Semua Bab Mencintai Memori Terkelam: Bab 21 - Bab 30
62 Bab
Chapter 20 - Memori 2 tahun yang lalu
Seika berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan wajah cemas, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, namun tidak-ada tanda tanda kemunculan Michio di rumah Shigeo. Ia sudah memakai kemeja dan celana kain yang ia pakai saat Shigeo menculiknya. "Apa aku salah tempat?" tanya Seika kepada dirinya sendiri. Karena sangat panik, Seika jadi tidak bertanya apapun kepada Michio mengenai pelarian dirinya, ia merutuki dirinya karena begitu bodoh tidak menanyakan hal sepenting itu. Seika melirik ke arah pintu kamarnya dengan waspada, semenjak siang tadi ia tidak bertemu dengan Shigeo, sepertinya ia sedang tidak berada di rumah karena Takeshi yang notabene anak buah kepercayaannya juga tidak menemuinya. Hal itu membuat Seika menjadi sedikit lega karena tidak harus berhadapan dengan Shigeo jika melarikan diri nantinya. Sebenarnya Seika tidak enak hati melarikan diri karena selama berada di rumah
Baca selengkapnya
Chapter 21 - 'Kencan' dengan Shigeo
Seika membuka mata perlahan-lahan menyesuaikan matanya dengan cahaya terang. "Kau tidak apa-apa Seika?" tanya Kenichi khawatir. Seika menoleh dan menatap Kenichi sangat lama, perasaan lega membanjiri hatinya. Laki-laki yang telah ia tolong dua tahun yang lalu rupanya adalah Kenichi, laki-laki yang sekarang ia cintai, bagaimana bisa ia melupakan peristiwa penting tersebut. Airmata Seika mengalir ke telinga. Matanya tidak berkedip dan terus menatap Kenichi. "Seika? Mengapa kau menangis? tidak apa-apa. Semuanya sudah berakhir" ujar Kenichi sambil memegang tangan Seika. Airmata Seika mengalir tanpa bisa ia cegah. Ia begitu lega sampai ia sendiri tidak bisa menjabarkan perasaannya saat ini. Michio dan Akira yang juga berada di dalam ruang kamar juga menatap cemas. Seika pingsan karena terlalu takut melihat Michio yang terjatuh di tanah, setidaknya itu yang mereka simpulkan saat ini.
Baca selengkapnya
Chapter 22 - Pertengkaran anak kecil
Kenichi mengumpat pelan, ia kesal kepada Seika dan dirinya sendiri. Mengapa gadis itu selalu memprioritaskan orang lain dibandingkan dirinya.  Pintu digeser dari luar membuat Kenichi membuang pandangan ke arah taman samping rumahnya. "Ken" panggil Seika. Kenichi hanya diam. Seika menghela napas panjang." Aku minta maaf karena sudah menyetujui permintaan Nishiguchi-san. Tapi aku melakukannya untukmu Ken". Kenichi menoleh dan menatap jengkel kepada gadis di hadapannya. "Kau mengatakan kalau kau melakukannya untukku tapi aku tidak butuh itu" Ucap Kenichi setengah bergerutu. "Kau membutuhkannya, dia satu-satunya temanmu bukan?" tanya Seika. Kenichi menjadi semakin kesal, "Jangan membaca masa laluku tanpa seizinku Seika". Seika menghampiri dan duduk di samping Kenichi. "Aku tidak membaca masa lalu-mu, Nishiguchi-s
Baca selengkapnya
Chapter 23 - Mark mencari masalah
Seika keluar dari mobil mercedez benz milik Kenichi, ia diantar oleh salah satu anak buah kekasihnya. Hari ini ia akan bertemu dengan Shigeo di taman Higashi Yuenchi di daerah Sannomiya. Kenichi tidak membolehkan Shigeo untuk menjemputnya, ia bahkan tidak mau mengantarnya dan memilih untuk keluar rumah terlebih dahulu, walaupun Seika tau hari ini Kenichi akan bertemu dengan partner kerjanya. Shigeo duduk di kursi panjang yang terdapat di dalam taman, ia memakai shirt santai berwarna putih dibalut dengan blazer hitam dengan bawahan celana jeans berwarna senada, sedangkan Seika tetap dengan penampilan anehnya, memakai kemeja lengan pendek berwarna hijau muda dipadu jeans putih dan tidak lupa dengan sarung tangan mickey mouse-nya. Shigeo tersenyum ketika melihat Seika yang berjalan menghampirinya. "Kita akan kemana?" tanya Seika. Shigeo melihat ke sekitarnya. "Bagaimana
Baca selengkapnya
Chapter 24 - Bertengkar
"Tentu saja kau akan tidur disini malam ini" ujar Kenichi. "Aku tidak mau" bantah Seika lalu berjalan keluar kamar Kenichi. Kenichi segera menangkap tangan Seika dan menariknya untuk mendekat ke arahnya. Kenichi menatap mata Seika namun gadis di hadapannya memalingkan wajahnya menghindari tatapannya, jarak wajah mereka begitu dekat hingga Seika bisa merasakan napas hangat Kenichi di wajahnya. Jantungnya berdetak tidak karuan, ia bahkan bisa memastikan bahwa pipinya sekarang sedang memerah. "Aku tidak ingin mendengar kata tidak malam ini" ujar Kenichi berbisik sambil terus memperpendek jarak diantara mereka. "Ak.. aku sudah bilang tidak mau" ujar Seika gugup, ia masih memalingkan wajahnya membuat Kenichi menyenderkan kepalanya di leher Seika. "Hei, kau terlalu dekat" ujar Seika tidak nyaman mendorong badan Kenichi untuk menjauh darinya. Wajahnya semakin merona karena napas lelaki itu m
Baca selengkapnya
Chapter 25 - Berbaikan
"Aku pulang" Ucap Seika melangkah memasuki rumah. "Selamat datang anee-san" jawab Michio yang mengintip dari balik ruang dapur. "Wah, keliatannya enak" Seika menatap nasi goreng yang baru saja di letakkan di piring besar oleh Michio. Michio tersenyum. "Sebentar lagi makan malamnya akan siap". Seika tersenyum dan mengangguk lalu keluar dari dapur menuju kamarnya dan meletakkan tas kerjanya di gantungan tas. Teringat perdebatannya dengan Kenichi, Seika memutuskan untuk pergi ke kamar Kenichi. "Masuk" ujar Kenichi dari dalam. Seika menggeserkan pintu dan menatap Kenichi yang sedang membaca buku. "Sebentar lagi makan malam Kenichi" Seika tidak tahu harus berkata apa ketika melihat Kenichi yang hanya diam saja. Biasanya laki laki itu segera menghampiri dan memeluknya. "Hm" jawab Kenichi tanpa melepaskan pandangan dari
Baca selengkapnya
Chapter 26 - Tidur bersama
Seika menatap kagum kepada dirinya sendiri di dalam cermin. Ia menjelma begitu cantik dan menawan dalam balutan kimono formal berwarna merah muda dengan motif bunga sakura. Penampilannya disempurnakan oleh rambut yang di gulung ke atas dengan rapi dan diselipkan tusuk konde berwarna perak berbentuk naga sebagai penghiasnya. Wajahnya diberi riasan tipis membuat Seika semakin manis. Malam ini ia akan merayakan festival akhir musim panas dengan Kenichi di lapangan yang tidak jauh dari rumah. "Kau sangat cantik anee-san" ujar Michio menatap kagum kepada Seika. Seika tersenyum malu dengan pujian Michio. "Makasih Michio, ini juga berkat dirimu" jawab Michio "Ayo, kumicho sudah menunggu di luar" ucap Michio. Seika menganggukkan kepalanya. Ia melangkah pelan menuju depan rumah karena sempitnya kimono yang ia pakai. Ia menjinjing tas kecil di tangan kirinya dan memakai zouri,
Baca selengkapnya
Chapter 27 - Omedetou
"Ohayo gosaimasu Aiko sensei (Selamat pagi)" sapa Aoi. "Ohayo gosaimasu Aoi" sapa Seika ceria. Aoi menaikkan alisnya ketika melihat raut wajah Seika yang tampak lebih ceria dari biasanya. "Sepertinya Aiko sensei sedang bahagia ya?" tanya Aoi penasaran. Senyuman Seika menghilang di ganti dengan wajah gugup yang berusaha ia tutupi. "Tidak. Aku seperti biasanya" ujar Seika sedikit gugup. "Ya. Kau terlihat bahagia sensei" ujar Aoi yakin. Ia tersenyum nakal. "Apa yang kau bicarakan? Sudah. Ayo mulai bekerja" ujar Seika mengalihkan perhatian. Aoi tertawa pelan melihat tingkah gugup Seika. Seika masuk ke dalam ruang kerjanya lalu memegang wajahnya yang memanas. "Apa sejelas itu raut wajah senangku?" tanya Seika kepada dirinya. Seika menggelengkan kepalanya untuk mengembalikan fokusnya. Ia beranjak ke ku
Baca selengkapnya
Chapter 28 - Bertemu si mind reader
Seika terkejut mendengar pintu di geser dari luar, ia belum siap bertatap muka dengan Kenichi, wajahnya pasti memerah, ia meringkuk diatas tatami berwarna hijau sambil mengeratkan selimutnya. "Seika" panggil Kenichi. Seika diam tidak menjawab. "Seika. Lihat aku" ujar Kenichi kembali. Seika tetap tidak bergeming. Kenichi mengangkat tubuh Seika lalu mendudukkan gadis itu menghadapnya. Tubuh Seika tersengat ketika merasakan tubuh berpidah posisi. "Apa yang kau lakukan?" tanya Seika mengeluarkan wajahnya dari balik selimut dan menatap waspada kepada Kenichi. Kenichi tersenyum. "Akhirnya kau mau menatapku juga". Seika kembali ingin menyembunyikan wajahnya ke dalam selimut tebal namun gerakannya ditahan oleh Kenichi. "Lepaskan Kenichi" ujar Seika dengan wajah memerah. Ia sangat malu bertatap muka dengan kekasihnya. "Ken
Baca selengkapnya
Chapter 29 - Keakraban Kenichi dan Shigeo
Ryan lengah, ia hanya memastikan bahwa Kenichi tidak akan bertemu Seika pada jam seperti ini namun melewatkan Shigeo karena berpikir itu adalah hal yang tidak mungkin, secara laki-laki itu tinggal di Osaka. Shigeo menatap tajam kepada Ryan, seakan ingin membunuhnya di dalam pikirannya. Ryan semakin gelisah. “Nishiguchi-san” ujar Seika tersenyum sembari berdiri. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Shigeo. “Siapa dia?” tanya Shigeo tersenyum lebar menoleh ke arah Ryan. “Oh, dia orang yang menolongku sewaktu aku hampir jatuh di festival kembang api. Aku baru saja bertemu lagi dengannya” jelas SeikaTatapan dingin Shigeo membuat Ryan terintimidasi membuat tatapan milik Shigeo semakin curiga, sedangkan Seika memaklumi tatapan gelisah Ryan. Mungkin ia tau bahwa Shigeo adalah pemimpin kelompok Sumiyoshi-kai. “Kenalkan ini Ryan, ini Nishiguchi-san” ujar Seika memperkenalkan keduanya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status