All Chapters of Kelahiran Kembali: Chapter 21 - Chapter 30
91 Chapters
21 Tahapan Keabadian
Di cincin ruang, “Hebat sekali, baru di gosok masuk ke sini, ayo cari Tablet,” melangkah, memasuki halaman hendak membuka pintu. Belum terbuka, penghuni sistem keluar, Li xiao memanggilnya tablet. Memang bentuknya seperti itu. “Untuk apa kalian datang? Mau membayar hutang,” menagih langsung. Mau bayar pakai apa? Belum menyelesaikan misi atau naik level. Jangankan naik level, membuka kekuatan spiritual saja belum. Tertawa aneh, “Hehe, kami datang mau berlatih. Tenang saja, setelah aku bebas dari racun ini. Aku akan bayar dan melunasi hutangku.” Mengalihkan wajah, “Huh! Janji manis saja,” kembali memperhatikan mereka. Bila mereka bertiga tidak bertambah level, otomatis tidak bisa menjual apapun yang ada di sistem. Maka me
Read more
22 Kelebihan Energi Yin
Menusuk tangan dan anggota tubuh menggunakan jarum, serta gambaran rempah-rempah. Mengedipkan mata, tetap sama. “Ini-ini akupuntur? Haah, untung guru menyuruhku menghafal struktur tubuh. Tunggu, titik-titik ini berbeda dengan jaringan saraf atau jaringan darah. Apa ini, bisa dijelaskan secara ilmiah dan logika? Untuk apa, aku meminta penjelasan ini. Buktinya, aku masuk ke sini, tidak bisa dijelaskan secara logika!”  Di gambar buku, terdapat gambaran lengan ditusuk jarum, di titik-titik tertentu. Diteliti, titik-titik ini berbeda dari titik jaringan saraf dan darah. Mengikuti titik-titik akupuntur di gambar, dijelaskan ini titik meridian. Berada di sela-sela tulang, dan di jalur sela-sela otot. Pantas, tidak bisa disebutkan secara logika, ada juga jalurnya menembus dan menyelimuti organ. 
Read more
23 Pergi Ke Pasar Gelap
Di suapan kedua.Brusghh!Menyemburkan teh di sendok, teh menyerbak mengenai wajah dayang. Seketika, bola mata memejam, tangan mengangkat berhenti di depan pipi. Berteriak kaget, “Agh! Sampah ini, tidak tahu kesopanan puih!” meludahkan teh yang masuk ke mulut. Pergi dari sisi ranjang, mengelap menggunakan ujung baju. Teh ini berisi air liur, memikirkan saja membuat bulu merinding. Badan bergetar menyeka jijik, Li xiao bangun di suapan kedua. Yang pertama, belum tertelan sepenuhnya. Mengusap bibir, meludahkan sisa-sisa teh. “Cui! Mau membunuhku? Kau pantas mati!” Jiu feng terbang ke udara, mengubah diri
Read more
24 Merampok
Sekantong uang perak, tanpa dibuka tahu isi uang. Teksturnya keras, bentuknya sekrikil. Bibir melebar memperlihatkan gigi, tersadar di tempat umum. Menjaga sikap, pokoknya sangat membutuhkan uang. Namun, pria ini telah membayar. “Egmh, kau membayar karcis masuk, maka--- aku tak segan-segan menolak pemberianmu,” mengambil, memasukkan ke baju. Ini uang, mana mungkin menolak, dulu bekerja demi uang, sekarang sama. Bedanya, dulu bergelimang uang, sekarang bergelimang musuh.Xia yu mengeong keras, mencibir di pikiran. ‘Kamu memalukan, tidak tahu malu. Benar kata Dayang, jangan mendekatiku. Aku tidak mau, terlihat menjadi hewan kontrakmu.’ Meninggalkan mereka. Pemuda pemberi uang terdiam sesaat, 7 detik tersenyum. “Hah, ternyata ada orang mena
Read more
25 Mencuri
      Segerombolan pemandian pria, mata berkelip-kelip, menelan saliva hampir tersedak napas. Li xiao menggerakan ujung jari, 2 kali. Menuntun Jiu feng masuk lebih dalam. Uap menyebar ke ruangan, terdapat pemandian besar seperti kolam. Lelaki berhamburan ke kolam air panas. Bau obat herbal, begitu menusuk, jalan kaki memelan.  Manik mengintip pintu, larian orang-orang terdengar. Terpaksa masuk ke kolam, di sisi kolam terdapat ruang ganti, beberapa orang berendam di kolam. Ingin meningkatkan kekuatan. Di pasar gelap, ada pemandian peningkat level budidaya diri atau kultivasi. Orang-orang mulai berendam. “Aku memasuki tempat salah.”  --- 
Read more
26 Tipu Menipu
        “Sial! Cepat cari, siapa yang berani mengambil.” “Baik, Pangeran.” Menjalankan perintah, mencari ke ruangan dan keluar. Diikuti olehnya, menarik seutas kain putih, dililitkan ke tubuh. Pengawal, masuk ke toko obat seberang, samping pemandian.  --- Setelah Li xiao pergi menukarkan baju, “Hahaha, dasar bodoh, aku tidak mau baju, tetapi giok ini--- harganya bisa 1000 tael emas. Hahaha,” bersorak. Membodohi, pelanggan tadi, menukar obat dengan liontin giok emas. Terikat di sabuk, dekat pinggang hanfu hitam, berbalik.  Srak! “Agh!”
Read more
27 Menggrebek
     Berisi kandungan afrodisiak. Semua direncanakan Hua jin, pembalasan atas penghinaan putrinya. Ingin merusak citra Xiao li, sekaligus penghinaan aduan dayangnya. Dengan sengaja, mengirim dayang pribadi, memberi teh bercampur zat afrodisiak. Memastikan Xiao li meminum, apapun caranya. Menambahkan, 3 pria kasar di malam hari, menyuruh bermain bersama. Pagi hari, Hua jin senang hati menangkap basah! Semua rencana begitu matang, obat yang diberi kandungannya 5 kali lipat. Tidak tahan, akan siksaan yang diberi. Sayangnya, dia bukan Xiao li melainkan, Li xiao.---
Read more
28 Bukan Dia
Bukan Xiao li, tetapi dayang pribadi Hua jin. Ikut terdiam, bersama Ming bai, Bing bin dan Ming yi. Xiao meng merasa lega, satu sisi--- kesal, mereka berbuat begini di kamar putrinya."Kalau dibiarkan, akan melakukan hal yang sama. Lebih baik, singkirkan saja. Maksudku, asingkan," meralat katanya. Kesenangan mengetahui rencana berhasil. Hampir saja berteriak girang. 'Lihat, apa yang kamu lakukan sekarang?' tawa di sambung dalam hati."Aduh, adik kamu-kamu bukan gadis lagi," susulan kata Lu an ran. Adiknya, ikut mengintip menurunkan tangan bundanya, "Ibu, aku mau lihat." Berjinjit, mendorong ke depan.Tetap menghalangi, "Jangan, dia tidak tahu aturan dan etika!" Sengaja bicara keras, Xiao meng berhenti menangis, or
Read more
29 Aula Leluhur
  "Nona Keempat, duduk bertumpu lutut, dia tampak lelah. Mungkin … dari tadi malam atau--""Apah?" Lu san tu menerobos keluar, mencari Xiao li. Dia gadis rapuh, takut membuat kondisi tubuh semakin tidak baik. Para anak dan menantu mengikuti, apalagi Xiao meng berlari kecil tanpa mendahului mertua. ---Membuka pintu aula leluhur, terdapat seorang wanita duduk bersujud. Di depan papan nama keluarga Lu. Ada dupa, buah dan lututan Li xiao. Lu san tu, memapah berdiri. "Xiao er, kenapa kamu di sini?" Membangunkan, menarik kedua tangan. "Jangan siksa tubuh kecilmu, siapa yang menyuruh?" 
Read more
30 Menunggu Saat Yang Tepat
  “Kalian begitu kasihan padaku, aku hanya tidak mau membuat Selir ayah bekerja keras.” Berhenti padanya, tetapi lebih mengorek. Dengan menyerang anaknya, “Kakak Pertama, begitu ingin minum obat, suruh ibumu meresepkan. Atau mau minum seperti buatanku? Begitupun Adik Kelima, kalian berdua begitu ingin. Bagaimana caranya saya bisa mendapatkan, tolong selir ayah bisa membuatkan mereka obat. Seperti yang dibuatkan untukku. Tolong, ya.”  Senyum melirik Hua jin, dia memundurkan badan, mengepal tangan. ‘Apa mau membunuh anakku? Kurang ajar, kubalas. Anak jalang!’ itu semua ada dalam mulut.  Wajah Lu an ran, mencengo disertai tegangan kening. Tahu apa yang diberikan, malah dibalik bukankah. Cari mati? Lu nian tidak bisa tahan, menyeran
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status