SURAT WASIAT NENEK

SURAT WASIAT NENEK

last updateLast Updated : 2023-04-20
By:  Tha KusumaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.2
107 ratings. 107 reviews
159Chapters
241.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Surat wasiat Neneknya, membuat Bagas ivander, seorang pewaris kaya dan CEO muda, harus rela meninggalkan sementara waktu kekayaan dan jabatannya, melupakan traumanya karena Kaila, menjalani hidup sederhana dan bekerja sebagai pegawai di hotel miliknya sendiri tanpa satu orangpun yang tahu identitas dirinya, yang sebenarnya, kecuali Adam saseno, pegawai kepercayaan keluarganya.

View More

Chapter 1

Bab 1

Di ruang keluarga, Bagas ivander dan Nenek sasmita sedang santai menonton acara TV.

"Bagas, segeralah cari pendamping, usiamu sudah cukup untuk menikah," tanya Nenek Sasmita.

"Bagas belum ada waktu Nek, untuk memikirkan itu, masih banyak urusan pekerjaan yang harus segera diselesaikan, Bagas harus fokus mempelajari semua bisnis ayah, Bagas malu Nek, kalau Bagas sampai mempermalukan nama besar ayah, karena Bagas belum bisa apa - apa, salah Bagas juga dulu."

"Urusan pekerjaan, bisa diserahkan kepada Om Adam, biar dia yang handle, kamu sambil belajar, tapi senggangin waktu mencari pendamping juga."

"Iya...Nenekku sayang, nanti Bagas bicara dulu sama om Adam, ya."

Bagas ivander berusia 25 tahun adalah seorang pewaris kaya, dengan wajah yang tampan, kharismatik, dan sifat yang baik hati, walaupun bergelimang kekayaan, tak menjadikannya sombong, sebaliknya sangat sederhana dan suka membantu sesama, karena kebaikannya, kadang banyak orang yang memanfaatkannya.

Terakhir kali, kejadian yang telah menimpanya, Kaila, perempuan yang di percaya dan di cintainya, telah membuatnya trauma, sehingga Bagas sekarang memilih untuk sendiri dan tidak pernah ingin dekat dengan wanita manapun dulu.

Nenek Sasmita memeluk tubuh Bagas dengan penuh kasih sayang,

"Bagas...cucu Nenek yang paling tampan dan baik, Nenek mengerti perasaan Bagas karena Kaila, sehingga Bagas sampai sekarang tidak mau dekat dengan wanita manapun, sampai kapan? Nenek ingin melihat, cucu kesayangan Nenek menikah dengan wanita yang tulus mencintai dan mendampingi sampai akhir, wanita yang benar - benar mencintaimu, bukan hartamu, Nenek ingin, Bagas bahagia dan tidak terluka karena salah memilih pendamping, karena Nenek tidak mau cucu Nenek sendirian menjalani hidupnya."

"Nenek...kenapa ngomongnya begitu, Bagas tidak sendirian, ada Nenek, yang selalu menemani Bagas dan selalu menyanyangi Bagas sepenuh hati."

Nenek Sasmita hanya tersenyum mendengar perkataan cucunya, matanya terpancar penuh kehangatan, menatap Bagas yang selalu manja bila di dekatnya.

Dari kecil, Bagas memang lebih dekat dengan Nenek dan ibunya, semenjak ibu dan ayahnya meninggal akibat kecelakaan mobil, Nenek Sasmita satu - satunya keluarga yang dimilikinya, itu membuat Bagas sangat sayang dan peduli sekali dengan Neneknya.

"Nek, Bagas pamit ke kamar dulu ya? besok harus bangun pagi, ada metting dewan direksi, untuk pembukaan Hotel baru di kota Subang. Nenekku tersayang jangan tidur malam - malam, ya?"

"Iya cucuku sayang, jangan lupa fikirkan lagi permintaan Nenek."

Malam semakin larut, hanya keheningan menemani, bintang pun seakan enggan menampakan dirinya, tertutup awan tebal menghitam di langit gelap. Dalam sebuah kamar, Nenek Sasmita belum juga memejamkan matanya, kegelisahan menghampiri jiwanya, seakan firasat telah menyemati dirinya, di ambilnya secarik kertas putih, jemarinya mulai menulis, kata demi kata.

                            ***

Teruntuk Cucuku Tersayang,

Cucuku...maafkan Nenek, karena Nenek tidak selamanya bisa menemanimu, bukan karena Nenek tidak mencintaimu, tapi ketetapan hidup sudah tergaris di setiap takdir manusia, Nenek sangat menyanyangimu...Cucuku. Bila Nenek pergi lebih dulu, maafkan Nenek, dan jaga dirimu baik - baik, ingat pesan Nenek, segeralah mencari pendamping hidup, carilah di titik terendahmu, tinggalkan sementara kekayaanmu, agar kejadian seperti Kaila tidak terulang, Nenek mengerti, permintaan Nenek itu tidak masuk akal dan memberatkanmu, percayalah, kelak kau akan mengerti, Nenek percaya Bagas adalah laki - laki yang baik, Nenek hanya kuatir dengan masa depan Bagas, terlalu banyak orang palsu di sekitar kita. Cucuku tersayang, kebahagiaan, akan kau temukan dari perjalanan hidupmu, maknai segalanya, jangan pernah mengeluh, jadilah laki - laki yang tangguh dan bijaksana, tetap sederhana dan rendah hati, selalu menolong sesama walau bagaimanapun keadaanmu, percayalah bahwa cinta sejatimu akan kau temukan ketika kau sudah benar - benar bisa membahagiakan orang lain.

Nenekmu tersayang, Sasmita Ivander.

                              ***

Nenek Sasmita kemudian melipat kertas tersebut, menyimpannya di kotak dan meletakannya di dalam laci riasnya, melangkah menuju ranjangnya untuk mengistirahatkan badannya yang di rasa lelah.

Keesokan harinya, Setelah selesai metting bersama dewan direksi, Bagas bersama Adam, segera meluncur ke kota Subang untuk peresmian Hotel baru.

Bagas memang baru beberapa bulan menggantikan posisi ayahnya, sebelumnya setelah menamatkan pendidikan S1, Bagas belum mau membantu ayahnya mengurus bisnis,  yang sebenarnya tinggal di jalani saja, bagi Bagas, karena memiliki orang tua yang sudah sangat kaya, yang kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan, membuat Bagas terlena di dalamnya, sehingga malas untuk berkembang, kerjaan sehari - harinya, maen game, nongkrong dengan teman - temannya dan menghabiskan waktu bersama Kaila.

Titik balik hidupnya berubah, setelah kehilangan kedua orang tuanya, Bagas sangat terpukul dan depresi, di tambah kejadian soal Kaila.

Bagas mulai mengurung diri di kamar, dan tidak lagi memiliki keinginan apapun selain berdiam diri di kamar sendirian.

Nenek Sasmita yang sangat sabar menemani Bagas, merangkul setiap sedih dan luka yang Bagas rasakan, menjadi bahu bersandarnya Bagas, di kala Bagas merindukan kedua orang tuanya, menasehati Bagas tanpa mengintimidasi.

perlahan Bagas mulai bangkit dari keterpurukannya dan mulai menata hidupnya, yang kini sadar bahwa dirinya harus berubah memahami untuk apa dia hidup,  berusaha sendiri untuk tetap mempertahankan segala yang dimilikinya sekarang, menjaga Neneknya dan tidak mengecewakannya.

Bagas dan Adam telah tiba di kota Subang, peresmian Hotel Arimbi telah di mulai, banyak pengusaha - pengusaha yang menghadiri acara tersebut, karena Bagas memang baru terjun dalam dunia bisnis, membuatnya belum terbiasa dan belum banyak mengenal pengusaha lainnya.

Bagas menyerahkan semua urusan Hotel Arimbi kepada Adam Saseno, karena Bagas tidak mau memalukan nama ayahnya sehingga bagas sekarang - sekarang cukup mengamati saja sambil mempelajarinya.

"Tuan muda, untuk urusan Hotel Arimbi sudah beres, peresmian berjalan lancar, media promosi sudah di perluas dan akan di urus oleh bagian marketing dan advertising, karena Hotel Arimbi sangat asri dengan suasana Alam, memudahkan bagian pemasaran mengambil spot bagus dan keren untuk media promosinya." Adam mulai menjelaskan segala halnya kepada Bagas.

"Ok, saya percayakan segalanya kepada Om Adam."

"Oh iya Tuan, ada yang ingin mengenal Tuan, beliau dari perusahaan makanan, pak Roger Zamsha, katanya ingin berterima kasih langsung karena Hotel kita, menjalin kerjasama dengan perusahaannya."

"Om Adam handle saja ya, katakan saja kalau saya tidak hadir sekarang, alasannya, Om Adam buat saja bagaimana baiknya, jujur saya belum siap untuk memperkenalkan diri kepublik, karena saya tidak ingin mempermalukan nama ayah, saya masih banyak kekurangan, dan biarkan saya mempelajari segalanya dulu, di tambah saya tidak mengenal satupun para pengusaha."

"Baik, Tuan muda, nanti saya temui mereka, mewakili Tuan."

"Kalau begitu, saya mau jalan -jalan di sekitar sini, kalau semuanya sudah beres, hubungi saya, kita segera kembali ke Bandung.

"Baik Tuan."

Bagas segera berjalan, meninggalkan kamar hotel dan menuju area luar hotel, untuk menikmati pemandangan yang sangat indah dengan udara yang masih sangat sejuk.

Sementara Adam Saseno, menemui para pengusaha lainnya mewakili Bagas, membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hotel Arimbi, setelah semuanya selesai, seperti perintah Bagas untuk segera menghubunginya.

Saat sedang menikmati pemandangan dengan hembusan udara yang begitu sejuk, ponsel Bagas berdering, Bagas merogoh ponselnya di dalam saku jas, melihat nama Adam tertera di ponselnya, Bagas mulai menerima panggilan telepon dengan mata tetap memandang ke arah pemandangan di depan matanya. 

"Hallo Tuan muda, semuanya sudah beres," tukas Adam.

"Ok, segera ketaman, saya sedang menikmati alam sekitar sini."

"Baik Tuan."

Setelah menutup telponnya, Adam segera menghampiri Bagas, setibanya di depan Bagas, Adam menundukan kepalanya dengan hormat, Adam seraya berkata dengan sedikit gugup, karena pertanyaannya kali ini, takut mengganggu Bagas yang sedang menikmati alam sekitar.

"Tuan Muda, maaf, apakah Tuan masih ingin melihat - lihat atau akan segera pulang?"

"Kita pulang, tapi Sebentar, ada yang ingin saya sampaikan kepada Om Adam."

"Baik Tuan Muda...soal apa, Tuan?"

"Begini Om, setelah saya melihat secara seksama di sekitaran Hotel, bagian samping Hotel masih kosong dan luas, saya kira cukup kalau di bangun tempat wisata keluarga, dengan kolam berenang yang elegan dengan nuansa klasik dan tersedia beberapa permainan anak, lalu untuk area belakang Hotel, yang memang masih asri tempatnya dengan pepohonan yang rindang dan langsung mengarah kepegunungan, di buat outbound dan treak offroadnya lalu di puncaknya buat kafe nuansa pedesaan untuk terminal treak offroad, agar hotel ini bukan hanya sebagai tempat singgah, tapi bisa untuk objek wisata, yang ingin outbond, outing ataupun gathering."

"Baik Tuan, akan segera saya bicarakan dengan Raymond selaku manager disini, untuk sesegera mungkin, menghubungi beberapa pekerja yang ahli dalam bidangnya, untuk membangun tempat wisata, seperti yang Tuan inginkan."

"Terima kasih Om, tolong segala kebutuhan apapun yang di butuhkan Hotel ini, Om Adam saja yang mengurus, saya percayakan segalanya.

"Baik Tuan."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
30%(32)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
3%(3)
5
1%(1)
4
2%(2)
3
2%(2)
2
16%(17)
1
47%(50)
9.2 / 10.0
107 ratings · 107 reviews
Write a review
user avatar
Asrol Niezam
Mana sambungannya
2023-05-18 20:12:37
0
default avatar
Maulana
ditunggu lanjutan ceritanya
2022-12-30 13:37:08
0
user avatar
Lino Joni saputra
Aku suka ceritanya
2022-09-17 14:38:51
1
user avatar
Tha Kusuma
maaf kepada seluruh pembaca Surat wasiat nenek, karena author Hiatus beberapa bulan, kedepannya akan diperbaiki agar tidak mengecewakan para pembaca.......
2022-09-08 19:27:24
4
user avatar
Roman Saputra
penulis yang tidak bertanggung jawab dan masih amatiran,payah.....
2022-07-26 18:23:18
0
user avatar
ZUBAIR
Sangat mengecewakannya lama updatenya!
2022-06-27 01:12:12
0
user avatar
Romansyah
ceritanya menarik tapi up untuk perbabnya lambat
2022-06-06 22:05:35
0
user avatar
Dimas Bagus
mana lanjutannya?
2022-05-31 17:52:15
0
user avatar
Rendy Nugraha
loh mentok sampe di sini ga ada kelanjutannya
2022-05-07 21:06:44
0
user avatar
raja_pengemis
authornya kemana ya kok gak ada lanjutan
2022-04-24 21:40:23
2
user avatar
kimbenya69
kapan ni bisa baca tentang adel lagi..
2022-04-24 09:15:46
1
user avatar
Titis Wibisono Umbaran
... good book....
2022-04-17 13:04:26
0
user avatar
Rakaa EZ
ayo bro lanjut lg.....
2022-04-17 09:49:03
0
user avatar
Rakaa EZ
lanjut bro
2022-04-05 12:00:14
0
user avatar
Endro Susanto
the end ceritane
2022-04-01 19:15:03
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 8
159 Chapters
Bab 1
Di ruang keluarga, Bagas ivander dan Nenek sasmita sedang santai menonton acara TV. "Bagas, segeralah cari pendamping, usiamu sudah cukup untuk menikah," tanya Nenek Sasmita. "Bagas belum ada waktu Nek, untuk memikirkan itu, masih banyak urusan pekerjaan yang harus segera diselesaikan, Bagas harus fokus mempelajari semua bisnis ayah, Bagas malu Nek, kalau Bagas sampai mempermalukan nama besar ayah, karena Bagas belum bisa apa - apa, salah Bagas juga dulu." "Urusan pekerjaan, bisa diserahkan kepada Om Adam, biar dia yang handle, kamu sambil belajar, tapi senggangin waktu mencari pendamping juga." "Iya...Nenekku sayang, nanti Bagas bicara dulu sama om Adam, ya." Bagas ivander berusia 25 tahun adalah seorang pewaris kaya, dengan wajah yang tampan, kharismatik, dan sifat yang baik hati, walaupun bergelimang kekayaan, tak menjadikannya sombong, sebaliknya sangat sederhana dan suka membantu sesama, karena kebaikannya, kadang banyak orang yang memanf
last updateLast Updated : 2021-08-27
Read more
Bab 2
Walaupun Bagas adalah pemilik hotel dan atasan dari Adam, Bagas tetap rendah hati, dan bersikap sopan, karena itulah sifat Bagas, yang tidak pernah sombong dan selalu merendah, tidak pernah membedakan antara kaya atau miskin, tidak perduli setinggi apapun jabatan, di matanya semua orang sama, mahluk sosial yang pantas dihargai dan dihormati, Bagas sadar, harta yang dimilikinya semua hanyalah titipan dari Allah SWT. Adam sendiri sangat menghormati Bagas, tidak pernah berniat mengkhianati kepercayaannya, walau sebenarnya sangat mudah bagi Adam untuk menggelapkan uang perusahaan dan memindah namakan semua hotel yang dipercayakan kepadanya, karena selama ini, Adam yang mengurus segalanya, tidak sedikitpun hatinya untuk berniat jahat. Adam selalu bersyukur karena selama ini bekerja untuk keluarga ivander, di mana dia dulu hanyalah seorang akuntan biasa yang bekerja di hotel ayahnya Bagas, dengan hidup serba kekurangan, yang menjadi tulang punggung keluarga, membiayai keti
last updateLast Updated : 2021-08-27
Read more
Bab 3
"Om, apa yang terjadi? Nenek dimana?" Adam melepaskan pelukannya, seraya menarik napas panjang dan mulai berkata dengan gemetar. "Ne-nenek...sudah tenang dialam sana." Bagas yang mendengar itu tak kuasa membendung airmatanya, tubuhnya seketika terkulai lemas dan jatuh kelantai, tangisannya begitu menyanyat hati, seakan bumi telah runtuh baginya, orang yang dia sayangi, satu - satunya keluarga yang dimilikinya, kini telah pergi meninggalkannya, Bagas segera berdiri dan berlari masuk kekamar IGD menghampiri neneknya yang telah terbaring tak bernyawa, memeluk tubuh neneknya dengan erat, tangisannya semakin kencang, hatinya benar - benar hancur. "Nenek!!!!...."teriak Bagas. Bagas melepaskan pelukannya dengan airmata yang terus mengalir deras dan menghampiri Adam, menarik baju Adam, dan mencengkram kerah bajunya dengan kuat, Bagas seakan hilang kendali. Bagas berteriak marah seakan tidak dapat menerima kenyataan. "Katakan!! apa yang terjadi dengan
last updateLast Updated : 2021-08-27
Read more
Bab 4
Saripah melangkah perlahan menghampiri Bagas, memberanikan dirinya untuk mendekati Bagas dan ingin memberikan semangat. "Tuan maaf," sapa Saripah. "Ada apa lagi mbok, kalau saya lapar nanti saya makan," jawab Bagas datar" Saripah memberanikan diri untuk memberi semangat, Saripah tidak ingin Bagas sampai sakit dan makin terpuruk. "Tuan Muda harus makan, jangan sampai tidak makan, mbok sedih, Tuan Muda jangan berlarut - larut dalam kesedihan, kasihan Nenek Sasmita pasti sedih melihat Tuan Muda seperti ini, Tuan Muda...jangan merasa sendiri, ada Mbok, pak Jono, pak Asep dan Tuan Adam, Tuan harus semangat. Bagas hanya melirik kearah Saripah, tak berkata apa - apa, tapi wajahnya tidak menunjukan marah atau tidak suka dengan ucapan Saripah, hanya saja Bagas tidak mau bicara apapun. Saripah yang merasa kata - katanya tidak direspon sama sekali, merasa takut Bagas tersinggung, tapi Saripah tidak mau hanya melihat Bagas murung sendiri dan tidak
last updateLast Updated : 2021-08-27
Read more
Bab 5
Bagas menatap Adam dengan seksama, mencoba menerka, sebenarnya apa yang ingin disampaikan Adam, sehingga membuatnya harus ragu dan menunggu waktu yang tepat, Semakin memikirkan apa dan kenapa, Bagas tak menemukan jawabannya, sehingga Bagas menanyakan langsung karena rasa penasarannya, dan karena menyangkut dirinya juga. "Sebenarnya ada apa,om? mengapa harus menunggu waktu yang tepat, kalau boleh tahu memang soal apa?" Adam mengeluarkan sebuah surat dari dalam saku jasnya, selama ini selalu Adam bawa kemanapun, karena Adam tidak pernah tau kapan waktu yang tepat untuk menyerahkannya kepada Bagas, seperti saat ini, kebetulan yang memang tidak direncana, tiba - tiba Bagas mengajaknya keluar dan melihat Bagas juga sudah lebih baik dari hari - hari sebelumnya. Adam menyerahkan surat tersebut kepada Bagas. "Ini surat apa om," tanya Bagas. "Tuan muda, Sebelum Nenek Sasmita meninggal, saya sempat mengobrol dengan beliau, beliau meminta saya untuk menj
last updateLast Updated : 2021-08-27
Read more
Bab 6
Salah satu karyawan pantri kita sebut suryani, yang mana dia leadernya, menghampiri Bagas dengan sikap yang sangat sopan dan penuh hati - hati. Dengan kepala yang menunduk dan mata yang tak berani menatap Bagas, suaranya sedikit gugup mencoba bertanya. "Ma-maaf Pak Bos, ada yang bisa kami bantu." Bagas tersenyum, dan tangannya menyerahkan dua bungkus plastik kepada suryani. "Bu, ini ada makanan, tolong bagikan kesemua rekan ibu disini." Suryani menerima bungkusan tersebut. "Terimakasih, pak Bos." jawab suryani. Bagas kembali melangkah keluar dari pantri menuju ruangannya. Sementara suryani dengan membawa dua bungkus plastik memanggil semua rekan kerjanya, untuk membagikan makanan yang diberi Bagas. Masuk dua orang karyawan cleaning service kepantri dengan membawa alat - alat kebersihan, bernama Abas dan Roni yang memang baru selesai membersihkan area depan, Suryani memanggilnya untuk mendekat. "Abas, Roni, seben
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more
Bab 7
Setelah beberapa saat berfikir, akhirnya Bagas memutuskan mana yang akan di pilihnya."Om, apa yang om utarakan itu memang benar, bagaimanapun saya ingin nenek tenang di alam sana, jadi saya akan mengikuti sesuai keinginan nenek, untuk semua urusan kantor dan bisnis sepenuhnya saya percayakan kepada om, dan tolong rekomendasikan saya ke hotel yang di Subang, karena disana tidak ada yang mengenal saya jadi saya tidak harus sembunyi - sembunyi menjalankan amanah dari nenek, disana biar saya bekerja sebagai karyawan biasa, saya minta om jangan pernah membuka identitas saya," ungkap Bagas."Baik, Tuan, terimaksih atas kepercayaan Tuan kepada saya, untuk permintaan tuan bekerja di hotel, saya akan bicarakan dengan pak Raymond selaku manager disana, kira - kira bagian apa yang Tuan inginkan?" tanya Adam.Bagas sejenak berfikir, kira - kira bagaian apa yang cocok untuk menjalankan amanah nenek, dimana dia akan memulai semuanya dari bawah, sebagai orang biasa."B
last updateLast Updated : 2021-09-05
Read more
Bab 8
Setelah selesai dimakam ayahnya, Bagas berdiri dan jongkok didepan makam neneknya, airmata Bagas semakin membasahi pipinya. "Nek, apa kabar, Bagas datang Nek, Nenek tahu nggak, kalau Bagas sangat kangen Nenek, setelah ayah dan bunda pergi, cuma nenek keluarga Bagas, tapi Nenek juga ninggalin Bagas, Bagas kesepian, Nek, benar - benar seorang diri sekarang, Nek, bagas akan menjalankan apa yang nenek minta, doain Bagas ya, semoga Bagas tidak mengecewakan nenek, sehingga nenek bahagia disana. Ayah, bunda dan nenek sudah berkumpul disana, tinggal Bagas sendirian." Airmata Bagas semakin mengalir, bagas menangis tiada henti tak kuasa menahan pilu hatinya, hidup sendirian tanpa keluarga terasa sangat berat baginya, Bagas sadar Harta saja tidak cukup membuatnya bahagia, Bagas butuh keluarga, butuh orang - orang yang sayang padanya dengan tulus, Bagas merasakan benar - benar hidup yang hampa. Bagas Bangkit dan melangkah peegi meninggalkan makam, masuk kedalam mobil unt
last updateLast Updated : 2021-09-05
Read more
Bab 9
Setelah makan malam selesai, Bagas kembali kekamarnya begitupun Adam dan isteri serta kedua anaknya. Malam semakin larut, Bagas masih terjaga dikamarnya, masih packing beberapa pakaian yang menurutnya tidak terlalu mewah dan barang - barang keperluannya, karena ponsel yang sekarang digunakan adalah ponsel mahal dan pakaian yang akan dibawa juga hanya beberapa steal, rencananya besok saat diperjalanan ke Subang Bagas akan membeli ponsel baru, ponsel yang biasa saja dan beberapa pakaian tak bermerk dan barang - barang kebutuhan lainnya. Waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari, Bagas segera bergegas untuk tidur, karena besok harus bangun pagi - pagi, tak berapa lama Bagas berbaring ditempat tidurnya, Bagas sudah terlelap dalam tidurnya. Singkat cerita, Bagas sudah siap dengan semua persediaan yang akan dibawanya, Bagas memanggil Saripah, Asep dan joni untuk menemuinya diruang tamu, tak berapa lama mereka sudah berkumpul didepan Bagas. "Mbok, pak Asep
last updateLast Updated : 2021-09-06
Read more
Bab 10
Adam dan Bagas sudah berada didalam mobil, rencananya hari ini akan mencari tempat tinggal yang tidak terlalu jauh dari tempat Bagas bekerja, tapi sebelumnya mereka akan makan siang terlebih dahulu, Adam membelokan mobilnya menuju resto, dan memarkirkan mobilnya didepan resto, tak berapa lama Adam dan Bagas menuruni mobil dan melangkah masuk kedalam resto, memilih tempat duduk dan langsung memesan makanan, sambil menunggu makanan datang Adam mulai berbicara perihal kesiapan besok Bagas bekerja dan benar - benar menjadi orang biasa saja, tanpa harta dan kekuasan."Tuan, semoga segalanya bisa berjalan sesuai rencana Tuan dan menemukan apa yang Tuan cari," ucap Adam."Iya, Om, doakan saja."Makanan yang dipesan sudah datang dan mereka segera menyantapnya, tiada obrolan lagi karena masing - masing sibuk dengan makanannya.Setelah selesai makan dan membayarnya, Adam dan Bagas kembali memasuki mobil, dan berkeliling di sekitaran hotel Arimbi, untuk mencari kont
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status