Lahat ng Kabanata ng Pembalasan Dendam Sang Psikopat: Kabanata 71 - Kabanata 80
116 Kabanata
Bab 71.
"Aku ingat." ucap Johnny. "Apa Tuan Jo sudah bergerak maju sendirian, karena tak terima setelah pak Faiz merendahkan nya dan menimbang-nimbang kerja sama nya?" lanjut nya. Semua saling berpandangan. Mereka semua yakin, kalau sisi Joey terbangun, maka mereka sudah bisa menebak seperti apa hasil nya nanti. — Kembali lagi dirumah itu, Joey telah selesai dengan aksi nya. Ia telah menembak semua orang-orang penjaga di dalam rumah. Ia sendiri juga terkena goresan peluru di lengan dan kaki nya. Bukan nya bukan sakit yang ia rasakan, melainkan ia menikmatinya. Joey pun mulai memeriksa setiap ruangan yang ada di dalam rumah itu. Ada beberapa asisten rumah tangga di dalam rumah itu, mereka sangat ketakutan. Joey memberi mereka pilihan, hidup dan pergi mencari pekerjaan lain, atau mati karena tetap tinggal. Tentu saja, para asisten memilih pergi karena mereka masih menyayangi nyawa mereka. Mereka segera pergi membereskan barang-barang mereka. Semua ruangan di lantai satu, telah ia memerik
Magbasa pa
Bab 72.
"PLAK!" Ucapan Faiz terpotong setelah Joey menampar pipi nya dengan keras. Sudut bibi rnya juga terlihat darah danTomy memilih diam dan menikmati tontonan yang ia lihat. Wajah Faiz memerah, rasa marah nya sampai ke ubun-ubun. Ia menatap tajam ke arah laki-laki berkacamata itu dan ingin sekali membalas nya. Namun ia sadar ia tak bisa bergerak karena ia terikat di kursi kerja nya. Kedua tangan dan kedua kaki nya pun juga terikat. Tapi ada hal yang membuat penciuman nya tidak nyaman. Faiz mencium sesuatu, seperti tidak asing dengan aroma nya. Namun ia menepis pikiran nya, lalu menatap Joey. "Kau menginginkan apa dariku?" Joey memegang dagu nya. "Keinginanku ya? Aku menginginkan semua nya." "Apa maksudmu itu?" tanya Faiz. "Segala semua harta yang kamu punya menjadi milikku, dan perusahaanmu." jawab Joey santai. Faiz terkejut mendengar nya, lerusahaan yang selama ini ia bangun mati-matian. Ingin direbut oleh laki-laki muda berkacamata ini. Lalu Tomy yang berdiri di belakang Joey, ia
Magbasa pa
Bab 73.
Joey menaiki motor matic nya, entah tempat mana yang harus ia kunjungi. Ingin mencari suasana baru, apa berarti ia harus mencari tempat baru? Lalu terlintas kata pantai di dalam pikiran nya. "Apa aku pergi ke pantai saja ya?" ucap Joey. Dan benar saja, Joey pergi ke pantai dan ia telah memarkirkan motor nya. Tak lupa ia mengunci motor nya, lalu ia berjalan mendekati tepi pantai. Joey menghirup udara pantai. "Rasa nya nyaman sekali." Memang nyaman udara pantai, selagi hari belum siang hari. Ia melihat sekeliling nya, dan seketika membuat nya kesal. Banyak pasangan yang terlihat mesra di pantai itu dan jika ia mengoreksi diri nya. Hanya diri nya saja yang datang sendirin berbeda dengan yang lain nya yang datang bersama pasangan nya. "Berengsek! Disini malah aku terlihat kasihan kalau begini." ucap Joey dalam hati nya. Joey akhir nya memilih pergi dari tempat itu. Awal nya ia ingin suasana baru yang untuk membuatnya nyaman. Namun suasana pantai malah membuat hati nya kesal. Joey k
Magbasa pa
Bab 74.
Lalu ia segera bangkit berdiri, dan akan membayar makanan nya. Kini Joey mengantri menuju kasir,alu indra pendengaran nya mendengar suara cukup ramai. Tak hanya Joey, pengunjung lain nya juga menoleh ke arah sumber suara ramai itu. Terlihat seorang perempuan yang turun dari lantai dua. Perempuan itu dikelilingi pengunjung untuk meminta foto bersama. Perempuan itu dengan senang hati menerima permintaan nya. Yang tadinya Joey dalam antrian kelima, tiba-tiba semua orang yang mengantri bubar. Mereka memilih meminta foto bersama dengan perempuan itu. Joey melihat perempuan itu. Ia merasa kenal. Tapi siapa? Karena jarak nya tidak dekat jadi kurang jelas meskipun ia sudah memakai kacamata nya. Lalu pandangan perempuan itu tertuju pada Joey dan memberi senyuman. Karena merasa kurang kenal, Joey memalingkan pandangan dan sedikit mengangkat kedua bahu nya. Ia memilih melangkah maju menuju kasir untuk membayar. Setelah membayar, Joey melangkah pergi keluar dari caffe dan menaiki motor nya da
Magbasa pa
Bab 75.
Anatasya mulai menjelaskan saat ia selesai bernyanyi di sebuah cafe. Dan saat ia turun ke lantai satu, ia melihat Joey, dan memberi senyuman. Namun Joey malah seakan-akan tidak kenal padabnya. Joey mengangguk-angguk kepala nya. "Jadi kamu yang waktu itu sedang bernyanyi ya. Pastas saja aku mengenal suaranya." "Ya, tapi kamu malah merasa tidak kenal denganku." ucap Anatasya. "Sungguh, aku tidak begitu jelas melihat dari jauh." balas Joey. "Kamu sudah memakai kacamata, tapi tetap saja masih tidak jelas melihat?" ucap Anatasya mengejek. Lalu mereka berdua terdiam dan saling bertatapan. Dan tunggu! Kenapa hanya masalah sepele mereka menjadi seperti ini? Joey dan Anatasya saling bertatapan. Mereka tersenyum, lalu tertawa bersama. "Ya, sudahlah. Kalau begitu aku mau pulang, aku ada pemotretan." ucap Anatasya, lalu ia mengambil tas kulit nya. "Mau kuantar?" Joey memberi tawaran. Anatasya sejenak berfikir. Joey pun berkata. "Boleh deh." "Tapi aku mau chat dulu sama manager aku." lanju
Magbasa pa
Bab 76.
Tak hanya Anatasya dan Salsa, semua orang di dalam ruangan itu terkejut melihat kepolosan Joey memanggil Sam dengan sebutan 'Pak'. "Kamu memanggilku pak?" tanya Sam melotot. Joey memasang wajah polos nya dan mengedip kedua mata nya. "Paman?" Sam terbelalak. "Paman?" Ingin sekali tertawa rasa nya Anatasya dan Salsa melihat nya. Tak hanya mereka berdua, semua orang yang di ruangan itu pun sama. Joey mengedip kedua mata nya lagi. "Ohh bagaimana jika, Om?" Polos dalam sikap nya, tapi berbeda dari dalam hati nya. Joey sengaja memanggil nya seperti iru karena ia ingin memancing emosi Sam. Karena melihat wajah Sam, rasanya ingin menjahili nya. Anatasya segera berjalan mendekati mereka berdua. Terlihat jelas wajah Sam memerah karena marah dan kesal kepada Joey yang sudah berani memanggil dengan sebutan yang tak ia sukai. Biasa nya Anatasya atau model-model muda memanggilnya dengam sebutan 'Kak'. Dan sekarang ada laki-laki berkacamata dengan penampilan konyol nya. Ia yang tak tau bahwa
Magbasa pa
Bab 77.
"Namaku Farel. Salah satu mahasiswa terbaik dikampus kita." Joey mengedip kedua matanya berkali-kali. "Farel? Aku gak kenal tuh." ucap Joey. *BUGH!" Lagi-lagi Joey terkena pukulan Farel. Tapi Joey tidak jatuh, ia mengimbangi tubuh nya agar tidak jatuh dan tetap berdiri. "Aku sangat membencimu, bisa-bisa nya kamu dekat dengan nya." ucap Farel marah. "Dengan nya? Siapa yang kamu maksud?" sahut Joey bertanya. "Anatasya." jawab Farel. "Selama aku kuliah dan satu angkatan dengan nya, aku selalu ingin dekat dengan nya, tapi dia tak pernah tersenyum tulus padaku. Tapi kamu datang, entah mengapa aku kesal melihat senyuman nya tulus padamu." Joey terdiam, ia tak menatap Farel melainkan menatap ke arah belakang tubuh nya Farel. Tubuh nya menegang. Farel mengerutkan dahi nya. "Kenapa kau?" Joey berjalan mundur perlahan. Ia tak menjawab cerita Farel atau menjawab pertanyaan nya. Farel yang juga heran dengan tatapan Joey ke arah belakang tubuh nya. Ia pun segera membalikan badan nya, karen
Magbasa pa
Bab 78.
"Siap tuan Jo!" jawab lelaki itu. "Oke, kutunggu jemputan nya" sahut Joey. Kini Joey telah dijemput pulang oleh Johnny dan Tomy. Joey dengan santai duduk di kursi belakang mobil. Johnny yang mengemudi mobil nya pun bertanya kepada Joey. "Tuan Jo, kenapa bisa ke tempat itu?" "Aku dibawa dua orang laki-laki berbadan besar." jawab Joey dengan santai lalu ia meminum air mineral botolan. Johnny dan Tomy terbelalak mendengar nya. Kali ini bukan Johnny yang bertanya, tapi Tomy. "Apa anda tidak melawan saat mereka membawamu?" Joey selesai meminum minuman nya. Lalu menjawab nya dengan santai, "Tidak, aku mengikuti permainan mereka." "Jadi siapa yang sudah berani melakukan ini padamu?" tanya Johnny sambil mengemudikan mobil nya. "Orang itu nama nya Farel, dia satu kampus denganku." jawab Joey. "Lalu sekarang, bagaimana kau bisa lolos dari mereka?" tanya Tomy. "Aku membakar mereka hidup-hidup." jawab Joey dengan santai dan tanpa dosa sama sekali. Johnny dan Tomy terdiam mendengar jawa
Magbasa pa
Bab 79.
Anatasya dan Sam menoleh melihat ke arah Joey yang datang dan hadapan mereka. "Ini bukan urusanmu bocah, kamu pulang saja." ucap Sam sinis. "Tapi Om, aku melihat anda seperti sedang memaksa nya." balas Joey. "Kamu memanggilku Om?" sahut Sam terbelalak, dan marah. Anatasya langsung memengang tangan Joey. "Kebetulan sekali Jo, aku sedang menunggumu." Anatasya langsung menarik Joey langsung menyebrangi jalan raya dan mendekati motor matic laki-laki berkacamata ini. Mereka menjauhi Sam sedangkan yang ditarik, ia hanya diam dan pasrah, karena ia sudah tau suasana nya. Sam tidak bisa mengejar mereka berdua, karena banyak sekali kendaraan yang lewat, itu membuatnya sulit untuk menyebrangi nya. Kali ini ia mengalah kepada Joey. Ia pun masuk mobilnya, dan pergi dari tempat itu. Disisi Anatasya, ia bernafas lega setelah melihat Sam pergi. Joey hanya diam menatap bingung pada nya. "Kamu kenapa? Ada masalah dengan nya?" Anatasya menoleh dan menatap Joey. "Aku tak suka pada nya. Dia terlalu
Magbasa pa
Bab 80.
Semenjak Joey mengantar Anatasya, hubungan Joey dan Anatasya semakin dekat. Kadang Joey datang dan menjemput Anatasya untuk berangkat bersama ke kampus. Jika tak ada jadwal ke kantor atau ada kelas di waktu yang sama. Dan jika ada jadwal pemotretan atau jadwal panggung, Joey setia menemani nya. Banyak laki-laki yang tak suka kedekatan Joey kepada Anatasya. Bahkan beberapa laki-laki dari tingkat biasa, selebgram, penyanyi, dan aktor tak suka kepada Joey. Terutama dengan Sam, ia semakin membenci Joey. Malahan mahasiswa di kampus pun menatap iri melihat nya. Anatasya memang bukanlah artis atau penyanyi papan atas. Namun bakat menyanyi nya mampu membuat para pria yang mendengar kagum. Ditambah ia seorang selebgram, dan model pakaian. Tak terasa kedekatan mereka setelah hari itu telah terlewat satu bulan. Hari sudah malam, Joey berencana mengajak Anatasya jalan keluar. Ia tak membawa motor matic nya. Ia mengendarai mobil sedan nya yang selama ini tak pernah ia pakai. Sebenarnya ia puny
Magbasa pa
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status