Semua Bab Sentuh Aku, Pak!: Bab 71 - Bab 80
168 Bab
71. Cerita Menarik Hari Ini
  Savian: saya tunggu di parkiran   Carla: aku pulang bareng Alvero   Savian: saya tetap nunggu sampai kamu datang   Carla: terserah   Carla berjalan dengan wajah tak semenggah. Ia memasukan ponselnya ke dalam saku celana jeans yang ia kenakan, tak peduli meski saat ini ponselnya sedang bergetar, ada panggilan masuk dari Savian di sana. Paling juga pria itu hanya ingin mengomel dan memaksanya untuk datang ke parkiran. Setelah tadi Savian membuat Chaka salah paham terhadapnya, kini pria itu seperti tidak punya muka dan rasa bersalah. Ck!   "Mau makan dulu, Car?" Alvero bertanya, mengamati wajah Carla yang seperti tidak memiliki gairah untuk hidup. Alvero pikir saat ini cewek itu sedang lapar, makanya suasana hatinya buruk.   "Langsung pulang aja, Al." balas Carla tanpa menatap b
Baca selengkapnya
72. Tamu Pertama Savian
Carla menghela napas pelan. Baru saja motor Alvero lengser dari halaman flat, tubuh tinggi menjulang milik Savian langsung keluar dari pintu utama. Kedua tangan pria itu melipat di depan dada, tatapan matanya menatap Carla tajam. Kemarahan terlihat jelas di wajah Savian saat ini karena mendapati Carla yang baru pulang lewat dari jam sepuluh malam. "Saya kira kamu gak pulang malam ini, Car." sindiran yang keluar dari mulut Savian tertangkap jelas di indra pendengaran Carla. Langkah Carla berhenti tepat di depan Savian, gadis itu mendongak, membalas sorot Savian yang tengah menghunusnya tajam, "Aku males berdebat, pak." balas Carla dengan suara lemahnya. Gadis itu sungguhan capek dan ingin segera membersihkan diri karena saat ini tubuhnya benar-benar lengket.Carla melanjutkan langkahnya, melewati Savian begitu saja, namun ketika tungkainya hendak memasuki flat, tubuh Carla seketika membatu begitu saja di depan pintu, kerutan di dahinya tercetak jelas
Baca selengkapnya
73. Berdebat
Waktu sudah menunjukan pukul dua belas malam, tapi Carla baru saja keluar dari kamarnya seraya membawa laptop dan buku catatan miliknya. Cewek itu meletakan buku dan laptopnya ke atas meja, lalu ia beranjak ke meja pantry, menyenduh kopi dan mengambil beberapa cemilan untuk menemaninya belajar.Carla kembali belajar di ruang tengah lagi karena Kristal sudah tertidur di kamarnya. Kristal tertidur dengan lampu yang harus di padamkan, membuat Carla mau tak mau mengalah dan harus keluar dari kamar jika ingin belajar.Decitan pintu kamar yang terbuka spontan membuat Carla menoleh, cewek itu mengangkat sebelah alisnya melihat Savian yang baru saja keluar dari kamarnya."Sudah tahu besok masih ulangan, kenapa tadi pulang larut malam?" omel Savian seraya berjalan menuju Carla yang sedang mengaduk kopi. Aroma khas kopi itu menyeruak, menggelitik indra penciuman Savian dan Carla."Sekarang udah wa
Baca selengkapnya
74. 'Milik Saya'
Carla berjalan keluar dari kelas dengan pandangan menunduk, menatap tungkainya yang menginjak lantai dan berjalan entah mau mengarah kemana. Ulangan telah selesai hari ini, besok seluruh mahasiswa di liburkan dan masuk kembali pada hari senin.Langkah Carla berhenti di tikungan lorong. Gadis itu terdiam sejenak, sedang berpikir kemana kaki ini akan ia bawa melangkah. Carla menoleh ke arah kanan, ke arah kiri lalu ke arah depan."Chaka..." Gadis itu bergumam dengan pandangan lurus ke depan. Ia bertemu Chaka lagi, pemuda itu masih berpenampilan sama seperti tadi pagi. Topi hitam masih menutupi rambutnya, dan tas punggung masih tersampir di pundaknya."Chaka!" suara Carla memanggil dengan lantang hingga menggema di lorong dan menarik perhatian mahasiswa lain. Tapi Carla tidak perduli, ia langsung berlari menghampiri Chaka yang kali ini diam di tempat."Kamu kenapa gak balas pesan aku?" cici
Baca selengkapnya
75. Harapan Tanpa Kepastian
"Aku gak paham sama bapak." Pergerakan tubuh Savian praktis terhenti, pria yang hendak keluar dari mobilnya itu segera menoleh ke Carla yang barusan buka suara. "Bapak peluk aku, cium aku, ngelarang aku buat deket sama cowok lain, tapi kenapa bapak gak mau pacarin aku?" Pandangan Carla yang lurus ke depan perlahan-lahan menoleh ke arah kanan, menatap Savian yang tampak terkejut mendengar pertanyaan darinya. Savian menghela napas pelan, kedua tangannya bergerak naik memegang bahu merosot Carla. "Kita bahas ini nanti, sekarang kita turun dulu-"Carla menyetak tangan Savian dari kedua bahunya secara kasar, mendengar respon Savian yang demikian membuatnya sudah mengerti apa maksud pria itu mendekatinya tanpa berniat untuk memacari. Savian menghembuskan napas berat melihat Carla yang turun lebih dulu dengan ekspresi kusutnya, sebelum memutuskan untuk menyusul cewek itu Savian berdecak kesal lebih dulu. "Tal, Ital!" S
Baca selengkapnya
76. Kristal Beverly
Savian sampai di Bandung jam delapan malam. Sepanjang perjalanan menuju kota kembang pikiran Savian tidak berhenti bekerja, ada banyak hal rumit yang ia pikirkan. Bahkan ketika mobilnya sudah terparkir di garasi rumahnya pun Savian masih ragu untuk turun. "Vi, gak turun?" Kristal bertanya, tangannya menyentuh lengan Savian bermaksud menyadarkan pria itu dari lamunan. Savian mengangguk tanpa suara, ia lantas melepas seatbelt yang melilit tubuhnya kemudian turun dari mobil. Seraya beriringan dengan Kristal Savian berjalan menuju pintu utama, tanpa menekan bel lebih dulu Savian langsung masuk ke dalam kediaman besar berlantai tiga milik orang tuanya. "Mas Savian sudah pulang..." Mbok Sumi yang sedang membersihkan pajangan di lemari menjadi orang pertama yang menyadari kedatangan Savian dengan seorang gadis di sebelahnya. Wanita paruh baya itu segera berjalan mendekat dengan ekspresi senang.
Baca selengkapnya
77. Kecewa
 "Kali ini Papa gak boleh lepas dari tanggung jawab Papa begitu aja." Saat ini Savian sedang berbicara empat mata dengan Miko di balkon lantai dua rumahnya. Jelas mereka butuh ruang untuk saling tukar pikiran, dan Savian juga harus mendengar penjelasan yang selama ini Miko sembunyikan dari keluarganya. Selama ini, meskipun Miko selalu kerja di luar kota dan kadang dalam waktu yang cukup lama, tapi tidak pernah terbesit di pikiran Savian kalau Papa nya itu akan selingkuh dengan wanita lain, apa lagi sampai menikah dan memiliki anak. Savian sempat tidak percaya dan hampir hilang akal saat menemukan foto pernikahan Miko dengan wanita bule yang di pajang di bupet kosan Kristal, dan yang lebih mengejutkan lagi bahwa wanita di foto itu adalah ibunya Kristal yang sudah kembali ke Amerika tanpa membawa Kristal, alias Kristal di tinggal begitu saja saat gadis itu duduk di bangku SMA kelas 2. 
Baca selengkapnya
78. Postingan Lambe Kampus
  "Lo gak ada niat buat laporin pacarnya Kristal ke pihak berwajib, Kak?"   Savian yang sedang menikmati angin malam di balkon kamarnya spontan menoleh, mendapati Deica yang datang bersama dua cangkir kopi di tangannya.   Savian menerima kopi dari adiknya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan yang barusan di ajukan, "Percuma. Pacarnya Kristal anak Menteri." jawab Savian membuat rahang Deica terjatuh.   "Tapi memang Kristal cantik, sih." ujar Deica tidak heran. Ya, melihat paras cantik yang Kristal miliki, pria dengan jabatan tinggi sepertinya bisa dibuat jatuh cinta oleh gadis itu.   "Gue tadi udah ngobrol sama Kristal, dia mau buat tinggal di sini sama mama." kata Deica mengubah topik pembicaraan mereka. Sejauh ini Deica juga masih bersikap baik dengan Kristal, ia tidak dendam atau merasa benci karena Kristal anak dari selingkuhan p
Baca selengkapnya
79. Pulang
Tubuh Savian langsung lemas saat sampai di flat dan mendapati banyak darah yang bercucuran di lantai kamar Carla. Kamar gadis itu juga berantakan, sepertinya Carla benar-benar kacau tadi.Savian menghembuskan napas pelan, ia duduk di tepi ranjang Carla. Matanya menggerilya, menatap buku dan barang-barang lainnya yang bertebaran di lantai kamar. Savian tidak menemukan Carla sejak tungkainya menginjak lantai flat, tapi ia tahu dimana gadis itu berada saat ini.Misel yang memberitahunya kalau Carla sudah di bawa ke rumah Alvero dan akan menginap di sana. Misel juga mengatakan kepada Savian untuk tidak bertemu dengan Carla dulu sebelum gadis itu tenang. Karena saat ini mental dan pikiran gadis itu sedang tidak baik-baik saja. Melihat banyaknya darah di lantai kamar Carla, Savian jadi percaya dengan ucapan Misel kalau kondisi mental Carla memang seserius itu.Savian mengusap kasar wajahnya. Sisi tubuhnya terkepal
Baca selengkapnya
80. Bukan Pacar
  "Bapak pulang sama Kristal semalam?"   Setelah menghabiskan roti dan kopinya, Carla membuka suara dan bertanya. Membuat Savian yang sedang fokus menyetir menoleh sesaat ke arah gadis yang pergelangan tangannya di perban itu.   "Nggak, saya pulang sendiri. Kristal masih di Bandung." jawab Savian membuat Carla terdiam dan membuang pandangan ke luar jendela.   Pikiran Carla berkecamuk lagi. Bertanya-tanya apa mereka sudah seserius itu dan apa Kristal sudah sangat akrab sampai Savian bisa tenang meninggalkan Kristal di rumahnya?   Carla menahan napas, ia menolehkan pandangannya ke Savian. Ia tidak bisa terus menahan diri dan membuat pikirannya berperang sendiri.   "Bapak mau nikah sama Kristal?" tanya Carla dengan nada serius.   Dengan cepat Savian menoleh, di tatapnya mata Carla
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status