All Chapters of SARGIO: Chapter 51 - Chapter 60
62 Chapters
SARGIO. 49
Salsa termenung dalam duduknya, pulpen yang berada pada tangannya ia ketuk-ketukkan pada meja membuatnya menghasilkan sedikit bunyi yang memecahkan keheningan kelas 12 IPS 1. "Salsa, kamu sudah selesai?" tanya sang guru yang berada di depan sana. Salsa begitu larut dalam pikirannya sampai-sampai dia tidak mendengar ucapan gurunya tadi. Sebenarnya Salsa sedang memikirkan tentang Gio, siapa lagi yang Salsa pikirkan jika bukan Gio? Ntah mengapa walaupun menyiksa Salsa menyukainya, apa lagi Salsa sangat serindukan sosok tersebut yang akhir-akhir ini telah menghilang. Raganya memang ada, tetapi tidak dengan jiwanya. Semenjak kecelakaan waktu itu Gio benar-benar hilang ingatan dan ntah mengapa sifat dan sikapnya pada Salsa yang dulu juga ikut menghilang. "Apa boleh gue ragu kalo dia bukan Gio?" monolog Salsa, tangannya berhenti mengetuk meja dengan penanya kini tangan tersebut beralih untuk menompang pipinya
Read more
SARGIO. 50
 Garaga kini telah sampai pada sebuah taman yang cukup jauh dari lokasi perumahannya, ntah apa yang membuat Salsa membawanya ke tempat ini padahal terdapat taman juga yang berada tidak jauh dari perumahan Salsa, dan mereka juga bisa saja bertemu di cafe atau restoran bukan? Biar pun jaraknya cukup jauh Garaga tetap datang karena sepertinya ada hal penting yang ingin Salsa bicarakan. Sebelumnya Garaga menunggu Salsa di dalam mobil karena beberapa menit lalu Salsa mengirimnya pesan jika dia masih dalam perjalanan.Kini sudah hampir 30 menit berlalu Garaga pun memutuskan untuk keluar dari mobilnya lalu mulai memasuki kawasan taman tersebut guna mencari keberadaan Salsa, mungkin saja Salsa sudah tiba tetapi lupa memberitahunya.  Setelah mengelilingi tempat tersebut dan ternyata tidak ada Salsa, Garaga mencoba untuk menelpon Salsa yang sedari tadi tak kunjung datang, Garaga mulai menelponnya satu panggilan, dua panggilan,
Read more
SARGIO. 51
Dendam.Ketika satu kata itu tersimpan pada lubuk hati seseorang, sampai kapan pun hidupnya penuh dengan ketidakpuasan. Ia rela mengorbankan siapa saja dan apa saja hanya untuk membalaskan dendamnya, terlebih lagi ketika menyangkut sebuah perasaan dan juga hati. "Tangan ini ternyata masih bersih, tanpa turun tangan pun semuanya akan segera hancur." Seorang pria yang sudah tua itu kini tengah menatap dua bersaudara yang salah satunya akan mulai mengungkap identitas aslinya. "Bangun lo!" seru Rio membangunkan Gio yang kini tengah terduduk lemah pada sebuah kursi kayu yang berada di tengah-tengah ruangan kosong tersebut. Tangan dan kakinya terikat kuat oleh tali tambang, ketika Gio berusaha melepaskan diri dari tali tersebut justru malah memperburuk keadaan, tali itu semakin mengikat kuat dan menyebabkan pergelangan tang
Read more
SARGIO. 52
Bahagia itu akan datang tepat pada waktunya, semua orang menunggu waktu di mana kebahagiaan itu akan tiba sampai-sampai mereka melupakan sesuatu jika hal sekecil atom pun mampu membuat orang tersenyum. 0_0Salsa diam termengu dalam duduknya. Menunduk lesu, matanya menatap ujung sepatu miliknyanya yang terkena sedikit lumpur, beralih pada tali sepatu yang terikat tidak benar. Sudut bibir Salsa sedikit terangkat dikala mengingat  kebersamaanya dengan Gio, biasanya jika Gio melihat tali sepatunya yang terikat tidak benar dia akan marah-marah dan terus berbicara.Lalu Gio akan berakhir mengatakan, 'bisa nggak kalo nggak ceroboh? Kayaknya lo idup cuman buat bikin gue repot ya, ini jangan sampe lepas lagi kalo lepas langsung benerin, nanti kalo gak sengaja keijek talinya lo bakal jatuh gue kan gak mau liat lo luka.' Begitulah Gio
Read more
SARGIO. 53
Manusia selalu gegabah memutuskan suatu keputusan ketika emosi menyelimuti.•-• Betapa jahatnya takdir yang membuat rindu ini bergerumuh tanpa henti, tanpa pengobatan akan kehadirannya walau hanya lewat mimpi. ^-^ --- "Bokap gue punya villa di puncak, tapi villa itu udah kosong sih bisa jadi Bokap gue suru Rio bawa Gio ke tempat itu 'kan?" ucap Garaga setelah sekian lama dia berpikir sambil menunggu Ethan yang tengah melacak lokasi di mana keberadaan Gio."Bisa jadi, kita harus coba cek ke sana," ucap Darren menanggapi."Tapi, villa itu udah kosong sejak 5 tahun yang lalu apa mungkin?" tanya Garaga terselip sedikit rasa ragu dalam benaknya.
Read more
SARGIO. 54
Jangankan orang yang baru kita kenal, Bahkan seseorang yang berkata mencintai kita pun dia bisa pergi karena setelah kamu, Masih ada prioritas yang lebih besar yang dia prioritaskan.    Sekarang satu rombongan terpisah menjadi dua, mobil Garaga sudah jalan lebih dulu sedangkan mobil Ethan sempat tertinggal karena harus mengisi bahan bakar, begitu juga dengan Galih yang membawa motor, dia selalu membuntuti mobil Ethan. Galih membawa motor sendiri dengan alasan tidak ingin mabuk karena naik mobil, sebenarnya tidak sampai muntah-muntah hanya saja perutnya selalu tidak enak jika terlalu lama di dalam mobil. Kini mobil Ethan melaju dengan sangat lancar melewati jalanan dengan aspal hitam serta udara yang cukup sejuk karena mereka sudah memasuki kawasan bukit, terlihat dari sekitar yang penuh dengan pepohonan dan udara yang berbeda. Sebenarnya jarak yang mereka tempuh masih sangat jauh, Ethan melihatnya
Read more
SARGIO. 55
Bugh!   Satu pukulan tersebut mampu membuat seseorang tersungkur, beberapa pria berbadan besar dengan seragam yang sama-sama serba hitam itu langsung maju bersiap untuk membalas tetapi, langsung dihentikan oleh Dirga yang mengangkat tangannya sambil berusaha bangun dibantu dengan beberapa anak buahnya, dengan sombongnya dia meludah tepat di hadapan Agra.   Agra yang sudah tak lagi dapat menahan amarahnya dia kembali maju dan meraih kerah kemeja Dirga, lagi-lagi beberapa anak buah Dirga maju bersiap menghentikan Agra tetapi Dirga melarangnya dan membiarkan Agra. "Hentikan semua ini!" ucap Agra penuh penekanan.   Prok! Prok! Prok!...   Dirga tertawa sambil berte
Read more
SARGIO. 56
Matanya perlahan terbuka, samar-samar ia seperti menangkap bayangan seseorang yang akhir-akhir ini terus berada dalam pikirannya, seakan tidak percaya Gio berusaha menyadarkan dirinya dengan kembali menutup matanya dan membukanya kembali, berulang kali dia melakukannya sampai pada akhirnya Gio benar-benar sadar jika apa yang dilihatnya bukanlah halusinasi semata. Melihat gadisnya tak sadarkan diri di hadapannya dengan posisi yang sama-sama terikat oleh tali. Gio rasa ia sudah gagal melindungi Salsa, amanah dari Juna belum sepenuhnya Gio laksanakan seharusnya Salsa tidak berada di tempat ini. Gio benar-benar khawatir melihat keadaan Salsa sekarang, ntah bagaimana bisa Salsa sampai sini dalam keadaan pingsan pasti terjadi sesuatu padanya. Gio sekarang sangat merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Salsa, sekarang malah Salsa yang kena imbasnya, rasanya air mata ingin tumpah melihat orang-orang sekitarnya satu persatu terluka karenanya
Read more
SARGIO. 57
Bukan dunianya yang kejam, tetapi manusianya yang tidak bisa memanusiakan, manusia.Suasana kali ini cukup panas karena perdebatan dua orang yang terpaut usianya cukup jauh, yang satu masih remaja sedangkan satunya lagi sudah berkepala empat. Aksi cekcok itu terjadi karena keduanya yang saling menyalahkan, tepatnya di hadapan Polisi. Mereka sedang diwawancarai oleh pihak kepolisian atas kejahatan yang telah mereka lakukan, terduga kejahatan tersebut sudah direncanakan sejak lama, dan disusun sedemikian rupa."Saudara Dirga, jadi benar jika anda adalah dalang dibalik kejahatan yang diterima oleh keluarga Pak Agra?" tanya Pak Polisi yang berada di hadapan mereka."Benar pak! Semua ini salah dia!" Rio berseru dengan lantang."Tutup mulut kamu Rio!" bentak Dirga. "Dasar anak tidak tahu terima kasih."Ucapan Rio tadi cukup menyulut emosi Dirga, tetapi
Read more
SARGIO. 58
Sesakit apapun fisiknya, hati akan jauh lebih merasakan sakit ketika separuh jiwanya tengah terluka.  Ternyata apa yang Ethan ucapkan tadi pada Revan dan Galih hanya omong kosong belaka, dia bilang akan pulang sebentar untuk bersih-bersih ternyata Ethan malah menuju rumah sakit sebelah yang tidak jauh dari rumah sakit tempat Gio dan Salsa dirawat. Sesampainya di parkiran rumah sakit Ethan memarkirkan mobilnya, dengan cepat lelaki itu keluar dari mobil sampai-sampai dia lupa jika sudah meninggalkan ponselnya di dalam mobil. Kaki panjangnya melangkah dengan cepat menyusuri koridor, melewati beberapa ruangan wajahnya terlihat marah tangannya pun mengepal kuat, ntah siapa yang akan Ethan temui sampai membuatnya bersikap aneh seperti itu. Tepat di depan salah satu ruangan Ethan menghentikan langkahnya, menarik nafas panjang lalu kakinya kembali melangkah untuk memasuki ruangan itu. Di dalam sana terdapat seorang
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status