All Chapters of Terjerat Cinta Sang CEO : Chapter 161 - Chapter 170
193 Chapters
Sequel Part 69 (Maafkan Aku, Honey)
Gerald mengeraskan rahangnya. Pertemuan dengan lelaki muda yang ia yakini membawa putrinya tidak menemukan hasil. Lucunya lagi, ia pun tak bisa apa-apa ketika ada satu kenyataan yang menyatakan memang keduanya telah menikah.“Apa yang harus aku katakan pada istriku?”Untuk beberapa saat lamanya ia berdiam diri di balik kemudi. Sepuluh jemarinya mencengkeram erat seolah-olah ingin meremukkan benda itu sebagai pelampiasan emosinya.Tak lama kemudian, satu panggilan dari nomor yang sangat ia kenali terpampang di layar ponselnya. Seketika ia dilanda kebingungan.“Ada apa, Honey?”Terdengar jelas helaan napas wanita itu di seberang sana. Dan telinga Gerald tak akan salah mendengar ada getaran lirih di dalam pertanyaan yang diberikan olehnya.“Kau di mana?”Pria paruh baya itu memejamkan mata dan mengucapkan maaf di dalam hati. “Aku  ... di jalan.”“Pulanglah. Aku menunggumu
Read more
Sequel Part 70 (Kedatangan Rubah Betina)
Waktu telah menunjukkan pukul satu siang. Sebagian karyawan pun sudah berlalu lalang di lobi kantor untuk keluar menikmati waktu istirahat mereka.Namun, hal itu berbanding terbalik dengan yang terjadi di ruangan sang CEO. Lelaki dua puluh sembilan tahun itu masih berkutat dengan beberapa dokumen di mejanya.Tanpa memedulikan jam makan siangnya, lelaki itu tampak fokus dengan deretan angka yang di dalam proposal kerja sama dengan perusahaan lain. Karena setengah hari ini, ia harus melayani kemarahan Daddy-nya dan juga menyambut kedatangan seorang pria yang mana adalah ayah dari istrinya.Suara ketukan pintu yang menggema membuyarkan konsentrasi lelaki itu untuk beberapa detik. Ia mendengkus.“Masuk.”Kembali pada dokumen di tangannya, ia tak memedulikan sang asisten masuk dengan seorang wanita bersetelan formal. Kemeja merah muda yang dipadukan dengan rok mini, ditambah sehelai blazer berwarna senada membuat penampilan wanita itu memeso
Read more
Sequel Part 71 (Terluka)
Wanita yang sedari tadi berdiri melihat pemandangan di luar unit menghela napas dalam-dalam. Sejak keberangkatan sang suami, ia tak berniat keluar kamar. Ia masih kesal mengingat perdebatan mereka tadi pagi.“Mama berharap ketika kau sudah menikah, kau bisa menjadi istri yang baik. Mama tidak bisa selalu ada di sampingmu untuk mengingatkan kau, Sayang.”“Ingat satu hal ini. Semarah apa pun dengan suamimu, jangan sampai kau tak melayaninya di rumah, maupun di ranjang. Diam tak selamanya menyelesaikan masalah. Bicarakan dengan kepala dingin apa yang membuatmu tak suka atau apa kesalahan yang suamimu lakukan.”“Semoga ... kau selalu mengingat Mama meskipun nanti kau harus tinggal bersama suamimu, Sayang. Bagaimanapun juga kau adalah putri Mama satu-satunya.”Tiba-tiba saja ingatan tentang nasehat sang mama memenuhi pikiran wanita itu. Membuatnya tersenyum kecut.‘Apakah artinya aku harus mengalah?’
Read more
Sequel Part 72 (Kepanikan Gabriel)
“Ya ampun, Nyonya,” pekik Sherly ketika melihat darah yang menetes  dari telapak tangan Becca. Becca meringis seraya menekan luka itu dengan tangan kanannya. Namun, ia masih bisa mengulas senyum agar Sherly tidak semakin panik. “Tidak apa-apa, Sherly,” ucapnya. “Ini hanya luka tak seberapa. Bahkan ...” “Ki-kita ke rumah sakit sekarang.” Tanpa menunggu jawaban sang nyonya, wanita itu mengeluarkan ponselnya untuk meminta bantuan. Selama perjalanan menuju rumah sakit, keringat dingin keluar dari tubuh Sherly. Tentu saja, bagaimana ia bisa tenang ketika sang majikan yang seharusnya dijaga malah terluka. “Maafkan saya, Nyonya. Seharusnya saya tidak membiarkan Anda memegang pisau setajam itu.” Seraya menahan rasa nyeri di bagian lukanya, Becca memberikan senyuman agar sang pengawal berhenti meminta maaf. Namun, ia salah besar. Sherly semakin menundukkan wajah. “Jangan menyalahkan dirimu terus, Sherly. Ini hanya nyeri sed
Read more
Sequel Part 73 (Sikap Kekanak-kanakan Gabriel)
Wanita yang tak lain adalah Celine Addison itu mengepalkan kedua tangannya. Wajahnya memerah seiring emosi yang menyeruak.Pemandangan yang baru saja Celine saksikan membuat aliran darahnya mendidih. Ia tidak terima ada wanita lain yang berada di dekat pria idamannya tersebut.“Seharusnya akulah yang direngkuh erat seperti itu oleh Gabriel. Bukan wanita jalang itu,” geram Celine dengan amarah yang menggebu-gebu.Dikuasai gejolak emosi, Celine mengambil ponsel di dalam tas yang akhir-akhir ini selalu ia bawa. Menggulir salah satu nomor kontak di deretan kontak dan melakukan panggilan singkat.“Bergeraklah malam ini. Berhati-hatilah,” pesannya pada seseorang di seberang sana. “Aku tidak ingin rencana ini gagal seperti sebelumnya.”“...”Celine menyeringai.“Ingatlah apa yang harus kalian ucapkan jika kalian tertangkap.”“...”“Lakukan dengan bers
Read more
Sequel Part 74 (Ketakutan yang Berbeda)
Note : Maaf, babnya agak panjang. Part berikutnya akan kembali ke 6-8 koin.Gabriel menggeram kesal. Marah pada dirinya sendiri karena tak punya keberanian mengatakan perihal kabar yang baru saja ia terima.Sial!Sudah pasti wanita itu merajuk karena ulahnya, yang tanpa sadar melamun selama mereka menikmati makam siang. Dan lebih parahnya, Gabriel tidak menyahut ketika sang istri memanggilnya berulang kali.Tak ingin mengundang kemarahan sang istri yang akan berakhir mengerikan, lelaki dengan wajah lesu itu memutuskan untuk tak kembali ke kantor. Ia akan membujuk wanita itu, lalu pelan-pelan berbicara empat mata.Jantung Gabriel berdegup kencang. Entah mengapa perasaannya menjadi tak karuan, padahal ini bukan pertama kali mendapati wanita itu merajuk.Dengan menyebut nama Mommy dan Grandma di dalam hatinya, Gabriel persis seperti remaja yang membuat kesalahan dan menginginkan maaf dari sang kekasih hati.Perlahan ia memutar kenop dan
Read more
Sequel Part 75 (Meminta Restu)
Nafas Becca memburu setelah ia mendapatkan pelepasan yang membutakan matanya, di susul oleh Gabriel yang turut mendapat hal serupa.Keringat hasil dari percintaan mereka, menciptakan rasa lembab di sekujur tubuh yang polos, tanpa sehelai benang.Belum ada yang bersuara selama beberapa saat lamanya. Tampaknya mereka masih menikmati euforia ledakan kenikmatan yang baru saja didapatkan.Lelaki yang lebih leluasa bergerak itu beringsut mendekat ke arah sang istri. Menatap dengan binar-binar cinta yang tercetak jelas di kedua manik kebiruan di sana.Dengan penuh kelembutan, punggung tangan Gabriel memberikan sentuhan pada pipi, sebelum ia bertanya lirih. “Bagaimana?”“Yang tadi nikmat sekali, Hubby,” jawab wanita itu dengan kedua pipi merona.Gabriel tersenyum geli. “Maksudku  .... tanganmu yang terluka itu. Apakah baik-baik saja?”Dalam sekejap kedua pipi Becca semakin memerah hingga ke leher. Ia d
Read more
Sequel Part 76 (Restu dalam Air Mata)
Untuk beberapa saat lamanya, Becca menatap pria itu tak berkedip. Ia bahkan tak bergeming kala pria paruh baya itu memintanya masuk untuk yang kedua kalinya.Hingga satu suara Lucia terdengar memecah keterkejutannya.“Gerald? Siapa yang datang?”Suara itu, suara yang amat Becca rindukan. Setelah beberapa minggu ia meninggalkan rumah, selama itu pula lah ia tak bertemu dengan wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya.“Ayo kita masuk, Baby.” Ajakan Gabriel langsung diangguki oleh Becca dan wanita itu semakin berpegangan erat pada lengannya.“Semuanya akan baik-baik saja, Baby.”Bukan ucapan, bukan pula sahutan, tapi satu senyum manis yang Becca berikan sebagai balasan untuk perkataan Gabriel barusan.Atmosfer di ruang inap VIP rumah sakit itu menjadi kaku ketika Becca dan Gabriel melangkah masuk, mendekati Lucia yang termangu di atas ranjang.“Selamat malam, Ma.”Adala
Read more
Sequel Part 77 (Nasehat dari Suami)
Harapan Becca pada sosok ayah sangat besar. Oleh karena itu, sedari kecil ia selalu bersemangat menghitung hari yang dijanjikan oleh Lucia.Anehnya, ketika pria yang ia tunggu bertahun-tahun ada di hadapannya, hati Becca mendadak ragu untuk menerima. Apalagi ketika ia teringat ucapan pemilik kelab malam—tempat ia bekerja dan bertemu dengan Gabriel.‘Kau itu cantik, Becca. See, wajahmu terlihat mahal. Tidak seperti orang kekurangan pada umumnya. Aku jadi curiga ... apakah sebenarnya kau adalah anak orang kaya yang tak diinginkan?’Tubuh Becca menegang kaku. Alih-alih menyambut sang ayah, ia malah beranjak dan berlari keluar dari ruang perawatan Lucia tanpa berpamitan.“Becca!” seru semua orang bersamaan.“Susul dia, Gabriel. Mama mohon.”Gabriel bangkit. “Mama tenang. Gabriel akan mengurusnya.”Setelah mengucapkan itu Gabriel langsung keluar mencari keberadaan istrinya.Di da
Read more
Sequel Part 78 (Kehangatan Gabriel)
Butuh waktu yang tidak sebentar bagi Becca kembali tenang. Dan sebagai suami yang pengertian, Gabriel tetap bertahan pada posisinya, meskipun kedua kakinya mulai kesemutan.Hingga setelah lebih dari tiga puluh menit lamanya, Becca yang sudah puas menangis berangsur melonggarkan pelukannya.“Sudah?”Becca mengangguk lemah.Kedua tangan besar Gabriel menangkup pipi Becca dan membawa tatapan wanita itu hanya berpusat padanya. Mengulas senyum termanis yang ia miliki, Gabriel kemudian mengecup bibir tipis itu sebelum berkata.“Menerima dan memaafkan memang tidak mudah, tapi menghindar juga tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Kau tau jika aku akan selalu di sampingmu apa pun yang terjadi nanti?”Becca ingin menggeleng, tapi terasa kaku. Memang yang dikatakan sang suami adalah benar. Ia pun tahu dan seratus persen sadar. Namun, ia hanya belum siap mendengar alasan mengapa ayah kandungnya harus meninggalkan ia dan sang m
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status