All Chapters of Sentuh Aku, Pak!: Chapter 91 - Chapter 100
168 Chapters
91. Calon Suami
"Lah, pak Savian kemana?" pertanyaan Carla melayang diudara. Wajahnya kebingungan menatap ruang tengahnya yang kosong, padahal sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi, ada Savian yang duduk di atas sofa. Sambil mengusak rambut basahnya menggunakan handuk Carla berjalan ke meja pantry, hendak membuat teh hangat. Sejak beberapa minggu lalu ia berhenti minum kafein di malam hari, sesuai perintah Savian. Carla ingin belajar untuk tidak bergadang lagi. Hasilnya lumayan, sudah tiga hari ini Carla berhasil tidur di bawah jam dua belas malam. "Apa pak Savian marah gara-gara gak di bolehin nginep, ya?" gumam Carla masih bertanya. Sambil mengaduk teh herbalnya ia berpikir keras, tidak biasanya Savian melenggang pergi begitu saja tanpa pamit. Carla menghabiskan sepuluh menitnya untuk duduk di kursi pantry, menyesap teh perlahan sambil merilekskan tubuh dan pikiran, dua cara itu akan membantunya untuk tidur lebih cepat. Setelah tehnya ditandaskan, Carla ber
Read more
92. Morning, Sunshine!
Hampir satu jam Savian tidak melepas pandangan dari layar ponsel milik Carla yang membuat matanya terasa panas. Diliriknya Carla yang terlelap di sofa panjang, sementara Savian duduk di sofa single sambil berkutik dengan ponsel Carla tanpa izin dari gadis itu. Semenjak mereka pacaran, baru kali ini Savian berani menyentuh benda privasi Carla. Habisnya mau bagaimana, ia sudah kepalang kesal karena Haris yang memulai. Padahal, Savian sedang berusaha untuk tidak membuat Carla merasa terkekang. Ia membebaskan Carla berteman dengan siapa saja, ya, walaupun Savian suka kepanasan kalau ngeliat Carla lagi ngumpul sama temen-teman cowoknya. Tangan Savian terkepal erat, matanya makin menyipit tajam saat membaca semua riwayat chat yang Whats*pp Carla. Banyak pesan masuk dari nomor tak dikenal, sebagaian dari mereka dominan mengawali chat dengan kalimat 'Ini gue yang tadi di kafe'Ya, beginilah nasib memiliki pacar cantik. Konsekuensi yang Savian dapatkan kalau tidak menahan
Read more
93. Mas Atau Abang?
"Aku masih kuliah, masih jauh buat mikirin pernikahan." Desahan berat Savian langsung terdengar begitu jawaban Carla terlontarkan. Ternyata, gadis itu belum memiliki pikiran untuk menikah dalam waktu dekat ini. Ya, tentu saja, siapa yang ingin menikah sementara umur masih sangat muda, pendidikannya juga belum selesai? Carla pasti ingin menikmati masa-masa mudanya dulu sebelum mengabdi jadi seorang istri. "Pak, kayaknya kita harus punya perjanjian." ucap Carla lagi sambil menarik tangan Savian untuk duduk di kursi didepannya.Savian menyesap kopinya sebentar sebelum memberikan atensinya ke Carla, "Perjanjian apa?" tanyanya. "Ya, perjanjian buat bapak gak boleh sesukanya cium dan sentuh-sentuh aku." Wajah Savian menegang, kaget sekaligus ingin protes. "Gak bisa!" tolak Savian tak setuju. Savian sudah sangat tersiksa karena menahan diri untuk tidak melakukan lebih dari sekedar ciuman dan sentuh-sentuh manja ke Carla,
Read more
94. Disogok Milkshake
"Car, pak Savian tuh!" Carla yang sedang makan disenggol singkutnya oleh Dinne, membuat mata Carla langsung menoleh ke arah yang sama dengan Dinne. Mendapati Savian yang masuk ke kantin bersama beberapa asdos. Mata Carla tak bisa lepas mengiringi Savian yang kini duduk di meja sebelahnya. Tepat sekali disebelahnya. Sampai-sampai Carla bisa mendengar menu makan siang apa yang mereka pesan. "Udah lama gue gak liat pak Savian makan di kantin." bisik Frisco. Jarak antara dirinya dan Savian yang berdekatan membuat ia takut suaranya sampai di telinga pria berkemeja abu-abu itu. "Gue juga baru tau kalau pak Savian akrab sama asdos." balas Dinne berbisik juga. "Mukanya Citra cerah banget makan siang bareng pak Savian." mulut julit Marcel mulai terdengar. Sebenarnya bukan julit, tapi lebih tepatnya mengejek. Asisten dosen bernama Citra yang terkenal jutek siang ini wajahnya cerah sekali dan banyak tersenyum. Kan Marcel jadi curiga. "Mana mepet ke pak Savian mulu." bal
Read more
95. Kulkas Kosong, Tapi Hati Tidak
Carla tidak marah. Meski awalnya malu digandeng Savian di depan para mahasiswa dan menjadi pusat perhatian, tapi Carla langsung mengeluarkan cengirannya begitu sampai di dalam ruangan Savian. "Mulai sekarang saya mau menunjukkan ke mereka semua kalau kamu pacar saya. Gak peduli mau di luar atau di area kampus. Saya ingin mereka semua tau, Car!" Napas Savian masih menggebu, sisa emosi masih mendominasi dirinya. Carla terkekeh pelan, ia lantas bergelayut manja di lengan kokoh Savian. "Iya, aku juga seneng kok kalau orang-orang tau mas punya aku." ujar Carla membuat wajah tegang Savian mengendur. Ia langsung menoleh ke arah Carla dan menatapnya tertegun. Baik Carla dan Savian tidak pernah membuat kesepakatan untuk menyembunyikan hubungan mereka dari orang lain. Hanya saja, Carla dan Savian merasa tidak perlu mengumbarnya. Carla juga agak pemalu, jadi sungkan untuk memberitahu ke teman-temannya, kecuali Alvero. Maklum saja, ini adalah pengalaman pertama Car
Read more
96. Dikerjain Savian
"Kamu tunggu di mobil aja, biar saya yang ke kasir." perintah Savian sambil mendorong troli belanjaannya menuju kasir yang antri.Carla tak menyahut, ia tetap berjalan di sebelah Savian. Menyusuri rak-rak bumbu dapur instant, sesekali tangannua meraih dan langsung memasukannya ke dalam troli. "Ikan? udah. Ayam? udah. Sayur-sayuran? juga udah, apa lagi ya yang belum?" Carla bergumam sendiri sambil berpikir."Masih kurang?" Savian terpekik. Biasalah, ia kalau ke supermarket palingan beli banyak mie instant, keperluan buat mandi dan beberapa kaleng minuman, tidak seperti yang Carla beli sekarang. Savian saja sampai bingung nanti masaknya bagaimana. "Telur dan buah-buahan, mas!" Carla menarik troli yang Savian dorong, ia menjelajahi supermarket untuk mencari telur ayam dan buah-buahan."Mas coba sarapan bikin nasi goreng sama telur mata sapi, bumbu instant nasi gorengnya juga udah aku beli. Jangan sarapan roti terus!" Carla menunjukan kemasan bumbu racik nasi goreng
Read more
97. "Aku Gak Suka"
"Go food?" Carla lantas mengernyitkan keningnya mendengar yang lawan bicara virtualnya katakan barusan. "Iya, karena lo batalin ngedate kita malam ini, jadi gue go food'tin aja milkshake sama waffle nya ke rumah lo." ujar Haris dari sebrang sana. Rahang Savian perlahan mengerat mendengar suara berat itu.Savian sudah duga, Haris tidak akan menyerah untuk mendekati Carla begitu saja. Carla menghela napas pelan, mencoba terlihat biasa saja meski sorot mata Savian sedang menghunus tajam ke arahnya. Carla tahu jelas kalau Savian sedang marah saat ini, Savian bahkan langsung menyuruh Carla untuk mengaktifkan loud speaker dan melarang Carla pergi saat tahu gadis itu mendapati telepon dari Haris. "Ris, aku gak pernah menganggap ajakan kamu ke kafe itu ngedate." Carla meluruskan. Tidak ingin Haris maupun Savian salah paham. Lagi pula, Carla memang tidak pernah menganggap ajakan Haris untuk minum milkshake bersama itu sebagai date."Sama aja la
Read more
98. Gosip Baru
"Tadi gue ketemu Pak Savian sama Carla di lobi, gila makin lengket aja mereka berdua." Carla yang hendak memutar handle pintu toilet dan beranjak keluar praktis mengurungkan niatnya. Gadis itu berdiri di depan pintu sambil memasang telinganya lebar-lebar, mendengarkan apa yang cewek - cewek bicarakan di luar sana. Toilet wanita memang salah satu tempat gosip terbaik. Tapi Carla tidak menyangka kalau dirinya akan mendengar secara langsung orang-orang yang membicarakannya. "Gue sih gak peduli mereka mau selengket apa, tapi tau tempat juga kali!" salah satu dari mereka menyahuti, mungkin sambil memoles lipstik merahnya di depan kaca sana. "Pantas Carla dapat A terus di matkulnya pak Savian," "Udah pasti dapat nilai A gak secara cuma-cuma, apa lagi mereka tinggal serumah. Carla lancar kasih jatah kali." Carla membekap mulutnya, tubuhnya seketika membeku lalu perlahan terduduk di toilet. Kakinya melemas begitu saja mengetahui pa
Read more
99. Sebagai Teman Carla
Carla melempar ponselnya ke atas meja dengan wajah tertekuk sebal, mengetahui pesannya hanya di baca sama Savian tentu membuat suasana hatinya bertambah rusak hari ini.“Sok sibuk banget!” dumel Carla sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Savian memang sibuk, tapi sesibuk apa pria itu hingga tidak sempat untuk mengetik beberapa kalimat balasan pesannya.“Aw!” gadis yang sedang merengut itu tertegun ketika rasa dingin menyambar di pipinya, spontan membuat Carla menoleh ke samping, menatap Alvero yang sedang nyengir sambil menempelkan ice cream ke pipi mulus Carla, “Al, dingin tau!” bentak Carla kesal.Alvero terkekeh pelan, membukakan bungkus ice cream rasa coklat yang sengaja ia beli untuk Carla lalu memberikannya kepada Carla sebelum pemuda itu beranjak duduk di kursi sebrang. Saat ini mereka sedang duduk di taman kampus, tamannya cukup luas dan terdapat banyak pohon rimbun, meski cuaca sedang terik namun duduk di tam
Read more
100. Bukan Pijat Biasa
Carla menggosok telapak tangannya yang terasa dingin. Pandangan gadis itu celingukan ke kanan dan kiri, menatap padatnya lalu lintas di jam pulang kerja, sore menjelang malam. Sudah setengah jam Carla menunggu Savian di halte yang letaknya tak jauh dari kampus. Carla tidak mengerti kenapa Savian menyuruhnya untuk menunggu di halte, padahal biasanya mereka jalan bersama menuju parkiran ketika hendak pulang bersama.Ting!Suara klakson mobil yang cukup kencang membuat Carla tertegun dan segera mengangkat pandangannya, gadis manis itu praktis menerbitkan senyum dan bangkit dari duduknya ketika mendapati mobil Savian yang berhenti di depannya. Meski kaca mobilnya tidak terbuka, tapi Carla sangat yakin kalau mobil di hadapannya ini adalah milik pacarnya, dengan tak sabaran Carla berlari kecil menuju mobil dan membuka pintu bagian penumpang.“Bapaaak!” layaknya seorang anak yang bertemu ayahnya, Carla berteriak kegirangan mendapati Savian yang sedang duduk di ku
Read more
PREV
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status