All Chapters of SARGIO: Chapter 11 - Chapter 20
62 Chapters
SARGIO. 9
Cinta mungkin akan membuatmu terlukaTapi ia membuatmu semakin dewasaJadilah pribadi yang selalu memaafkanTerutama hatimu.   Sorakan demi sorakan terdengar, masing-masing dari mereka mengangkat ponselnya untuk mengabadikan momen yang sangat besar dalam sejarah Erlangga. Beberapa orang menatap mereka tidak percaya, tatapan tidak suka dan iri itu Salsa dapatkan dari beberapa pasang mata yang berada di pinggir lapangan. Salsa mengambil balonnya sesaat dia menggenggam tali balon itu. "Tapi gue gak bisa Gar." Lalu Salsa melepaskan balon tersebut dan mengambil bunganya. "Terima kasih buat bunganya," ucap Salsa sebelum pergi dari kerumunan tersebut. Garaga mencekal pergelangan tangan Salsa, membuat Salsa menghentikan langkahnya. "Tapi gue gak bakalan nyerah sampai sini," ucapnya lalu melepaskan Salsa dan membiarkannya pergi
Read more
SARGIO. 10
Malam ini, malam sabtu. Besok sekolah libur sampai hari minggu, jadi malam ini mereka akan begadang dengan maraton nonton drama-drama favorit mereka. karena hari senin akan mengadakan UAS dan besok mereka akan belajar bersama untuk persiapan UAS nanti. Oleh karena itu malam ini akan mereka habiskan untuk bersenang-senang sebelum bertemu dengan kertas-kertas yang membuat kepala seakan ingin meledak. Yah, itu sungguh menguras otak, di mana kita harus bener-bener memahami materi yang sudah disampaikan oleh guru dan berusaha untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.Namun, karena insiden tadi siang Salsa harus menceritakan semuanya pada sahabat-sahabatnya, mungkin memang sudah waktunya mereka tahu. Rahasia itu seperti bangkai, mau ditutup-tutupin juga bakalan tetep tercium baunya. Salsa akan terima bagaimanapun, tanggapan yang diberikan oleh mereka. Sekarang mereka sedang berkumpul di ruang tengah, rumah Salsa.
Read more
SARGIO. 11
Malam sudah larut, tetapi Thania belum juga tidur. Pikirannya masih terus memikirkan ucapannya yang tadi dia ucapkan pada Ethan. Thania bangun dari posisi rebahannya dan berpindah pada sofa yang berada di kamar tersebut. Melihat teman-temannya yang sudah tertidur begitu pulas, Thania sedikit meringis saat melihat Lily yang hampir terjatuh dari ranjang karena kaki Audrey yang tidak bisa diam. 'Gak lagi-lagi gue, nginep bareng Audrey.' Batin Thania. Thania duduk pada sofa sambil membaca pesan-pesannya bersama Ethan dulu, baru saja putus beberapa jam rasa rindu itu mulai merasuki pikirannya. Tapi Thania tidak bisa jika harus terus-terusan dibohongi oleh Ethan, jika boleh memilih mending Thania tidak perlu tahu sama sekali tentang kebenarannya, jika ujung-ujungnya dia tetap tidak mendapatkan informasi apa pun dan Ethan tidak menceritakannya sama sekali. Sesaat Thania membaca chat terakhirnya bersama Ethan. Sethan🦖❤️
Read more
SARGIO. 12
Teriakan Bunda yang begitu nyaring memekakan telinga, membuat penghuni rumah semuanya keluar. Terlihat sebuah percikan darah yang berceceran di lantai serta sebuah pisau yang tergeletak di bawah sana.Saat membuka isi kotak tersebut, ternyata berisi sebuah pisau yang begitu tajam, serta darah segar yang berceceran di sekitarnya."Ada apa?" tanya Ayah melihat Bunda yang begitu syok lalu tidak sadarkan diri dalam dekapannya."Satya bawa Bunda kamu ke kamar, dan periksa Bunda kamu," perinta Agra yang langsung dilaksanakan oleh Satya dibantu dengan Aditya."Kalian semua masuk dan istirahat, nanti biar Bibi yang bersihin semuanya," perintah Ayah yang tidak dapat ditolak."Bunda gak kenapa-kenapa kan Bang?" tanya Keyla panik, bukannya menuruti perintah Ayahnya mereka malah menuju kamar Bundanya."Bunda baik-baik aja kok, kalian masuk kamar masing-masing sana, nanti Ayah marah lo
Read more
SARGIO. 13
Tin! Tin! Tin!Sebuah motor menghampiri Salsa, membuat Salsa terlonjak kaget dan langsung saja Salsa mengambil kembali air mineral yang tadi sempat terjatuh."Woy! Buruan!" ucap Arkan tak santai, sudah Salsa duga itu pasti Arkan."Berisik lo!" ucap Salsa sambil membuka air mineralnya lalu meminumnya."Lo sih, gue cariin juga taunya ada di sini.""Gue tadi liat Papah," ucap Salsa menatap jalanan melihat mobil berwarna hitam itu yang kini sudah melaju perlahan hilang dari pandangannya."Papah?" beo Arkan, menepikan motornya agar tidak berada di tengah-tengah lalu menurunkan standarnya."Iyadah, emang Papah masih hidup ya kak?" celetuk Arkan bertanya."Lo kalo ngomong jangan ngada-ngada lo," ucap Salsa, biarpun Papahnya itu telah menelantarkan mereka tetapi rasa benci itu masih terhalang oleh rasa sayang yang begitu besar.
Read more
SARGIO. 14
Bruk! "Aduh ...," ringis Salsa, kakinya tersandung. Bukan tersandung lebih tepatnya tali sepatu yang tidak terikat dengan benar, terinjak oleh kakinya sendiri. Namun, bukan kakinya yang sakit malah jidatnya yang menabrak sesuatu di sana, untungnya Salsa tidak terhuyung ke depan karena seseorang di hadapannya menahan tubuhnya. Salsa sedikit mendongak karena tingginya yang tak sejajar dengan orang tersebut. Menatap mata hitam, bening, dan sipit itu, turun ke arah hidung mancungnya yang membuat Salsa insecure, turun lagi ke arah bibir, bibirnya tersulam merah. Menandakan bahwa dia bukanlah prokok aktif maupun pasif. Pria itu mendekatkan wajahnya pada Salsa, membuat Salsa was-was. Ingin melepaskan diri namun waktu seperti berhenti didetik itu juga, Salsa menutup matanya rapat-rapat lalu,"Huft ...." Salsa mengerjapkan mata lucu, karena tiupan pada wajahnya membuat dia sadar dan langsung menjauh dari seo
Read more
SARGIO. 15
Hari ini adalah hari terakhir UAS. Kelas 11 IPA 1Begitu tenang mengerjakan soal-soal yang terdapat pada kertas di hadapannya. Belum sampai setengah jam mengerjakan Darren sudah lebih dulu selesai, pelajaran Matematika adalah hal kecil untuknya karena dia sangat pandai dalam pelajaran tersebut, pelajaran yang paling dibenci oleh kebanyakan orang tetapi bagi Darren Matematika adalah teori hidup yang memiliki banyak cara penyelesaian. Saat ingin menuju meja guru untuk mengumpulkan lembar kerjanya seseorang mencekal lengan Darren, membuat Darren berbalik untuk melihat ke arah belakang. "Ren Lo udah selesai?" tanya Ethan tak percaya. "Udah," jawab Darren singkat. Saat ingin kembali untuk melangkah, lagi-lagi Ethan menahannya. "Nomor tiga esay dong?" rayu Ethan dengan pupy eyes-nya serta tangannya yang masih setia menggenggam tangan Darre
Read more
SARGIO. 16
Duduk bersandar di atas kasur sambil membaca buku ditemani beberapa camilan di sampingnya. Salsa, malam ini lebih memilih mengurung diri di kamar menyelesaikan membaca buku yang beberapa hari lalu dia beli bersama Thania. Buku bergenre Fiksi Remaja itu seakan tidak lepas dari pandangannya, sedari tadi Salsa dibuatnya baper sampai-sampai membuatnya hampir menggigit bantal miliknya.Novel recommend dari Thania memang tidak bisa diragukan, karena Thania pecinta Novel apa lagi yang bergenre Fiksi Remaja. Thania memintanya untuk membeli buku ini karena Thania sudah membaca di aplikasi yang ada di ponselnya 'WATTPAD' itulah yang Thania katakan, jadilah Thania akan meminjamnya saja nanti pada Salsa. Katanya biar irit, yang ada malah medit.Tok! Tok! Tok!"Kak! Ikut nggak yuk?!" Teriakan serta gedoran pintu itu membuat Salsa terganggu, dan  beranjak dari kasurnya.
Read more
SARGIO. 17
Jangan buat dia suka sama loJika lo sendiri belum yakin dengan Perasaan lo sendiri.   "Thanks," ucap Salsa dengan senyum manisnya, setelah turun dari motor Gio. Kini mereka sudah sampai di depan rumah Salsa.   "Tunggu," cegah Salsa saat Gio ingin melajukan motornya. Gio mengangkat sebelah alisnya  bertanya, Salsa melepas jaket Gio yang berada pada pinggangnya lalu mengembalikannya pada Gio. Setelahnya Gio langsung melajukan motor menuju rumahnya. Tak butuh waktu satu menit Gio pun sampai di halaman rumahnya, Gio langsung memarkirkan motornya dan dengan tidak sengaja Gio melihat Ayahnya di taman yang berada di samping rumahnya sedang menelpon seseorang dengan wajah yang begitu serius sambil marah-marah karena terlihat dari raut waja
Read more
SARGIO. 18
Salsa mulai mengajari anak-anak tersebut dengan telaten dibantu oleh Gio, Melihat mereka yang terlantar di jalanan tidak mendapatkan pendidikan yang layak membuat Salsa berinisiatif untuk membantu mereka dengan mengajari mereka secara perlahan, membagi ilmu pengetahuannya kepada mereka biar pun mereka tidak sekolah setidaknya mereka sudah bisa membaca, menulis, dan menghitung.   Mereka tidak memiliki waktu untuk belajar, waktunya terkuras habis untuk mulung lalu menjualnya agar mendapatkan uang untuk mereka bisa makan. Sunggguh miris hidup mereka. Dua jam berlalu acara belajar mengajar pun selesai, mereka juga sudah kembali ke tempat masing-masing. Biasanya Salsa datang ke tempat ini disaat dia tidak sedang sibuk. Tapi, seminggu sekali salsa pastikan akan datang untuk mereka. Salsa duduk di sebuah kursi yang terdapat di taman tersebut,
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status