All Chapters of Sentuh Aku, Pak!: Chapter 21 - Chapter 30
168 Chapters
21. Jaga Pintu
Savian keluar dari dalam kamarnya dan mendapati kehampaan di sana. Tak ada suara televisi, tak ada suara dentingan sendok dan cangkir yang bertabrakan saat mengaduk kopi, juga tak ada suara tawa Carla yang biasanya menggelegar. Sudah hampir satu minggu Savian merasakan perubahan pada Carla. Cewek itu sudah seperti orang yang berbeda, berubah dan tak sama seperti dulu. Banyak perbedaan yang Savian sadari. Carla yang lebih banyak diam dan menghabiskan waktu di luar. Biasanya gadis itu tidak akan peduli apa yang akan keluar dari mulutnya, tapi sekarang ia jadi lebih banyak diam dan takut bicara dengan. Carla juga memiliki hobi baru, yaitu jalan bersama Alvero. Tidak ada hari tanpa jalan dengan Alvero, Savian sampai hafal jam pulang cewek itu. Sekarang sudah jam 10 malam, lihat saja, paling juga 5 menit lagi cewek itu pulang. Sebenarnya Savian sudah menasehati Carla untuk tidak pulang di atas jam 9, tapi dia tidak mendengarkan ucapannya. Savian melangkahk
Read more
22. Modus
Memiliki jam tidur normal adalah sebuah kemustahilan bagi Carla. Sejak memasuki dunia SMA, tepatnya saat ia mengetahui kalau kaka tirinya suka masuk ke dalam kamarnya secara diam-diam ketika tengah malam, sejak saat itu Carla jadi sulit untuk tidur di bawah jam 10 malam. Dulu Carla bergadang supaya kaka tirinya tidak masuk ke dalam kamarnya secara diam-diam, tapi nyatanya, kebiasaan buruknya itu berkelanjutan sampai sekarang, bahkan ketika ia sudah pisah rumah dengan kaka tirinya. Menonton drama, mengejarkan tugas kuliah atau membaca novel adalah hal yang biasa Carla lakukan di tengah malam. Dan tentu saja ia lakukan di dalam kamarnya. Tapi malam ini, tiba-tiba Carla merasa bosan di dalam kamar dan lagi pengen nonton di ruang tamu. Alhasil, dia keluar dari dalam kamar sambil meluk bantal. Sebelum mendaratkan bokong di atas sofa, Carla mengintip sebentar di kamar Savian, ternyata pintunya tertutup rapat, semoga saja pria itu sudah tidur. Carla menyalakan televisi, sam
Read more
23. Terpaksa Menjadi PJ
Berbeda dengan kemarin, kini Carla dan Savian sudah berbaikan. Mereka bahkan berangkat ke kampus bersama pagi ini, meski keduanya tidak banyak bicara selama perjalanan menuju kampus. Dan tentu saja Carla meminta Savian untuk menurunkannya di halte bus yang jaraknya lumayan dekat dengan kampus. Carla ambil amannya saja, ia tidak ingin menjadi trending topik di kampus karena ketahuan berangkat bareng Savian, dosen barunya yang dikenal berparas tampan. Kebetulan hari ini kelas Carla ada mata kuliah Savian. Seperti biasa, suasana kelas tentram karena seluruh mahasiswa fokus terpaku pada Savian yang sedang membeberkan materi mata kuliah hari ini. Ya, tentu bukan hanya fokus ke materi saja, tapi juga fokus ke wajah Savian yang membuat para mahasiswi menyeceskan air liurnya. Tak dipungkiri dengan Carla juga, gadis itu melamun sambil memandang Savian yang sibuk menjelaskan dengan sangat serius namun tidak kaku. Tanpa sadar, Carla jadi senyum-senyum sendiri mengingat kelakuan
Read more
24. Nonton Film Action Rasa Romance
"Aku sudah bosen ketemu bapak di flat, masa di kampus harus ketemu terus juga sih, pak!" keluh Carla bersamaan dengan ia mendaratkan bokongnya di kursi sebrang meja kerja Savian. Meskipun terbilang dosen baru, tapi hebatnya Savian memiliki ruang kerja sendiri. Bahkan dosen yang lebih lama mengajar di kampus ini ruangannya masih mencampur dengan dosen lain, yang menjadi pembatasnya hanya penyekat meja saja. Apa jangan-jangan orangtua Savian salah satu orang yang menduduki kursi berpengaruh di kampus ini? Di lihat dari gaya hidup Savian yang mewah dan glamor, sepertinya yang Carla pikirkan kecil kemungkinan untuk meleset. "Kamu gak suka saya jadikan PJ?" Carla memutar bola matanya, pake nanya lagi, sudah jelas-jelas sejak tadi ia mengeluh, itu tandanya Carla tidak suka di tunjuk sebagai PJ! "Jelaslah, pak! mending bapak tunjuk yang lain aja deh, banyak kok yang mau jadi PJ."  Savia
Read more
25. Jangan Bercanda!
"Apa... pelukan?!" Suara Misel naik satu oktaf, keterkejutannya tidak bisa ia sembunyikan saat mendengar apa yang Carla katakan. "Kok bisa?" Misel tidak percaya. Berhubung pagi ini Carla tidak ada kelas, dan akan seharian di dalam flat tanpa kegiatan apapun selain mengerjakan tugas kuliahnya. Carla berinisiatif untuk menelepon Misel dan menceritakan semua kejadian yang ia lewatkan bersama Savian. Konsul adalah suatu hal yang penting dan tidak boleh terlewatkan, karena Misel harus tau perkembangan pasiennya. Carla melipat bibirnya, tidak mengira reaksi Misel akan setidakpercaya ini. "Aku juga bingung, Kak. Tapi aku benar-benar gak ngerasa takut sama sekali. Malah... nyaman." cicitnya di ujung kalimat. Agak malu sebenarnya berterus terang seperti ini. Untuk pertama kali Carla curhat ke Misel tentang pria yang bisa membuatnya lupa kalau ia memiliki trauma. "Tapi, Kak, ini cuma berlaku ke dia doang, ke cowok lain nggak." la
Read more
26. Target
"Sial!" Savian mengumpat, ucapan Misel masih menghantuinya sampai saat ini. Depresi? Trauma? Cih, Savian berdecih. Jelas-jelas selama ini Carla tidak menolak sentuhnya, memang sih awal-awal dulu Carla selalu menghindar, tapi itu wajar karena mereka masih baru mengenal. Tak ingin memperpanjang rasa gelisahnya, Savian mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja lalu mengetik pesan yang akan ia kirim ke kontak dengan nama Carla Kalila. Savian: Carla Sambil menunggu balasan pesan dari Carla jari Savian mengetuk pelan meja kerjanya sambil terus memikirkan tentang ucapan Misel, dan beberapa detik kemudian suara tawa Savian menggelegar. Kelakuan Misel sungguh membuatnya tertawa, trauma? itu tidak masuk akal!  Ting! Ponselnya berdeting, balasan dari Carla masuk. Dengan tak sabaran Savian membuka pesan dari Carla lalu membalasnya. Carla Kalila: kenapa, pak? Sa
Read more
27. Dosen Nyebelin!
Savian: kalau sudah sampai flat segera kabari saya ya, CarCarla berdecih melihat pesan dari Savian yang masuk beberapa puluh menit lalu, namun ia baru sempat membacanya karena baru selesai mandi. Carla mengetik balasan untuk Savian sambil berjalan menuju kasur lalu melempar tubuhnya di sana.Carla: Dih, memangnya bapak sepenting apa sampai harus aku kabarin!Pada balasan pesannya Carla tidak sungkan untuk menunjukan ketidaksukaannya kepada perintah Savian yang memang sangat aneh menurutnya. Apa kontribusi pria itu di hidupnya sampai-sampai Carla harus memberinya kabar?Ting! Belum ada satu menit, pesan dari Savian kembali menghiasi notifikasi ponsel Carla. Apa Savian tidak ada kerjaan hingga dapat membalas pesannya dalam beberapa detik?Savian: kamu sudah sampai flat, ya? jangan lupa mandi dan mengerjakan tugasCarla:
Read more
28. Goshit
Tidak ada hari tanpa gosip yang berkeliaran di kampus. Entah gosip tentang mahasiswi, dosen, bahkan sampai ibu kantin dan satpam. Tapi Carla selalu tidak peduli akan hal itu, ia benar-benar masa bodoh. Terkecuali dengan gosip pagi ini. Dengar - dengar sedang hangat - hangatnya di bicarakan dan beritanya sangat dahsyat hingga membuat para mahasiswi menjerit kesal. Dari yang Carla dengar, nama Savian tersaji jadi topik utama, bersanding dengan nama mahasiswi yang tidak asing di telinga para warga kampus. Kristal, Carla mengenal nama itu, dia adalah Primadona kampus. Kecantikan gadis itu tidak ada yang bisa menyandingkan, Kristal juga sering di gosip kan dengan banyak pria tampan. Dan sekarang Savian yang menjadi partner buah bibirnya. Bukan hanya menjadi buah bibir para warga kampus, tapi nama Savian dan Kristal juga menjadi bahan feed akun lambe kampusnya. Komentarnya sampai ribuan, tak sedikit komentar buruk yang mencaci Kristal, tentu s
Read more
29. Mau Nyoba?
"Kamu mau langsung pulang, Car?"Carla mengangguk dengan polos, "Iya, pak. Kelas aku sudah selesai, hari ini cuma satu matkul saja." jelas Carla sembari bergegas untuk pulang setelah menyelesaikan makan siangnya yang Savian berikan secara cuma-cuma."Makasih, pak, buat makan siangnya." kata Carla kemudian bangkit dari duduknya.Melihat Carla yang ingin beranjak pergi, Savian langsung bangkit dan berdiri di depan pintu, menghalangi jalan Carla. "Hm... gimana kalau kita nonton drama korea dulu, Car?" entah ide dari mana, mengajak Carla menonton drama korea di ruang kerjanya tidak masuk ke dalam daftar rencana yang akan Savian hari ini.Kening Carla mengerut, berpikir sejenak. Menonton drama korea bersama Savian? itu bukan ide yang buruk, setidaknya dari pada ia merasa bosan sendirian di flat. "Boleh, pak, mau nonton drama apa?" tanya Carla sambil berjalan menuju sofa panjang yang letaknya tak jauh dari meja kerja Savian.Carla mendudukan diri di atas sofa sa
Read more
30. Dikerjai Carla
Savian memasuki ruangannya dengan wajah lesuh, ia baru saja selesai mengajar di kelas terakhirnya hari ini. Kelas kali ini menghabiskan waktu yang cukup lama karena Savian sempat marah, buntut dari ciumannya yang di gagalkan, ia jadi tidak mood dalam mengajar. Siapa suruh ketua kelas tersebut bertamu di saat yang tidak tepat dan merusak segalanya?! Badan besarnya ia lempar ke atas sofa panjang dan merebahkan diri di sana. Kedua mata Sean memejam, lalu terbayang ingatan beberapa jam lalu yang ia lakukan dengan Carla di sofa. Ah, seandainya tadi semua berjalan lancar, Savian pasti tidak akan penasaran lagi bagaimana rasa bibir Carla. Tangan Savian bergerak mengambil ponsel dan mengaktifkan, ia mengabaikan beberapa pesan yang masuk dan memilih untuk mengirim pesan ke Carla lebih dulu. Savian: maaf karena kegagalan yang tadi, semoga kamu berkenan untuk melanjutkannya di flat nanti Muka tembok, seperti tidak tahu malu, tapi itulah Savian. Pantang menyerah
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status