Langit sore itu mendung, awan kelabu menggantung berat seolah hendak menumpahkan hujan. Jalanan menuju pemakaman sepi, hanya beberapa kendaraan melintas pelan. Di balik kaca mobil, Delina memandang keluar dengan pikiran kosong. Ia awalnya tidak berniat pergi ke sana, tapi sejak pagi ia merasa gelisah. Ada dorongan aneh untuk mengunjungi Maya, kakaknya, seolah sesuatu menuntunnya.Ia meminta sopir mengantarnya, tapi ketika sampai di gerbang pemakaman, ia memilih turun lebih dulu. “Kamu tunggu di luar saja,” katanya singkat. Suaranya terdengar datar, tapi matanya menyiratkan ketegangan.Delina berjalan menyusuri jalan setapak yang dipenuhi daun kering. Bau tanah basah menyambutnya, membawa ingatan ke hari pemakaman Maya dulu—hari di mana langit juga kelabu, sama seperti sekarang. Dadanya terasa sesak, langkahnya berat.Ketika ia hampir sampai di lokasi makam, suara yang sangat dikenalnya terdengar. Suara berat, dalam, tapi kali ini rapuh.Vano.Delina menghentikan langkah. Ia bersembuny
Terakhir Diperbarui : 2025-09-28 Baca selengkapnya