“Maaf Tuan, hamba disuruh Nyonya besar, aku tidak tahu apapun. Tolong jangan hukum hamba,” memohon. Bersimpuh di bawah. “Dayang busuk, jaga mulutmu atau kurobek!” “Cukup! Kamu mengirim dayang itu, melayani nona keluarga Lu? Jangan bilang, semua yang dikatakan Xiao er benar,” tekannya. “Kakek, aku tidak tahu apapun, untung berdoa semalaman sampai kaki kopong. Sedikit mendapat pencerahan, syukur aku tidak apa-apa. Pasti dewa-dewi memberkatiku.” Meminta simpati, benar-benar aktingnya Xia yu mau muntah.. “Anakku sangat menderita, maaf Ibu tidak bisa membantu,” menarik dan memeluk. Mengetahui begini, menyayat hati. “Cepat bawa sup dan bunga yang dibilang Xiao er, taruh di …. ” “Tidak mau, aku tidak mau,” saking takutnya. Lu nian bicara tanpa sadar, Lu an ran sedikit menahan mulut. Tidak dengan sorot mata, memancarkan kesedihan dan ketakutan. “Jangan? Apa yang kalian lakukan padaku? Aku hanya minta setengah saja, tidak selamanya.” Li xiao menuju dayang yang membawa sup dan bung
Terakhir Diperbarui : 2021-11-16 Baca selengkapnya