Semua Bab Princess Oneng vs Abang Polisi: Bab 21 - Bab 30
47 Bab
Chapter 21
"Abang kok tumben jam segini bisa ke sini? Abang nggak kerja? Oh penjahatnya juga perlu makan siang dulu kali ya, Bang? Biar kuat nanti larinya kalo pas Abang kejar-kejar. Hehehe... ayo Bang, duduk sini. Abang mau makan apa?" Senyum manis Merlyn menghadirkan dua dekik kecil di pipinya. Merlyn senang sekali abang pacarnya datang mengunjungi kantinnya. "Sepertinya di sini juga banyak penjahat, Mer. Cuma kamu tidak menyadarinya saja." Sahut Galih kalem. Tapi tatapannya tampak begitu tajam dan mengancam kepada para executive muda yang seketika tampak tidak berkutik. Galih dengan sengaja memperlihatkan sedikit glock 17nya soalnya. Bagaimana mereka tidak keder?  "Hah? Masa sih, Bang? Bahaya banget kalau penjahat bisa sampai masuk ke sini? Lagian apa lah yang mau dicuri di sini, coba? Paling cuma makana
Baca selengkapnya
Chapter 22
"Kamu mau ke mana, Galih? Ini masih jam tujuh lewat lima menit, tapi kamu sudah mau pulang aja. Ayo sini dulu, temani saya main catur. Kemarin saya sengaja mengalah hanya karena saya tidak mau membuat kamu kehilangan muka di depan si Mer. Kan nggak keren amat kalau baru aja jadian, tapi kamu sudah kalah saja sama saya. Saya hanya menjaga perasaan putri saya. Nanti dia malu kalau pacarnya yang dia puja-puja setinggi langit, malah keok di tangan ayahnya sendiri. Kan ngenes bener."Chris yang sebenarnya sejak dari pukul empat sore tadi terus saja menunggu Galih datang, langsung membawa kotak catur ke ruang keluarga. Ia ingin kembali menjajal kemampuan catur calon menantu polisinya ini. Tian terlalu sibuk mengurus istrinya yang sedang hamil muda, sementara ia sendiri mengidam muda. Istrinya yang hamil, tapi bukan istrinya yang mengidam. Malah yang mendonor sperma yang mengidam. Anak menantunya saat ini seperti sedang bertukar peran saja.
Baca selengkapnya
Chapter 23
"Kenapa semua jadi berantakan begini, Kompol Galih Kurniawan Jati? Misi bukan hanya gagal total tapi sampai memakan korban jiwa. Pak Kapolri tadi langsung menegur saya dengan keras. Saya sangat kecewa atas kinerja satuan kalian kali ini! Apakah ada anak buah Anda yang membocorkan tentang misi kita kali ini, Kompol Galih?" Raungan kemarahan Orlando membuat Galih dan para anak buahnya meringis ngeri."Tidak Pak Irjen! Saya sangat yakin dengan kesetiaan para anak buah saya, Pak Irjen! Saya juga yakin bahwa Bripda Astuti tidak berkhianat." Galih menerima semua kemarahan, kekecewaan dan kesalahan yang dibebankan padanya dengan sikap kesatria dan lapang dada. Ia juga sama sekali tidak berupaya untuk membela diri. Misinya memang gagal, dan ia bukan type orang yang suka mencari kambing hitam.Tapi, Galih tidak akan terima saat atasannya sendiri mencurigai para anak buahnya tanpa adanya alat bukti yang cukup, dan han
Baca selengkapnya
Chapter 24
Jam dua belas tepat. Merlyn mulai sibuk melayani pelanggan yang terus saja berdatangan ke kantinnya. Bik Sari bolak-balik mengecek menu yang habis. Sementara dua pelayan lainnya hilir mudik menyajikan pesanan makanan yang diorder oleh para pelanggan. Saat pandangan Merlyn secara tidak sengaja terarah pada meja nomor lima, ia menghela nafas panjang. Thalita dan Bianca. Dua seniornya di kampus dulu yang mempunyai hobby utama membullynya. Mereka baru berhenti membullynya setelah ayahnya memergoki mereka berdua sedang mengejeknya dengan kata-kata anak idiot dan melemparkan sepatu kirinya ke dalam closet kampus.Mereka berdua hampir saja di keluarkan oleh Om Raja selaku Rektor di UPH, atas tindakan tidak terpujinya. Hanya saja ia yang kala itu kasihan melihat kedua orang tua Thalita dan Bianca, yang terus saja memohon-mohon maaf padanya agar anak-anak mereka tidak di keluarkan, tidak tega juga. Singkat kata ia memaafkan mereka berdua dengan ca
Baca selengkapnya
Chapter 25
"Abang polisi!" Merlyn segera melepaskan pelukan George dan berjalan cepat menghampiri Galih. Ia sebenarnya malu ribut-ribut di kantin seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, mereka bertiga inilah yang selalu saja mencari masalah dengannya.Galih memandang George dengan tajam. Berusaha mengingat sinar mata coklat keemasan itu apakah orang yang sama. George yang dipandangi seintens itu oleh Galih, hanya menyeringai lucu. Sorot matanya yang tadi begitu dingin kembali bersinar jenaka. Ia balas menatap Galih sambil menahan tawa."Maaf ya, Pak Polisi. Saya ini straight. Anda tidak perlu memandangi saya sampai sedalam itu. Orientasi seksual saya masih normal. Saya hanya tegang kalau dipandangi seintens itu oleh makhluk yang berjenis kelamin perempuan. Saya tidak akan tergetar jika dipandangi oleh makhluk berbatang, setampan apapun penampakannya. Saya harap Anda mengerti, Pak Polisi." George kembali cengengesan sambil mel
Baca selengkapnya
Chapter 26
Merlyn terbangun saat mendengar suara ribut-ribut di sepanjang lorong kamarnya. Sepertinya itu suara abangnya dan kakak iparnya yang saling bersahut-sahutan. Pasti si Bintang sensi lagi ini. Semenjak hamil, memang kakak iparnya ini selalu up and down moodnya. Untung saja abangnya selalu saja bisa mengatasi emosi Bintang yang memang sedang tinggi-tingginya akibat hormon kehamilannya. Merlyn mengulet sambil meregangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Mengulet apalagi sambil mengeluarkan suara adalah ritual favoritnya di pagi hari. Terlebih di hari minggu seperti ini. Dunia pasti indah sekali rasanya. Bisa bangun siang-siang dan libur ke pasar. Tapi suara ribut-ribut kecil telah membangunkannya. Merlyn menggosok gigi dan mencuci muka terlebih dahulu sebelum berjalan menuju dapur untuk sarapan. Di meja makan telah duduk abangnya dan Bintang yang juga sedang sarapan bersama. Setelah minum segelas air putih, Merlyn menuang segelas susu sambil mendengarkan drama pagi hari
Baca selengkapnya
Chapter 27
"Ada cara yang gampang banget untuk tahu, seseorang itu jodoh kita atau bukan. Sir tanya aja ia langsung, hari ini ia mau kemana? Nah kalau di jawabnya nggak ke mana-mana. Itu artinya ia jodoh Anda, Sir!" Merlyn dengan yakin mengeluarkan fatwanya. "Lho apa hubungannya, Querida?" George menaikkan satu alisnya. Bingung dengan ucapan sepotong-sepotong Merlyn."Ada hubungannya dong, Sir. Kan katanya kalau jodoh itu nggak akan ke mana-mana. Jadi ya dia itu jodoh Anda, Sir. Kan tadi dia bilang dia nggak akan ke mana-mana. Simple kan?" Merlyn tersenyum jumawa. Ia sangat bangga dengan pemikirannya yang sangat spektakuler. Ia tidak bodoh-bodoh amat ternyata."Hehehehe... anak pintar." George tertawa geli mendengar analogi ngawur Mer."Anda tahu, Sir. Selain ayah dan abang pacar saya, Sir adalah laki-laki pertama yang mengatakan k
Baca selengkapnya
Chapter 28
"Salah seorang wayang kita telah mendapatkan informasi terbaru mengenai pergerakan kartel Lopez, Kompol Galih. Mereka sekarang sudah mulai bergerak dengan cara berpindah-pindah lokasi. Berita terkini yang kita dapatkan, modus operandi mereka adalah menyelundupkan narkoba melalui jalur laut dari Malaysia dengan menggunakan kapal nelayan. Kapal dari Malaysia yang dikendalikan sindikat internasional mengantar narkoba menuju perbatasan laut Indonesia-Malaysia di Selat Malaka pada koordinat yang telah ditentukan," pungkas Orlando."Selanjutnya sindikat lokal dari Aceh menjemput dan membawa narkoba ke pantai di sekitar Idi Rayeuk dan pantai di Tamiang, Aceh Timur. Wayang juga menginformasikan bahwa barang haram itu disembunyikan dengan cara ditanam atau dikubur di hutan. Rencananya narkoba akan dibawa ke Medan untuk diedarkan ke Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Jakarta, Jawa Timur dan Bali.
Baca selengkapnya
Chapter 29
Misi kali sukses besar. Galih dan tim Trisula 99 mendapat pujian langsung dari Kapolri dan atasannya IrjenPol Orlando Atmanegara. Di dalam hotel, Galih telah berkemas-kemas ingin segera pulang kembali ke ibukota dan menemui pacar tercinta. Beberapa hari berpisah dan putus komunikasi bukanlah hal yang mudah bagi dua orang yang tengah dimabuk asmara. Galih memang memutuskan hubungan komunikasi dengan siapapun setiap ia sedang menjalankan misi-misi penting. Selain ia memang ingin berkonsentrasi dalam bekerja, ia juga harus menyembunyikan lokasinya dari siapapun juga. Adanya kemungkinan ponselnya disadap dan dihack, membuatnya sangat berhati-hati dalam menggunakan media elektronik apapun.Dan hari ini kerja kerasnya telah terbayar tunai. Walaupun dalangnya yaitu anak Lopez belum tertangkap, tapi setidaknya semua upaya mereka yang ingin menyelundupkan narkoba ke negeri tercinta ini, telah berhasil mereka gagalkan. Ia juga berhasil menangkap 6 orang kaki tangan
Baca selengkapnya
Chapter 30
"Kenapa kamu mutusin Galih, Mer? Jangan bilang kalau kamu tiba-tiba jatuh cinta sama Tama. Karena Ayah tidak akan percaya. Ayah bukannya ingin mencampuri urusan kamu. Tapi Ayah hanya ingin agar anak Ayah itu bersikap kesatria dan adil dalam hubungan berpacaran yang sehat. Berpacaran itu bukan hanya soal falling in love tetapi juga standing in love. Jangan hanya ketika kamu sedang cinta-cintanya, ia kamu puja-puja. Tetapi saat ada sedikit kesalahannya saja, langsung kamu tendang begitu saja tanpa sedikitpun memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Ayah tidak mendidik kamu menjadi orang yang tidak berperasaan seperti itu." Merlyn diam saja saat ayahnya menyidangnya setelah kepulangan Galih dan Tama. Pikiran Merlyn kosong. Merlyn bingung bagaimana ia harus menjelaskan kepada ayahnya soal keputusannya yang memilih untuk berpisah dengan Galih. Kan tidak mungkin jika ia mengatakan hal yang sebenarnya pada ayahny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status