Semua Bab Orderan Kue Untuk Hari Pertunangan Suamiku: Bab 31 - Bab 40
107 Bab
Pertemuan Terakhir Sebelum Eksekusi
Cocok sekali ternyata pasangan itu, Mas Chandra dan juga Raisa, sama-sama sampah. Kulihat melalui kamera pengintai yang ada di ruang tamu Raisa, ternyata pagi tadi Mas Chandra baru sampai di rumah Raisa. Dia datang sambil membawa sebuah tas ransel. "Tumben sih, kamu pagi-pagi begini sudah nyampek sini? Pakai baju serba hitam lagi, kayak preman aja kamu itu Yank. Dari mana sih?" tanya Raisa yang kelihatannya baru saja bangun tidur. Memang terlihat saat itu Mas Chandra memakai kaos dan celana panjang warna hitam, rambutnya pun kelihatan awut-awutan, mata merah sepertinya kurang tidur. "Ini tadi aku baru nungguin orang-orang lembur di lokasi proyek. Kebetulan kan aku sekarang sedang ada proyek baru Yank. Nggak apalah penampilanku  seperti preman, yang penting aku bisa menyenangkan hatimu," jawab Mas Chandra. "Hemmm, tapi kamu juga harus
Baca selengkapnya
Raisa Pingsan?
Ku teliti berkali-kali kamera itu, ternyata memang rusak sepertinya terbentur sesuatu. Semoga saja memang rusak dan bukan dirusak. Lihat saja jika kamera baru tadi rusak juga, berarti?!? "Dek, ngapain sih kamu di situ?!" teriakan Mas Chandra tadi sontak membuatku kaget, gegas ku masukkan kamera imut itu ke dalam saku bajuku. "Ngagetin aja kamu itu, Mas! Habisnya kamu sih katanya  ngajak ngobrol, eh malah aku ditinggal tidur!" Aku pura-pura untuk menghilangkan kegugupanku. "Temani aku sarapan yuk Dek, lapar nih," ucapnya sambil nyengir. Kujawab dengan anggukan saja perkataan Mas Chandra tadi, dan aku pun berjalan beriringan denganya menuju dapur. "Mau makan apa? Biar dimasakin sama Bik Sanah dulu," tanyaku. "Makan yang ada aja deh Dek, keburu lapar nih. Atau kalau kamu bersedia, buatin telur ceplok dua saj
Baca selengkapnya
Penggrebekan Saat Raisa Keguguran
Segera aku mengalihkan kamera pengintai ke ruang tamu Raisa, karena sebelum Mas Chandra datang tadi, aku kan sedang melihat Raisa merokok dan menengak pil putih itu bersama dua orang teman perempuannya. Baru kutinggal menemani calon suaminya dua jam saja, kini dia sudah pingsan. Firasatku sih pasti karena pil yang di minumnya tadi. Ku atur kamera tepat sebelum Mas Chandra dataang. Terlihat mereka bertiga masih saja bercanda sambil merokok, Raisa pun kemudian menyalakan lagi rokoknya yang ke dua. "Heh Sa, kamu itu lagi hamil jangan banyak-banyak dong rokoknya!" ujar salah satu perempuan itu pada Raisa. "Heleh memangnya kenapa kalau hamil? Kamu juga sih kesini bawa ginian," jawab Raisa enteng. "Kan merokok dapat menyebabkan keguguran, nggak takut kamu? Kan itu aset agar kamu bisa menikah dengn orang kaya raya itu," kata yang lainnya. "Siapa
Baca selengkapnya
Belum Nikah Kok Keguguran?
"Kita arak muter kampung saja dulu, Pak! Sambil nunggu anak dan calon mantunya datang!" Teriakan salah seorang warga tersebut, membuat warga yang tadinya sudah tenang kini mulai ramai lagi. Hampir semua warga yang berada di ruangan itu menyetujuinya."Iya di arak rame-rame saja, biar kapok!!""Muter kampung saja biar semuanya pada tau wajah para pezina ini!!""Iya biar tahu rasa, sudah tua kok banyak tingkah!!""Langsung kita nikahkan saja Pak!"Sementara itu Bu Mirna hanya bisa memangis sambil menutupi wajahnya. Sama halnya dengan sang kekasih yang hanya bisa diam, pasrah."Tenang...tenang dulu ya Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, kita musyawarahkan dulu. Itu kelihatanya Raisa dan calon suaminya sudah datang," ucap Pak Kades.Kedua orang yang di tunggu-tunggu itu akhirnya datang. Mas Chandra membopong tubuh Raisa yang masih terlihat lemas. Keduanya pun tak bisa berkata apa-apa lagi, karena telah me
Baca selengkapnya
Mungkinkah Perbuatan Mas Chandra Lagi?
H-5 dan H-4Tak ada yang spesial di dua hari tersebut. Aku melakukan aktivitas rutin seperti biasa. Ke kantor, latihan taekwondo dan juga melakukan banyak hal yang menyenangkan untuk sedikit bisa mengurangi luka di hati yang masih basah ini.Sementara Mas Chandra pun tetap seperti biasanya, dia tetap menjalani profesi barunya menjadi seorang penjarah. Dari intaian kamera yang berada di mobilnya, sehari bisa dua kali, dia dan komplotannya beraksi. Dan pintarnya juga, sekarang Mas Chandra mengajak suami mertuanya sebagai partner dalam bekerja. Tentunya juga tanpa sepengetahuan Raisa dan juga Bu Mirna.Kemarin mereka sempat bilang akan membeli mobil besok, memang banyak sekali hasil jarahan mereka setiap hari. Namun tetap sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat pasti akan kepeleset, eh terjatuh juga. Tetapi dalam hati aku selalu berdoa, agar aku Allah memberiku waktu untuk membalas sakit hatiku pada Mas Chandra sebelum dia masuk penjara.
Baca selengkapnya
Dita Masih Bingung
Tentu aku harus menyelidiki lagi kejadian ini. Pasti ada campur tangan orang dalam, sehingga bisa tahu saat-saat Pak Johan membawa uang sebanyak itu sendirian. Prasangkan buruk tentu saja langsung mengarah ke Mas Chandra, mengingat profesinya sekarang. Namun aku tak boleh negative thingking dulu, sebelum ada bukti nyata yang menunjukkan bahwa dia lah pelakunya."Felix tolong lebih cepat ya, kita menuju ke rumah sakit terlebih dahulu untuk mengunjungi karyawanku," ucapku kepada Felix yang sedang menyetir mobil."Siap Bu."Segera ku buka laptop untuk mengintai keadaan ruang tamu Raisa, siapa tahu aku bisa mendapatkan sedikit info dari sana. Waktu ku setel sejak pagi hari, namun sepertinya tak ada sesuatu yang mencurigakan. Terlihat ruang tamu itu masih tak memperlihatkan kehidupan hingga pukul sembilan pagi, padahal jam segitu kalau aku sih sudah beraktivitas, hehehe.Baru kemudian terlihat Bu Mirna menyapu dan membuka pin
Baca selengkapnya
Chandra Anak Yang Durhaka
Nggak pernahlah Bu, buat apa coba chat dengan orang kayak gitu? Nggak guna banget. Ya sejak kejadian dia mau merampok kantor kita dulu itu," ucap Linda. Kenapa dia berbohong padaku ya? Sedangkan tadi aku tahu sendiri bahwa dia telah mengirim chat pada Mas Chandra. Semua ini benar-benar membuatku bingung, semog a saja pikiranku tak terbelah antara masalah perampokan ini dan juga masalah dengan Mas Chandra. "Bu Dita yang sabar ya, semua ini pasti berlalu. Saya ini kasihan sekali lho sama Bu Dita, di saat memdapat penghianatan dari Pak Chandra, banyak pula cobaan yang lainnya datang. Tetapi saya yakin sekali Bu Dita adalah orang yang kuat dan pasti bisa melewati semua ini." Seakan bisa mengerti keresahan hatiku, Linda pun memberi banyak dukungan kepadaku, dan sepertinya dia sangat tulus mengucapkan semua ini. Setelah itu, aku pun menemui Pak
Baca selengkapnya
Semua Pasti Terungkap
Aku pun bertanya di mana ruang perawatan  tersebut. Setelah mendapat info dari sang suster aku langsung menuju ke sana. Ternyata ruangan itu sedikit terbuka, nampak Pak Johan sedang duduk di atas ranjang dan berbincang dengan dua orang pria. Kuurungkan niatku untuk masuk ke dalam, saat mendengar sayup-sayup percakapan mereka. Aku pun bersembunyi di balik pintu dan menaruh telunjuk di depan bibirku, mengisyaratkan pada Felix agar dia diam, dia pun mengangguk. Aku pun kembali memasang telinga di depan pintu ini.  "Semua sudah terkondisikan dengan baik Bos!" Terdengar suara berat seorang pria. "Bagus sekali kerja kalian!" Itu adalah suara Pak Johan, ya aku sangat mengenalinya. "Bagus bagaimana sih Pa? Luka yang kalian buat ini terlalu dalam. Dasar bodoh!" Suara wanita tersebut kalau tidak salah adalah suara istri dari Pak Johan.
Baca selengkapnya
H-2 dan H-1
Malam itu juga aku berikan bukti-bukti yang ku punya kepada polisi, aku sudah tak mau lagi berbaik hati dengan seseorang yang ternyata musuh dalam selimut. Biarlah polisi menangani kasus ini lebih dalam, yang penting kurasa penyelidikan kasus ini sudah kututup, karena sudah kutemukan siapa pelakunya. Tak boleh ada masalah baru timbul dalam tiga hari ke depan. Karena mulai besok aku harus mengumpulkan persiapan untuk resepsi pernikahan Mas ChandraSetelah itu, aku pun menuju rumah sakit, tentu saja untuk menemui orang tuaku. Ya mulai hari mereka sudah ku anggap sebagai orang tuaku sendiri. Karena meski nanti aku dan Mas Chandra akan berpisah, tapi nanti hubungan kami tak akan berubah. Malah mulai sekarang mereka akan tinggal di rumahku. Alhamdulillah hidupku tak akan kesepian lagi.Karena kondisi Bapak yang sudah membaik, maka malam ini beliau sudah di perbolehkan pindah ke ruang perawatan. Dan alhamdulillah meski tidur di rumah sakit, malam ini aku merasa lebih
Baca selengkapnya
Acara Akad Nikah
Hari ini adalah hari pernikahan suamiku, Mas Chandra dan selingkuhannya Raisa. Akad nikah akan di adakan nanti malam selepas magrib. Entah kenapa aku dari pagi terus saja gelisah. Jujur hati kecilku masihlah merasakan sakit, meski mulutku bisa tersenyum dan berkata 'aku baik-baik saja'."Nduk, kamu yang sabar ya. Yang ikhlas, jangan pikirkan lagi Chandra. Ibu yakin sekali pasti Allah telah menyiapkan jodoh yang lebih baik untukmu. Menangislah agar hatimu sedikit lega." Seakan tahu isi di dalam pikiranku, Ibu pun menemuiku di kamar selepas shalat subuh itu.Kutumpahkan segalanya dengan air mataku, yang sebelumnya selalu ku tahan agar tak ada seorang pun yang tahu bahwa sesungguhnya aku ini wanita yang rapuh. Ibu kemudian membawaku ke dalam  pelukanya."Ingat Nduk, kamu bukanlah wanita yang lemah, kamu adalah wanita yang kuat. Jangan hanya karena laki-laki seperti Chandra kamu jatuh. Lupakan dia, biarkan dia bersama perempuan pilihannya. Bukankah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status