All Chapters of Crystal of Soul : Twins: Chapter 41 - Chapter 50
142 Chapters
Episode 40 Menuju Ergions
Semalaman Rafael membaca kembali buku tentang Ergions. Dia tertidur di ruang tamu dengan buku masih berada tak jauh dari tempatnya berada. Sebuah pena dan kertas berisi coretan tulisan tangan di sebelah buku besar bergambarkan pohon dan elf.  “Apa Paman tidak tidur semalaman, dia terlihat baru saja tertidur,” gumam Yui memperhatikan Rafael yang tertidur di ruang tamu. Awalnya Yui ingin membangunkan Rafael, tetapi mengurungkan niatnya melihat Rafael yang masih tertidur pulas. dia mengambil selimut dari kamar terdekat dan menyelimuti tubuh kekar Rafael.  “Yui, kenapa belum ada sarapan?” suara Light dari arah dapur yang melihat tidak ada apapun yang bisa dimakan disana. “Tunggu, biar aku yang masak,” sahut Yui meninggalkan Rafael yang masih terlelap. Mereka be
Read more
Episode 41 Menuju Ergions
Kota Blue Amethyst, selalu ramai dengan banyaknya pengunjung dari segala penjuru. Kota ini tidak pernah sepi mulai dari terbit matahari hingga rembulan menggantung di langit malam. Rasanya mata selalu dimanjakan dengan segala yang ada, hal kecil hingga besar ada di sini. Sesuatu yang remeh hingga barang langka juga ada di sini. Para pengunjung yang bukan hanya dari bangsa kristal, melainkan bangsa lain seperti elf, manusia hingga mereka yang merupakan perpaduan setengah manusia setengah yang lain. Semua berbaur dalam harmoni tanpa ada pertengkaran, karena saling membutuhkan dan saling menghormati satu sama lain. Di tempat inilah kami berada, sebuah toko pakaian yang sepertinya jarang dikunjungi dengan display pakaian yang bisa dibilang ketinggalan jaman. Entah kenapa Paman Rafael membawa kami ke sini. “Rentangkan tanganmu, Nona,” pinta seorang wanita paruh ba
Read more
Episode 42 Jalan Berbatu
Kereta kuda mulai bergerak, jalanan mulus mulai berganti menjadi jalanan berbatu yang tidak rata. Mereka mulai memasuki wilayah pegunungan menuju kota Avari. Kota itu dikelilingi pegunungan yang membuat kota Avari terisolir. Meskipun terisolir kota Avari tidak kekurangan apapun, peri memiliki semua yang mereka perlukan untuk memenuhi kehidupannya.  "Kalau tahu akan melewati jalanan seperti ini lebih baik tadi naik kuda saja," keluh Yui, rasa tidak nyaman setiap kali roda kereta terhantuk jalanan berbatu. "Tidak perlu mengeluh nikmati saja perjalanannya, lihat pemandangannya sangat indah," sahut Light mengalihkan perhatian Yui dengan indahnya deretan gunung dan pepohonan. Memang benar pemandangan sangat indah di luar sana. Akhirnya Yui mengabaikan ketidaknyamanan jalanan berbatu dengan pemandangan yang indah.
Read more
Episode 43 Pepohonan yang hidup
Rafael berdiri mematung karena bayangan yang baru saja melompat adalah kelinci hitam. Hampir saja dia menebas makhluk tidak bersalah itu. Dia kembali duduk di dekat tenda dan berjaga. Suara itu kembali terdengar, dalam pikirannya mungkin kelinci atau binatang malam sedang mencari mangsa. Asalkan bukan mereka yang masuk dalam mangsa mereka maka Rafael tidak akan ikut campur dalam perburuan rantai makanan tersebut. Saat pukul tiga dini hari, Rafael membangunkan Adrian, mereka berganti berjaga. Tidak ada apapun yang terjadi malam itu hingga pagi hari. Para gadis segera bangun dan membersihkan diri di danau. Tentu saja mereka mencari tempat yang tidak terlihat, tertutup oleh rimbunnya tanaman. Segar setelah mandi, mereka menyiapkan sarapan. Para pemuda membongkar tenda dan merapikannya lalu memasukkannya ke dalam kereta kuda. Mereka juga membersihkan diri dengan air jernih di danau dekat mereka berkemah. Sele
Read more
Episode 44 Kota Avari
Kota Avari terlihat, sebuah istana yang seperti permata menjulang tinggi, bersinar dengan kilauan pelangi. lantai jalanan terbuat dari bebatuan alam yang mengeras dan tertata rapi. Rumah-rumah penduduk hampir sama dengan kota pada umumnya, padat dengan gang sempit dan bertingkat. Penduduk di Kota Avari lebih suka menggunakan bentuk manusia dibandingkan bentuk peri mereka.  Yui membuka matanya saat peri pohon mengatakan mereka sudah sampai di Kota Avari, memandang pemandangan yang tidak biasa membuat Yui kagum dan takjub. Belum pernah dia melihat kota yang begitu indah penuh warna-warna, seperti di negeri dongeng. Peri pohon masih berjalan, tujuan mereka adalah istana peri yang sangat megah dan indah di pusat kota.  Gerbang istana dibuka, peri pohon setinggi 3 meter dapat masuk dengan mudah, ada empat orang penjaga yang mendorong pintu gerbang terseb
Read more
Episode 45 Tongkat Bulan (1)
Pelayan menunjukkan ruangan untuk mereka berlima beristirahat, masing - masing mendapatkan satu kamar, namun Yui meminta satu kamar dengan Leila. Rafael, Light dan Adrian mendapatkan kamarnya masing-masing.  “Hari ini kalian istirahat dulu, kita bicarakan besok. Acara panen sinar rembulan masih satu minggu lagi,” ucap Rafael disertai anggukan oleh semua orang yang ada di sana. Satu minggu berada di kota Avari, ada rasa bercampur cemas. Hari ini setelah jamuan yang diberikan oleh Ratu Esmeralda mereka berkumpul, membicarakan tentang taruhan yang dibuat Rafael.  “Ini adalah tongkat bulan.” Rafael mengeluarkan tongkat dari penyimpanannya dan menunjukkannya kepada semua orang. “Satu hal, tongkat ini rusak,” ucap Rafael dengan ringannya. “Paman bertaruh dengan t
Read more
Episode 46 Tongkat Bulan (2)
Yui menunggu Kyara sambil meregangkan tangannya. Lalu dia berdiri, “Aduh duh kenapa ini?” lirih Yui mengaduh saat dia merasakan persendian kaki dan tangannya terasa sakit. Akhirnya dia meluruskan kaki dan tetap duduk di sana. Sepertinya menggunakan kekuatan Seiryu dan Byakko dalam waktu cukup lama membebani tubuhnya. Karena lama menunggu Yui merebahkan diri, dipandanginya langit yang cerah dengan awan berarak. “Yui!” seru Rafael saat melihat Yui yang terbaring di tanah. Wajahnya terlihat cemas. “ Kamu tidak apa-apa? Bagian mana yang sakit?” tanya Rafael beruntun. Yui hanya memperlihatkan telapak tangannya yang memerah tanpa bangun dari posisinya maupun membuka mulutnya untuk bicara. Rafael memeriksa tangan Yui, lalu mengerutkan keningnya.“Jangan bercanda, kukira
Read more
Episode 47 Tongkat Bulan (3)
Pagi tiba, Yui bangun dengan tubuh segar. Sebelum tidur, Pamannya memberinya minuman hangat dari ginseng sisik naga. Katanya itu dapat meningkatkan kekuatan tubuh karena hari ini mereka akan mulai menempa. memperbaiki tongkat bulan. Kyara masih mendengkur di samping Yui, dia seperti kucing saat tidur, melingkar.  “Bangun, Kyara.” Yui menggoyangkan badan Kyara yang tidak mau bangun. Dia hanya berbalik dan berganti posisi lalu tidur lagi. Sangat sulit membangunkan Kyara, akhirnya dia meninggalkan kucing besar itu tetap dalam mimpinya. “Ah sudahlah, aku mandi saja dan bersiap,” gerutu Yui. Dia segera ke kamar mandi dan melakukan apa yang diperlukan.  Yui telah siap dengan pakaian yang nyaman untuk bergerak. Pamannya mengatakan tempat penempaan sangat panas jadi ia mengenakan kaos tanpa lengan dan rok rempel yang simple. Mengikat rambutnya dengan model ponytail. Dia sudah siap untuk menjalani hari ini. “Kak Leila, aku pergi dulu. Kalau Kyara ban
Read more
Episode 48 Ramuan Cinta
Fiona menyerahkan tongkat bulan yang telah selesai kepada pengrajin untuk disatukan dengan kristal bulan. Tinggal dua hari lagi waktu tersisa sebelum bulan purnama. Pengrajin yang melihat tongkat bulan terpesona dengan penampilan dan kekuatannya. Aura tongkat itu terpancar kuat, indah dan menakjubkan. Fiona meninggalkan tempat itu segera setelah menyerahkannya pada tetua peri pengrajin.Fiona masih bimbang dengan perasaannya, dia belum ingin menyerah. Dia berjalan di antara pertokoan yang padat. Ada satu toko yang mengganggu dan mengusiknya untuk mendekat tertulis 'Toko Ramuan dan Keajaiban' langkah kakinya seakan bergerak sendiri ke arah toko itu. Fiona membuka pintu yang tertulis tulisan 'buka' melihat-lihat isi toko itu. Rapi, antik dan ada kesan memiliki kekuatan ajaib. Benda di dalamnya semua bukanlah benda biasa, barang-barang antik, sederet botol kecil warna-warni tertulis nama ramuan dengan berbagai tujuan. Dia membaca deretan ramuan itu dan berhenti pada
Read more
Episode 49 Racun Kelopak Mawar Peri
Ratu Esmeralda menepuk bahu Fiona. Dia kasihan melihat putri semata wayangnya bersedih. Dia memang salah, namun kesalahan karena tidak tahu bukanlah hal besar. Yang menjadi masalah adalah nyawa seseorang hampir melayang karena kesalahan itu. "Fiona, kita bicara lagi setelah ini, aku perlu memastikan Rafael tidak terancam nyawanya," ucap Ratu Esmeralda. Ia meninggalkan putrinya yang masih bersimpuh di lantai. Para pengawal mengangkat tubuh Rafael dan membawanya ke tempat pengobatan. Warna putih identik dengan warna rumah sakit. Interior dan cat tembok yang senada, semuanya putih termasuk pakaian para tenaga medis. Rafael langsung ditangani dengan cepat. Mereka berusaha  menyelamatkan nyawanya. "Ratu, kami masih bisa mempertahankan nyawanya tapi …," ada keraguan dari tenaga medis yang menangani Rafael.
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status