All Chapters of Stigma: Chapter 41 - Chapter 50
69 Chapters
Childfree 1
Akhirnya Lavina mendapatkan kebahagiaannya. Dia memiliki Raveen dan semua harta kekayaannya. Jika dulu dia terkurung, menjadi gadis yang menyedihkan, tidak bisa melakukan apa pun bahkan membela dirinya sendiri, kini dia menjadi Wanita yang yang sangat Tangguh, independent dan tentunya tidak akan ada lagi yang bisa menyakitinya. Dia telah membangun kekuatannya sendiri. Apalagi sekarang dia menyandang status sebagai istri Raveen, bagian dari Keluarga Landergee, Lavina pasti lebih dilindungi. Meskipun sudah secara sah menjadi istri Raveen, Lavina menolak permintaan Raveen untuk mengganti marganya menjadi Landergee. Alasannya adalah karena dia ingin membersihkan nama Dawson. Meskipun Lavina membenci semua perlakua buruk dari keluarga besarnya, tetapi nama Dawson sudah menjadi identitas pertamanya. Nama itulah yang menjadi saksi bagaimana menyedihkan hidup Lavina sampai dia menjadi perempuan yang kuat. Perjalanan hidupya ada di dalam nama itu. Oleh karena itu, kenangan ba
Read more
Childfree 2
Lavina tidak menyangka bahwa apa yang dia ungkapkan di meja makan tadi menjadi urusan yang berkepanjangan. Sejak tadi pagi, dia terlibat cekcok dengan Raveen karena keputusannya yang tidak menginginkan memiliki anak. Untuk pertama kalinya, Lavina melihat Raveen marah tanpa mau mendengarkan dari sisi Lavina. Raveen terlihat begitu terluka karena Lavina enggan mengandung anak dari Raveen. Merasa terhina.Semua alasan yang logis sudah Lavina utarakan dengan baik di dalam argumennya. Bukannya Lavina tidak mencintai Raveen. Lavina mencintai Raveen sampai gila. Tapi, keputusannya untuk tidak menumbuhkan benih Raveen di dalam rahimnya bukan berarti Lavina sudah tidak mencintai Raveen lagi. Justru dia melakukan ini demi kebaikan siapapun yang akan terlahir menjadi manusia dari hasil fertilisasi sel kelamin mereka.Dunia terlalu kejam. Lavina adalah wanita yang buruk begitu juga Raveen, dia adalah laki-laki yang buruk. Bukankah akan terlihat sangat menyedihkan jika mereka memil
Read more
Debate
Tidak ada jawaban dari Lavina. Raveen tahu itu menyakiti wanita itu. Tapi kalimat itu sudah terlanjur terucap. Raveen tidak bisa menariknya lagi. Sebenarnya bisa, entah itu dengan alasan dia sedang bercanda atau yang lain. Akan tetapi, Raveen tidak melakukannya. Merasa kalimat itu sebagai bentuk pelampiasan atas kemarahannya.“Kau serius dengan perkataanmu?” tanya Lavina.“Menurutmu?” Raveen balas bertanya. Jahat memang—well dia memang jahat. Pria yang jahat dan buruk seperti yang Lavina bilang. Pria yang katanya tidak pantas memiliki keturunan.“Kau seperti itu hanya karena aku tidak mau memiliki anak?” Lavina kembali bertanya.Raveen mengacak-acak rambutnya. Perdebatan mereka tidak akan menemukan titik temu. “Aku sudah bilang padamu, aku butuh keturunan. Kau tidak sudi menyimpan benihku. Lalu kau berharap apa? Aku tetap bersamamu tanpa anak?” Raveen tidak peduli lagi apakah yang dia katakan benar ata
Read more
Broken
Lavina masih diam. Dia sama sekali tidak menyentuh sarapannya. Setelah menerima dokumen perceraian itu, Lavina kembali masuk ke kamar untuk membersihkan diri dan menemui Emily di belakang rumah. Masih tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan rasanya Lavina begitu malu berhadapan dengan Emily sekarang. Lavina seperti tidak becus menjadi istri Raveen.“Surat perceraian itu … apakah itu berkaitan dengan keputusanmu yang memilih untuk childfree?” tanya Emily setelah meletakkan cangkir teh ke meja. Lavina tidak bisa menjawab apa pun selain mengangguk.Emily menghela napas. Tampaknya dia juga bingung harus berbuat apa. Sebenarnya pagi ini Emily memang ingin membicarakan tentang keinginan Lavina yang memilih untuk childfree. Akan tetapi, pagi ini dia dikejutkan dengan keputusan Raveen yang tiba-tiba ingin menceraikan Lavina.“Sekretaris Joe mengatakan kalau Raveen memberimu waktu untuk memilih. Apakah kau akan memilih hal yang sama, Lavina?”
Read more
Selamat Tinggal
Lavina menemui Raveen. Dia datang ke gedung perusahaan milik Landergee. Tidak benar-benar bertemu karena Raveen enggan menemuinya. Bahkan sepertinya semua karyawan di sana sudah diberikan perintah oleh Raveen agar Lavina tidak bisa menemuinya. Semua orang menghalanginya saat Lavina hendak masuk ke lift.“Maaf, Nyonya Landergee, Anda tidak boleh pergi ke tempat Tuan Landergee,” ucap salah satu karyawan di sana.Lavina menghela napas kemudian menatap karyawan yang berbicara padanya. “Kau berani menghalangiku?” Lavina menantang.“Saya mohon maaf, Nyonya. Tapi Tuan Landergee melarang Anda untuk menemuinya,” jawab karyawan itu. “Jika Nyonya ada keperluan untuk menyerahkan berkas pada beliau, Anda bisa menitipkan ke saya.”Deg.
Read more
Balas Dendam 1
Lokasi Lavina bisa ditemukan dengan sangat mudah. Hotel di mana Lavina sekarang berada beserta nomor kamarnya sudah diketahui oleh Raveen. Sebenarnya pagi itu juga, ia hendak menemui istrinya itu. Akan tetapi, Emily menghalanginya. Ibunya bilang, Raveen tidak berhak menyakiti Lavina.Tawa Raveen menggema di dalam kamar setelah ibunya pergi beberapa saat lalu. Dia semakin marah. Bukan seperti ini yang dia mau.Tidak mengindahkan larangan ibunya, Raveen segera keluar dari mansion. Dia pergi menuju mobilnya tanpa memperdulikan wanita yang dia bawa, berkali-kali memanggil namanya. Ia pergi ke hotel tempat Lavina berada.Tidak butuh waktu lama untuk sampai di sana. Dia tidak perlu juga untuk bertanya pada receptionist tentang keberadaan Lavina. Dia langsung menaiki lift menuju kamar Lavina. Tidak khawatir Lavina akan kab
Read more
Balas Dendam 2
Lavina tahu Raveen adalah laki-laki yang sangat licik. Akan tetapi, lagi-lagi dia bertindak sangat bodoh sehingga tidak tahu bahwa pertemuannya sore ini adalah salah satu bagian dari rencana Raveen. Saat ini, Lavina tengah terengah-engah karena merasakan tubuhnya yang panas luar biasa.Rasanya dia ingin melepas pakaiannya dan meminta seseorang untuk menyentuh tubuhnya. Dia tiba-tiba sangat terangsang. Bahkan rasanya dia tidak sanggup berdiri. Lantas Lavina melihat Raveen yang memamerkan seringainya ke arahnya. Ada sesuatu yang tidak beres.“Kau benar-benar ingin disetubuhi, huh?” Seperti biasa, Raveen berbicara dengan sangat vulgar. “Ingin aku mencarikan pria untukmu?” tawarnya—bercanda.Mendengar Raveen bicara seperti itu, Lavina tahu bahwa Raveen meletakkan sesuatu di makanannya. Ini
Read more
Lavina's Turn
Lavina sudah kembali ke apartemennya. Sudah mandi dan hendak bersiap berangkat ke gedung perusahaannya. Dia harus segera melupakan kejadian semalam. Satu-satunya agar dia bisa lupa adalah dengan menyibukkan diri.Sampai di gedung perusahaan, dia disambut oleh karyawan yang sudah tidak asing. Lavina tersenyum ramah membalas sapaan mereka. Lavina pikir, dia harus mengadakan pesta kecil untuk internal perusahaan. Sebagai peresmian perusahaan yang sudah menjadi miliknya, juga sebagai penghargaan pada karyawan yang masih mau bertahan di perusahaan LavinaAkan tetapi, sebelumnya, dia harus memastikan kembali kondisi perusahaan. Dia harus kembali menyesuaikan dengan perusahaan. Pasti banyak sekali pekerjaan yang sudah menumpuk selama Lavina vacum.Apalagi Lavina sudah kehilangan Althof. Ia teringat dengan perkataan Raveen.
Read more
Ganti Rugi
Lavina menyeka air matanya. Lelah sekali seharian menangis karena Raveen dan meratapi hidupnya yang menyedihkan. Seharusnya tidak boleh seperti ini. Putus asa memang jalan keluar yang paling mudah tapi paling menyedihkan. Toh Lavina sudah berupaya sampai sejauh ini. Menyerah bukanlah pilihannya.Lantas dia berdiri, mengambil ikat rambut dan menguncir rambut hitamnya yang panjang. Tidak ada waktu untuk meratap. Masih banyak pekerjaan yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan perusahaan.Lavina kembali mempelajari semua berkas yang diberikan oleh karyawannya. Tidak satupun dokumen yang terlewat. Saking fokusnya dengan pekerjaan itu, Lavina sampai tidak menyadari bahwa langit sudah gelap. Sudah malam. Bisa saja Lavina menghentikan pekerjaannya dan pulang, namun dia tetap bertahan di kursi kerjanya. Tidak ada waktu untuk istirahat.
Read more
Undone
Hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk Lavina. Setidaknya dia bisa menghirup napas lega karena Louis Rembarnt menerima perusahannya menjadi investor. Tidak lama, perusahaannya akan mendapat keuntungan. AR Company adalah perusahaan besar yang sangat mudah mendapatkan keuntungan. Berinvestasi di sana tentu bisa mendapatkan keuntungan juga.Sembari menunggu keuntungan dari investasi, Lavina memeriksa berkas pelamar yang baru saja diserahkan oleh HRD. Hari ini jadwalnya melakukan wawancara pada pelamar. Kali ini Lavina sendiri yang akan melakukan wawancara.Pantas saja sejak pagi tadi, lobi perusahaannya sudah ramai dengan wajah asing. Orang-orang itu pasti hendak melamar pekerjaan di sini. Melirik jam tangannya, Lavina bergegas keluar menuju ruang interview karena sebentar lagi wawancara akan dimulai.Ketika waw
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status