Semua Bab FALLING FOR THE BEAST: Bab 11 - Bab 20
59 Bab
9. The Kiss
"Jika aku jadi kau, aku tidak akan segan mematahkan lehernya." Suara geraman sengit membelah udara di belakang mereka. "Selain menjadi A ranker, dia hanya anak Charlotte! Bahkan, dia bangkrut! Dia tidak bisa seenaknya bersikap kurang ajar kepada S ranker sepertimu!""Wah! Apa itu berarti aku juga tidak boleh bersikap kurang ajar padamu?" tanya Xander pada si pemilik geraman. Tanpa menoleh, Xander tahu itu suara Alexandre Dominguez, lelaki pirang bermata biru sepantaran Xander yang baru naik pangkat menjadi S ranker Tygerwell satu bulan yang lalu.Alex menggeram. "Apa itu hal yang masih perlu kau tanyakan?""Seseorang pernah bilang padaku; jika kau malas bertanya, kau akan tersesat." Xander berputar dan menatap Alex malas-malasn. "Aku sedang berusaha agar tidak tersesat. Bukan begitu, Rex?""Terserah kau saja," jawab Rex datar.
Baca selengkapnya
10. The Touch
Xander mengerang, merasakan mulut Crystal yang panas dan basah, manis. Xander tersentak keras begitu Crystal membelai belakang tengkuknya ringan—perlahan dan sensual—membuat rasa lapar dan kebutuhan menjalari tulang punggungnya."Crystal." Xander melenguh,  ketika bibir Crystal membalas pelan dan lembut pagutannya. Seakan ingin berlama-lama. Seakan ini harus jadi panjang, membuatnya gila.Xander melepaskan bibir dan memandang Crystal, mengagumi penampilan perempuan itu yang begitu sempurna. Bibir yang manis dan hangat. Lekuk tubuh yang menggoda untuk disentuh. Mata birunya menatap Xander sayu, berkabut, seakan kehilangan fokus. Sial. Tubuh Xander menegang, ia menangkup bagian bawah kepala Crystal lalu mencium perempuan itu lebih brutal dari sebelumnya. Erangan Crystal, menggetarkan tubuh Xander.Dia sudah bisa membayan
Baca selengkapnya
11. Sleep With Me
"Aku lapar, lelah, dan ingin mandi!" keluh Crystal. Matanya menatap nanar kuku-kuku yang tidak digandeng Xander. Tadinya, Crystal menyukai hasil nail art dari perpaduan warna coklat dan emas, tetapi sekarang jadi kotor.  Dia tidak terlihat lagi seperti Crystal Leonidas!Xander masih bisu.Bibir Crystal mencebik. "Xander! Bawa aku pulang. Rambutku juga sudah kusut. Aku mau nanny-ku!"Xander tetap diam, terus berjalan dan menggandeng Crystal."Xander! Kau tidak mendengarku?!"Tetap tidak ada jawaban."William!!!""Ssttt!" Bebarengan dengan desisannya, Xander menarik Crystal ke salah satu lorong jalan. Menyembuyikan tubuh mereka, lalu menatap sekitar. Penuh kewaspadaan.Seketika, jantung Crystal berdebar keras. "Apa yang mengejar kita terlihat lagi?"
Baca selengkapnya
12. The First Time
Ranjang yang bergerak-gerak membangunkan Crystal.Crystal mengerjap, menyadari sinar matahari yang menembus atap kaca kotor dan menerangi kamar loteng ini. Wajah Xander terlihat, dibingkai cahaya memesona dan tampan seperti biasanya, tapi juga menyebalkan dengan senyum mengejek yang tersungging di sana.Rambut Xander masih basah, badan kokoh lelaki itu sudah terbungkus rapi; celana jeans biru, kaus oblong putih, dan jaket kulit coklat. Astaga, lelaki ini lebih tampan dibanding pemain TV Series Spanyol!"Good morning, sleepyhead," sapa Xander.Berisik.Crystal menutup matanya lagi. Tempat ini terlalu nyaman, aman, segar, dan tenang—cocok untuk tidur seharian. Sudah lama rasanya Crystal tidak tidur sedamai ini. Senyenyak ini. Kenapa dia harus bangun?"Crys! Kenapa kau tidur lagi?!" Xander menarik selimut Crystal.
Baca selengkapnya
13. Separate
"Sepertinya perempuan jelek ini penting bagimu." Alex melangkah ke hadapan Crystal dengan langkah penuh percaya diri, menyentuh dagunya, kemudian menatap Xander. "Haruskah kita bawa dia juga?"Xander terlihat makin tegang dan marah, tapi Crystal sudah tidak memedulikan itu ketika ucapan Alexandre lebih mengganggunya. “Jangan sentuh di—““Bitch!” "Jelek katamu! Berkacalah! Kau lebih jelek, berengsek!" Umpatan Crystal beradu dengan erangan Alexandre ketika lutut Crystal menendang di pusat diri Alexandre. Di senternya.Sepersekian detik Crystal melihat Xander menganga, lalu berkata, "Sentermu pasti sakit," ringis Xander berkebalikan dengan tatapan mengejeknya pada Alexandre. "Aku harus memeringatkan Zoe. Kasihan jika dia tidak sengaja menerima lelaki yang asetnya sudah—""Diam kau, setan!" teriak Alex."Maksudmu De
Baca selengkapnya
14. Losing My Mind
"Nona Crystal, Tuan muda Aiden masih menunggu di bawah."Crystal mengerang dan memeluk bantal lebih erat, sementara ketukan di pintu kamar dan suara pelayan terus terdengar berkali-kali. Seharusnya Crystal sudah keluar, menemui Aiden setelah mengganti baju—seperti yang dia katakan tadi. Tapi, jangankan berganti pakaian, turun dari ranjang pun Crystal enggan. Terutama dengan kiriman pesan Xander yang sudah berhenti.Tidak ada maaf.Tidak ada kata terima kasih."Dasar si bangkrut sialan!" Crystal menggerutu, melihat lagi profil Xander dan memandangi foto terakhir lelaki itu. Bertanya-tanya bagaimana lelaki ini bisa bebas? Kenapa bisa sesantai itu? Kenapa tidak memperlakukan Crystal seperti tuan putri seperti yang lain? Apa lelaki itu buta? Atau, apa dirinya yang memang sudah tidak menarik?Lagi, Crystal berteriak di bawah bantal ketika suara ketukan kembali terd
Baca selengkapnya
15. The Bad Night
LEONIDAS MANSION, Las Vegas—USA | 03:48 PMStop login to my account, Leonidas!"Anda terlihat sangat bahagia, Nona." Anne berujar seraya menaruh beberapa map di depan meja Crystal."Benarkah?" Crystal tersenyum, mengambil foto selfie, tersenyum lebar dengan rambut tergerai, sekaligus menampakkan atasan sweater hitamnya. Lalu mengunggahnya di story akun Xander, membalas story Xander sebelumnya. Kali ini yang dia unggah benar-benar foto terbarunya—bukan foto lama seperti sebelumnya; berbikini dan sangat seksi.Kita lihat, apakah senter lelaki itu masih baik-baik saja? Apa telinganya memerah?"Sangat. Apa ini karena pernikahan Anda dan Tuan Aiden yang semakin dekat?" tanya Anne lagi. "Dari yang saya dengar di bawah, Tuan besar sepertinya su
Baca selengkapnya
16. Playing With Fire
"Tertutup?" tanya Crystal hati-hati, berusaha membuat nada suaranya tenang. "Kenapa harus tertutup?"Javier menoleh. "Angeline sudah menjelaskan alasannya. Kau tidak mendengarkan?"Angeline mengernyit. "Crystal. Ini pembahasan tentang pernikahanmu. Bagaimana kau bisa tidak memperhatikan? Apa ini tidak cukup penting bagimu?""Angeline Lucero..." Nada suara Anggy terdengar penuh peringatan. "Ini hanya masalah kecil. Berhenti membesar-besarkan masalah. Memangnya dalam hidupmu kau tidak pernah kehilangan fokus sekali saja?""Tapi, yang kita bahas sekarang adalah acara pernikahannya," tegas Angeline."Aku tahu. Kau hanya tinggal menjelaskan ulang pada Crystal jika—""It's okay Mommy," gumam Crystal muram, sekuat tenaga Crystal berusaha memunculkan senyum di wajahnya. "Aku tidak apa-apa. Aunty Angeline juga sudah pasti memikirkan sem
Baca selengkapnya
17. Save Me
LEONIDAS Mansion, Las Vegas—USA | 11:02 AM   "Strike! Aku menang!" Crystal berseru, berbalik menatap Aiden dan melompat-lompat di private bowling alley mansionnya. Lemparan bola bowling-nya berhasil menjatuhkan semua pin yang ada dalam satu kali lempar. "See? Kemampuanku berhasil naik berkali-kali lipat selama kita tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang.""Apa itu berarti, selama tidak bersamaku, kau bermain sendirian?""Pertanyaan macam apa itu?" Crystal mencebik. "Akui saja kalau kau kalah!""Kalah? Seperti ini?" Aiden meraih bola bowling yang lain, mengambil ancang-ancang, kemudian melemparkannya dengan mulus. Strike. Sama dengan yang dilakukan Crystal, pin-pin bowling itu berjatuhan dengan mudah. "Tepatnya, yang tadi itu aku
Baca selengkapnya
18. The Adventure Begins
"Kau menangis?" tanya Xander rendah dan dingin, tapi malah menenangkan Crystal di saat bersamaan. Seperti yang Crystal butuhkan : Kepekaan seseorang.Crystal tidak tahu kenapa dia bisa begitu lega, bahkan sampai menangis, ketika mendarat dalam pelukan lelaki ini."Kenapa aku harus menangis?" Crystal kembali meremas jacket denim Xander, berusaha keras tidak mengeluarkan air mata. "Aku lelah. Aku—" Sebelum Crystal menyelesaikan ucapannya, Xander sudah menggendongnya dengan gaya bridal.Spontan, Crystal melingkarkan lengannya pada leher Xander."Aku menyesal kau datang. Rasanya seperti menjadi baby sitter," cemooh Xander seraya berjalan menyusuri lorong kereta, memeriksa nomor-nomor kursi yang ada.Crystal mencebik, mengabaikan gerutuannya. "Kenapa kau menggendongku seperti ini?""Seperti apa?""Seperti pengantin." Cr
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status