Semua Bab Kelahiran Kembali: Bab 1 - Bab 10
90 Bab
1 Keluarga Lu
Mata hitam menunduk takut, keringat mulai bercucuran, disertai darah menetes di dahi. Air mata, merembes keluar tidak bisa ditahan, tetapi mulut masih kokoh merapat. Tidak mengeluarkan suara.   Plak!    Sebuah tamparan mendarat di pipi tipis, saking nyaris tidak memiliki daging. Dibalut kulit kecokelatan, menonjolkan tulang pipinya. Meski pipi tipis kurang gizi ditampar, gadis itu masih mendiam. Tampak, seorang gadis sedikit dewasa, mendekati gadis yang berlutut menerima tamparan.   Memasang ekspresi polos, akan halnya, sorot mata penuh keangkuhan. "Apa kamu yang mencuri jepit rambut Kakak?" nada selidik. Jauh di lubuk hati perempuan itu, menyimpan senyum. Mungkin, tawa menghiasi ruang hatinya. Terlihat lagi, ada seorang gadis lebih muda mendekat.
Baca selengkapnya
2 Rumor Pembatalan Pernikahan
Rumbai-rumbai cahaya, menerebos pintu kayu kuning keemasan. Menemani, dua orang di tengah halaman. Ukiran kayu yang cantik nan rumit, inilah keindahan. Tertata, buah dan bunga di meja. Aroma kantung bunga lavendel, terus menari di udara. Sungguh disayangkan, untuk keadaan saat ini, harus ada suara penuh minat. "Kamu harus segera mencari wanita, yang bisa mengamankan dan mengokohkan posisimu. Mengerti!" suara seorang wanita penuh keinginan. Sedikit menekankan kata menikah.   Lelaki di depannya, tetap menunduk dan tidak mengiyakan ataupun menolak. Kedua tangan menyatu, diletakkan di depan dada. Sedikit bungkukan, guna memberi hormat lalu pamit keluar.   Tepat baru 2 langkah, mencoba melirik ke belakang, memperlihatkan ujung dagu dan ekor mata. "Saya tidak memiliki waktu luang untuk itu," ucapan
Baca selengkapnya
3 Lembah Húdié
   Gercikan air terpantul di bebatuan bisa di tangkap telinga Xiao li. Tanpa sadar, larian itu mengarah ke sebuah air terjun. Memang sengaja, 4 Pria itu mengiring Xiao li menuju ke air terjun. Kaki memberat, mau maju ada 4 Pria memasang seringai, siap menerkamnya. Mau mundur, ada jurang air terjun. Terlihat, dari atas tidak bisa melihat dasarnya. 'Bagaimana ini? Apa aku melompat saja, tapi aku masih ingin bersama Ibuku. Meski aku tidak berguna begini!' pikir Xiao li. Mulai memperlihatkan kerutan di dahi.  Mereka berempat memiliki perawakan yang beragam. Bila disimpulkan para lelaki itu adalah kultivator tingkat 3 ranah 2. Mungkin dialah pemimpinya, badannya sedikit gemuk. Memiliki wajah kaku dengan warna kulit gandum. Sedangkan pria di sisinya, dia tinggi dan kurus. Auranya tidak terlalu menonjol, pasti baru tahap 2 awal. Kalau yang botak, dia pendek. Memancarkan tekanan yang kuat, tidak sekuat s
Baca selengkapnya
4 Memori
 "Ssst! Aw, punggungku!" Lirih seorang gadis, mata tertutup, tangan kiri mencoba meraih pinggang. "Bentar, bantalan keras macam apa ini!" melengkingkan suara. Tangannya merasakan bulir-bulir keras di bawah punggung. Membuat punggungnya terasa sakit. Mencoba membangunkan diri, pandangan masih samar-samar. Naas, tubuh tidak mengikuti keinginan. Badan kecilnya, hilang keseimbangan dan tumbang. Kaki di atas, kepala di bawah, tepat di atas bebatuan. "Akkkaaaagh!" "Adududuh, pinggangku! Kaki siapa? Eh, sepatu macam apa itu? Lebih mirip boots dari modelnya. Kuno sekali," cibirnya. Menatap sebuah kaki di atas dibalut benda berwarna putih, tetapi berubah menjadi cokelat saking kotornya. 
Baca selengkapnya
5 Kucing dan Kupu-kupu
 Semua angan-angan dipatahkan kucing hitam. Li xiao kembali ke kehidupan nyatanya. "Bentar-bentar aaakkkhhh," teriakan begitu nyaring. Baru menyadari kalau kucing hitam bisa bicara, mulut hatinya sudah berbentuk 0.   Serasa ucapannya penuh ledek, "Sudah terlambat! Apa ini kehebatan Assassin? Sepertinya itu terlalu berlebihan. Huuh, dasar manusia tidak memiliki mata yang bagus!" sindir kucing hitam. Mengerti aksi terkejutnya. Sambil mengibaskan ekor dan membuang dagu penuh remeh terhadap Li xiao. Mulut Li xiao kembali komat-kamit, kesal akan ucapan itu, "Sialan, jika bukan dirimu yang menghampiriku! Apa aku akan berada di sini? Siapa si bodoh yang main melompatiku dan berakhir di sini?" tak kalah pedas balasan Li xiao.  
Baca selengkapnya
6 Hewan Kontrak
   Kupu-kupu berubah menjadi kecil, hinggap di telunjuk Li xiao dan menghisap darahnya. Cukup satu suntikan dan hisapan, mampu membuat Li xiao jatuh dari berdirinya. Matanya kian menutup dan tergeletak di bawah. "Hehehe aku menemukan Tuanku."  "Bicara apa kau! Meow! Jika aku tidak membunuhmu sekarang, maka kamu menjadi saudaraku. Meow!" Memperlihatkan kuku. Swutt-swuth.    Mencakar!   "Hey! Hentikan kucing bodoh! Hentikan."  Hushh!
Baca selengkapnya
7 Aku Akan Menolongmu
  Li xiao perlahan-lahan mengangkat kedua tangan, wajahnya sedikit ragu. 'Meski pria itu berlumur darah dan baju terkoyak. Aku bisa merasakan tekanan yang kuat mengintimidasiku. Tatapan mata itu tidak bisa didekati dan disentuh. Jika aku kabur dari sini? Sepertinya ide yang bagus hehe,' batin Li xiao masih mendiam. 'Bila kau kabur dari sini, jangan meninggalkanku,' balas Xia yu. "Ekkkhh!'' Erang Li xiao membuat pria ini semakin mendekatkan pedang. Hanya beberapa langkah dengan Li xiao. "Emmm," geram Li xiao kembali mendiam. 'Bodoh kita bisa mendengar pikiranmu! Maksudku, pikiran kita saling terhubung. Aku bisa me
Baca selengkapnya
8 Sistem
  Memperhatikan seorang gadis tegap dan berani berbicara kepadanya, pria ini menyunggingkan bibir. Lebih membentuk seringai lalu. "Bagaimana kau menyelamatkanku, sedangkan kau tidak bisa menyelamatkan diri sendiri?" Li xiao tidak bisa menjawab, omongan itu memang benar.  Rupanya, Li xiao tidak kehilangan akal, dengan cepat memangkas otak. Agar pria ini percaya dengannya. 'Bagaimana caranya aku mengatasi pria ini? Aku baru bereinkarnasi, apa mau mati lagi? Ahh! Bisa-bisa orang lain yang tahu akan menertawaiku,' hati Li xiao.  Tangan yang ke atas mulai menurun dan kian merapat satu sama lain. Membentuk genggaman di depan perut. Baru kali ini merasakan kegugupan. Tanpa sadar, meremas jari-jarinya hingga tidak sengaja. Telunjuk kiri, menyentuh cincin Ruby di telunjuk kanan. 
Baca selengkapnya
9 Kabur
Pria ini menghunus pedang ke depan, disaat Li xiao di bawah. Tidak ada rasa kasihan atau bersalah. Pedang itu merobek Hanfu Li xiao, membuat sayatan di tengah Hanfu. Untung saja, dia bergerak cepat membelah kaki. Jika tidak, pedang itu mendarat di paha dan kaki. Tepat di belahan kaki Li xiao, dari paha ke pinggul. "Yaaah! Bajingan!" pekik Li xiao. Memelototi pedang yang merobek Hanfu di sela-sela kakinya. "Boleh juga," tarikan pedang, dibarengi desisan. Pria ini kembali mengangkat pedang, menyerang kedua kalinya. 'Tidak-tidak, aku tidak ingin mati, sial tubuh ini begitu lemah dan lambat!' rutuk hati Li xiao. Swush. "Etss, tidak kena," ledek Li xiao cepat memundur. Lelaki ini kembali mengeluarkan ringisan, ulah luka yan
Baca selengkapnya
10 Hantu
Seorang pria tua, membawa sebuah kotak persegi empat. Seperti laci yang ditumpuk menjadi satu, bila ditarik setiap lubang memiliki peralatan medis. Dia berjongkok, meletakan kotak yang berwarna cokelat tua. Sedikit ukiran di pintu dan di atasnya ada sebuah gagang untuk pegangan. Memusatkan mata, tangan meraih tangan kanan pria yang terluka. Benih mata bergeser kekanan-kekiri sedikit pejaman. Mengangguk, tangan kirinya berada di bawah tangan pangeran. Jari telunjuk kanan dan tengah disatukan, diletakan di tangan pangeran, tepat di pergelangannya. Mengintip ke botol yang dipegangnya. "Pangeran, ini-ini obat apa? Tapi menurut nadi Pangeran. Sudah stabil, serta suhu badan pangeran tidak tinggi, tetapi Hamba akan melakukan yang terbaik. Untuk mengeluarkan sisa-sisa serpihan ini," ucap hati-hati seorang tabib.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status