Semua Bab Hamil Anak Ular: Bab 41 - Bab 50
89 Bab
Bab 41 (Season 2)
#Melahirkan_Anak_UlarPart 3[Ma, apakabar? Udah lahiran belum? Anjani belum sempat main ke rumah Mama, masih sibuk terus di kantor.] Endah membaca pesan dari putri tertuanya yang kini sudah menikah itu. Sekarang ia tak bimbang dan khawatir lagi dengan keadaan Anjani, sebab sudah ada pria yang bisa diandalkan yang mendampingi putrinya yang tomboy itu.[Mama baik-baik saja. Iya, tidak apa-apa.] Endah membalas pesan Anjani, ia belum mau kalau Anjani tahu, kalau adiknya terlahir bersisik seperti ular.[Kalau Anjani ke sana, mama mau minta bawakan apa?] Anjani mengirimkan balasan lagi.[Nggak usah bawa apa-apa, Nak. Mama udah senang jika kamu main ke sini.] Balas Endah lagi.[Oke deh, Ma. Udah dulu, Jani mau lanjut kerja lagi.][Iya, Jani.] Endah menyimpan ponselnya ke bawah bantal.Endah kembali melirik bayinya yang kini ada di dalam box. Ia merasa bersalah karena belum bisa mengurus sang bayi itu dengan baik. Walau bagaiman
Baca selengkapnya
Bab 42 (Season 2)
#Melahirkan_Anak_UlarBab 4“Assalammualaikum.” Terdengar suara orang memberi salam dari arah pintu depan. Endah yang sedang mengamati bayinya di atas tempat tidur menoleh dan berusaha menajamkan pendengaran untuk mengenali siapa si pemilik suara.Endah beranjak dari tempat tidur, lalu memindahkan bayinya ke dalam box. Hari ini ia sudah memberanikan diri untuk mendekati Manu dan menggendongnya, sebab ia tak mau anaknya itu di bawa Lucky ke kandang ular lagi.“Assalammualaikum. Ma, mama .... “ Suara Anjani kini terdengar dengan jelas sekarang.Endah melangkah keluar dari kamar, lalu menutup pintunya kembali. Ia melangkah menuju pintu dan membukanya. Anjani langsung masuk dan menghampiri sang mama.“Waalaikumsalamm,” jawab Endah sambil memaksakan senyum.“Ini Anjani ada bawa kue sama perlengkapan untuk calon debay,” ujar Anjani sambil memberikan bingkisan yang dibawanya
Baca selengkapnya
Bab 43 (Season 2)
Melahirkan Anak UlarBab 5Hari terus berlalu, Manular masih tetap bersisik dan mengerikan. Endah selalu menahan napas ngeri setiap mengganti pakaian juga memandikannya. Sebulan usia sang putra, ia masih saja takut kepada bayinya itu. Ia masih tak mau memberinya ASI dan hanya diberi susu formula saja.Endah merasa bersalah karena tak bisa memberikan kasih sayang yang sepenuhnya, tapi ia sudah berusaha namun wujud mengerikan Manu masih saja membuatnya risih.”Assalammualaikum, Bu Endah ... Assalammualaikum,” teriak beberapa orang tetangga di depan pintu rumah.Endah jadi gelagapan, padahal ia memang sengaja tak pernah mau membuka pintu rumah agar tak ada yang tahu kalau dirinya telah melahirkan. Untuk belanja keperluan rumah tangga, ia menyuruh Lucky yang kadang harus adu argument dulu karena pria yang kini menggeluti bisnis ularnya itu selalu menyibukan diri dengan hewan peliharaannya itu.“Mas, itu para tetangga mau ngapai
Baca selengkapnya
Bab 44 (Season 2)
Melahirkan Anak UlarPart 6Endah memasukkan belanjaannya ke dalam kulkas yang kini ia letakkan di ruang tengah, begitu juga dengan kompor. Ia merasa tak tenang jika memasak di dapur dengan kandang ular yang menghiasi ruangan itu.Semenjak Lucky menggilai memelihara ular, Endah mulai memindahkan perlengkapan memasaknya ke ruang tengah dan selalu menutup pintu menuju dapur agar pemadangan tetap aman. Juga untuk antisifasi jika ada ular yang lepas dari kandang. Endah merasa tidak aman tinggal satu atap dengan hewan melata yang gigitannya dapat menjemput ajal itu. Ia mulai berpikir dengan karma. Dulu ia selalu marah dengan Anjani yang hoby mengoleksi ular-ular, tapi kini ia malah tak bisa melarang suaminya yang malah memperjual-belikan organ ular. Hal ini lebih mengerikan dari hoby putrinya dahulu.Yang lebih mengenaskan, putranya kini terlahir juga mirip ular. Endah merasa dirinya sedang dihukum olah Tuhan sebab apa yang paling ditakutinya kini
Baca selengkapnya
Bab 45 (Season 2)
Melahirkan Anak UlarBab 7Lucky hanya tersenyum dengan sambil mengusap rambut Manu. Bayi bersisik itu sedang tengkurap di mata kaki sang ayah, menghisap bekas luka gigitan ular.“Mas, gila kamu, ya!” Endah segera mengambil Manu dan mendekapnya.Manu terlihat memainkan bibirnya, ia seperti menikmati racumn dari kaki ayahnya itu. Endah membaringkan bayinya di box, lalu mengamatinya dengan cemas.“Awas kamu ya, Mas, kalau Manu sampai kenapa-kenapa? Belum puas juga kamu telah membuatnya terlahir penih sisik begini!” hardik Endah berang.Sedang lucky, ia hanya menyeringai puas sebab kini sakit di kakinya telah mereda. Tubuhnya juga terasa ringan dan tak meriang lagi. Dengan bersema
Baca selengkapnya
Bab 46 (Season 2)
Melahirkan Anak UlarBab 8Taxi melaju tanpa arah, Endah hanya memerintahkan untuk jalan lurus ke depan saja. Pikirannya semakin kalut, ia tak menyangka kalau berita bayinya yang bersisik begitu cepat menyebar. Ia menyesalkan keusilan para tetangga yang tak pernah ia usik selama ini, namun begitu keterlalun kepadanya. Manu terlahir bersisik adalah suatu aib baginya, sehingga tak perlu disebarluaskan. Endah menggigit bibir menahan tangis, hatinya terasa sangat sakit.“Endah, kita mau ke mana ini?” tanya Lucky nyaring karena dari tadi pertanyaan sang suami tak ia dengar karena sibuk dengan pikirannya sendiri.“Eh, iya, apa, Mas?” Endah tergagap sambil mengusap air mata di pipinya.“Kita mau ke mana ini? Udah satu jam mutar-mutar tak jelas kita, kamu ini bagaimana sih?” ketus Lucky.“Hmm ... ke penginapan yang murah sajalah kalau gitu, besok pagi baru kita cari kontrakan. Sekalian juga besok, Mas sewa p
Baca selengkapnya
Bab 47 (Season 2)
Melahirkan Anak UlarBab 10Endah memutuskan untuk menginap di sebuah hotel, ia tak mau pulang ke rumah Anjani sebab ia tak berniat untuk serius meninggalkan Lucky. Ia hanya ingin suaminya itu menyadari kesalahannya.Masalah uang, memang benar kata Lucky, uang tabungan Endah masih sangat banyak di rekeningnya. Hanya untuk membayar sewa kamar selama seminggu, itu tak masalah untuknya. Selama ini ia sudah berusaha untuk sehemat mungkin, dengan maksud agar suaminya itu mau mencari pekerjaan.Ditatapnya bayi Manu yang sedang bergeliutan di atas tempat tidur. Pikirannya mulai menerawang jauh membayangkan kehidupan putra bungsunya itu suatu hari nanti. Air matanya langsung menetes, ia tak mau Manu terus merayap seperti ular, ia harus bisa mengajarinya untuk berjalan.Endah meraih Manu dan mendudukannya dengan menyandarkan pada bantal tapi tubuh Manu yang lentur dan seolah tak memiliki tulang itu membuatnya selalu terbaring lagi. Ia berharap, hal ini hany
Baca selengkapnya
Bab 48 (Season 2)
Melahirkan Anak UlarBab 11“Katakan pada Jani, Mama sekarang ada di mana?” tanya Anjani dengan nada memaksa.Endah langsung mematikan ponselnya dan tak mau Anjani tahu keberadaannya. Ia berdecak kesal, bingung juga harus melakukan apa. Kalau Anjani sampai menemuinya ke sini, ia pasti akan dipaksa untuk pulang dan tentunya akan dipaksa untuk menceraikan Lucky juga.Wanita yang sudah tak muda itu makin dilema, ia bagai ABG yang sedang galau. Level bucinnya semakin menggila semenjak bersuamikan Lucky yang usia memang terpaut jauh darinya itu. Endah seperti menjadi sosok yang berbeda semenjak menikahi mantan seles hama tanaman itu. Jiwa muda Lucky seolah telah menular kepadanya. Dulu, semasa masih berumahtangga dengan papanya Anjani, ia tak sebuncin ini karena papa Anjani sosok pendiam dan tak romantis.Endah kembali mengaktifkan ponsel dan memblokir nomor Anjani agar putrinya itu tidak ikut campur dengan urusan rumah tangganya. Dibukanya
Baca selengkapnya
Bab 49 (Season 2)
Melahirkan Anak UlarBab 12Lucky membuka mata saat ia merasa kesulitan untuk bernapas, ia meringis kesakitan. Kini seluruh tubuhnya telah dililit ular pyton sepanjang 2,5 meter itu. Ia berusaha untuk tidak panik dan tetap mengontrol pernapasannya.Dengan kesusahan, Lucky berusaha untuk bangun lalu mengamati lilitan Si Siti. Ia sedang mencari ekor ular pyton berwarna cokelat itu, sebab kunci dari belitan itu ada di ekor, ia sangat paham dengan sifat ular yang bisa membunuh dengan cara melilit ini.Napas Lucky semakin ngos-ngosan, saat lilitan itu terasa semakin kencang. Sebelum tulang-tulangnya remuk, ia harus segera menangkap ekor Si Siti. Ia masih berusaha untuk tenang. Mau berteriak minta tolong pun, takkan ada yang akan mendengarnya sebab rumahnya tunggal dan tak memiliki tetangga. Lucky semakin kesulitan untuk bernapas, walau kini tangannya sudah berhasil menemukan ekor si ular. Padahal, kalau ia sudah berhasil melepaskan lilitan p
Baca selengkapnya
Bab 50 (Season 2)
#Melahirkan_Anak_UlarPart 13Sudah seminggu, Endah menempati rumah barunya, tinggal berdua saja dengan Manu. Di sini ia merasa nyaman, selain suasananya sepi, para tetangga juga ramah dan tak usil. Ia harus bisa membiasakan hidup tanpa Lucky, yang menurutnya tak ada gunanya terus dikasih hati.Pagi ini, Endah sedang duduk bersantai di depan rumahnya, di bawah pohon mangga yang memang tersedia kursi dan meja dari kayu. Manu ia dudukkan di dalam stroller sambil sesekali disuapin makan, bayi berusia satu tahun itu begitu lahab sekali makannya walau tubuhnya tidak terlihat montok, hanya semakin bertambah tinggi saja.Dari sebelah rumah Endah, keluarlah seorang pria dengan pakaian setelan kemeja putih dan celana hitam dengan menenteng sebuah tas kerja warna hitam juga jas putih. Dia tersenyum tipis sambil menganggukan kepala saat mata mereka beradu pandang. Endah mengeryitkan dahi, ia seperti pernah mengenal pria paruh baya itu yang mungkin umurnya sebaya den
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status