All Chapters of SURAT WASIAT NENEK: Chapter 131 - Chapter 140
159 Chapters
Bab 131
Setelah menyelesaikan sarapan pagi, ketiganya segera bersiap - siap menuju warung si emak. Sinta sudah siap di depan kemudi mobil, segera melajukan mobilnya dengan santai, sembari berbincang - bincang mengenai hal apa saja yang bisa dijadikan pokok pembahasan. Tidak terlalu memakan waktu lama dalam perjalanan, yang memang jaraknya tidak terlalu jauh, mereka telah tiba. Sinta memarkirkan mobilnya disamping kiri warung si emak, ketiganya segera turun dengan wajah ceria, seakan udara dingin dengan pemandangan yang asri membuat mereka bersemangat, maklum saja di Jakarta memang udaranya sangat panas. Ketiganya sudah duduk saling berhadapan, Cindy memesan minuman kesukaan mereka bertiga dan tidak lupa memesan goreng pisang serta cireng salju dengan bumbu rujak. Setelah menunggu sepuluh menit si emak warung membawakan pesanannya dan menyajikan di meja depan mereka bertiga."Sudah lama tidak kesini si neng - neng geulis (cantik), kirain lupa sama warung Emak," ucap si Emak sembari tersenyum r
Read more
Bab 132
Setelah hampir dua jam menghabiskan waktu berkumpul dengan Winda dan Heni, akhirnya Adelia, Sinta dan Cindy pamit untuk pulang. Di dalam perjalanan menuju ACSMart, Cindy dan Sinta diam seribu bahasa tidak seperti biasanya, membuat Adelia menghela napas perlahan, Adelia mengerti kalau kedua sahabatnya merasa kesal dengan sikap dirinya yang seketika berubah diam dan tidak fokus saat kumpul, dan semua terjadi setelah panggilan telepon dari Angga yang berkali - kali namun dia acuhkan. adelia mencoba mengatur sisi dirinya yang membuat suasana kini terasa sunyi. "Beb...jangan pada diem gitu dong." tanya Adelia. "Del, kita teman, kan?" tanya Cindy menatap seksama Adelia. "Pertanyaan kamu aneh Cindy, ya teman, emang musuh." jawab Adelia sambil cengengesan . "Aku serius Adelia! malah cengengesan, dih." Cindy memasang wajah makin serius. "Udah dong sayang, jangan pada serius gitu mukanya, serem tau..." "Sikap kamu tuh yang anggap kita seperti orang asing, nyebelin tau...kenapa saat di ruma
Read more
Bab 133
Bagas hanya meringis menahan sakit di bagian pipinya dan berusaha mengatur emosinya, karena Bagas tidak ingin membuat Adelia menjadi bagian amarah Angga, lebih baik Bagas memilih untuk tidak membalas Angga, bagaimanapun memang salah Bagas yang sudah meminta waktu Adelia.Sementara Angga dengan tatapan mata yang melotot kepada Bagas, jemari tangannya masih mengepal menahan gejolak emosi, seakan belum puas mengeluarkan semua amarahnya.Adam yang kini sudah berdiri di sebelah Bagas, melihat memar di bagian pipi Bagas, membuat Adam sangat marah, tatapannya tertuju tajam kepada Angga dengan wajah telihat menakutkan.“Anda!! seenaknya saja memukul Tuan muda, saya akan bawa masalah ini ke ranah hukum.” ucap Adam dengan nada tegas dengan jari telunjuk menunjuk Angga.“Silakan saja, saya tidak takut, sebaiknya Anda tidak usah ikut campur, ini urusan saya dengan dia.” ucap Angga dengan kesal.Tiba - tiba satu tamparan melayang ke pipi Angga, membuat Angga terkejut, dan menatap Adelia marah, yan
Read more
Bab 134
Malam semakin beranjak, hanya kesunyian yang menyertai, ketiganya segera masuk ke dalam kamar, karena dingin mulai terasa menusuk kulit, meneruskan perbincangan di tempat tidur, diselingi candaan ringan, sebelum memasuki dunia mimpi.Keesokan harinya, setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, mereka segera menuju meja makan, karena ibunya Adelia sudah menunggu untuk sarapan Bersama. Keempatnya menikmati sarapan diselingi obrolan ringan.“Adel, kalau makannya sudah selesai, Ibu tunggu di ruang keluarga, ada hal yang ingin Ibu sampaikan.”“Iya Bu.”Adelia segera menyudahi sarapannya, karena pikirannya sudah tidak karuan, melihat sikap ibunya yang jelas ketara, seperti kesal kepadanya namun berusaha menghargai posisinya di depan kedua temannya.“Kalian teruskan saja sarapannya, kalau sudah selesai tunggu aku di kamar, sepertinya Angga mengadu macam - macam sama, Ibu terlihat aneh hari ini.” ucap Adelia sembari membenahi bekas makannya.“Iya Del, aku juga merasa begitu, biasanya Tan
Read more
Bab 135
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, dan beristirahat beberapa kali di rest area, mereka telah tiba di kota Garut.“Sin, tujuan kita kemana ini?” tanya Cindy sambil santai mengemudikan mobil.“Kemana maksudnya? Kan kita mau ke Garut, Cindy, gimana sih, ah.” jawab Sinta sambil menguap dan meluruskan badannya yang terasa pegal, duduk di kursi belakang.“Buka matanya, lihat, di mana kita sekarang.” ucap Cindy.Sinta menatap keluar kaca jendela mobil, mengamati sekitarnya, sambil garuk – garuk kepala, lalu berbicara dengan Cindy.“Ini di mana, Cin?” tanya Sinta.“Kamu lihat plang petunjuk jalan nggak?”“Enggak, dari tadi aku amati jalan, nggak ada tuh plang petunjuk jalannya, apa kelewat, ya.”“Ampun deh Sinta, kamu yang menyarankan kita ke Garut, tapi kamu nggak tahu ini di mana sekarang, kita sudah tiba di Garut, maksud aku kita akan menginap di mana?”“Bilang dari tadi kek, menginap di mana, kamu tanyanya tujuan kita kemana, ya aku jawab Garut, emang salah, ya?”“Udah – udah
Read more
Bab 136
Sekitar pukul sepuluh pagi, Bagas sudah bersiap – siap dengan setelan jas rapi untuk datang ke acara pernikahan Theo, begitu juga Anita dan Putri sudah berdandan rapi dan cantik. Ketiganya segera keluar rumah dan masuk ke dalam mobil yang sudah terpakir tepat di depan rumah, kedua pengawal segera membukakan pintu mobil, salah seorang masuk ke dalam mobil di kursi pengemudi, seorang lagi membukakan pintu pagar rumah, setelah mobil keluar, segera menutup kembli dan duduk di sebelah pengemudi.Mobil melaju dengan kecepatan rata – rata, jarak dari rumah Anita ke acara pernikahan Theo lumayan jauh, Theo mengadakan acara pernikahannya di Shangri-La Hotel.Putri terlihat Lelah, ia tertidur dengan posisi menyandar di bahu Anita.Ponsel Bagas berdering, Bagas segera menerima panggilan telepon yang tiada lain dari Adam.“Hallo Tuan Muda, maaf mengganggu waktunya.” sapa Adam dengan sopan.“Iya Om, ada apa?” Bagas menjawab santai.“Informasi latar belakang Angga sudah ada, Tuan muda.”“Saya dalam
Read more
Bab 137
Setelah mobil melaju pergi, Bagas segera kembali ke dalam Hotel, dan langsung duduk di tempat yang sudah di siapkan Theo, sudah ada Pras dan Rudi yang telah selesai menikmati hidangan, ada Yuni, Susi dan Joko yang sepertinya baru datang. Bagas langsung membaur dalam obrolan di selingi canda dan tawa. Menyusul lima orang yang baru datang setelah memberi ucapan kepada Theo, langsung menghampiri Bagas dan yang lainnya.“Bagas, saya nggak menyangka, kalau anaknya Moza itu anak kamu, dan saya turut berduka cita akan Moza, maaf saya nggak bisa datang waktu itu, karena sedang berada di Bekasi.” ucap Susi dengan wajah penuh penyesalan.“Iya nggak apa – apa, Sus.”“Saya yang ke rumah Moza juga tidak tahu, hampir saja tadi keceplosan, untung ada Theo, maaf ya, Bro.” ucap Pras.“Santai aja Bro, wajar kalau kalian salah menduga, karena memang semua salah saya, Putri masih kecil dan dia memang tidak tahu apa – apa, sebaiknya memang tidak tahu saja, saya terlalu malu menjadi Ayah yang pengecut.”“K
Read more
Bab 138
Setelah hampir satu jam berbincang – bincang, mereka saling berpamitan untuk pulang ke kota masing – masing, kecuali Yuni dan Susi yang masih mengobrol dengan Bagas, karena Yuni dan Susi tinggal di Surabaya, jadi mereka tidak terburu – buru untuk pulang.“Bagas, sebenarnya aku masih nggak percaya dengan ajakan kamu tadi, soalnya, gimana ya jelasinnya.” Yuni garuk – garuk kepalanya sendiri yang tidak gatal.“Sudah, jangan terlalu di pikirkan, yang jelas niat saya baik, saya hanya ingin bertemu dengan teman – teman lama dan mempererat silahturahmi, kebetulan tanggal reuni kita tepat dengan acara perayaan ulang tahun hotel.” ucap Bagas menjawab dengan santai.“Tidak di pikirkan cuma kepikiran saja, aku sampai menghitung – hitung berapa biaya yang akan keluar, pastinya tidak sedikit, terus kamu bilang perayaan hotel, memang hotel siapa? kamu beneran kaya raya?”Bagas menghela napas sesaat, merogoh dompet di saku celana belakangnya, mengeluarkan kartu nama, menyerahkan kepada Yuni dan Susi
Read more
Bab 139
Setelah berbincang – bincang dengan Theo, Bagas pamit untuk pulang, karena Theo masih harus melanjutkan sesi lainnya, acaranya memang selesai sampai sore.Theo sebenarnya ingin menahan Bagas untuk jangan dulu pulang, ingin mengajak Bagas makan malam Bersama keluarga barunya dan meneruskan obrolan tentang rencana Bagas untuk menghadapi Angga, namun karena Bagas bilang sudah ada janji untuk makan malam dengan Putri, Theo tidak bisa menahananya.“Bro besok malam lu ajak Putri ke rumah gue, nanti isteri gue masak.”“Okay Bro, Saya pulang dulu, mobilnya sudah datang.”“Okay, hati – hati.”Bagas sudah berada di dalam mobil, ia menelepon Adam untuk memberitahukan semua hal yang ia ketahui hari ini dari Susi, tentang siapa Angga, sekaligus Bagas meminta Adam untuk mengadakan pertemuan dengan seluruh Staf hotel saat Bagas sudah kembali ke Subang, untuk membahas acara reuni yang akan diadakan bersamaan dengan perayaan ulang tahun hotel Arimbi.Setelah menutup telepon, Bagas bersandar di kursi m
Read more
Bab 140
Keesokan harinya, setelah berziarah ke makam Moza, Bagas pamit kepada Anita dan Putri, karena akan menemui temannya. Bagas langsung menemui Yuni, tanpa menunggu lama setelah melihat beberapa mobil di Dealer Yuni, Bagas langsung membelinya, setelah selesai transaksi, Bagas meminta salah satu pengawalnya untuk mengendarai mobil yang ia beli, mengikuti dirinya ke rumah Theo.Setibanya di rumah Theo, Bagas langsung di sambut oleh Theo dan isterinya, mengajaknya berbincang – bincang di ruang tamu sembari menikmati secangkir kopi hangat dan kudapan. Bagas mengeluarkan kunci mobil dari sakunya, menyerahkan kepada Theo.“Apa ini Bro?” tanya Theo yang merasa bingung melihat Bagas menyerahkan kunci mobil kepadanya.“Hadiah pernikahan, jangan menolak, karena ini hadiah, jangan berkomentar apapun, terima saja dari sahabat kamu.” Bagas tersenyum ramah.“Okay, gue baru mau komentar, sudah di sekak langsung, kalau ucapan terima kasih kayaknya nggak masalah, kan, pokoknya terima kasih kawan, jangan d
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status