Semua Bab Sentuh Aku, Pak!: Bab 141 - Bab 150
168 Bab
141. Savian : Ngidam
“Janinnya baik-baik saja, hanya kontraksi karena dijenguk Ayahnya. Sebaiknya kalau janin belum berusia enam belas minggu tidak boleh dijenguk dulu ya, Mas.” Kening gue mengernyit. Janin? Dijenguk? Maksudnya gimana?“Maksudnya, Dok?” Carla bertanya. Muka dia sama bingungnya kayak gue, walaupun masih campur panik. Dan ekspresi Ibu Dokternya juga sedikit terkejut pas istri gue nanya. “Lho, Mbaknya belum tahu kalau mbak lagi hamil?” Hening.Gue sama Carla sama-sama diam dan membatu. Dan didetik berikutnya, secara kompak gue dan Carla saling bertatap mata. Saat itu juga gue langsung membawa Carla ke dalam dekapan. Carla terisak, sementara gue berusaha menahan air mata sambil terus berucap syukur dalam hati. Demi apapun, perasaan gue benar-benar campur aduk saat ini. Gue beneran senang, tapi rasanya gue juga pengen nangis. “Selamat ya, Mas, Mbak,” Suara Ibu Dokter menyadarkan kami, perlahan gue melepas pelukan. Gue hapus jejak air mata Carla sebelum kami fokus ke Dokter lagi. “Berapa
Baca selengkapnya
142. Yang Lama Menghilang
Savian melepas kacamata beningnya. Ia melirik jam dipergelangan tangan, lalu beranjak bangkit dari kursi kebesaran. "Pak," panggil Miera membuat Savian lantas menghentikan langkahnya. Savian hanya diam seraya menunggu Miera menghampirinya dengan IPad di tangan gadis manis itu. "Ini saya sudah list hotel dengan view—""Saya nggak jadi honeymoon." sela Savian membuat Miera menghentikan kalimatnya. Bersamaan dengan itu, pegawainya yang lain praktis menatap ke arah Savian dengan wajah terkejut. "Kenapa, Pak?" tanya Jordi penasaran bercampur cemas. "Istri saya lagi hamil, jadi nanti aja sekalian babymoon. Sekarang istri saya harus banyak istirahat di rumah." "HAH?" kompak mereka melongo. Namun didetik berikutnya wajah kaget itu berubah cerah. Tentu saja mereka turut bahagia atas kabar menyenangkan dari atasannya. "Udah berapa bulan, Pak?""Dedeknya tahu aja kondisi kantor lagi rumet, akhirnya dia muncul duluan." "Selamat ya, Pak!"Savian hanya tersenyum sekilas. Bukannya tidak sena
Baca selengkapnya
143. 2 Kabar Mengejutkan
"Gue mau nikah." "HAH?" respon kaget itu serentak disuarakan oleh yang jadi lawan bicara Dinne, ada Carla, Mahen, Marcel dan Alvero yang dengan kompak menampakan ekspresi wajah yang sama. Melongo. "Sama siapa, Nne?" tanya Marcel sambil memajukan wajahnya ngegas.Dinne menundukkan pandangannya, dia terlihat cemas saat matanya tidak sengaja beradu tatapa dengan mata elang Mahen. "Sama Mas Gama." jawab Dinne dengan suara pelan. Tangannya yang disembunyikan di bawah meja meremas jemarinya gelisah. "Nne?" Carla menutup mulutnya tak percaya. Bagaimana mungkin Dinne memilih untuk menikah dengan pria yang pernah menyelingkuhinya. "Lo serius? Beneran nggak lagi ngeprank, kan?" sahut Marcel masih tidak percaya. Tapi ketika Dinne mengeluarkan kertas undangan dari dalam totebag yang gadis itu bawa, mereka kompak mendesah pasrah."Kita perlu bicara, Nne." Mahen beranjak bangkit. Wajahnya mengeras, menampilkan kesan marah yang sedang pemuda itu tahan. Suasana berubah mencekam. Ramainya pengun
Baca selengkapnya
144. Yeay, Punya Cucu!
“Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?” Savian bertanya, melirik bingung pada Carla yang sedang duduk anteng di jok sebelah. Tubuhnya memang diam, tapi sedari tadi bibir Carla tidak berhenti mengeluarkan kekehan ringan. Carla langsung meletakan ponselnya ke atas paha. “Nggak. Chaka ngirim foto kami pas dulu, muka aku kocak banget di situ, lucu aja.”“Foto kayak gimana? Coba lihat.” pinta Savian sambil menyodorkan tangannya.“Nggak usah di lihat, jelek, Mas.” Serius, menurut Carla fotonya memang tidak bagus. Ia terlihat seperti orang tolol karena belum siap untuk di foto. Carla masih ingat jelas kapan foto itu diambil. “Mana lihat.” Tapi Savian tidak kenal kata menyerah. Ia mau lihat foto seperti apa yang masih Chaka simpan. Carla berdecak, ia menyodorkan ponselnya pasrah sambil mempoutkan bibir bawahnya. Sejenak Savian mengalihkan pandangannya dari jalanan, ia menatap ke layar ponsel Carla, mengamati fotonya sebentar lalu berdecak kesal dan melempar ponsel Carla asal. “Dulu kita ngg
Baca selengkapnya
145. Keikhlasan Mahendra
Setelah satu minggu menghindar, akhirnya di hari libur ini Dinne meminta pertemuan kepada teman-temannya. Kali ini bukan di kafe, melainkan di rumah Carla. Mereka sengaja tidak ingin membuat Carla keluar dari rumah karena gadis itu sedang hamil dan tidak boleh kelelahan. “Mas, tolongin dong...” Mohon Carla sembari mengoyak lengan Savian yang sedang rebahan di depan televisi. “Kasih aja mereka makanan yang ada di kulkas, Car, atau delivery aja.” “Enggak mau, aku maunya beli bahan mentahnya aja, biar aku yang masak.” Carla merengek. Memaksa Savian agar pergi ke supermarket dan belanja bahan-bahan dapur yang sudah habis. Karena hari ini teman-temannya mau datang, Carla berniat untuk masak banyak.“Kenapa nggak kemarin aja suruh Bu Mira yang belanja?” tanya Savian masih malas-malasan. Mira adalah ART di rumah mereka, kalau hari libur gini Mira juga mereka liburkan. “Lupaaa, udah buruan Mas aja yang belanja, keburu teman-temanku pada datang.” Carla tidak menyerah begitu saja. Seandainy
Baca selengkapnya
146. Jangan Dulu!
Tanpa sadar Savian melukiskan senyumnya saat memandangi Carla yang sedang tertawa puas bersama Dinne dan temannya yang lain.Saat ini rumahnya sedang kedatangan banyak tamu, mereka semua sedang ngobrol di ruang tengah, sementara Savian lagi membersihkan aquarium ikannya. “Pak, Carla boleh ikut kita ke Bali nggak?” Dinne menyeletuk, menegur Savian yang sedang sibuk dengan dunianya. “Kapan?” tanya Savian dengan santai. Tampak tidak ingin melarang. “Masih lama sih, Pak, tiga bulan dari sekarang. Kan perut Carla belum begitu gede tuh.” Masih dengan Dinne yang menimpali. Menyuarakan rencananya yang ingin liburan bareng ke Bali. “Kalau bapak mau ikut juga gakpapa, sih.” “Iya, kali aja Bapak mau bantu bayarin akomodasi kita.” celetuk Frisco sambil ketaw-tawa.Savian meliriknya sambil tersenyum simpul. Bukannya pelit, tapi saat ini Carla sedang mengandung calon buah cinta mereka, itu berarti banyak yang harus Savian persiapkan, terutama dari segi finansial. Biaya persalinan itu tidak mur
Baca selengkapnya
147. Savian ; Dia Istri Saya
Memasuki usia lima bulan kehamilan, Carla semakin banyak mengalami perubahan, terlebih pada tubuhnya. Dia makin seksi dan seger. Ah, satu lagi, dia makin mager. “Mas, lihat deh, Dinne sama Mas Gama seru banget babymoon nya.” Carla menunjukkan layar ponselnya ke gue, memperlihat instastory Dinne bersama Gama yang lagi liburan ke Pulau Dewata Bali. Omong-omong tentang liburan, rencana Carla dan teman-temannya ke Bali gagal karena gue melarang Carla buat ikut mereka liburan. Alhasil, mereka semua sepakat buat nggak pergi. Kecuali Dinne yang memang sudah berencana buat babymoon di Bali. Bukan tanpa alasan gue melarang Carla, saat ini Carla sedang hamil anak kembar. Iya, anak gue kembar. Makanya gue nggak izinin Carla buat bepergian jauh mengingat perut dia lebih besar dibanding perut ibu hamil pada umumnya. Ya, karena isi perut istri gue ada dua calon bayi. Dan itu membuat Carla jadi lebih gampang capek. “Nanti kita liburan bareng kalau kembar udah rilis.” jawab gue lalu kembali fokus
Baca selengkapnya
148. HBD, Paksu!
Deicana : Car, aku udah di depan rumah Carla melengos ke samping, memastikan kalau Savian sudah tertidur lelap.Sekarang jam 11 malam lewat 30 menit. Carla harus buru-buru menyiapkan untuk suaminya. Iya, Savian bertambah usai. Pria yang beberapa bulan lagi akan menjadi seorang ayah itu akan menginjak usia pertengahan tiga puluh lima. Dengan sedikit meringis karena beratnya perut besar yang ia bawa, Carla melangkah dengan langkah pelan menuju pintu utama. “Car!” pekik Deica yang sedang menyenderkan punggungnya ke pintu mobil Fortuner putih miliknya. Deica tidak sendiri, ia bersama seorang pria yang baru pertama kali Carla temui. Tapi Carla sudah tahu kalau pria itu adalah calon iparnya. Entah siapa namanya, Carla belum berkenalan. Selain itu, ada Kristal dan Mamanya Carla juga. Sementara Kirana dan Miko tidak bisa ikut karena mereka sedang di luar kota sejak satu minggu lalu. “Ayo, masuk!” ajak Carla usai membuka pintu gerbang rumahnya. Carla menghampiri Mirda, lalu mengecup pung
Baca selengkapnya
149. "Mas, sakit..."
Menginjak usia kehamilan ke-7 bulan, Savian dan keluarga membuat acara mitoni atau nujuh bulanan di kediamannya. Acara diisi dengan doa dan dzikir bersama serta santunan anak yatim. Selepas acara juga ada perkumpulan kerabat Carla dan Savian di malam harinya."Duh, Car, engap gue lihat lo ke mundar-mandir, mending lo duduk aja deh." Itu suara Dinne. Ibu hamil yang satu itu menegur Carla yang tidak bisa diam mengeluarkan semua makanan dari dapurnya. Carla terkekeh, namun ia tetap menuruti permintaan Dinne yang saat ini sedang hamil 2 bulan. Bukan cuma Dinne, tapi teman yang lainnya juga datang, seperti biasa, circle semasa kuliahnya. "Kalau anaknya Dinne cewek, jodohin aja." timpal Frisco yang lagi anteng makan kue bolu. "Masih di dalam perut udah main jodoh-jodohin aja." sahut Dinne sambil mengusap perutnya. Dia sih enggak keberatan dengan saran dari Frisco, tapi Dinne tidak mau membuat calon anaknya terbebani karena perjodohan.Carla ketawa kecil. "Kalau memang jodoh pasti ketemu
Baca selengkapnya
150. Kahfi dan Kalia
Savian duduk termenung di depan pintu ruang operasi. Setengah jam telah berlalu, namun ketenangan belum pria itu dapatkan. Bagaimana Savian bisa tenang kalau di dalam sana nyawa istri dan anak-anaknya sedang dipertaruhkan. Karena tragedi jatuh di kamar mandi membuat istrinya itu mengalami pendarahan dan harus melakukan operasi caesar. Demi keselamatan buah hati dan istrinya, Savian bergerak cepat mengurus administrasi agar Carla segera mendapatkan tindakan. Meski sebelum dioperasi Carla sempat menyuruhnya untuk tidak khawatir dan menyakinkan Savian kalau dia dan anak-anaknya pasti akan selamat. Savian percaya, makanya saat ini pria yang akan menjadi calon Ayah itu tidak berhenti berdoa."Savian!" Yang punya nama spontan menoleh, pria itu lantas berdiri saat mendapati Mama mertuanya berlari ke arahnya. Ada Alvero yang mendampingi perempuan parah baya itu. "Ma..."Tanpa berkata apapun, Mirda membawa Savian ke dalam pelukannya. Ia seolah peka dengan ketakutan yang melanda menantunya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status