Semua Bab SURAT WASIAT NENEK: Bab 1 - Bab 10
159 Bab
Bab 1
Di ruang keluarga, Bagas ivander dan Nenek sasmita sedang santai menonton acara TV. "Bagas, segeralah cari pendamping, usiamu sudah cukup untuk menikah," tanya Nenek Sasmita. "Bagas belum ada waktu Nek, untuk memikirkan itu, masih banyak urusan pekerjaan yang harus segera diselesaikan, Bagas harus fokus mempelajari semua bisnis ayah, Bagas malu Nek, kalau Bagas sampai mempermalukan nama besar ayah, karena Bagas belum bisa apa - apa, salah Bagas juga dulu." "Urusan pekerjaan, bisa diserahkan kepada Om Adam, biar dia yang handle, kamu sambil belajar, tapi senggangin waktu mencari pendamping juga." "Iya...Nenekku sayang, nanti Bagas bicara dulu sama om Adam, ya." Bagas ivander berusia 25 tahun adalah seorang pewaris kaya, dengan wajah yang tampan, kharismatik, dan sifat yang baik hati, walaupun bergelimang kekayaan, tak menjadikannya sombong, sebaliknya sangat sederhana dan suka membantu sesama, karena kebaikannya, kadang banyak orang yang memanf
Baca selengkapnya
Bab 2
Walaupun Bagas adalah pemilik hotel dan atasan dari Adam, Bagas tetap rendah hati, dan bersikap sopan, karena itulah sifat Bagas, yang tidak pernah sombong dan selalu merendah, tidak pernah membedakan antara kaya atau miskin, tidak perduli setinggi apapun jabatan, di matanya semua orang sama, mahluk sosial yang pantas dihargai dan dihormati, Bagas sadar, harta yang dimilikinya semua hanyalah titipan dari Allah SWT. Adam sendiri sangat menghormati Bagas, tidak pernah berniat mengkhianati kepercayaannya, walau sebenarnya sangat mudah bagi Adam untuk menggelapkan uang perusahaan dan memindah namakan semua hotel yang dipercayakan kepadanya, karena selama ini, Adam yang mengurus segalanya, tidak sedikitpun hatinya untuk berniat jahat. Adam selalu bersyukur karena selama ini bekerja untuk keluarga ivander, di mana dia dulu hanyalah seorang akuntan biasa yang bekerja di hotel ayahnya Bagas, dengan hidup serba kekurangan, yang menjadi tulang punggung keluarga, membiayai keti
Baca selengkapnya
Bab 3
"Om, apa yang terjadi? Nenek dimana?" Adam melepaskan pelukannya, seraya menarik napas panjang dan mulai berkata dengan gemetar. "Ne-nenek...sudah tenang dialam sana." Bagas yang mendengar itu tak kuasa membendung airmatanya, tubuhnya seketika terkulai lemas dan jatuh kelantai, tangisannya begitu menyanyat hati, seakan bumi telah runtuh baginya, orang yang dia sayangi, satu - satunya keluarga yang dimilikinya, kini telah pergi meninggalkannya, Bagas segera berdiri dan berlari masuk kekamar IGD menghampiri neneknya yang telah terbaring tak bernyawa, memeluk tubuh neneknya dengan erat, tangisannya semakin kencang, hatinya benar - benar hancur. "Nenek!!!!...."teriak Bagas. Bagas melepaskan pelukannya dengan airmata yang terus mengalir deras dan menghampiri Adam, menarik baju Adam, dan mencengkram kerah bajunya dengan kuat, Bagas seakan hilang kendali. Bagas berteriak marah seakan tidak dapat menerima kenyataan. "Katakan!! apa yang terjadi dengan
Baca selengkapnya
Bab 4
Saripah melangkah perlahan menghampiri Bagas, memberanikan dirinya untuk mendekati Bagas dan ingin memberikan semangat. "Tuan maaf," sapa Saripah. "Ada apa lagi mbok, kalau saya lapar nanti saya makan," jawab Bagas datar" Saripah memberanikan diri untuk memberi semangat, Saripah tidak ingin Bagas sampai sakit dan makin terpuruk. "Tuan Muda harus makan, jangan sampai tidak makan, mbok sedih, Tuan Muda jangan berlarut - larut dalam kesedihan, kasihan Nenek Sasmita pasti sedih melihat Tuan Muda seperti ini, Tuan Muda...jangan merasa sendiri, ada Mbok, pak Jono, pak Asep dan Tuan Adam, Tuan harus semangat. Bagas hanya melirik kearah Saripah, tak berkata apa - apa, tapi wajahnya tidak menunjukan marah atau tidak suka dengan ucapan Saripah, hanya saja Bagas tidak mau bicara apapun. Saripah yang merasa kata - katanya tidak direspon sama sekali, merasa takut Bagas tersinggung, tapi Saripah tidak mau hanya melihat Bagas murung sendiri dan tidak
Baca selengkapnya
Bab 5
Bagas menatap Adam dengan seksama, mencoba menerka, sebenarnya apa yang ingin disampaikan Adam, sehingga membuatnya harus ragu dan menunggu waktu yang tepat, Semakin memikirkan apa dan kenapa, Bagas tak menemukan jawabannya, sehingga Bagas menanyakan langsung karena rasa penasarannya, dan karena menyangkut dirinya juga. "Sebenarnya ada apa,om? mengapa harus menunggu waktu yang tepat, kalau boleh tahu memang soal apa?" Adam mengeluarkan sebuah surat dari dalam saku jasnya, selama ini selalu Adam bawa kemanapun, karena Adam tidak pernah tau kapan waktu yang tepat untuk menyerahkannya kepada Bagas, seperti saat ini, kebetulan yang memang tidak direncana, tiba - tiba Bagas mengajaknya keluar dan melihat Bagas juga sudah lebih baik dari hari - hari sebelumnya. Adam menyerahkan surat tersebut kepada Bagas. "Ini surat apa om," tanya Bagas. "Tuan muda, Sebelum Nenek Sasmita meninggal, saya sempat mengobrol dengan beliau, beliau meminta saya untuk menj
Baca selengkapnya
Bab 6
Salah satu karyawan pantri kita sebut suryani, yang mana dia leadernya, menghampiri Bagas dengan sikap yang sangat sopan dan penuh hati - hati. Dengan kepala yang menunduk dan mata yang tak berani menatap Bagas, suaranya sedikit gugup mencoba bertanya. "Ma-maaf Pak Bos, ada yang bisa kami bantu." Bagas tersenyum, dan tangannya menyerahkan dua bungkus plastik kepada suryani. "Bu, ini ada makanan, tolong bagikan kesemua rekan ibu disini." Suryani menerima bungkusan tersebut. "Terimakasih, pak Bos." jawab suryani. Bagas kembali melangkah keluar dari pantri menuju ruangannya. Sementara suryani dengan membawa dua bungkus plastik memanggil semua rekan kerjanya, untuk membagikan makanan yang diberi Bagas. Masuk dua orang karyawan cleaning service kepantri dengan membawa alat - alat kebersihan, bernama Abas dan Roni yang memang baru selesai membersihkan area depan, Suryani memanggilnya untuk mendekat. "Abas, Roni, seben
Baca selengkapnya
Bab 7
Setelah beberapa saat berfikir, akhirnya Bagas memutuskan mana yang akan di pilihnya."Om, apa yang om utarakan itu memang benar, bagaimanapun saya ingin nenek tenang di alam sana, jadi saya akan mengikuti sesuai keinginan nenek, untuk semua urusan kantor dan bisnis sepenuhnya saya percayakan kepada om, dan tolong rekomendasikan saya ke hotel yang di Subang, karena disana tidak ada yang mengenal saya jadi saya tidak harus sembunyi - sembunyi menjalankan amanah dari nenek, disana biar saya bekerja sebagai karyawan biasa, saya minta om jangan pernah membuka identitas saya," ungkap Bagas."Baik, Tuan, terimaksih atas kepercayaan Tuan kepada saya, untuk permintaan tuan bekerja di hotel, saya akan bicarakan dengan pak Raymond selaku manager disana, kira - kira bagian apa yang Tuan inginkan?" tanya Adam.Bagas sejenak berfikir, kira - kira bagaian apa yang cocok untuk menjalankan amanah nenek, dimana dia akan memulai semuanya dari bawah, sebagai orang biasa."B
Baca selengkapnya
Bab 8
Setelah selesai dimakam ayahnya, Bagas berdiri dan jongkok didepan makam neneknya, airmata Bagas semakin membasahi pipinya. "Nek, apa kabar, Bagas datang Nek, Nenek tahu nggak, kalau Bagas sangat kangen Nenek, setelah ayah dan bunda pergi, cuma nenek keluarga Bagas, tapi Nenek juga ninggalin Bagas, Bagas kesepian, Nek, benar - benar seorang diri sekarang, Nek, bagas akan menjalankan apa yang nenek minta, doain Bagas ya, semoga Bagas tidak mengecewakan nenek, sehingga nenek bahagia disana. Ayah, bunda dan nenek sudah berkumpul disana, tinggal Bagas sendirian." Airmata Bagas semakin mengalir, bagas menangis tiada henti tak kuasa menahan pilu hatinya, hidup sendirian tanpa keluarga terasa sangat berat baginya, Bagas sadar Harta saja tidak cukup membuatnya bahagia, Bagas butuh keluarga, butuh orang - orang yang sayang padanya dengan tulus, Bagas merasakan benar - benar hidup yang hampa. Bagas Bangkit dan melangkah peegi meninggalkan makam, masuk kedalam mobil unt
Baca selengkapnya
Bab 9
Setelah makan malam selesai, Bagas kembali kekamarnya begitupun Adam dan isteri serta kedua anaknya. Malam semakin larut, Bagas masih terjaga dikamarnya, masih packing beberapa pakaian yang menurutnya tidak terlalu mewah dan barang - barang keperluannya, karena ponsel yang sekarang digunakan adalah ponsel mahal dan pakaian yang akan dibawa juga hanya beberapa steal, rencananya besok saat diperjalanan ke Subang Bagas akan membeli ponsel baru, ponsel yang biasa saja dan beberapa pakaian tak bermerk dan barang - barang kebutuhan lainnya. Waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari, Bagas segera bergegas untuk tidur, karena besok harus bangun pagi - pagi, tak berapa lama Bagas berbaring ditempat tidurnya, Bagas sudah terlelap dalam tidurnya. Singkat cerita, Bagas sudah siap dengan semua persediaan yang akan dibawanya, Bagas memanggil Saripah, Asep dan joni untuk menemuinya diruang tamu, tak berapa lama mereka sudah berkumpul didepan Bagas. "Mbok, pak Asep
Baca selengkapnya
Bab 10
Adam dan Bagas sudah berada didalam mobil, rencananya hari ini akan mencari tempat tinggal yang tidak terlalu jauh dari tempat Bagas bekerja, tapi sebelumnya mereka akan makan siang terlebih dahulu, Adam membelokan mobilnya menuju resto, dan memarkirkan mobilnya didepan resto, tak berapa lama Adam dan Bagas menuruni mobil dan melangkah masuk kedalam resto, memilih tempat duduk dan langsung memesan makanan, sambil menunggu makanan datang Adam mulai berbicara perihal kesiapan besok Bagas bekerja dan benar - benar menjadi orang biasa saja, tanpa harta dan kekuasan."Tuan, semoga segalanya bisa berjalan sesuai rencana Tuan dan menemukan apa yang Tuan cari," ucap Adam."Iya, Om, doakan saja."Makanan yang dipesan sudah datang dan mereka segera menyantapnya, tiada obrolan lagi karena masing - masing sibuk dengan makanannya.Setelah selesai makan dan membayarnya, Adam dan Bagas kembali memasuki mobil, dan berkeliling di sekitaran hotel Arimbi, untuk mencari kont
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status