All Chapters of Kelahiran Kembali: Chapter 31 - Chapter 40
91 Chapters
31 Setuju
“Tidak perlu banyak tebak dan pikir, ambilkan obat. Letakkan bunga Yīn yu di dalam kamarnya. Jangankan sampai 12 tahun lebih, cukup setengah saja.” Membidik Hua jin, secara bergantian melirik kedua anaknya. Mereka bergetar, tidak menyangka Xiao li yang bodoh dan tidak tahu apa-apa, tahu ini semua? Hingga tabib istana tidak bisa mendeteksi, tapi dia bisa?Ayah, ibu dan kakeknya belum bisa mencerna apa yang dikatakan. “Omong kosong apa kau semburkan!” Ming bai, masih tidak percaya.Lu san tu, menanyakan lebih jauh, “Xiao er, katakan sebenarnya. Mengapa kamu punya pengetahuan lebih dan tidak bilang pada Kakek.”“Xiao er, kamu?” susulan dari ibunya. Wen xia dan anaknya m
Read more
32 Menghukum Pembuat Onar
     “Maaf Tuan, hamba disuruh Nyonya besar, aku tidak tahu apapun. Tolong jangan hukum hamba,” memohon. Bersimpuh di bawah.“Dayang busuk, jaga mulutmu atau kurobek!”“Cukup! Kamu mengirim dayang itu, melayani nona keluarga Lu? Jangan bilang, semua yang dikatakan Xiao er benar,” tekannya.“Kakek, aku tidak tahu apapun, untung berdoa semalaman sampai kaki kopong. Sedikit mendapat pencerahan, syukur aku tidak apa-apa. Pasti dewa-dewi memberkatiku.” Meminta simpati.“Anakku sangat menderita, maaf Ibu tidak bisa membantu,” menarik dan memeluk. Menge
Read more
33 Posisi Pengurus Rumah
Terbakar amarah, memelototi Hua jin. “Dasar tidak berguna, kamu berani melakukah hal itu? Sampai Kaisar tahu, kita semua mati!” Menunjuk-nunjuk Hua jin. Wen xia tersenyum dalam diam, menikmati pemandangan. Mereka bertengkar, dirinya yang diuntungkan. “Aku-aku, dengarkan aku dulu,” menyela lontaran kemarahan suaminya. Tidak membiarkan Hua jin bicara lebih banyak. Ming bai berpikir, ini keluar sangat bahaya. Menghukum selirnya, tetapi masih enggan. Tahu Ming bai marah besar, datang memeluk kakinya. Bersujud di bawah, “Sayang, aku melakukan itu karena iri padanya. Maka, ak--” “Iri? Katakan itu pada Kaisar, terserah kalian mau diam atau tidak. Yang aku inginkan, lengserkan dia dari pengurus rumah. Kembalikan posisi itu pad
Read more
34 Dicekik
        Li xiao tersungging kecil. Menarik tangan, sebelum Hua jin melakukan tamparan. Dia menampar lebih dulu, Hua jin mundur di sergap kedua anaknya. “Mengapa kamu menampar ibuku?” Lu an ran kesal, ibunya kena tampar. Mereka semua mengamati aneh. Memutar mata, “Sepantasnya dia mendapatkan itu, atau mau tinggal nama ibumu? Menjadi salah satu papan penghias di aula ini? Dengan senang hati, aku pergi ke istana. Hahahah.” Perut Hua jin terasa di acak-acak, dicibir oleh seorang sampah? “Persetan! Akan kubunuh kau!” Maju selangkah, Xiao meng menghadang, “Jangan, kita satu keluarga.” Merentangkan tangan, menutup mata takut layangan tangan menyentuh anaknya. Hua jin mau memukul, Lu an ran merai
Read more
35 Pingsan
   Pingsan dari duduknya, tubuh terbaring di tanah. Jiu feng segera mendekat, dari tadi memperhatikan Li xiao. “Master!” Berputar di atas wajahnya, memeriksa keadaan. Xia yu berjalan malas, “Dia tidak mati, hanya mau mencapai kematian.” Mengendus sekali, mundur ke sisi.“Aku tahu, jangan bicara hal aneh. Master telah menusuk 37 jarum, mau menusuk lagi di dekat telinga? Sama saja cari mati, puluhan jarum, setara patah tulah 10 kali. Di tusuk lagi, agh! Master,” menutup mulut.Tablet datang, kehebohan mereka mengganggu waktu tidur. “Kenapa kalian berisik sekali?”“Eh, Sistem--- cepat tolong Masterku, dia-dia tidak sadarkan diri,” suaranya
Read more
36 Bisa Berkultivasi
      Jiu feng tertidur dan Xia yu masih tidur di dahan pohon. Merasakan tubuhnya berat dan dingin di perut, langkah pertama membuka mata. Masih sama berada di tempat ini, mencoba bangun. Naas, tubuh masih di bawah, mengumpulkan energi. Bergerak sedikit, bertumpu menggunakan kedua tangan.“Aduh,” berdecak, memegangi perut. Terakhir kali diingat menusuk jarum di belakang telinga. Detik ini, tidak ada satu jarum tertempel di badan. Berusaha bangkit berjalan ke sisi sungai. Lapar dan haus secara bersamaan. “Apa aku tertidur? Mengapa perutku dingin dan dingin. Ini bukan di perut, tapi di seluruh organ dalamku.” Berjongkok samping sungai, memandang dirinya yang kurus kering. Memiliki kulit kecoklatan, padahal
Read more
37 Berlatih
  Rasa wangi dan tidak ada rasa apapun. Barisan alis hitam meninggi, menarik cangkir, “Aagh! Aku tidak apa-apa, pergi sana!” Mendorong, risih di tempeli pengawal sendiri, seolah-olah mau mati. Tabib istana tidak bisa menyembuhkan kaki, hanya bisa meredakan rasa sakit. Tidak dengan mengembalikan dia bisa berjalan.“Pangeran tenang saja, jika dia berbohong aku sendiri menyeretnya ke sini. Hingga satu keluarga, aku seret!” geram Guo lin, sangat tidak menyukai pria yang ditemui toko obat. --- Sendirian berada di kamar, mengelih obat bius. “Dia?” Memikirkan--- apa dia, bisa mengobati atau tidak. Karena luka di dada sedikit menge
Read more
38 Ranah 1
Wushhh!Sebuah energi bergerak dalam tubuh, menurunkan tendangan. Mengangakan kedua tangan, menatap telapak. Menggerakkan jari-jemari, napas berangsur. Aura tadi sekelebat berdesir di tubuh, tetapi lenyap sesaat.Dari gloyoran, Xia yu berdiri melompat turun. Jiu feng menghampiri, “Master-master, mencapai ranah 1 dari 5 ranah. Di tingkat 1 dalam perkultivasian.” Gembira, melihatnya berhasil menyentuh ranah 1.Tangan mengepal erat, bibir tersenyum. “Owh yeah, aku tidak merasakan energi itu lagi, tetapi ada gejolak dalam tubuhku. Tidak bisa kujelaskan.”“Haah! Belum menyelesa
Read more
39 50 Cambukan
     Lebih bersemangat dan begitu ingin memakai. Memutar kaki ke arahnya, meneliti dayang. “Begitu lebih bagus, kau tidak mau? Kebetulan tukang pukul--- lagi senggang. Mau mencoba keahliannya sepertiku dulu?” memberi senyum, tetapi bukan senyum bagi dayang. Dulu, Xiao li sering kena pukul olehnya, dia bertugas menghukum siapapun berbuat salah di kediaman Lu.Tercekat akan katanya, kaki melemas, dia beda sungguh beda. “Ak--aku,” gagap.Mengeluarkan satu keping bunga emas, “Seret dia keluar, hadiah untuk kalian. Terserah, mau menurutiku atau tidak, aku tidak suka. Ck, kalian segera pergi dari rumahku. Ahh, itu dari d-u-n-i-a ini.” Mengeja satu kata, berjalan pelan mengitari dapur, 10 dayang gemetar sesaat.
Read more
40 Ledakan Lu nian
   Lu nian. Berada di kamar, menunggu kedatangan dayang. Seperti biasa, mau mandi berendam susu terbaik. Dia paling suka merawat diri. Dibanding seluruh anak keluarga Lu.Sampailah seorang pelayan datang, “Maaf Nona Kelima, hamba datang melapor, bahwa susu buat Nona--- dipakai Nona Keempat.” Menunduk, pupil bergerak kanan-kiri, tangan bergetar dekat lantai, bersujud. Takut, pasti dia marah, apalagi yang memakai Xiao li. Si sampah masyarakat!Membidik dayang, mendepak! “Apah? Bicara sekali lagi, di mana Dayangku?” Menanyakan orang yang sering melayani, tidak tampak dari pandangan.Mengangkat dagu, masih memandang perutnya,
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status