All Chapters of Istri Gaib: Chapter 51 - Chapter 60
83 Chapters
Bab 51 : Rambut Merah
#Istri_GaibBab 51 : Rambut Merah“Ayo, masuk!” Haikal menggandeng tangan Hana untuk masuk ke rumah mertuanya, neneknya Hana. “Eh, cucunya Oma udah pulang sekolah,” sambut Bu Ratna, mamanya Nindi.Hana langsung melepaskan tangan Haikal dan mendekat ke arah omanya.“Ma, Haikal mau titip Hana, ya!” ujar Haikal sambil menyalami sang mertua.“Iya,” jawab Bu Ratna sambil memegang pundak cucunya yang sudah setinggi dadanya itu.Haikal pamit untuk kembali ke kantor. Bu Ratna dan Hana mengantar pria berjaket cokelat iu ke depan pintu.“Papa hati-hati!” ujar Hana sambil melambaikan tangan.Haikal yang sudah naik ke atas motornya, membalas lambaian tangan putri tunggalnya itu dan kemudian mulai memacu kendaraannya untuk kembali ke tempat kerjanya.Bu Ratna menggandeng Hana masuk, lalu membawanya ke kamar untuk berganti pakaian. Setelah itu, ia mengajak sang c
Read more
Bab 52 : Ulah Hana
#Istri_GaibBab 52 : Ulah HanaHaikal membuka mata dan mengerjap beberapa kali. Kepalanya masih terasa sakit. Ia tersenyum tipis saat mendapati Nindi kini sedang memijat kepalanya.“Bang, kamu nggak apa-apa ‘kan?” tanya Nindi dengan raut cemas.“Iya, Sayang, nggak apa-apa kok, cuma masih pusing aja,” jawab Haikal lemas sambil menarik sang istri untuk berbaring di sampingnya.“Bandel sih, udah tahu capek ... masih aja ngeyel ngajak berhubungan.” Nindi mengusap pipi suaminya.“Bukannya gitu, Sayang! Namanya juga kangen, mau gimana lagi?” jawab Haikal sambil memeluk istrinya dan mendaratkan kecupan hangat di dahi.Haikal menghela napas. Akhir-akhir ini ia semakin sering berhalusinasi tentang Maura, bahkan memimpikannya. Ia tak tahu, apa gerangan yang sedang terjadi? Apakah Maura akan kembali ke kehidupannya dengan cara ini atau apa? Yang jelas, ia sudah merasa nyaman dan bahagia denga
Read more
Bab 53 : Warna Rambut
#Istri_GaibBab 53 : Warna RambutSorenya, Nindi dan Haikal membawa Hana ke salon untuk mengembalikan rambutnya ke warna asal yaitu warna hitam. "Mbak, tolong dihitamin rambut putri saya!" ujar Nindi kepada karyawan salon yang kini menyambut mereka dengan ramah.Karyawan salon itu mengangguk dan menggandeng Hana untuk duduk di kursi khusus pelanggan, sedang Haikal dan Nindi menunggu di kursi tunggu.Satu jam berlalu, karyawan salon menghampiri Haikal dan Nindi dengan raut cemas."Kenapa, Mbak?" tanya Nindi dengan perasaan yang mulai terasa tak enak."Maaf, Bu, kalau boleh tahu ... Pewarna jenis apa yang digunakan Hana?" tanya sang karyawan."Hmm ... Emangnya kenapa, Mbak?" Nindi bangkit dari kursi tunggu."Sepertinya ... Pewarna yang digunakan Hana itu permanent jadi warna rambutnya tidak bisa dikembalikan ke warna asal lagi.""Astaghfirullahal'adzim. Bagaimana ini, Bang?" Nindi menatap Haikal dengan kesal s
Read more
Bab 54 : Pertemuan
#Istri_GaibBab 54 : Pertemuan“Jadi ... aku harus bagaimana? Mamaku marah besar ... dan akibatnya ... aku nggak dibolehin melepas jilbab yang sebenarnya belum siap untuk kukenakan ini .... “ Hana cemberut sambil menunjuk jilbabnya yang ada di kepalanya.“Aku juga nggak tahu, Hana. Yang jelas, warna rambutmu takkan bisa berubah warna hitam lagi. Bukannya kamu suka rambut berwarna merah begitu?” Meiry mendekat dan mengintip rambut merah Hana dari balik jilbab putih itu.“Aku sih suka, tapi Mamaku nggak suka. Beberapa hari ini aku diomelin terus.” Hana merenung, ia sedih sekali akan nasib rambutnya. “Oh ... begitu ceritanya. Maafkan aku, ya, Hana!” Meiry memeluk  Hana.Keduanya berpelukan. Meiry mengusap punggung temannya itu yang tinggi badan hampir sama dengannya itu.“Ya sudah, jangan sedih lagi.” Meiry mengusap punggung Hana. Hana melepaskan pelukann
Read more
Bab 55 : Mimpi
#Istri_GaibBab 55 : Mimpi“Duduk sini, Meiry, Tante akan coba periksa matamu!” ujar Nindi sambil duduk di sopa ruang tengah dan melambai teman baru dari Hana untuk duduk di hadapannya.Hana menggandeng tangan Meiry untuk duduk di samping mamanya. Nindi mulai mengeluarkan senter kecil dari kotak obat untuk melihat apa yang terjadi pada mata teman baru dari putrinya itu.“Buka matanya!” perintah Nindi kepada Meiry.Dengan kesal, Meiry menuruti perintah Nindi walau sebenarnya ia tak menyukai hal ini. Nindi mengerutkan dahi dan tak melihat darah yang kata Hana tadi.“Mata Meiry nggak kenapa-kenapa kok, Hana,” ujar Nindi sambil menyimpan kembali perelatan periksanya.“Masa sih, Ma? Tadi Hana benaran lihat loh mata Meiry mengeluarkan darah.” Hana menggaruk kepalanya sambil menatap temannya itu.Taklama kemudian, Haikal juga muncul di ruang tengah dan duduk di samping istrinya yang kini s
Read more
Bab 56 : Kutukan
#Istri_GaibBab 56 : KutukanHana keluar dari kamar dengan membawa mukena, lalu bergabung dengan papa dan mamanya yang sudah menunggu di ruang tengah yang berada di samping ruangan tv, yang sengaja mereka jadikan sebagai tempat ibadah.“Mana Meiry, Han? Kok nggak diajak ke sini?” tanya Nindi kepada sang putri yang sedang memakai mukenanya.“Meiry nggak mau diajak sholat, Ma, katanya dia belum bisa sholat,” jawab Hanna.“Ajak saja, biar belum bisa bacaan shalat, bisa ikuti gerakan kita kok,” jawab Nindi lagi.“Hana udah bilang gitu, tapi Meiry tetap tak mau,” jawab Hana lagi.“Yu sudah, biar Mama yang akan ajak dia untuk ikut kita sholat,” ujar Nindi dengan bersiap melangkah menuju kamar Hana.“Nindi, biar sajalah kalau Meiry tak mau ikut sholat. Nanti kamu ajari dia bacaan sholat dulu, sekarang kita mulai sholat saja, tak baik menunda waktu,” ujar Haikal de
Read more
Bab 57 : Tak Bisa Makan
#Istri_GaibBab 57 : Tak Bisa MakanMeiry melirik Hana dengan jengkel, padahal baru juga sebentar ia merasakan hangatnya pelukan sang Papa tapi saudara tirinya itu sudah nongol saja. “Kamu memang tamak, Hana, Papamu juga Papaku asal kamu tahu saja.”Meiry membatin dengan sambil menghapus air matanya.“Hmm ... Sayang, tadi Meiry sedih ... dia ingat kedua orangtuanya ... hmm ... jadi ... Papa hanya ... berusaha menghiburnya saja kok.” Haikal jadi gelagapan.“Jangan peluk-peluk Meiry lagi, Papa itu Cuma boleh meluk aku dan Mama aja! Ya sudah, ayo masuk, Pam Meiry, Mama ngajak sarapan itu!” ujar Hana dengan menggandeng tangan sang papa.Meiry menundukkan wajahnya dengan kemarahan yang berusaha ia tahan. Akan tetapi, kemarahannya langsung melunak saat sang Papa kini meraih tangannya dan mengajak untuk melangkah bersama. Hana melirik jengkel temannya berambut merah itu, ia cemburu karena tak ingin kasih say
Read more
Bab 58 : Permintaan Hana
#Istri_GaibBab 58 : Permintaan Hana“Baik, Ibu.” Meiry dalam wujud anjing laut itu memeluk tubuh Ibunya, ia begitu menyayangi Maura meski wujudnya kini sudah tak secantik dulu lagi. Ia berharap ayahnya masih mencintai ibunya, walau kini dalam wujud siluman bengkek berbulu merah, dengan penampakkan seperti gorila yang menyeramkan.“Pulanglah!” Maura menatap putri kecilnya itu.“Baik, Bu, aku menyayangimu.” Meiry memeluk Ibunya sekali lagi.“Ibu juga menyayangimu, semoga kamu bisa segera menjadi manusia, Nak. Rebutlah kasih sayang Ayahmu, dan buatlah dia lebih menyayangimu dibandingkan saudara tirimu itu!” Maura mencium dahi putrinya.Setelah mendapatkan petuah-petuah dari Ibunya, Meiry pamit pulang ke rumah ayahnya lagi. Kini di kepalanya sedang memikirkan bagaimana caranya merebut kasih sayang ayahnya dari Hana, saudara tiri yang ingin ia singkirkan. Ia juga tak menyukai Nindi, wanita yang sok
Read more
Bab 59 : Dugaan
#Istri_GaibBab 59 : Dugaan“Sayang, Meiry minta dibuatkan kamar yang terpisah. Bagaimana menurutmu?” tanya Haikal kepada Nindi saat mereka sudah merebahkan diri di atas tempat tidur.“Oh, ya? Meiry bilang begitu?” Nindi segera duduk dan menatap sang suami.“Iya, Sayang, dia bilang begitu. Katanya ... ia tak enak sekamar dengan Hana karena takut Hana terbebani dengan keberadaan dirinya,” jawab Haikal dengan ikutan duduk pula karena ingin masalah ini segera terpecahkan.Untuk beberapa saat, Nindi terdiam.“Boleh aja sih, Bang, tapi sebenarnya ... udah bagus sekamar berdua gitu, agar mereka bisa jadi saudara yang selalu bisa berbagi karena kini status Hana dan Meiry ... bukan lagi sahabat melainkan saudara,” ujar Nindi.“Abang juga mikirnya gitu, udah bagus tapi kenapa Meiry minta kamar terpisah? Apa Hana memarahinya?” Haikal menatap sang istri.“Entahlah, Bang, he
Read more
Bab 60 : Penampakan
#Istri_GaibBab 60 : Penampakan“Hana!” gumam Meiry panik melihat saudara tirinya itu tiba-tiba pingsan.Tiba-tiba, Meiry merasakan telinganya berdenying lalu terdengar suara Ibunya, “Meiry putriku, ingat, Nak, kamu mempunyai kekuatan lewat matamu. Sebuah cahaya merah yang bisa kamu pergunakan di saat mendesak. Matamu bisa mengeluarkan sihir lupa ingatan, sihir pemikat dan kasih sayang, juga sihir kematian. Jangan sampai disalahgunakan, gunakan di saat mendesak saja!”Meiry mengangguk dan ia baru mengingatnya, jadi pingsannya Hana karena sinar merah dari matanya. Dua menit kemudian, Hana membuka mata lalu bangkit.“Meiry, aku kenapa?” tanya Hana seperti orang linglung, ia telah melupakan kejadian sebelum ia pingsan tadi.“Kamu nggak kenapa-kenapa, kembalilah ke kamarmu!” ujar Meiry dengan raut wajahnya yang seolah-olah tak terjadi apa pun.Hana mengangguk lalu melangkah meninggalkan kama
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status