤️Akhirnya semua tercekam dalam kebisuan, tak ada yang bersuara karena semua orang sibuk dengan pikiran masing-masing. Tiba-tiba gawai Federick berdering, memecah keheningan."Ya, Ar.""A-apa?""Okay, sebentar lagi aku ke sana," pungkas Federick mengakhiri panggilan."Siapa, Pah?" tanya Elena penasaran."Ardian, temen papa yang pernah papa ceritakan," balas Federick."Dia kasih kabar apa, kok papa panik?" tanya Hanzel
"Bawa aku ke kantor polisi, aku harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan jahatku," pinta Handoko lirih. Finn dan Hanzel saling pandang.Suasana hening, hanya desir angin dan percikan air dari kolam ikan milik Handoko yang memenuhi ruang pendengaran. Mereka masih tak bergeming di tempatnya. Melihat tubuh ringkih Handoko, tiba-tiba rasa iba menyeruak dalam diri Hanzel dan Finn. Mereka ingin menolak percaya, bahwa pria di depan mereka ini adalah seorang pembunuh berdarah dingin.Bagaimana mungkin pria yang kali ini tampak lemah dan tak berdaya ini mampu membunuh seseorang yang notabene telah memberinya makan, pekerjaan dan kenyamanan. Berapa harga yang dia terima dari seseorang yang telah menyuruhnya itu. Pada kenyataannya sekarang dia bukan hidup layak dari bayaran sebagai pembunuh itu, tapi justru hidup menyedihkan.Kenapa dia rela menggadaikan kesetiannya selama bertahun-tahun menjadi
"Jadi, kalian mau menikah di sini? Tar gue siapin segala sesuatunya, pokoknya semua beres," Rendy mengacungkan jempolnya dengan penuh semangat.Perkataan Rendi hanya disambut dengan gelak tawa Raka yang terdengar semakin nyaring, sementara Anne yang mendengar hanya bisa mencebik. Gadis itu tidak mengerti apa sebenarnya yang telah direncanakan Raka atas dirinya.Dih ... apa coba maksud teman Raka ngomongin tentang pernikahan.Hati Anne mencebik kesal.Raka tampak asyik berbincang dengan Rendy, berbicara tentang perkembangan bisnis mereka di sini. Juga rencana untuk mengembangkan bisnis dengan membuka cabang dan juga rencana merambah di sektor lain. Semua itu membuat Anne tidak nyaman berada diantara mereka berdua. Sehingga dia memutuskan untuk berpamitan dan memilih berjalan-jalan sendirian di tepi pantai.Keindahan pemandangan pantai Senggig
Sebening Cinta AnnePart 36Di tepi pantai senggigi seorang pria tua terus memandangi gadis muda yang sedang terpekur sendirian dan menghapus air mata dalam diam. Sejenak dia merasa dejavu, seolah kembali melihat sosok yang selama puluhan tahun ini dia rindukan. Wajah dan sosok tubuh gadis muda itu nyaris sama persis dengan wanita yang dia rindukan selama ini.Bibir tuanya bergetar saat menyebut sebuah nama, nama seorang wanita yang bahkan sampai hari ini masih merajai hatinya. Wanita yang selama puluhan tahun telah menjajah dan menduduki tempat terdalam dengan begitu kejam, tanpa belas kasih.Tapi kenyataannya, lebih mudah melawan dan mengusir penjajah dengan senjata fisik, daripada mengusir penjajah hati. Siksaannya membekas terlalu dalam, tanpa bisa dihapus meski puluhan tahun telah berlalu. Netra pria tua itu berkabut, aroma hujan deras seolah menguar begitu saja tanpa bisa dia tahan. Ada irama kesedihan yang bertalu-talu berdengung me
Aroma kebahagiaan selalu tercium wangi mengiringi kebersamaan keduanya. Persahabatan Andini dan Dewangga yang seperti kepongpong dengan kupu-kupu, tak ada yang memungkiri itu. Bahkan kedua keluarga mereka telah membaur seperti keluarga sendiri, saking akrabnya.Malam ini mereka menikmati makan malam dengan menu yang tidak jauh-jauh dari binatang laut, yaitu ikan laut bakar dan cumi asam manis di tepi pantai Kukup gunung kidul yogya. Di sepanjang garis pantai gunung kidul memiliki panorama yang sangat eksotis, dengan latar perbukitan juga karang pemecah gelombang di berbagai sisi, sangat indah. Di sepanjang garis pantai ini juga banyak sekali pantai baru yang belum di kelola dengan baik oleh Pemda.Deburan ombak, menjadi latar musik indah yang mengiringi makan malam mereka berdua. Karena hari ini weekend, banyak sekali yang sengaja menginap di penginapan di tepi pantai, menyewa resort atau hotel untuk menikmati waktu liburan mereka. Bukan hanya Andini dan Dewangga