All Chapters of Mencintai Memori Terkelam: Chapter 31 - Chapter 40
62 Chapters
Chapter 30 - Peringatan kepada Mark
“Bodoh, kenapa sampai ketahuan?” tanya Mark melemparkan gelas wine yang sedang di pegangnya ke arah Ryan. Gelas wine mendarat di kepalanya, membuat dahinya berdarah dan mengalir ke wajahnya. “Maafkan aku bos” ujar Ryan menundukkan kepalanya. “Sial, akan semakin sulit menculik gadis itu kalau Shigeo sampai tau” ujar Mark kesal. “Bukankah Shigeo musuhnya Kenichi bos?” tanya Ryan. “Ya. Tapi aku juga tidak mengerti mengapa Shigeo dekat dengan perempuannya Kenichi” ujar Mark. “Anda harus pulang ke Rusia bos” usul Ryan. Ia tidak memperdulikan darah yang terus mengalir dari dahinya. “Bodoh. Kalau aku tidak punya masalah disana, untuk apa aku bertahan disini?” tanya Mark kesal. “Maafkan aku bos” ujar Ryan. “Pokoknya sekarang kau harus lebih hati-hati dalam mengawasi gadis itu” ujar Mark. “Baik bos” ujar Ryan lalu berlalu
Read more
Chapter 31 - Kakak beradik
“Ohayo gozaimasu Aiko sensei” sapa Aio tersenyum manis. “Ohayo” jawab Seika datar. Rasa kesal belum menghilang dari hatinya. “Kau kenapa Aiko sensei?” tanya Aoi penasaran. Seika mengisyaratkan dengan wajahnya ke arah pintu luar. Penasaran Aoi berjalan ke pintu dan terkejut dengan keempat laki-laki bersetelan jas berdiri dengan tegak di depan pintu klinik. “Mengapa mereka menjadi banyak?” tanya Aoi sedikit takut. “Aku juga tidak tau” ujar Seika menghela napas kembali. Aoi semakin bingung, sedangkan Seika menahan kesalnya dalam hati lalu berjalan ke ruang kerjanya. Aoi juga melakukan hal yang sama. Beberapa jam berlalu, Seika dan Aoi masih menunggu pasien yang datang, namun tidak ada satupun yang masuk ke dalam klinik mereka. Seika menggigit bibirnya, sekuat tenaga menjaga ketenangannya untuk tidak mengamuk kepada keempat anak buah K
Read more
Chapter 32 - Tahun Baru
Seika menatap dirinya di dalam cermin, ini kedua kalinya ia merasa takjub dengan perubahan dirinya yang dramatis. Saat ini Seika memakai kimono merah bermotif burung merak, rambutnya digulung dan disematkan tusuk konde bermotif sama, burung merak. Wajahnya diberi riasan yang sedikit tebal dan bibir merah yang menjadi pusat perhatian.Hari ini ia akan menghadiri acara perjamuan teh di ruangan besar washitsu, perjamuan teh ini diadakan setiap awal tahun.Kenichi mengatakan kepadanya kalau acara tersebut akan di hadiri oleh para pemimpin klan di bawah naungan Kenichi sehingga saat ini seluruh rumah penuh dengan orang-orang yang berlalu lalang menyiapkan acara tersebut. Baik dalam hal konsumsi, dekorasi atau hal yang lainnya.Dua orang perempuan yang menghias Seika tersenyum melihat betapa cantiknya gadis dihadapannya. Badan Seika yang ideal sangat pas dalam balutan kimono apalagi rambut hitamnya membuat pesona Seika semakin bertambah.“Anata wa kirei d
Read more
Chapter 33 - Seika Di culik
Seika keluar dari mobil Kenichi lalu tersenyum ke arah laki-laki itu. “Hati-hati di jalan” ujar Seika. Kenichi melambai tangannya, menyuruh Seika untuk mendekat ke jendela mobil. Seika menurut dan sedetik kemudian Kenichi mengecup lembut bibir Seika dan tersenyum. “Aku berangkat” ujar Kenichi. Mobil pun berangkat. Seika mematung di trotoar jalan sambil memegang bibir dengan wajah memanas, kemudian menggelengkan kepalanya mencoba untuk fokus kembali. Seika melangkah masuk ke dalam kliniknya namun di tengah jalan ia menutup mulut karena mendadak mual, lagi-lagi ia mual tanpa sebab. Akhir-akhir ini Seika merasa cepat lelah dan mual tanpa sebab berarti. Sebuah pemikiran membuat Seika membulatkan matanya, ia juga belum menstruasi bulan ini. Ia segera melangkah masuk ke klinik untuk mengetes sesuatu. “Shinnen omedetou gozaimasu Aiko sensei, Tolong jaga ak
Read more
Chapter 34 - Pencarian Seika
Kenichi berjalan diringi oleh Michio, Akira, Arata, Daiki dan sepuluh orang anak buahnya yang memakai setelan jas warna hitam di kawasan Kabukicho. Mereka mengeluarkan pistol dan menggenggam erat sambil tetap berjalan.Kenichi berjalan memasuki sebuah daerah kecil yang berada di Kabukicho, daerah tersebut begitu sunyi jika siang hari karena tempat itu adalah tempat prostitusi dan hanya beraktivitas di malam hari.Door!!Door!!Door!!Tiga laki-laki yang berjaga di depan gedung terkejut merasakan dada mereka dimasuki timah panas tanpa bisa mereka balas, beberapa detik kemudian mereka berjatuhan di lantai.“Intrograsi semua anak buah Mark, jika tidak berguna. Bunuh mereka semua” perintah Kenichi dengan suara dingin.“Baik kumicho” ujar mereka serempak.Beberapa anak buah Kenichi mengikuti Daiki dan Arata dan beberapa lainn
Read more
Chapter 35 - Keguguran
“Kondisi nona Shinoda sangat memprihatinkan, jiwanya terguncang hebat. Saat ini nona Shinoda bahkan tidak akan mengenal orang di sekelilingnya” jelas Dokter.“Kami menemukan zat pripradol dari muntahan nona Shinoda” ujar Dokter laki-laki berkacamata tersebut.Kenichi diam mendengarkan. Giginya gemerutuk menahan emosi yang membara dalam dirinya.“Pripradol akan membuat penggunanya menjadi banyak berbicara karena korban mengalami dorongan untuk terus berbicara. Tapi efek sampingnya dapat merusak otak” jelas Dokter kembali.“Apa bisa disembuhkan sensei?” tanya Kenichi dengan tangan terkepal.“Tentu bisa walaupun membutuhkan waktu yang lama, nona Shinoda tidak terlalu lama mengkomsumsi obat tersebut bukan?” tanya dokter.Kenichi menganggukkan kepalanya.“Kita akan berusaha men
Read more
Chapter 36 - KEN!!
Seika menoleh ke arah Michio yang menatap ke depan dengan tatapan menerawang.“Michio?” panggil Seika.Michio tersadar dari lamunan dan menoleh ke arah Seika.“Mengapa kau menangis?” tanya Seika sambil memegang wajah Michio yang basah karena aliran airmata.Michio terkejut lalu memegang wajahnya dan melihat airmata yang ada di tangannya.“Mataku masuk debu anee-san” jelas Michio seraya menghapus airmata diwajahnya. ia tersenyum menyengir.“Anee-san?” tanya Seika bingung.“Mak.. Maksudku onee-san” jelas Michio gugup.Seika menganggukkan kepalanya walaupun masih penasaran dengan panggilan pemuda itu barusan.“Kalian sudah lama menungguku?” tanya Shigeo yang berjalan menghampiri Seika dan Michio.Seika tersenyum senang,
Read more
Chapter 37 - Lubang di Hati Seika
"KEN!!!" teriak Seika frustasi, airmatanya mengalir tanpa bisa cegah. Ia sangat bingung dengan suasana hatinya yang sangat berantakan yang ada di pikirannya sekarang ini adalah menangkap laki-laki yang tampak sangat familiar baginya. Seperti orang yang sangat penting dalam kehidupannya. Kenichi menghentikan larinya sejenak, terkejut dengan panggilan Seika. Apa Seika mulai mengingatnya? Tidak. Itu tidak akan terjadi. aku tidak ingin Seika kembali menderita karena mengingat penyiksaan yang Mark lakukan kepadanya, ucap Kenichi dalam hati. Ia kembali berlari kemudian menyeberang jalan setapak, beberapa detik setelah Kenichi menyeberang lampu lalu lintas khusus pejalan kaki berubah menjadi merah. Seika menghentikan langkahnya, ia terisak pelan. Ia tidak mendapati lagi bayangan Kenichi. Tanpa sadar Seika menangis, ia tidak memperdulikan tatapan bingung orang-orang
Read more
Chapter 38 - Hilang Kekuatan
Seika tersenyum kepada seorang pria paruh baya yang masuk ke dalam ruangannya. “Ada yang bisa saya bantu ojii-san?”. “Sudah dua hari ini saya mengalami gangguan percernaan sensei” Jawab sang kakek. Seika masih mendengarkan penjelasan dari sang kakek. “Saya susah buang air besar dan kadang kadang susah bernapas, detakan jantung saya pun kadang berdetak kuat, tolong periksa kondisi saya sensei” Pinta sang kakek. Seika mengangguk mengerti lalu melepaskan sarung tangannya untuk memeriksa nadi sang kakek. Sebelum melakukannya ia menghela napas panjang seraya mempersiapkan mentalnya untuk kejadian yang akan masuk ke dalam kepalanya. Seika mulai menekan daerah yang berdekatan dengan ibu jari untuk merasakan denyut nadi sang kakeknya, beberapa detik kemudian ia mengerutkan keningnya lalu menatap sang kakek yang juga menatapnya. Tidak ada satu bayangan masa
Read more
Chapter 39 - Pertemuan Kedua
Seika menatap ke sekeliling daerah Kabukicho yang tampak tidak terlalu ramai karena secara harfiah daerah Kabukicho hanya ramai pada malam hari. Kabukicho dikenal juga dengan istilah red light district karena menjadi salah satu tempat prostitusi terbesar yang terkenal di Jepang. Seika sengaja cuti kerja dan meminta dokter yang berada di klinik lain untuk menggantikannya, ia bahkan memohon untuk itu karena ada hal yang sangat mendesak yang ingin ia kerjakan. Wanita itu harus tau mengapa Michio memanggilnya anee-san dan siapa kumicho-san yang adiknya bicarakan di telepon. Seika mengepal tangan dengan semangat. Hari ini aku akan menemukan keganjilan itu. Maafkan aku Michio karena meragukanmu, Ucap Seika dalam hati. “Sial, aku tidak tahu dimana sebenarnya Michio akan bertemu dengan orang itu” gumam Seika kesal. Wanita itu berdiri di depan sebua
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status