Lahat ng Kabanata ng Sentuh Aku, Pak!: Kabanata 131 - Kabanata 140
168 Kabanata
131. Gagal Cocok Tanam
Sambil mengusak rambut basahnya menggunakan handuk, Savian berjalan menuju lemari pakaian. Ia melepas handuk yang melilit setengah badannya lalu memakai baju tidurnya yang sudah istrinya siapkan.Usai berpakaian lengkap, Savian berjalan menuju nakas. Meraih ponsel sembari melirik Carla yang anteng tengkurap di atas ranjang dengan laptop di hadapannya."Tadi Miera telepon," celetuk Carla membuat Savian menahan pandangan ke arahnya."Ban mobilnya Miera bocor. Jadi aku suruh dia ke sini nya besok aja." lanjutnya membuat Savian memijat pangkal hidungnya, nampak frustrasi. "Kan bisa suruh dia naik ojol. Kamu gimana sih! kenapa nggak ngomong dulu sama aku?" sentaknya kesal. Sepasang mata Savian mulai menajam, lengkap dengan rahangnya yang sedikit mengeras. Tidak biasanya Carla ikut campur dengan pekerjaannya, apa lagi mengambil keputusan tanpa bertanya lebih dulu. Carla menghembuskan napas pelan. Ia menegakkan badannya dan menatap Savian dengan jengkel. "Kamu tau nggak sekarang jam berap
Magbasa pa
132. Ternyata
"Tapi apa nggak kegedean beli rumah yang ini. Tante cuma tinggal sendiri, kan?" "Tapikan harganya murah, Al. Tante aja kaget lihat rumah gede harganya segitu, apa lagi di Jakarta. Lagi jual butuh, Al?" sahut Mirda yang duduk tenang di kursi belakang.Alvero melirik Mirda lewat kaca. "Iya, di jual karena cerai sama suaminya. Itu yang punya rumah kakaknya calonnya bang Jovan." Meski terlampau fokus pada layar ponselnya, tapi telinga Carla tidak budeg untuk tidak menangkap apa yang barusan Alvero katanya. Dalam sekejap Carla menoleh ke Alvero dengan kening mengernyit. "Kakaknya Shasha maksud kamu?"Alvero menoleh diiringi anggukan singkat. "Rumahnya baru direnovasi padahal, tapi namanya musibah nggak ada yang tau." Carla terdiam. Tadinya ia cukup senang karena menemukan rumah murah di Jakarta, apa lagi rumahnya bagus dan cukup besar. Tapi setelah tau akan hal lainnya, Carla jadi bingung.Apa yang sedang Tuhan rencanakan hingga membawanya masuk ke dalam ranah masa lalu Savian? Apa na
Magbasa pa
133. Rumpi
Savian melukis senyum menyambut kepulangan istrinya. Sementara Carla mengernyitkan keningnya kebingungan mendapati sang suami yang sedang santai di atas sofa ruang tengah. Bukankah tadi Savian bilang mau pergi cek lokasi proyek bersama teman kantornya? "Loh mas, kamu nggak jadi pergi?" tanya Carla sembari berjalan mendekati Savian."Nanti sore," Savian menggeser duduknya, memberi ruang untuk Carla duduk di sebelahnya. "Kamu ikut aku, ya? Sekalian nanti kita makan malam di luar."Carla mencibik, "Tumben!" "Kan udah lama kita nggak ngedate, Sayang." ujar Savian seraya menarik Carla ke dalam pelukannya. Carla menahan senyum, tangannya bergerak melingkar dipinggang Savian sebelum mendusel manja di dada bidang milik suaminya."Akhirnya kamu ingat juga." sindir Carla membuat Savian terkekeh. Ya, akhir-akhir ini mereka memang jarang keluar bersama. Sudah serumah, ketemu setiap hari, untuk apa juga keluar bareng? Lebih enak juga kelonan di kamar. Begitu menurut Savian. Tapi agaknya hari
Magbasa pa
134. Satu Garis atau Dua Garis?
Kaluna: Aku yang ke rumah kamu aja, Car. Aku nggak keberatan kokIsi pesan yang baru saja masuk ke ponselnya membuat Carla berpikir sejenak. Ia tidak masalah jika Kaluna mau ke rumahnya, hanya saja Carla merasa tidak enak. Yang butuhkan dirinya, masa Kaluna yang mendatangi? "Gakpapa, mbak, nanti aku ke rumah mbak aja sama Al," balas Carla. Rencananya hari ini dia akan memberikan uang DP untuk rumah Kaluna yang akan ia beli. Carla dan Mirda sudah mantap untuk meminang rumah itu. Kaluna: Kirim alamat kamu aja ya, Car. Kening Carla mengernyit. Kenapa Kaluna jadi maksa begini? Sudahlah, biar cepat selesai, jadi Carla segera mengindahkan permintaan wanita itu dengan mengirimkan alamat rumahnya. "Sayang, kok malah main ponsel sih? memang sudah enakan?" Savian muncul dan berjalan mendekati. Tangan besar pria itu terulur, menempel di kening Carla. "Aku nggak demam, Mas." jawab Carla. Sejak pulang dari ngumpul-ngumpul dengan rek
Magbasa pa
135. Tamu Penggangu
Badan Savian membeku melihat siapa yang berdiri di hadapannya saat ini."Savian..."Suara itu masih tersimpan jelas di ingatannya. Intonasi lembut dan halus yang dulu menjadi suara favoritnya. Namun kini, suara itu yang paling Savian benci. Savian bahkan berharap tidak akan pernah mendengar suaranya lagi.Bibir Savian masih bungkam, sepasang matanya tidak bisa berpaling dari wajah ayu milik seorang wanita yang sudah lama tidak ia temui. Bukan terpanah, Savian hanya tidak percaya bagaimana bisa wanita itu menampakkan dirinya tanpa raut sesal?"Siapa yang datang, Mas?" pertanyaan serta kemunculan Carla berhasil menghenyak Savian dari lamunannya. Savian menoleh dan melukiskan senyum ke istrinya itu."Nggak kenal. Teman kamu mungkin, Car." ujar Savian lalu beranjak masuk ke dalam kamar. Biar Carla saja yang menyambut kedatangan wanita itu.Sekarang giliran Carla yang membeku di depan pintu, dia tahu kalau Kaluna akan datang, yang membuatnya terdiam adalah ucapan Savian barusan. Apa Savian
Magbasa pa
136. The One And Only ; Savian
SAVIAN POVCarla masuk ke dalam kamar saat gue sedang ngobrol dengan Miera melalui telepon. Biasa, bahas soal kerjaan. Nggak ada alasan buat gue telepon Miera kalau bukan karena ngomongin masalah kerjaan. Mata gue melirik sebentar ke Carla, dia lagi sibuk sama ponselnya. Tapi, ada perasaan mengganjal di hati gue saat lihat raut wajah dia yang tertekuk dan tampak jengkel. Gue perhatiin dia lamat-lamat, dan benar saja, perlahan pundak Carla bergetar, sedetik kemudian dia menutupi wajahnya dan mulai terisak. "Nanti saya telepon lagi, Mi." Gue memutuskan sambungan telepon begitu saja dan langsung menghampiri Carla yang semakin terisak kencang. Badan gue berlutut di bawah Carla yang sedang duduk di tepi ranjang. Gue peluk dia tanpa mengatakan apa-apa. Biarin dia lepasin perasaannya lebih dulu, biar lebih tenang pas gue tanya-tanya nanti. Setelah tangisnya mereda, gue ngambil segelas air yang ada di atas nakas, terus gue suruh Carla buat minum. Gue usap punggungnya selagi dia menegak ai
Magbasa pa
137. Kondangan Berujung Suram
Satu bulan sudah berlalu. Semua berjalan dengan lancar dan sesuai rencana Carla. Urusan rumah juga sudah selesai, sayangnya, Carla tidak bisa mengelak ketika hari pernikahan Jovan datang. Sudah dipastikan ia akan bertemu dengan Kaluna di sana."Mas, bangun!" Carla yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung menggeram kesal melihat Savian yang masih terlelap nyenyak di atas ranjang. "Mas, aku tinggal, ya?" ancam Carla. Detik berikutnya mata Savian perlahan terbuka."Masih pagi, Sayang." Savian mengucek sepasang matanya yang masih berat. Ia tidak tahu kenapa Carla bisa bangun dengan begitu semangat pagi ini, padahal mereka baru sempat tidur subuh tadi, tepatnya tiga jam lalu."Akadnya jam sembilan, dua jam lagi. Cepat bangun!" Savian berdecak, ia bergerak menegakan tubuhnya sebelum Carla benar-benar marah. Setelah nyawanya sudah terkumpul semua, barulah ia berjalan menuju kamar mandi."Astaga, mas!" Carla menjerit di depan cermin riasnya. Cewek itu berdesis kesal melihat suaminya y
Magbasa pa
138. Pelukan Perpisahan
"Saya kasih waktu lima menit untuk kamu bicara." Savian menghentikan langkahnya tepat di ujung lorong yang sepi."Aku mau minta maaf, Savian." ungkap Kaluna dengan nada penyesalan. Savian melipat kedua tangannya di depan dada, matanya yang tajam tidak teralihkan sedikitpun dari wajah yang menunduk sendu dihadapannya. "Lalu?" Kaluna mengangkat pandangannya, memberanikan diri untuk membalas sorot obsidian Savian yang dingin. "Mungkin kamu mengira hubungan kita sudah selesai, tapi bagi aku enggak." emosi mulai terlihat dari wajah Kaluna yang menunjukkan ekspresi menggelora. Mendengar itu, Savian berdecih. Tapi Savian masih setia merapatkan mulutnya, memberikan kesempatan Kaluna untuk berbicara lagi."Selama bertahun-tahun, pikiran aku nggak pernah lepas dari kamu." Kaluna mengusap air matanya yang meleleh. "Aku tahu apa yang aku lakuin di masa lalu itu kesalahan fatal. Tapi, aku juga nggak mau itu terjadi. Aku dijebak,
Magbasa pa
139. Dinner Romantis
Savian masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai. Tidak ada gairah kehidupan di wajah kusut itu. Perlahan badan besar Savian jatuh ke atas sofa, diiringi helaan napas panjang pria itu meraih ponselnya dari dalam saku celana.Untuk sesaat fokus Savian tertuju pada benda pipih digenggaman, mengetik sebuah pesan manis untuk sang istri."Nanti kalau mau pulang kabarin aku ya sayang, biar aku jemput." begitu isi pesannya.Savian melempar ponselnya asal ke atas meja, lalu ia memijat keningnya yang terasa mencekam. Pikirannya bekerja keras, mencari cara agar Carla mau memaafkannya. Meski bukan dirinya yang menginginkan pelukan dari Kaluna, tapi Carla tidak tahu hal itu, dan sudah pasti istrinya banyak berasumsi.Tak ingin membuat pikirannya semakin kusut, Savian segera berajak bangkit. Ia berjalan memasuki area dapur dan mengecek isi kulkas. Savian sudah menemukan ide agar Carla mau memaafkannya. Malam ini ia akan membuat dinner romantis. Setidaknya hal-hal manis seperti itu dapat menyurut
Magbasa pa
140. Panik
"Nggak mau ke Tangkahan aja, Pak?" "Ubud aja, Pak." Miera mendelik jengkel ke Jordi yang menyela ucapannya. Pagi ini sehabis meeting mingguan, Savian memberitahukan kepada pegawainya kalau minggu depan dia akan ambil cuti bulan madu selama lima hari. Memang, tadinya Savian hendak berangkat bulan madu hari ini sesuai yang ia janjikan ke Carla, tapi Papanya tidak mengizinkan. Bukan karena tidak membolehkan Savian untuk bulan madu, tapi Miko tidak ingin Savian mengambil cuti dadakan dan membuat pegawai di kantornya jadi kuwalahan karena harus menghandle pekerjaannya tanpa persiapan. "Istri saya maunya ke Bali, Mi." Miera semakin memelas. "Padahal Tangkahan bagus loh, Pak. Nggak kalah bagus dari Bali." ujarnya tak menyerah. Savian terkekeh kecil, "Makasih sarannya, mungkin lain kali saya liburan ke sana." "Jadi, kalian gakpapa ya kalau saya tinggal cuti?" tanya Savian menatap pegawainya satu per satu."Tenang, Pak. Selama masih ada saya di sini, aman!" jawab Jordi tengil. "Iya, Pa
Magbasa pa
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status