Lahat ng Kabanata ng Orderan Kue Untuk Hari Pertunangan Suamiku: Kabanata 71 - Kabanata 80
107 Kabanata
Penggrebekan Di Rumah Raisa
Ternyata memang benar yang dikatakan Mas Chandra tadi, bangunan cafe baruku yang mayoritas berasal dari bambu ini habis terbakar. Menurut kepolisian tadi ada enam orang korban jiwa yang meninggal akibat kebakaran ini, dan aku pun sudah mengantongi identitasnya, nantinya akan kukirimkan uang santunan yang sepadan untuk keluarganya. Karena dendam seseorang kepadaku, hingga nyawa mereka harus melayang. Ya Allah semoga Engkau ampuni segala dosa mereka dan menjadi husnul khotimah. "Le, ayo antar aku menuju rumah kepala desa di sini," ucapku kepada Leo dan kami pun segera meluncur ke sana. Kebetulan aku memang sudah tahu di mana rumah kepala desanya. Minggu yang lalu aku ke sana untuk meminta ijin pembangunan cafe ini. Sesampainya di sana kami langsung di sambut dengan ramah oleh Pak Kades dan istrinya. "Begini Pak. Saya ingin menghibahkan separuh tanah itu untuk desa ini, mungkin bisa digunakan sebag
Magbasa pa
Mereka Tetap Setia Padaku
Jangan bergerak, naikkan tangan kalian ke atas! Cepat!" teriak salah satu polisi sambil mengarahkan pistolnya pada Bu Mirna. Ke lima wanita yang ada di ruangan itupun tak bisa berkutik, mereka semua langsung berdiri dan mengangakat kedua tangannya. "Jangan ada yang coba-coba melarikan diri! Tempat ini sudah kami kepung!" Tiba-tiba dari dalam rumah keluar dua orang polisi juga, namun mereka berseragam preman, mungkin mereka lewat pintu belakang rumah Raisa. Sebagian  polisi itu mulai memasukkan barang bukti yang ada di ruang tamu ke dalam plastik keresek besar. "Cepat geledah ruangan-ruangan lain di rumah ini!"  Dengan sigap para polisi itu mulai menyisir setiap sudut rumah Bu Mirna. Sementara itu kelima wanita tadi hanya bisa menangis, tak tega juga sebenarnya aku melihat mereka. Namun jika bisnis haram itu tidak segera di beran
Magbasa pa
Penangkapan Raisa
Saat kami sedang menunggu makanan, dari arah pintu masuk, datanglah laki-laki dan perempuan, tepatnya sepasang kekasih, karena terlihat mereka berjalan berpelukan dan sangat mesra. Semakin mereka mendekat aku semakin yakin bahwa perempuan itu adalah Raisa, yang saat ini telah menjadi buronan kasus narkoba itu. "Lin, bukannya itu Raisa ya?"Kataku sambil menyikut lengan Linda yang tengah asyik bermain handphone. Linda pun langsung menoleh dan melihat ke arah yang sama denganku. "Eh, iya bener banget tuh Bu.  Ku telepon polisi sekarang juga ya. Biar dia ngumpul di penjara sama keluarganya!" jawab Linda penuh emosi. Aku hanya mengangguk mendengar jawaban Linda itu, kemudian dia langsung menelepon polisi. Sementara itu kini Raisa dan  kekasih atau langganannya itu sudah duduk tak jauh dari kami, tepatnya di depan mejaku, tapi dia duduk membelakangi k
Magbasa pa
Penyesalan(pov Raisa)
Sebuah Penyesalan (pov Raisa) Ternyata mahal juga ya biaya untuk membebaskan Chandra dari kantor polisi itu, sebenarnya sayang juga sih uang sebanyak itu di buang hanya untuk membebaskan dia, kan mending di kasihkan kepadaku, bisa buat shoping dan membeli berbagai macam kebutuhanku. Karena sejak acar pernikahan itu, aku tak lagi memiliku uang, bahkan untuk makanpun aku tak punya. Untungnya ibuku masih memiliki sedikit simpanan, untuk kehidupan kami beberapa hari ini. Tiga hari lagi Chandra bari bisa kembali pulang, menunggu hingga mertuaku bisa mencarikan tambahan uang tiga puluh juta lagi itu.Sebuah ide cemerlang terlintas di benakku pagi ini, aku akan mencoba open BO, ya cuma dengan cara ini rasanya aku bisa mendapatkan uang banyak secara cepat. Kupasang foto terbaruku yang super menggoda dengan menunjukkan p******aku yang memang berukuran wow itu. Tak sampai sepuluh
Magbasa pa
Meninggal Sekeluarga
Malam ini, aku ingin istirahat lebih cepat, setelah melewati hari yang sangat melelahkan ini. Bismillah semoga saja ke deepannya tak ada lagi permasalah besar yang berarti. ************************** Hari ini genap tujuh hari setelah penangkapan keluarga Mas Chandra itu. Hari ini jadwalnya adalah sidang kedua untuk para tersangka itu, menurut pengacaraku bisa saja hari ini hakim memberikan putusan langsung, karena sungguh banyak barang bukti yang memberatkan mereka. Semoga mereka mendapatkan balasan yang setimpal dengan semua perbuatannya. Sebuah panggilan masuk dari kantor polisi setelah waktu subuh itu, langsung saja kuangkat. "Selamat pagi dengan saudara Dita?"  kata suara berat di seberang sana. "Selamat pagi juga. Iya itu saya sendiri Pak, ada apa ya?" tanyaku. "Kami ingin memberitahukan bahwa tersan
Magbasa pa
Dipersulit
"Saya Pak Kades, saya cuma mau memberitahukan, jika baru saja Pak Widodo menyusul  istrinya dengan cara minum racun serangga.""Innalillahiwainnalilahirojiun. Kok bisa seperti itu Pak, ya Allah." Tak terasa saat itu juga air mata ini langsung turun deras, Pak Widodo yang baru sekitar dua jam yang lalu berbicara melalui telepon denganku, nyatanya kini telah meninggal dunia karena minum racun serangga. Memang dari tadi aku merasa akan hilangnya semangat hidup beliau karena di tinggal meninggal oleh anak dan istrinya sekaligus."Kejadiannya sangat cepat Mbak, saat semua pelayat datang Pak Widodo hanya mengurung diri di kamar, diketuk-ketuk tak ada jawaban. Akhirnya warga sepakat mendobrak pintu. Dan ternyata dia sudah tergeletak dengan mulut berbusa dan sudah tidak bernafas. Pak Widodo meninggalkan sepucuk kertas di meja dengan tulisan 'tolong telepon mantan menantu saya Dita, agar dia hari ini mau kesini, menyaksikan pemakaman ka
Magbasa pa
Isi Surat Itu
"Lin, malam ini kamu nginep di sini saja ya. Besok pagi kita bareng-bareng ke Jombang, aku juga mau mengurus adopsian bayi lucu itu," ucapku pada Linda sejenak setelah kami sampai di rumahku.  "Iya, Bu. Nggak apa-apa kok. Sekalian kan malam ini mau ikut ngaji kirim  doa to."  Memang mulai malam ini hingga hari ketujuh meninggalnya Mas Chandra, aku mengadakan kirim doa setelah waktu isya.  Di acara kirim doa hari pertama ini, tetagga yang datang tidak seberapa, yang banyak adalah para pegawai di kantor.   Pukul sembilan malam, aku masuk ke kamar, melepas lelah yang sungguh benar-benar terasa. Sesungguhnya sampai detik ini pun, aku belum percaya bahwa Mas Chandra telah menninggal. Mengapa dia pergi begitu cepat?   Padahal aku sungguh in
Magbasa pa
Sebuah Titik Terang
Aku sungguh masih sangat ragu dengan kebenaran isi surat ini, bisa saja kan, orang yang menulis ini sekedar berbohong dan ingin menitipkan anak itu padaku saja. Namun aku juga tak boleh terlalu abai, jika benar apa yang telah tertulis, maka aku harus segera menebus kesalahan kepadanya, meski mungkin sebenarnya Mamaku tak pernah tahu jika Papa punya istri yang lainnya.Kembali kulipat kertas itu dan kumasukkan kedalam amplop. Atau besok langsung saja ku bawa bayi itu untuk menjalani test DNA, namun biarlah malam ini aku mengistirahatkan dulu badan dan pikiranku, agar esok aku bisa beraktivitas kembali.********** ************* ************Tok tok tok"Bu Dita sudah bangun belum?"Terdengar ketukan dan suara Linda dibalik pintu, saat aku selesai melaksanakan shalat subuh."Sudah, Lin. Masuk saja, nggak kukunci kok!" Teriakku.Pintu dibuka
Magbasa pa
Pov Mirna (Ibunya Raisa)
Pov Mirna( ibunya Raisa)"Ya ampun Sa, kenapa bisa sampai seperti ini sih?! Malu ibu ini! Malu sama tetangga!""Apaan sih, Bu!"Sungguh aku benar-benar tak menyangka, bila, akhirnya nasib membawaku ke sini, membawaku menjadii salah satu penghuni hotel prodeo ini. Yang lebih memalukan lagi, anakku juga kini berada di sini, bersamaku dan menantuku, si Chaandra, malah dua kali ini merasakan tidur di balik jeruji besi ini."Ibu ini malu, masak nih ya, dulu baru sebeentar punya mantu yang katanya kaya tuujuh turunan, eh malah pas hari pernikahan di tangkap polisi karena kasus perampokan! Dan kini kita baru beberapa hari bisa beli mobil dan punya banyak uang, eh malah satu keluarga masuk penjara! Mau di taruh di mana lagi mukaku ini Sa?! Ampun deh hidup kok gini-gini amat sih!""Ya sudahlah, Bu. Mau gimana lagi, semua kan sudah terjadi, malu tuh di dengar mereka dan juga pak polisi itu!" ucap Ra
Magbasa pa
Pov Pak Widodo (Bapaknya Chandra)
Pov Pak Widodo ( Bapaknya Chandra)"Selamat pagi, Pak. Kami dari pihak kepolisian ingin mengabarkan bahwasaudara Wisnu Chandra pukul tiga dini hari tadi, meninggal dunia karena penyakit  yang di deritanya pak."Seakan runtuh dunia ini, saat aku mendengar berita kematian anakku satu-satunya itu. Meski dia sangat jahat tapi sungguh aku tak ingin dia meninggal secepat ini, apalagi saat dia masih belum bertaubat kepada Allah.Berkali-kali ku nasehati, agar dia sadar, namun masih juga dia terus melakukan banyak kesalahan berikutnya. Dan ini jadi yang kedua kalinya dia masuk penjara.Selain perasaan sedih, kini aku juga merasa bingung. Apakah berita kematian Chandra ini harus kusampaikan kepada istriku-Sari-atau tidak?.Jika ku katakan, aku takut dia akan menjadi depresi, mengingat dia sangat sayang  sekali kepada anaknya itu. Seperti kemarin, saat Chandra sudah ketahuan bersalah dan banyak
Magbasa pa
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status