All Chapters of Stigma: Chapter 31 - Chapter 40
69 Chapters
Musuh Dalam Selimut
Lavina memejamkan matanya, menenangkan dirinya setelah berhasil keluar dari kediaman Swan. Perjanjian baru yang dia setujui tak akan bisa ditarik begitu saja. Dia sudah melangkah, tidak boleh mundur, tidak boleh ragu. Dia harus tetap menjalankan rencananya apapun resikonya.“Nona, haruskah kita pulang sekarang?” tanya Althof. Dia sudah menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan kediaman Swan.“Aku harus kembali ke kantor” jawab Lavina, masih memejamkan matanya. Selanjutnya, Althof tidak mengatakan apapun lagi.Gadis itu kembali merenungkan rencananya. Balas dendam memang tujuannya. Landergee menjadi target utamanya. Namun bukan hanya dia. Swan juga menjadi bagian dalam list orang-orang yang ‘harus’ dihukum. Bukan untuk membalaskan penderitaan yang Dawson alami, toh Lavina mendapatkan perlakuan yang begitu buruk karena mereka. Dia hanya ingin membalaskan kematian orang tuanya.Ayah dan ibunya dibunuh bukan sema
Read more
Back to Him
Laki-laki bermarga Landergee itu hanya menghela nafas ketika melihat Lavina yang tiba-tiba kabur, berlari saat hendak masuk ke dalam mobil Raveen. Bisa saja dengan mudah menangkap Lavina lagi, tapi ia memutuskan mengangkat tangannya, menghentikan anak buah yang hendak mengejar Lavina. Mungkin gadis itu membutuhkan waktu untuk sendiri. Raveen mengerti bagaimana ketakutannya dia.“Awasi saja dia kemana ia pergi. Jangan sampe Swan menyentuhnya lagi” titah Raveen yang langsung diiyakan oleh anak buahnya.Dia sudah terlalu lelah malam ini. Tentu dia akan menimbulkan masalah karena langsung berurusan dengan Swan. Tetap saja, karena ini menyangkut Lavina juga, ia tidka bisa diam saja bukan?“Tuan, Tuan Rembarnt ingin bertemu dengan Anda” seorang anak buahnya memberi kabar.Raveen sudah tidak terkejut lagi. Louis pasti ingin langsung menemui dirinya. Maka ia mengesampingkan Lavina dan langsung bergegas menuju tempat pertemuannya dengan Lou
Read more
Not My Bitch
Pasrah dibawa pulang oleh Raveen adalah satu-satunya jalan bagi Lavina agar tetap hidup. Laki-laki ini tidak main-main dengan tuturnya yang ingin melindungi Lavina. Kanan kiri mobilnya, digiring oleh anak buah Raveen dengan senjata lengkap. Lavina juga baru saja mengetahui jika Raveen tidak benar-benar membiarkannya lari. Anak buah Raveen mengikutinya untuk mengawasi dan melindungi Lavina.Gadis itu tak perlu bertanya mengapa Raveen melakukannya. Dia sudah tahu jawabannya. Tentu saja karena laki-laki tampan yang tengah menyetir di sampingnya ini begitu mencintai dirinya. Entah harus merasa bahagia atau sengsara. Kenyataan dicintai oleh seorang pembunuh bukanlah hal yang patut dibanggakan bukan?Hanya saja, cinta memang menyebalkan. Bisa menutupi apapun yang terlihat salah. Meskipun tahu bagaimana busuknya laki-laki yang kurang ajar tampannya, namun Lavina tidak bisa berbohong bahwa dia juga memendam perasaan suka padanya. Realita bahwa Raveen adalah penyelamatnya tidak
Read more
First Proper Date
Memiliki Lavina seutuhnya adalah kebahagiaan mutlak Raveen. Sudah tidak terhitung berapa kali dia tersenyum semenjak mendapatkan gadis yang kini berada di pelukannya. Raveen bersungguh-sungguh tidak akan membiarkan gadisnya jauh darinya lagi.Dia sudah cukup bersabar selama ini bukan? Terpisah dengan gadis yang ia cintai selama bertahun-tahun sudah rela dia jalani. Sekarang Lavina sudah di depan mata, sudah berada di dekapannya lagi, maka ia tak akan melepaskannya seperti yang telah terjadi.“Bisakah kau melonggarkan pelukanmu? Aku mulai sesak” keluh Lavina. Raveen segera melepaskan pelukannya dan menatap Lavina sembari terkekeh.“Aku bahagia memilikimu” tutur Raveen sebelum menjatuhkan kecupan ringan di bibir ceri Lavina.Gadis itu hanya terdiam saat Raveen kembali memeluknya. Sesekali mengecup puncak kepala Lavina dan berkali-kali mengatakan bahwa dia bahagia bertemu Lavina kembali. Menegaskan bahwa dia sangat mencintainya. Hanya
Read more
Abu-abu
“Jangan menatapku seperti itu, aku baik-baik saja” Lavina kembali mengurungkan niat untuk memasukkan roti ke dalam mulutnya. Raveen tak henti-hentinya menatapnya. Katanya laki-laki itu khawatir. Tentu saja karena adegan ranjang mereka yang ternyata itu adalah hal pertamanya Lavina. Sedikit cemas karena setahu Raveen, pertama kali melakukannya membuat pihak perempuan terasa ngilu.“Tidak terasa sakit?” kembali, Raveen menanyakan hal yang serupa. Benar-benar tidak percaya meskipun Lavina menjawab tidak. Bagaimana dia bisa percaya ketika melihat cara berjalan Lavina yang sepertinya tidak merasa nyaman.“Sakit, tapi tidak seberlebihan itu” sahut Lavina setelah menghela nafas. “Kenapa?” imbuhnya.“Tentu saja karena aku khawatir” jawaban Raveen ini terlalu—baiklah, Lavina ingin tersenyum selebar mungkin sekarang. Raveen terlihat lucu jika khawatir. Matanya yang sudah belo semakin membesar menatap Lavina
Read more
Hate, Need and Love
Raveen menghela nafas. Lima menit lalu, sebelum Lyra meninggalkan rumahnya, laki-laki itu hanya bisa terdiam menyaksikan gadis yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri meraung-raung dan mengajukan pertanyaan padanya. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh Louis dan Dante sehingga gadis itu mengetahui sesuatu yang seharusnya mereka tutupi?Dia sendiri tak bisa berbuat banyak ketika Lyra telah meyakini apa yang diketahui tentang apa yang dilakukan dua laki-laki yang menjadi keluarganya. Gadis itu datang ke sini hanya untuk mencari bukti yang lain. Raveen memang tidak mengiyakan tapi juga tidak menolak apa yang menjadi pernyataan dan pertanyaan Lyra. Gadis itu lebih cerdas dibandingkan dengan yang terlihat. Jika sudah waktunya terbongkar, pasti akan terbongkar juga bukan?Diam-diam Raveen merekam percakapan mereka dan baru saja ia mengirimkannya pada Dante. Entah rencana apa lagi yang ingin Dante lakukan, tapi sepertinya ini kegagalannya yang mengerikan. Meskipun begitu, s
Read more
Start Over
Lavina tengah melamun di depan UGD sembari meremas jemarinya sendiri yang masih kotor dengan darah yang sudah sedikit mengering. Sorot matanya kosong meskipun masih ada genangan air di sana. Entah apa yang dia lamunkan, semua orang yang melihatnya akan tahu jika wanita ini mengalami shock yang luar biasa.Tubuhnya masih menggigil pelan. Air matanya tumpah saat dia mengedipkan mata. Tidak ada yang bisa dia lakukan sekarang. Tidak ada pula yang menenangkannya. Tidak seperti seorang wanita di ujung sana yang tengah menangis di pelukan laki-laki yang mencintainya. Dia tergugu karena putranya tiba-tiba terluka.“Hik... aku tidak ingin kehilangan putraku” tuturnya cemas. Laki-laki yang memeluknya mengusap lembut punggungnya. Salah satu lengannya digulung ke atas setelah mendonorkan darah untuk seseorang yang menjadi putranya.“Hanya luka ringan, tidak akan terjadi apapun pada dia” sahutnya tenang.Hati Lavina makin kalu
Read more
Married
Semua persiapan untuk pernikahan Raveen dan Lavina sedang dilakukan. Terlihat beberapa orang mulai sibuk ke sana ke mari di dalam mansion megah itu. Sementara itu, sang Putri Mahkota tengah termenung di balkon kamarnya.Rasanya aneh, tidak masuk akal atau... ajaib? Entahlah, ada rasa senang, gugup, tidak percaya, sedih, bimbang di hati. Lavina memang bersepakat untuk memulai semuanya dari awal. Akan tetapi, tetap saja hal ini membuatnya ragu. Apakah bisa semudah dan secepat ini? Bukannya Lavina meragukan perasaannya sendiri. Jelas dia terlalu mencintai Raveen. Sangat cinta. Namun pernikahan ini terlalu berjalan dengan mulus.“Apa yang sedang kau pikirkan, Sayang?” Lavina tidak menyadari kapan Raveen datang. Ia sedikit terperanjat ketika tangan lelaki itu melingkar di perutnya, memeluknya dari belakang.“Kau mengagetkanku, Raveen” protes Lavina. Yang diprotes terkekeh kemudian mengecup pundak wanitanya yang terekspos.“Masih a
Read more
Making Love
Meskipun malam ini bukanlah ‘pertamanya’, Lavina tetap mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani sang suami. Tadi dia sudah berendam. Tubuhnya sudah wangi dengan tambahan lotion dan parfum yang ia beli khusus. Beberapa lingeri juga sudah berjajar di atas ranjangnya. Beberapa kali ia mengetukkan jari telunjuknya di dagu, menimbang mana yang harus dia kenakan. Semuanya terlihat indah dan ... tentu saja sangat menggoda. Sudah pasti, apa pun yang Lavina kenakan, Raveen pasti menyukainya. Hanya saja, apa perlu Lavina mengenakan pakaian semacam ini? Maksudnya, jika ingin menantang, jangan setengah-setengah hanya dengan lingerie bukan? Masih berbalut handuk, Lavina berjalan menuju meja riasnya. Di sana sudah ia siapkan 3 buah kotak perhiasan pemberian Raveen. Hadiah untuknya katanya. Tak perlu ditanya berapa harga perhiasan yang sekarang telah menjadi miliknya. Perlukah malam ini Lavina mengenakan pemberian dari laki-laki itu? Ia kemba
Read more
Naked Truth
Ternyata pernikahan Lavina tidak selesai begitu saja. Masih ada pesta yang diadakan. Kali ini pesta diadakan di dalam mansion Keluarga Landergee.Baru saja melangsungkan hari bahagianya, Lavina kembali dihadapkan dengan sesuatu yang menjengkelkan.“Perempuan itu sama sekal tidak pantas bersanding dengan Raveen Landergee. Memangnya dia pikir dia siapa?”Lavina menghela napas dan kembali menatap dirinya sendiri di depan cermin. Belum ada satu hari, dirinya sudah digosipkan oleh orang-orang yang tidak tahu diri, bahkan di pesta pernikahannya sendiri! Kini dirinya berada di dalam kamar. Bukan karena merasa minder, tapi dia tengah membangun kekuatannya sendiri.Raveen dan dia telah resmi menjadi sepasang suami istri. Apa yang mereka katakan tidaklah benar. Jika Lavina memang tidak pantas, Raveen tidak akan mungkin menikahinya.Sudah seperti ini, Lavina harus kembali menunjukkan pridenya. Siapa mereka berani merendahkan Lavi
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status