Lahat ng Kabanata ng Istri Gaib: Kabanata 61 - Kabanata 70
83 Kabanata
Bab 61 : Naksir
#Istri_GaibBab 61 : Naksir“Sayang, kamu kenapa?” tanya Haikal kepada Nindi yang terlihat memucat.“Itu, Bang, di atas tempat tidur Meiry ... ada ... binatang laut .... “ Nindi tergagap.“Ah, masa sih? Apa kamu nggak salah lihat, Sayang?” Haikal mencoba membuka kamar Meiry tapi pintunya terkunci dari dalam. “Dikunci ini pintunya, tadi apa nggak dikunci?”“Mungkin Nindi Cuma salah lihat, Bang, soalnya tadi ‘kan lihatnya pakai sentar. Ya sudah, kita sholat subuh dulu deh, yuk Bang!” Nindi berusaha meredam rasa penasarannya dan berharap penglihatannya salah walau kini pikiran negatif mulai menghinggapi kepalanya akan jati diri Meiry sebenarnya.Maura yang selalu memantau apa yang dilakukan putrinya di rumah Haikal menarik napas lega karena berhasil melindunginya. Dengan menggunakan sisa-sisa kekuatannya, ia membuat pintu kamar Meiry terkunci sehingga Haikal tak bisa melihat wuju
Magbasa pa
Bab 62 : Rebutan Cowok
#Istri_GaibBab 62 : Rebutan CowokDengan tampang kesal, Hana masuk ke dalam kamar. Napasnya naik turun, menahan amarah yang sedang meluap-luap. Hatinya sangat kesal dengan kejadian barusan, Meiry benar-benar telah mengacaukan hidupnya.Karena saking kesalnya, Hana jadi tak napsu untuk makan, setelah mengganti seragam sekolahnya, ia langsung tidur agar masalah yang sedang ia alami bisa terlupakan.***Beberapa hari berlalu. Meiry sedang menyusuri jalanan dengan sambil melihat ke sekeliling, barangkali ada taxi yang lewat karena sang papa tidak bisa menjemputnya pulang les karena sedang bertugas. Sedangkan Sang Mama tiri, Nindi, belum pulang dari dinas di rumah sakit.Karena capek, taxi yang ia tunggu tak kunjung lewat, Meiry memutuskan untuk duduk sebentar di pinggir jalan. Kawasan rumah guru matematika, tempat ia les setiap sore kamis ini memang agak sepi, jadi taxi pun jarang yang lewat.“Hey, kamu adiknya Hana ‘kan?&rdq
Magbasa pa
Bab 63 : Kerang Ajaib
#Istri_GaibBab 63 : Kerang Ajaib“Bu ... apa bisa, pas kutukanku nanti hilang, terus dipindahkan ke Hana saja?” tanya Meiry saat berkomunikasi dengan Maura, lewat sebuah kerang telepati, di mana ia dapat melihat wajah Ibunya dari dalam kerang berukuran sebesar telapak tangan yang memang dibekalkan untuknya agar sang Ibu bisa selalu memantau putrinya itu.“Emangnya kamu sudah menemukan pemuda yang mencintai dan rela mati untukmu, Meiry?” tanya Maura, ia sedang berada di dalam gua bawah sungai, kediamannya.“Belum sih, Bu, tapi ‘kan sekarang umurku sudah 17 tahun. Kesempatan untuk menghilangkan kutukan ini sudah berada di depan mata. Jadi, gimana, Bu? Apa bisa kutukan siluman anjing laut ini dipindahkan kepada Hana saja?” Meiry begitu menginginkan Hana merasakan penderitaannya selama menjalani kutukan ini, ia sudah jemu setiap malam harus berubah menjadi siluman. Ia ingin menjadi manusia seutuhnya dan menjadi putri
Magbasa pa
Bab 64 : Siluman Ular
#Istri_GaibBab 64 : Siluman Ular[Meiry, pukul berapa kita ketemuan sore ini?]Zafran mengirimkan chat kepada gadis yang akan ia nyatakan isi hatinya sore nanti. Meiry yang sedang mengerjakan Prnya di depan meja belajar, segera mengetik balasan untuk sang calon tumbal yang akan ia persembahkan untuk penguasa sungai.[Sekitar pukul 16.30 aja, Bang.]Meiry bergegas bangkit dari tempat tidur lalu masuk ke kamar mandi, ia akan bersiap-siap untuk kencan perdananya ini. Ia menahan senyum, mungkin bagi Zafran itu kencan pertama, tapi baginya adalah hari terakhir kutukannya akan berakhir.“Pa, Meiry izin ke rumah teman, ya. Ada tugas kelompok,” ujar Meiry saat menghampiri Haikal yang sedang duduk di taman belakang bersama Nindi dan Hana, mereka sedang bercengkrama dengan sambil menikmati sepiring rujak buah.Hana menautkan alis melihat penampilan Meiry, ia jadi curiga kalau saudara angkatnta itu akan pergi berkencan dengan Zafran
Magbasa pa
Bab 65 : Gagal
#Istri_GaibBab 65 : Gagal“Sial, semua rencanaku berantakan.” Meiry membatin dengan mode pura-pura pingsan, sebab tubuhnya takkan kenapa-kenapa jika tenggelam selama apa pun di sungai.Setelah dokter memeriksanya, barulah Meiry pura-pura sadar dan mengerjapkan mata, menatap ruangan serba putih tempatnya berbaring sekarang. Sudah ada Haikal, Nindi, Hana, juga Zafran yang kini menatapnya dengan khawatir.“Dasar tukang bohong!” Hana mendekat dan membisikkan kata-kata itu ke dekat telinga Meiry.“Syukurlah kamu nggak apa-apa, Meiry.” Nindi mengusap dahi Meiry, ia khawatir dengannya walau hanya berstatus anak angkat tapi ia menyayangi Meiry sama seperti menyayangi Hana.“Maafkan saya, Om, Tante, gara-gara saya ... Hana sampai jatuh ke sungai.” Zafran mendekat dengan sambil menundukkan kepalanya.“Jadi, Meiry belajar kelompok sama kamu, Zafran? Tugas IPA kamu atau tugasnya Meiry yang di
Magbasa pa
Bab 66 : Membujuk Meiry
#Istri_GaibBab 66 : Membujuk MeiryMeiry menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur dan menangis, suasana hati yang memang sedang tak baik semakin bertambah memburuk setelah pertengkaran dengan Hana. Ia semakin menyimpan dendam kepada saudara tirinya yang sudah keterlaluan itu, akan ia buat perhitungan suatu hari nanti agar gadis sok cantik itu menyesal karena telah mengenalnya. Ia bersumpah dan mengepalkan tangan dengan geram.Hatinya semakin sedih saat teringat kedaaan Ibunya yang masih sekarat di bawah sungai sana, diantara hidup dan mati. Ia masih belum bisa berbuat apa-apa untuk kesembuhannya. Pikiran gadis berambut merah itu semakin buntu, air mata semakin deras membasahi pipi mulus dan putihnya.Taklama kemudian, terdengar ketukan pintu dari luar kamarnya juga memanggil namanya, tapi ia Meiry tak menghiraukannya. Ia masih saja menangis sesegukan.“Meiry, sarapan dulu, yuk! Kamu ‘kan belum ada makan pagi ini.” ujar Haikal dengan
Magbasa pa
Bab 67 : Pertemuan
#Istri_GaibBab 67 : Pertemuan“Asyik, ya, Pa.” Meiry mencipratkan air ke wajah Sang Papa.“Eh, kamu nakal, ya!” Haikal tertawa dengan sambil membalas mencipratkan air ke wajah putri angkatnya yang sudah terasa seperti putrinya sendiri.“Hahaaa ... nggak kena, Pa!” Meiry menjulurkan lidahnya untuk mengejek sang Papa dengan sambil berenang menuju tengah sungai.“Meiry, jangan terlalu ke tengah, nanti kamu bisa tenggelam!” Haikal memperingatkan Meiry yang semakin menuju tengah sungai.“Hahaa ... nggaklah, Pa, Meiry ‘kan bisa berenang. Ayo sini, Pa, kejar aku!” jawab Meiry dengan sambil melambaikan tangannya kepada Haikal.Haikal pun ikut berenang ke tengah sungai, mengikuti Meiry yang melambaikan tangan kepadanya, hingga akhirnya mereka berdekatan.“Pa, Meiry mau buka jilbab, ya, sudah berenang pakai jilbab begini!” ujar Meiry dengan sambil melepas jilb
Magbasa pa
Bab 68 : Tenggelam
#Istri_GaibBab 68 : Tenggelam“Tolong, ada mayat!” teriak dua wanita yang hendak mencuci di sungai saat melihat dua orang sedang terkapar di pinggir sungai, dengan keadaan luka-luka.Sontak, para pria yang ada di kapal juga pinggiran sungai segera berlari menghampiri dua wanita yang kini berlari histeris dan naik ke permukaan.“Ada apa? Mana mayatnya?” tanya seorang nelayan yang tadi sedang bersantai di kapalnya yang bertambah di pinggir sungai.“I—itu ... di—di sana .... “ jawab wanita itu dengan panik.Sontak beberapa pria yang berdatangan langsung menghampiri Haikal dan Meiry yang saat itu sedang pingsan. Dengan sigap para nelayan itu menggotong tubuh kedua ayah dan anak itu dan langsung melarikannya ke rumah sakit.***“Mbak Nindi, itu pasien tenggelam di IGD mirip suamimu deh,” ujar Santi, teman sejawat Nindi yang saat itu sedang bertugas di Ruangan Poli Dalam.
Magbasa pa
Bab 69 : Pembawa Sial
#Istri_GaibBab 69 : Pembawa Sial“Kamu itu pembawa sial, Meiry! Gara-gara kamu, Papaku koma!” ujar Hana sambil menatap jengkel Meiry yang kini berbaring di tempat tidur ruang rawatnya.Meiry hanya diam, ia tak kuasa meladen Hana yang selalu memojokkannya, apalagi saat ini suasana hatinya memang sedang tidak baik. Ia terus memikirkan sang Ibu yang mungkin kini telah tiada, ia juga sedih atas keadaan sang Papa yang kini sedang koma.“Kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk terhadap Papa, maka aku akan memberimu pelajaran!” ketus Hana dengan sambil membalik badannya karena Meiry malah memejamkan mata saat ia memarahinya.Hana keluar dari ruangan Meiry dengan hati yang dongkol, ia kesal karena saudara angkatnya itu tak menggubris omongannya. Ia merasa berbicara dengan tembok sebab Meiry sengaja menulikan telinganya.Meiry menarik napas lega setelah kepergian Hana, suasana hatinya semakin tak baik saja saat ini, apalagi s
Magbasa pa
Bab 70 : Tumbal
#Istri_Gaib Bab 70 : Tumbal “Nenek baru tahu kalau rambutmu itu berwarna merah, Meiry,” ujar Bu Ida dengan sambil menatap Meiry yang kini mengenakan hijab berwarna silver dan pakaian serba tertutup seperti biasanya. Meiry terdiam sambil meremas jemarinya, dengan ekor mata yang melirik sang nenek yang memang tak akrab dengannya karena statusnya hanya sebagai cucu angkat di mata Bu Ida. “Iya, Nek,” jawab Meiry kemudian, dengan menghembuskan napas jengkel karena melihat tampang judes dari Ibu papanya itu. “Itu rambut asal atau kamu warnai?” Kembali Bu Ida menatap gadis di hadapannya. Meiry menggigit bibir bawahnya, ia sedikit bingung untuk menjawab, apalagi kini ia seperti mencium tak senang sang nenek terhadapnya. Ia merasa sedikit terancam terkuaknya jati dirinya jika Bu Ida
Magbasa pa
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status