Semua Bab Terjerat Cinta Sang CEO : Bab 171 - Bab 180
193 Bab
Sequel Part 79 (Emosi Gabriel)
Orang-orang selalu bilang jika pasangan pengantin baru akan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur ketimbang di kantor atau tempat kerja lainnya. Nyatanya itu benar dan sedang dialami oleh Gabriel.Sang CEO di Johnson Corporation itu benar-benar tak bisa sedikit pun meninggalkan sang istri lebih dari delapan jam. Ketika laki-laki itu di kantor, setiap saat pasti akan selalu mengirimkan pesan dan mengharap mendapatkan balasan dalam waktu singkat. Jika tidak, bisa dipastikan ia akan emosi.Seperti halnya pagi ini. Gabriel mengamuk pada Algio hanya karena salah meletakkan dokumen yang belum ia kerjakan.Hal itu tentu saja membuat sang asisten terkejut. Selama ia bekerja dengan sang CEO, ia belum pernah mendapat kemarahan sebesar ini.Tapi demi apa bosnya yang terkenal dingin dan cuek bisa mengamuk semengerikan ini?Begitulah pertanyaan itu menggema di kepala Algio. Meskipun ia sudah meminta maaf, Gabriel bersikap ketus padanya.“
Baca selengkapnya
Sequel Part 80 (Ketenangan)
Sejak Gabriel memutuskan panggilan teleponnya tadi pagi, tak ada kabar hingga waktu hampir sore hari. Wanita yang sejak tadi mulai gusar, berulang kali mengecek ponselnya.“Kenapa dia belum pulang?” gumam Becca kesal.Tanpa ia sadari, laki-laki yang ia rindukan sudah berdiri tepat di belakangnya membawa satu buket mawar merah segar. Laki-laki itu menahan diri untuk tidak tertawa mendengar umpatan yang jelas ditujukan padanya.Tak ingin melihat wanita itu merajuk, tangannya terulur memberikan buket itu tepat di depan wajah sang istri.“Terimalah bunga ini sebagai permintaan maafku, Baby,” bisik Gabriel mesra. Tentu saja perlakuannya itu membuat Becca terkejut dan menegang.Alih-alih menjawab, Becca malah memberikan pertanyaan. “Kau sudah pulang?”Gabriel mengangguk dan masih berada di belakang tubuh istrinya. “Ya. Aku baru saja pulang.”Tak salah Gabriel mendengar kelegaan dari istrinya.
Baca selengkapnya
Sequel Part 81 (Pembahasan Suami Istri)
“Apa yang kau lakukan, Gabriel?” tanya Becca yang masih mengenakan gaun tidur dengan jubahnya. Berjalan menuju dapur di mana Gabriel berada.Alih-alih menjawab, lelaki bersetelan kemeja tanpa jas itu mengangkat hasil masakannya pagi ini.“Gabriel?”“Tunggu sebentar, Baby. Duduklah di kursi dan temani aku sarapan,” perintah Gabriel tanpa menoleh sedikit pun.Wanita yang baru saja mengambil segelas air hangat itu mendengkus, tapi tak ayal menurut. Duduk di salah satu kursi dan meneguk air hangat untuk membasahi tenggorokannya.“Silakan, Nyonya Johnson.” Gabriel meletakkan dua piring pasta seafood dengan parutan keju di atasnya. Selain itu, ia juga membuat satu mangkuk salad buah.“Temani aku sarapan dan kau bisa beristirahat kembali setelah aku berangkat,” ucap Gabriel dengan seulas senyum di bibirnya. Dan sebelum ia menyantap sarapannya, lelaki itu sempat menarik tekuk Becca untuk me
Baca selengkapnya
Sequel Part 82 (Terjebak)
Setelan celana panjang berwarna hitam dan kemeja warna biru elektrik menjadi pilihan Becca pagi ini. Memulas bedak tipis-tipis dan lipstik berwarna nude, wanita itu terlihat lebih manis. Jangan lupakan kalung pemberian Gabriel semalam.Kalung berinisial huruf ‘G’ itu sebagai permintaan maaf sekaligus tanda kepemilikan. Ah, Becca mendadak geli mengingat keabsurdan laki-laki yang telah menjadi suaminya itu.Sulit ditebak dan selalu penuh kejutan.Bukan berlebihan mengatakan hal itu. Terhitung sejak mereka bersama, Gabriel lah yang lebih sering menunjukkan sikap kekanak-kanakan ketimbang Becca. Dimulai dari rasa cemburu tanpa melihat waktu dan tempat, menciumnya secara tiba-tiba ketika ada laki-laki yang memerhatikannya, dan masih banyak lagi.Bagaimana perasaan Becca? Tentu senang sekaligus kesal. Ia bahkan sering kali menutupi wajahnya dari pandangan pria lain. Hal itu semata ia lakukan untuk menghindari perang dunia ketiga.Kembali ke t
Baca selengkapnya
Sequel Part 83 (Kepanikan)
“Rapat akan dimulai dua puluh menit lagi, Sir.”Gabriel tak bergeming di kursi kebesarannya. Ia masih menatap layar ponselnya yang masih gelap. Tak ada tanda-tanda bahwa akan ada pesan atau panggilan yang masuk dalam waktu dekat.“Sir?”Gabriel mendengkus. “Kita pergi sekarang.”Lelaki dua puluh sembilan itu memasukkan ponselnya ke saku jas, tanpa mengubah pemberitahuan menjadi senyap.Sementara itu, dua orang perempuan digiring masuk ke dalam rumah tua, dengan tangan terikat di belakang.*Lucia mengernyit heran saat panggilannya tak bisa tersambung. Padahal, Becca menghubunginya dengan nomor yang sama.‘Kenapa perasaanku tidak enak?’Wanita paruh baya itu segera menelepon suaminya. Dan lagi-lagi ia harus menelan kekesalan saat mendengar nada dering ponsel sang suami berada di ruangan ini.“Kenapa kebetulan sekali dia tak membawa ponselnya?” gumam Lucia
Baca selengkapnya
Sequel Part 84 (Membidik Target)
Gabriel meremas ponsel di tangannya. Seolah-olah itu adalah penelepon yang telah lancang menculik sang istri tercinta.Tak membuang waktu untuk meratapi, laki-laki dengan emosi di hatinya itu menghubungi pengawal kepercayaannya—Peter. Langsung bertanya tanpa basa-basi.“Kau di mana?”“Di markas, Tuan. Saya sedang mengawasi pergerakan Albert Dominic,” jawab Peter tenang. Ia tahu jika sang tuan kini sedang panik dan pasti akan mengamuk.“Kau tau apa kesalahanmu, hah!” seru Gabriel tajam. Laki-laki itu tak bisa lagi mengontrol emosinya. Apalagi berhubungan dengan sang istri.“Sebaiknya Tuan datang kemari. Ada yang ingin saya tunjukkan pada Anda tentang Nona Celine Addison.”“Celine? Ada apa lagi dengan jalang itu?”“Datanglah, Tuan. Anda harus tahu sesuatu.”Alih-alih menjawab, Gabriel langsung memastikan sambungan ponselnya, dan bergegas meninggalkan ar
Baca selengkapnya
Pengumuman Terbaru
Halo readers Terjerat Cinta Sang CEO di mana pun kalian berada. Author membawa satu kabar bahwa akan ada GA pada 1 January 2023. Bersamaan dengan itu, buku ini akan mulai update lagi setidaknya 1 bab per hari.Syarat dan ketentuan akan Author bagikan di akun F@cebook AR Merry dan Inst@gram ar_merry92. Jangan lupa untuk memasang jadwalnya dan jangan sampai ketinggalan.Hadiah mulai dari pulsa hingga saldo Dana, OVO, Shopee, dan Gopay. Ikuti terus kisah di buku ini hingga tamat. Kontributor gems terbanyak akan saya beri hadiah saat buku ini berganti status tamat.Terima kasih masih membaca kisah Alexander dan Adelia, berikut kisah Gabriel dan Rebecca.
Baca selengkapnya
Sequel Part 85 (Mendatangi Musuh)
Celine harus menahan malu karena ternyata Gabriel tidak menciumnya, melainkan hanya membisikkan kata-kata godaan penggugah gairah. Beberapa kata yang dirangkai menjadi satu kalimat itu sukses membuatnya nyaris lupa diri dan menyerang Gabriel jika saja pria itu tidak menghindar. Ia menggeleng kencang saat jari-jari lentik dengan kuku panjang berwarna merah itu bergerak mengaduk secangkir kopi. Mengenyahkan bayangan liar yang menguasai, ia lantas beranjak seraya membawa minuman itu.“Silakan Gabriel.” Ia pun duduk di sofa lainnya dan menyilangkan kaki. Mengabaikan ujung lingerie tipis yang memperlihatkan kulit mulusnya.“Harumnya kopi ini mengingatkanku pada satu tempat,” ucap Gabriel setelah mengambil cangkir itu dan bersiap menyesap isinya. Namun, belum sampai menempel ke bibir, ia menjauhkan kembali.“Cafe yang dekat dengan kampus kita,” balas Celine kemudian. “Aku ingat kau selalu memesan kopi ini hampir setiap pagi.”Menarik sudut bibirnya tipis, Gabriel mengangguk. “Kau benar.” K
Baca selengkapnya
Sequel Part 86 (Ketegangan)
“Gabriel.”Seringai liar itu semakin mengembang. “Kau harus tahu, berkencan dalam kamusku bukan sekadar jalan berdua ataupun makan malam bersama.”Deg!Jantung Celine nyaris jatuh ke dasar perut. Sekejap ia tersipu hingga bias merah muda memenuhi kedua pipinya.“Kau tahu maksudku bukan?” tanya Gabriel dengan mata berkedip sekali.Wanita itu terhipnotis. Seumur hidupnya belum pernah ia duduk berdua dengan Gabriel dan berbicara santai, sehingga hari ini merupakan hari yang sangat bersejarah.“Celine,” panggil Gabriel dengan suara sedikit mendesah. Sengaja ia lakukan guna memancing reaksi Celine kemudian.Ajaib. Celine yang sudah memiliki jam terbang tinggi dengan para pria di atas ranjang tentu sangat paham.“Tentu saja.” Bibir Celine melengkung ke atas. Membentuk senyuman manja layaknya wanita penggoda. “Bagus.” Gabriel membalas senyuman itu. “Aku akan mengatur jadwal kita berkencan nanti. Setidaknya, setelah memastikan pekerjaanku selesai.”“Kenapa tidak malam ini?” tanya Celine tanp
Baca selengkapnya
Sequel Part 87 (Terkikis Kenyataan)
“Ide bagus. Lakukan apa yang kau mau.” Seringai liar dan mesum itu tersungging di bibir pemilik nama Albert Dominic.“Terima kasih, Sir. Saya akan ....”“Siapkan kamar yang bagus untukku,” perintah Albert dengan rahang mengeras. Ini adalah kesempatan yang telah lama ia nantikan. Tanpa mengalihkan tatapan liarnya dari Becca, ia lanjut berkata, “Aku ingin menikmati sekaligus memberi pelajaran pada jalang itu. Biar dia tahu, berhadapan dengan siapa dia saat ini.”“Baik, Sir. Akan segera saya lakukan,” jawab Derick dengan penuh semangat. Jika sang majikan bermain dengan tawanan itu, ini berarti dirinya juga akan mendapat kesenangan yang sama. Mengingat dia tertantang dengan wanita yang kini mengintai setiap gerakannya itu. Mengalihkan sejenak dengan kesenangan yang akan ia dapatkan, Derick lanjut bertanya, “Lalu, apakah ada permintaan lain seperti menyiapkan wanita ini tanpa pakaian, dengan keadaan terikat, atau ....”“Tidak perlu,” pungkas Albert cepat. Secepat kilat imajinasi liarnya b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status