All Chapters of Secret Agent Maddox: Chapter 31 - Chapter 40
110 Chapters
Chapter 31. The Remains
Sementara menunggu, dirinya mencoba menemukan alasan yang tepat untuk melanjutkan penyelidikan dari beberapa kepingan puzzle yang ada. Maddox menghela napas dengan wajah muram. Dia tidak memiliki jalan keluar untuk mendapatkan Joe Black. Maddox yakin, lelaki yang menyerang April tempo hari adalah suruhan orang kepercayaan Russel tersebut. Sayangnya, hasil dari darah di pisau tidak membantu sedikit pun. Mungkin penyerang itu adalah imigran gelap, sebab tidak ada catatan di kepolisan yang bisa mereka temukan. Joe Black ternyata bukan sekedar tukang pukul yang bisanya hanya membantai. Pria itu memiliki rencana dan otak yang cerdas. Manusia yang mempunyai cara kerja rapi dan terorganisir dengan baik. Alih-alih mengejar Foxy dengan menyandera Daniel, Joe Black justru mengincar orang-orang yang Maddox sayangi. Pikirannya sangat terganggu, karena Joe Black selangkah lebih maju darinya saat ini. Bajingan yang Russel percayai itu mungkin telah mempelajari dirinya dan mengetahui dengan b
Read more
Chapter 32. Being Hunted
Maddox kembali dari lokasi pembunuhan dengan hati yang cukup gembira. Satu bukti yang cukup jelas ada dalam genggaman. Kini tinggal mengulik kembali kasus lama yang bisa menjelaskan di mana Russel berada. ‘Semoga.’ Itulah harapan Maddox selama perjalanan pulang. Ketika melihat lampu bensinnya berkedip, Maddox memutuskan untuk singgah di pom bensin sembari membeli rokok untuk stoknya malam itu. Antrean mobil cukup panjang. Seraya menunggu gilirannya, Maddox memilih beberapa botol yang akan menemani pencariannya nanti di minimart. Setelah memutuskan untuk membeli dua botol spirits, sekaligus mengantikan miliki Tim yang ia habiskan kemarin malam, Maddox bergegas menuju ke kasir. Tinggal dua orang lagi dan akan datang gilirannya. Maddox menebarkan pandangan ke sekeliling dengan wajah bosan karena menunggu. Matanya naik ke atas, melihat ke arah pantulan cermin bulat yang ada di dinding kasir. Detektif itu melihat seorang pria berkacamata hitam masuk dengan kedua tangan di saku. Seke
Read more
Chapter 33. Jimmy, the Jerk
Sepanjang perjalanan menuju rumah Tim, Maddox mengumpat dan merasakan penyesalan yang begitu mendalam. Seandainya dia tidak panik dan meminta bantuan, maka Corry Beck akan tetap hidup! Maddox terlalu berpikir singkat dan tidak menimbang akibatnya. Seharusnya dia tahu bahwa Joe Black adalah pria gila yang bertindak tanpa berpikir! Maddox sesekali melihat ke kaca spion untuk memastikan dirinya tidak diikuti. Dia kemudian menepi di bawah tol dan segera mengirim pesan pada Foxy untuk menemuinya di tempat dekat apartemen Jean. Dalam hati, pria itu terus berdoa semoga Joe tidak menemukan keluarga Tim. Setelah setengah jam lebih dia menunggu dengan cemas, seseorang dengan mobil SUV hitam menepi di belakang mobilnya. Foxy keluar dan berlari dengan tergesa. “Ap-apakah Joe berhasil melukaimu?!” seru Foxy dengan gugup saat melihat kondisi mustang tersebut. “Ya! Hatiku sangat hancur karena kaca mustangku pecah berantakan!” sahut Maddox dengan geram. Wanita itu menghela napas dan mengeraskan
Read more
Chapter 34. Odra Noisse
Maddox kembali menuang whiskey dengan meminta pada Foxy untuk melakukan untuknya. “Aku bukan bartendermu!” dengus Foxy dengan ekspresi jengkel. “Kau tidak akan banyak membantu, Foxy. Jadi lakukan hal yang berguna,” tukas Maddox. Wanita itu sangat merasa terhina. Namun apa daya? Maddox sepertinya sedang mencoba mendapatkan informasi dari Jimmy dan dia tidak memiliki kontribusi apa pun. Dengan sikap bersungut-sungut, Foxy melakukan apa yang Maddox minta. Jimmy menumpangkan kaki ke kaki sebelahnya, setelah menyalakan cerutu. “Sejak dulu kau selalu mempermainkan aku, Mad. Kenapa tidak kau habisi saja aku dan selesaikan langsung? Aku seperti tikus mainanmu. Apakah kau kehabisan ide hingga kembali ke mainan lamamu?” tanya Jimmy, sinis dan menyindir pedas. Maddox menggelengkan kepala. “Kau mengecewakan aku, Jim. Jangan mengingat hal buruk saja, aku juga pernah menyelamatkan pantatmu dari serangan Black Domino! Jangan melupakan jasa-jasaku! Kupikir kita berteman?” goda Maddox dengan ga
Read more
Chapter 35. Enemy Became Friend
Jimmy dan Foxy menatap Maddox yang mulai gelisah dengan pandangan tidak mengerti penyebab reaksi aneh detektif tersebut. “Durcho Voller … Merelyn Voller,” gumam Maddox dengan ekspresi wajah masih tertegun. Emosi dalam dirinya menggelegak dengan cara yang tidak disadari oleh kedua manusia di hadapannya. Sekian lama ia buta akan masa lalu dan asal usulnya, Maddox kini menemukan jika Russel-lah yang membunuh kedua orang tuanya! Takdir menuntun mereka ke dalam lingkaran yang sama, seiring selubung misteri itu terkuak. Kepala Maddox penuh dengan dugaan liar, hingga tebakan itu mengarah ke motivasi Russel mengirim Joe untuk memburu dia. Bisa jadi itu bukan karena Foxy semata, melainkan atas sebab dendam yang tertinggal atas kesalahan ayah juga ibunya dulu. ‘Mungkinkah Russel tahu siapa aku?’ batin Maddox dengan resah. Kian lama, pikirannya semakin membayangkan hal-hal mengerikan. Kemungkinan kedua kakaknya telah mati dibunuh lebih dulu juga melintas. “Kau baik-baik saja, Mad? Aku ti
Read more
Chapter 36. Fuck the Wrong Guy
Foxy, yang mulai bosan karena terus menunggu sementara Maddox sibuk mencari informasi dari Jimmy, akhirnya nekat keluar untuk minum di bar. Sudah empat gelas martini ia habiskan dan itu belum cukup memuaskan dirinya. “Seseorang mengirim ini untukmu,” ucap sang bartender padanya. Foxy menoleh ke arah bartender memberikan isyarat, siapa pengirim minumn tersebut. Ia melihat pria menarik dengan pakaian rapi dan tampak mahal. Jam rolex dengan berlian tiga karat melingkar di pergelangan tangannya. Dengan anggun dan elegan, Foxy mengangkat gelas martininya, sebagai ucapan terima kasih sekaligus undangan untuk mendekat. Sikapnya tampak tenang saat pria itu berjalan ke arahnya. “Kau terlalu banyak menghabiskan waktu di sini sia-sia,” ucap pria tersebut dengan merapatkan diri ke telinganya. Aroma parfum tercium dengan esens sangat menggoda. Sensasi itu membuat Foxy ingin melepaskan ketegangannya selama beberapa saat. Bersenang-senang dengan pria yang tahu menghargai dirinya mungkin solu
Read more
Chapter 37. Trapped
Sudah lima pesan terkirim, tapi tidak ada balasan sedikit pun dari Foxy. Maddox menilai jika wanita itu benar-benar ingin lepas darinya dengan cara sendiri. Usai mendapatkan data dari Jean mengenai tempat tinggal Russel, wajah Maddox masih belum bersemangat. Semua tempat yang tertulis dalam daftar alamat yang tertera di SIM atas nama Russel tersebut tidak lagi berlaku. Rumah, apartemen dan condonium itu telah berganti pemilik dan Russel seperti raib begitu saja. “Bisakah kau mengakses kamera lalu lintas di Las Vegas Strip seminggu terakhir? Tepatnya di dekat kasino Jimmy. Pastikan kau melihat limosin hitam milik Russel!” Jean mengetikkan jari-jarinya, tanpa menjawab pertanyaan Maddox. “Tidak ada kendaraan yang terdaftar atas nama Russel. Nihil!” Detektif itu meremas rambutnya dan tampak jengkel. Ia kemudian menyalakan sebatang rokok dan mencoba mencairkan otaknya yang membeku. Inspirasinya saat ini benar-benar tidak tergali! “Hei, Mad! Cek yang satu ini!” seru Jean dengan wajah
Read more
Chapter 38. Kidnapped
Berbagai rutuk dan umpatan terlontar untuk Maddox dalam hatinya. Namun, ketika menyadari bahwa ini adalah kesalahannya, Foxy berakhir dengan penyesalan. Seharusnya dia tidak pernah meninggalkan Maddox untuk bersenang-senang sendiri. Mustahil dia semudah itu memberikan tubuhnya pada pria asing. Semakin sadar ada yang tidak beres, Foxy mencoba mengingat kondisinya setelah minum gelas traktiran pria yang ia tiduri tersebut. Dirinya tidak akan pernah meniduri pria sembarangan tanpa pertimbangan. Foxy juga belum pernah melakukan hubungan seks dengan seseorang yang tidak ia kenal sebelumnya. ‘Pasti pria itu menaruh sesuatu dalam gelasku!’ pekik Foxy makin merasakan dendam membara. Seandainya ia berhasil keluar dengan selamat, Foxy bersumpah akan mencari pria itu dan melakukan perhitungan. Kembali terdengar suara langkah kaki mendekat dan kali ini bukan satu, melainkan beberapa pasang kaki. Foxy menajamkan pendengarannya dan ia mulai sadar jika bagasi itu sedang mencoba dibuka oleh ses
Read more
Chapter 39. Between Lies
Entah kenapa, segala rasa kesal dan jengkel seketika menguap saat melihat Foxy dalam keadaan tidak berdaya. Perempuan yang membelakanginya sedang menghantamkan palu bertubi-tubi pada kedua tangan Foxy, yang menyebabkan wanita pengacara itu menjerit histeris. Maddox tidak lagi berpikir, langsung menembakkan senjata dan tepat menembus tengkorak Ruby! Dor! Foxy menjerit ketakutan begitu cipratan darah seperti meledak dari kening wanita penyiksanya. Tubuh Ruby ambruk menindihnya dan Foxy semakin menggigil ketakutan. “Diam, Foxy!” bentak Maddox. Wajah Foxy tampak kacau dan kedua tangannya terlihat hancur. Maddox tidak bisa membayangkan kerusakan yang Ruby sebabkan pada kedua tangan kliennya. Dengan hati-hati, Maddox melepaskan tali pada pergelangan tangan juga kaki, lalu menopang tubuh wanita itu. “Kau tidak apa-apa?” tanya detektif itu kemudian. Foxy mengangguk sementara air matanya kembali berlinang. Dia tidak menyangka akan selamat dan Maddoxlah yang menyelamatkan dirinya. “Aku
Read more
Chapter 40. The Truth
Pagi itu Jean melihat wajah Maddox yang terlihat kusut dan muram. Saat ini Foxy masih mendapat perawatan, sementara Maddox memilih untuk diam di kantornya. Seharusnya Maddox menunggu Foxy untuk mendapatkan cerita yang benar dari mulut pengacara tersebut. “Apa yang telah kalian lalui, Mad? Bajingan yang menculik Foxy sudah tertangkap, tapi seperti ada sesuatu yang terjadi di luar peristiwa penculikan.” Insting Jean begitu tajam dan pengamatannya sangat jeli. Maddox menghabiskan kopi dan meraba-raba saku jaketnya. Mulut si detektif mulai mengeluarkan makian karena tidak menemukan bungkus rokok tersebut. Jean menarik laci dan melemparkan sebungkus rokok baru padanya disertai tatapan kesal. Dengan sigap Maddox menangkap. “Joe Black mendatangi kami.” Kalimat itu membuat Jean tersentak, ia mengurungkan ketikannya. “Maksudmu, pembunuh bayaran yang diutus Russel?” Detektif itu mengangguk sementara mulutnya mengisap batang nikotin dalam-dalam. “Ada sesuatu yang disembunyikan Foxy dan
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status