Semua Bab Sentuh Aku, Pak!: Bab 121 - Bab 130
168 Bab
121. Married
Hari berjalan dengan begitu cepat, hingga tidak terasa Savian dan Carla telah sampai di hari kebahagiaan mereka. Saat ini keduanya sudah berada diatas panggung pelaminan, bersalaman dengan para tamu undangan yang datang.Senyum kebahagiaan tidak kunjung luntur dari sepasang wajah pengantin baru itu. Badan langsing Carla yang terbalut kebaya jahitan tangan mertua dipadukan dengan wajah ayu miliknya, siapapun yang melihat pasti memuji keelokan rupa wanita itu. Savian sampai kesel sendiri melihat istrinya dipandangi oleh mata jelalatan para pejantan lain. "Untung kamu jadi pengantin cuma satu kali," bisik Savian ketika mereka memiliki waktu untuk duduk dan berbincang. Tamu mulai surut, beberapa beralih ke prasmanan dan photo booth yang telah disediakan. "Kenapa emangnya?" tanya Carla, sedikit sibuk merapikan kebayanya agar tidak rusak. Kebaya khusus yang dirancang dan dijahit dengan tangan sang mertua kesayangan, Carla bakal menangis tiga hari tiga malam kalau sampai robek. Menurutnya,
Baca selengkapnya
122 - After Married
Savian membereskan meja kerjanya dengan semangat. Sudah waktunya pulang, ia jadi tidak sabar ingin sampai di rumah dan memeluk tubuh mungil istrinya. "Udah mau balik, Pak?" Jordi yang melihat Savian keluar dari ruangannya latah bertanya. Pasalnya, tidak ada gurat kelelahan seperti yang biasanya Savian ciptakan saat mau pulang. Dan juga, masih tersisa satu jam lagi sebelum jam pulang kantor.Savian menoleh, sepasang alisnya terangkat saat melihat para bawahannya masih bergelut dengan pekerjaannya masing-masing. "Iya. Kok kalian belum pada pulang?" tanya Savian bingung.Dengan kompak para bawahan melongo dan saling melempar pandang. Sudah jam pulang apanya!"Masih satu jam lagi kaliiii, pak!" Miera menimpali dengan jengkel. Savian selalu mengomel setiap ada bawahannya yang izin pulang sebelum jam kerja, tapi lihat apa yang ia lakukan sekarang. Kalau tidak ingat mencari kerjaan itu susah, mungkin mereka sudah kompak memaki-maki Savian.Mendengar ucapan Miera, Savian menaikan sebelah tan
Baca selengkapnya
123. Awali Hari Dengan Olahraga Pagi
Jam 5 pagi Carla sudah bangun dari tidurnya. Hal pertama yang cewek itu lakukan adalah tersenyum kecil sambil memandangi Savian yang pulas di sebelahnya. Tangan Carla bergerak, mengusap usil rahang tegas Savian. “Hmmm...” Yang disentuh terusik, sepasang mata mengantuk Savian terbuka perlahan, kemudian ia membawa Carla ke dalam pelukannya. “Masih gelap, tidur lagi.” titahnya dengan suara serak-serak basah. “Kebo!” sungut Carla sambil mencubit pipi Savian yang mulai mengembung, baru dua bulan pernikahan, tapi Savian sudah menampakan perubahan pada tubuhnya. Kalau kata Deica, ‘Berarti susunya cocok’.Padahal Savian sudah berhenti meminum susu kemasan apapun. Selain dari sumbernya langsung.“Mas, awas dulu!” sentak Carla karena Savian semakin mempererat pelukannya. Savian terkekeh kecil melihat wajah kesal Carla, “Mau ke mana sih, Sayang?” tanyanya mengejek, masih enggan melepaskan badan mungil sang istri dari dekapan. “Mau mandilah, badan aku lengket gini.” jawab Carla diakhiri dengu
Baca selengkapnya
124. Salahpaham
"Mas, aku bingung deh." ujar Carla sambil sibuk menyiapkan bekal untuk Savian. Sementara suaminya itu sedang fokus main ponsel sambil minum kopi di pantri."Bingung kenapa, Sayang?" tanya Savian tanpa mengalihkan pandangannya dari layar benda pipih di tangan."Tabungan aku udah cukup buat beliin Mama rumah, meskipun bukan rumah yang besar sih. Tapi di sisi lain aku nggak tega biarin Mama tinggal sendirian." jawabnya. Semenjak menikah, Carla tinggal di rumah Savian. Sementara Mamanya tinggal sendirian di flat sebab Mirda sudah resmi bercerai dengan Ozi setelah Carla menang di pengadilan saat sidang kasus pelecehan dengan Genta."Sejak kamu tinggal sama aku, Mama tinggal sendirian bukan?" balas Savian."Ya tapikan cuma beda blok aja jarak rumah kita sama flat."Savian manggut-manggut, ia menyesap kopinya sesaat lalu bersuara lagi. "Aku gak masalah kok kalau Mama mau tinggal di sini sama kita. Lagian masih ada dua kamar kosong, kan?" Kontan Carla menoleh ke Savian, sepasang mata coklat
Baca selengkapnya
125. Carla Ngambek
Carla menghembuskan napasnya mendapati Savian yang masih bergelut dengan berkas-berkas dan laptop di ruang kerja. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, sudah lewat dari waktu tidur, tapi lihat apa yang sedang suaminya itu lakukan?"Mas, ayo tidur." Carla tidak suka ranjangnya terasa dingin karena Savian tidak ada di sana.Sejenak Savian melepas fokusnya, ia menatap Carla dengan raut wajah bersalah. "Kamu duluan aja ya, Sayang, aku masih ada kerjaan." ini sudah peringatan kedua dari istrinya, tapi jawaban Savian masih tetap sama. Masih ada kerjaan.Akhir-akhir ini Savian sering bergadang demi pekerjaannya. Meski tidak begitu sering, tapi tetap saja Carla mengkhawatirkan kesehatan suaminya itu. "Bisa dilanjut besok, Mas. Lagian kamu besok juga kerja, harus bangun pagi." rengek Carla memohon. Ia bagai anak kecil yang meminta Ibunya untuk menemaninya tidur.Hembusan napas panjang Savian keluarkan, "Nggak bisa, Sayang. Harus diselesaiin malam ini juga." kekeh Savian keras kepala.Gan
Baca selengkapnya
126. Bibit Curiga
"Tumben nggak bawa bekel, Pak?" Jordi bertanya, menatap bingung kehadiran Savian di antara teman kantornya yang sedang menikmati makan siang di sebuah restoran Padang."Istri gue lagi sibuk, jadi nggak sempet masak." jawab Savian sembari memasukan tangannya ke dalam air kobokan.Sebenarnya tadi pagi Carla menawarkan Savian untuk membawa bekal, tapi Savian menolak karena tidak tega. Sejak kemarin istrinya itu sibuk membantu keluarga Alvero menyiapkan acara lamaran Jovan yang terlaksana hari ini. Makanya Savian sengaja membiarkan Carla istirahat sebelum kembali ke rumah Alvero lagi.Jordi manggut-manggut. Pria itu mulai memakan makan siangnya sambil memainkan ponsel di tangan. Ciri khas anak jaman sekarang, nggak bisa lepas dari ponsel. "Pak, bini lo lagi sama siapa nih?" wajah Jordi sedikit panik, ia menunjukkan layar ponselnya ke hadapan Savian.Savian hanya melirik ponsel Jordi sekilas, menampakan sebuah foto selfie Carla dan Alvero yang Alvero posting di i***a story, lalu Carla ikut
Baca selengkapnya
127. Kelana Masa Lalu
"Loh kalian udah saling kenal?"Carla membatu di tempat saat Shasha berhambur ke pelukan Savian tanpa permisi. Rasa terkejut dan bingung menjadi satu. Melihat interaksi seperti itu, Carla yakin mereka pernah saling kenal. Namun sejauh apa hubungan mereka sampai harus berpelukan di hadapannya?Tidak jauh berbeda dengan reaksi Carla, Savian pun sempat mematung saat mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Shasha, namun ia segera tersadar saat melihat gurat Carla yang menyendu, Savian lantas mendorong pelan tubuh Shasha untuk menjauh. Kemudian menarik Carla ke dalam rangkulannya kembali. "Kamu apa kabar, Sha?" tanya Savian dengan suara bergetar. Ada perasaan sesak di dadanya saat bertemu kembali dengan Shasha, ia seperti berkelana ke masa lalu yang sebenarnya tidak ingin Savian ingat lagi."Savian?" satu suara lain memanggil. Membuat Savian dan Carla spontan menoleh ke sumber suara, mendapati orang tua dari Shasha yang tengah berjalan menghampiri mereka dengan raut kaku
Baca selengkapnya
128. Kenangan Terburuk
Pada akhirnya, Carla berangkat ke Bandung sendirian. Savian baru di kabarkan oleh Miera kalau pagi ini dia ada meeting dengan klien. Mau tidak mau Savian membiarkan Carla pergi diantar oleh supir kantornya. Savian khawatir kalau Carla naik kendaraan umum atau taksi online.Usai sarapan bareng Savian, Carla berangkat ke Bandung dan sampai di rumah Mama mertuanya pada siang hari. Kirana membiarkan Carla untuk istirahat lebih dulu di kamar Savian. Ketika sore tiba, Carla terbangun dari tidurnya."Sudah bangun, Sayang?" Carla melukis senyum mendengar pertanyaan dari suara merdu itu. Ia lantas berjalan ke ruang makan, tempat Kirana berada sekarang."Mama masak?" tanya Carla sembari berdiri di samping Kirana yang sibuk menata lauk pauk di atas meja makan."Iya. Kan mantu kesayangan Mama datang, harus di kasih makan enak dong." jawabnya sambil tersenyum cerah. "Ah, Mama..." Carla peluk pinggang Kirana lalu bergelayut manja. "Mbok ke mana, Ma?" pandangan Carla mengedar, mencari keberadaan A
Baca selengkapnya
129. Sleep Call?
Unknown: Mas Savian, ini aku Shasha. Maaf karena aku lancang minta kontak mas Savian dari Alvero.Savian yang baru saja selesai meeting dengan kliennya harus menghembuskan napas panjang usai membaca pesan dari nomor tak di kenal. Yang ternyata nomor Shasha. Ada kepentingan apa Shasha menghubunginya?Dengan malas Savian mengetik balasan."Ada apa, Sha?" Sambil menunggu balasan —yang sebenarnya tidak Savian tunggu, Savian mengetik pesan ke Carla. Istrinya itu ternyata masih di jalan. Mungkin satu jam lagi akan sampai di tempat tujuan.Shasha: Aku cerita ke Mbak Kaluna kalau Mama ketemu sama Mas Savian. Dan Mbak Kaluna minta ketemu sama mas. Hembusan napas panjang Savian kembali terdengar. Apa ini akan menjadi awal kerikil di rumah tangganya? Tapi, seharusnya Savian tidak perlu khawatir jika memang Kaluna sudah tidak berarti apa-apa lagi untuknya, Savian harus bersikap biasa saja, kan?"Bertemu untuk kepentingan apa, Sha?" Itu balasan yang Savian kiri
Baca selengkapnya
130. Sabtu, Lepas Rindu
Sabtu adalah hari bebas untuk sebagian besar orang. Sesuai dengan janjinya, hari ini Savian akan pergi ke Bandung untuk menjemput istrinya itu pulang. 4 hari tidak bertemu Carla membuat rasa rindu Savian membuncah. Sebenarnya di hari kedua mereka berpisah, Savian sempat menyesali keputusannya untuk menyuruh Carla menemani Mamanya di Bandung. Hari terasa lebih panjang dan membosankan tanpa Carla di rumah, untuklah Sabtu sudah datang.Mobil Savian berhenti di depan halaman rumah orang tuanya, ia melukis senyum bahagia saat melihat Carla keluar dari dalam rumah dan berjalan menghampirinya sambil tersenyum senang. "Mas..." tubuh Savian terasa hangat saat Carla memeluknya begitu ia keluar dari mobil. "Kangen..." lirih Carla sambil menenggelamkan wajahnya di dada bidang Savian."Aku juga." Savian menjawab setelah menjatuhkan kecupan dalamnya di kepala Carla. Wangi khas Carla dan kehangat seperti ini yang Savian rindukan selama 4 hari. "Bawa apa, Kak?" Deica datang menghampiri, membuat pa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status