Lebih bersemangat dan begitu ingin memakai. Memutar kaki ke arahnya, meneliti dayang. “Begitu lebih bagus, kau tidak mau? Kebetulan tukang pukul--- lagi senggang. Mau mencoba keahliannya sepertiku dulu?” memberi senyum, tetapi bukan senyum bagi dayang. Dulu, Xiao li sering kena pukul olehnya, dia bertugas menghukum siapapun berbuat salah di kediaman Lu.Tercekat akan katanya, kaki melemas, dia beda sungguh beda. “Ak--aku,” gagap.Mengeluarkan satu keping bunga emas, “Seret dia keluar, hadiah untuk kalian. Terserah, mau menurutiku atau tidak, aku tidak suka. Ck, kalian segera pergi dari rumahku. Ahh, itu dari d-u-n-i-a ini.” Mengeja satu kata, berjalan pelan mengitari dapur, 10 dayang gemetar sesaat.
Read more