All Chapters of Sang Penguasa, Mr. Levon: Chapter 181 - Chapter 190
240 Chapters
181. Bertemu Ana
Levon berjalan santai menuju kamar apartemen yang sudah dipesan untuk bertemu dengan Ana. Levon menampilkan wajah semringah. Di tangan kanannya membawa kalung liontin yang sudah terpasang kamera, sedangkan di tangan kirinya membawa anggur dengan dosis alkohol tinggi. Tentu saja kedua benda ini bagian dari rencananya.Ketika sudah sampai di depan pintu, Levon langsung membukanya tanpa permisi.Sementara itu, Ana yang sudah menunggu di dalam langsung meyambut Levon dengan gaya sensual, “Hello, Tuan.” Bola matanya bergerak dan tertuju pada tangan Levon. Sebuah kalung liontin, terlihat sangat indah. Ana melihat Levon dari atas sampai bawah. Sempurna, kata-kata itu pantas diberikan pada lelaki itu. Dan yang terpenting pasti dia adalah orang kaya.Benar-benar wanita murahan, batin Levon berkata sambil melihat penampilan Ana yang sangat sexi. Bahkan nyaris tidak berpakaian.Ana semakin memperlihatkan gaya sensualnya ket
Read more
182. Aksi Pertama Amelia
Ana mendekatkan wajahnya. Matanya berubah arah menatap bibir Levon. Terlihat sangat menggoda, lelaki di hadapannya begitu sempurna!Brukk!Tubuh Ana tiba-tiba oleng dan jatuh ke lengan Levon.Levon tersenyum kemenangan. Ana sepertinya terlalu mabuk dan tidak sadarkan diri. Rencana Levon berhasil, kini tinggal melakukan langkah selanjutnya.Levon menggendong Ana ke tempat tidur, “Tidurlah dengan nyenyak, Nona.”Levon beranjak mengambil tas kecil Ana yang diletakkan di sudut kasur. Ia tersenyum licik saat menemukan benda yang dicari. Ponsel Ana, pasti di dalamnya terdapat informasi mengenai orang yang menyuruhnya melakukan tindak kejahatan dengan memanfaatkan Fergie.Ponselnya terkunci, tetapi itu tidak masalah. Levon mendekati Ana dan menggunakan sidik jarinya untuk membuka kunci ponsel.Terbuka! Levon menggerakkan layar ponsel, memperhatikan setiap isi yang ada di dalamnya. Perlahan sudut bibirnya terangkat saat melihat ri
Read more
183. Sebelas Utusan
Jam sembilam malam, Levon memenuhi panggilan Elanga. Pertemuan ini diadakan di villa, ruangan tengah.Levon sedikit terkejut, orang yang hadir dalam pertemuan ini sebanyak sebelas orang.“Apakah mereka anak buah dari sebelas orang yang ingin balas dendam padaku?” tanya Levon dalam batinnya sambil menjabat tangan mereka satu per satu. Levon memperhatikan setiap utusan, tampak kaku sekali. Sepertinya mereka hanya orang biasa yang disewa untuk menghadiri pertemuan ini.Saat Levon mendaratkan tubuhnya di kursi, ia merogoh ponsel dari saku celananya. Dia terkejut kembali saat titik nomor yang dilacak tidak ada di tempat ini. “Sangat pintar,” batin Levon berkata. Ia berpikir ada banyak kemungkinan. Bisa jadi sebelas orang di tempat ini adalah memang orang biasa yang diutus para musuhnya.Elanga yang juga hadir memulai pembicaraan, “Baiklah, mari kita mulai. Tentu kalian sudah tahu mengapa bos kalian menyur
Read more
184. Rencana Elanga
Kamera pengintai yang ada di saku bajunya, membuat Levon tak bisa banyak bergerak. Namun, bukan Levon namanya jika tak punya banyak akal. Dia mematikan kamera itu dengan alasan masuk ke kamar mandi. Setelah mematikan kamera itu, Levon bersedih. Ia mengingat para utusan yang meninggal percuma-cuma.  “Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus segera membasmi mereka.” Levon merogoh ponselnya dari saku celana dan menghubungi Jack. “Jack, siapkan rencana selanjutnya,” titahnya, kemudian memutus sambungan telepon dan segera menyalakan kembali kamera menyebalkan itu. Di tempat berbeda, Jack menemui keluarga Levon di mansion. Ia memberi tahu bahwa saat ini Sang Tuan sedang menyamar dan meminta semua orang ikut membantunya dengan bersandiwara. *** Levon pulang ke mansion. Sesuai rencana, Jack memakai pakaian khas pria bertopeng menyambut kedatangan Sang Tuan dengan berpura-pura memasang ekspresi yang tidak mengenakkan. “S
Read more
185. Tuan Leo Datang Ke Pesta
Levon yang sudah sampai di ruangan supervisor cleaning service, ia langsung menghubungi Elanga. Berharap mengetahui rencanya musuhnya nanti malam.“Tuan Elanga,” sapa Levon ketika teleponnya sudah di angkat.“Ada apa kau menelponku?” tanya Elanga di seberang sana.“Apa Tuan sudah gila? Kenapa Tuan datang menemui Tuan Leo? Apa Tuan sangat yakin kalau Tuan Leo belum tahu identitas Tuan?” tanya Levon berpura-pura mengingatkan. Ia heran Elanga sangat berani menemui Tuan Leo.“Untuk memenangkan pertandingan, aku harus dekat dengan musuhku. Aku sudah merencanakan matang-matang.”“Baiklah. Kalau boleh tahu apa yang Tuan rencanakan di pesta nanti malam. Beri tahu saya ... biar saya bisa membantu.” Levon memancing Elanga agar menceritakan semua rencananya.Namun, Elanga cukup cerdas.“Banyak kejutan di pesta nanti malam, anak muda. Kau harus datang menyaksikannya. Kau pasti keba
Read more
186. Mengalihkan Perhatian
Pesta sedang berlangsung. Hingga saat ini Levon masih belum menemukan kecurigaan sama sekali, kecuali seseorang itu yang pergi ke ruangan dalam restoran. Namun, Levon tak bisa berbuat banyak. Meskipun Elanga ada di restoran, tapi ia yakin musuhnya sudah menyuruh orang lain untuk mengawasinya melalui kamera pengintai. Di titik ini, tiba-tiba ponsel jack berbunyi, “Ya, ada apa?” tanya Jack dengan datar dan dingin. “Apa?!” pekik Jack kembali. Suaranya bahkan membuat para tamu undangan menoleh padanya. Entah apa yang dikatakan seseorang di seberang telepon sehingga jack terlihat sangat panik. Levon yang ada di sampingnya menangkap kepanikan yang ada pada diri Jack. Ia yakin di luar sana pasti ada masalah yang sudah diciptkan oleh Elanga. Ia sejujurnya juga khawatir musuhnya itu mencelakai orang tak bersalah di luar sana. Jadi ini alasan Elanga mengundangku kesini? Dia ingin mengalihkan perhatianku agar bisa menjalankan kejahatannya di luar sana, b
Read more
187. Penyanderaan
Levon sudah sampai di rumah besar, tempat penyanderaan itu. Di sana sudah ada polisi dan beberapa orang kepercayaannya yang mengepung tempat itu. “Jika kalian berani melangkah satu saja, maka kami akan menghabisi seluruh orang yang kami sandera!” Seseorang berkata dari dalam melalui pengeras suara. Ini penyebabnya polisi dan anak buah Levon tidak berani mendekat. Namun, Levon tak mau tinggal diam. Ia harus menyelamatkan orang yang disandera oleh anak buah Elanga. “Berapa orang yang disandera?” tanya Levon pada anak buah yang ada di sampingnya. Tentu ia bertanya dengan memposisikan sebagai orang kepercayaan Tuan Leo. Bagaimana pun juga kamera kecil masih ada di saku bajunya, pasti sekarang Elanga sedang mengawasinya. “Kami kurang tahu. Mereka menyandera seluruh orang yang tinggal di rumah ini,” jawabnya tanpa menoleh. Ia sudah tahu bahwa Sang Tuan sedang menyamar. “Saya akan cari cara untuk menyelamatkan korban penyandraan.” “Semua pint
Read more
188. Jack Menolong Pejalan Kaki
Setelah mengantar keluarga Levon, Jack dan teman-temannya langsung pergi ke tempat penyanderaan itu.  Namun, di tengah perjalanan ada pejalan kaki tiba-tiba terjatuh. Jack yang melihatnya memghentikan mobilnya dan turun menghampiri orang yang berumur sekitar lima puluh tahunan. “Anda tidak apa-apa?” tanya Jack sambil membantu orang itu berdiri. “Saya tidak apa-apa, anak muda.” orang itu tampaknya belum menyadari kalau orang yang membantunya adalah Tuan Leo alias Jack yang menyamar. “Mengapa anda sendirian berjalan kaki di malam hari? Dimana rumah anda? Saya akan mengantarnya pulang.” “Saya sebenarnya ...” Orang itu berhenti sejenak dan baru menyadari bahwa pria bertopeng di hadapannya adalah Tuan Leo. “Bukankah Tuan adalah Tuan Leo?” “Ya. Saya Leo,” jawab Jack, dan seketika orang itu membungkuk pertanda memberi hormat. “Maafkan saya, Tuan Leo. Saya tidak tahu bahwa Tuan adalah Tuan Leo.” “Dimana rumah anda? Anak bu
Read more
189. Penyekapan Jack
Semua orang yang ada di dalam tertawa menggelegar menyaksikan keberhasilan mereka melumpuhkan Tuan Leo.  “Saya sudah tidak sabar memutilasinya,” ucap salah satunya di tengah tawa. Semua orang pun merespon dengan sikap bak seorang psikopat yang menatap mangsa. “Saya rasa Tuan Elanga berlebihan. Tuan Leo tidak sehebat yang saya kira.” Orang yang ditolong Jack itu keheranan lebih ke arah meremehkan kekuatan dari Tuan Leo. Bahkan pemilik perusahaan LEO Group itu dengan mudah dikelabuhi. “Buka topengnya! Saya ingin tahu wajah dari orang nomor satu di dunia ini.” Orang itu menyuruh teman-temannya sambil menatap buas pada Tuan Leo yang masih mengenakan pakaian bertopeng. Tanpa menunggu lama, dua orang menghampiri Tuan Leo yang tergeletak di bawah dan melepas topengnya secara kasar. Kini terlihat jelas wajah Tuan Leo sudah tidak tertutupi topeng. Seketika itu pula, semua orang tertawa puas disertai dengan tatapan bak binatang buas. Namun, mereka tidak me
Read more
190. Apakah Jack Sudah Meninggal?
Di lingkungan rumah penyekapan Jack, Levon memperhatikan setiap sudut yang ada di sana. Ia yakin tempat ini sudah dipersiapkan untuk menjebak dirinya. Ia juga melihat semua orang kepercayaannya diikat dan dijaga ketat musuh-musuhnya.  Semua orang suruhan Elanga menyambut kedatangan Levon. Mereka sudah tahu bahwa mantan suami Rose itu sudah mengkhianati Tuan Leo. “Selamat malam, Levon. Apakah kau datang sendiri? Kemana anak buah Tuan Leo yang lainnya? Mengapa mereka tidak datang menyelamatkan Tuannya?” tanya salah satunya penasaran dan curiga. Hingga saat ini tidak ada tanda-tanda kemunculan orang-orang kepercayaan Tuan Leo di luar sana datang. “Mungkin ini siasat mereka,” jawab Levon berhenti sejenak seolah-olah memikirkan sesuatu. “atau jangan-jangan mereka sudah tahu kalau aku mengkhianati Tuan Leo? Jadi mereka mengirimku sendirian untuk menyelamatkan Tuan Leo?” Levon bersandiwara untuk mengelabuhi musuh-musuhnya agar mereka tidak curiga sediki
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
24
DMCA.com Protection Status