Semua Bab KETIKA ISTRIKU TAK LAGI CEREWET: Bab 11 - Bab 20
55 Bab
11
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#11#Nia"Aku bosan, istriku selalu saja cerewet dan banyak omong. Risih rasanya, setiap kali aku pergi dia tanya kabar. Ngingetin makan, ngingetin ini itu. Capek!" Aku mendengar percakapannya kala itu, sedih? tentu saja. Perhatian yang aku berikan padanya hanya dianggap hal yang membosankan.Aku terdiam sejenak, berusaha mencari cara agar hatiku bisa menjadi lebih baik. Sepertinya, memang suamiku tak lagi seperti yang dulu.Mas Roby selalu saja perhitungan padaku, bahkan untuk kebutuhan rumah tangga yang aku gunakan untuk kepentingan berdua.Aku masih berusaha berpikir positif, mungkin Mas Roby memang tengah banyak pekerjaan dan gajinya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Hingga akhirnya aku memutuskan untuk berjualan online dan merubah sikap cerewet ku menjadi sikap yang jauh lebih pendiam.Seminggu pertama, aku pikir semua berhasil karena Mas Roby nampak kehilangan si
Baca selengkapnya
12
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #12 Setelah Bapak selesai menceramahi ku dengan kata-kata tajam yang mampu menusuk ke dalam jantungku, tiba-tiba Nia keluar bersama Ibu. Wajahnya nampak sembab, sepertinya ia telah menangis di dalam tadi bersama ibu. Tok tok tok! Seseorang mengetuk pintu sebelum aku sempat meminta maaf lagi pada Nia. "Biar ibu yang buka pintu," tahan Ibu saat aku hendak melangkah menuju teras depan. Aku pun duduk bersama dengan Nia di meja makan. Kami berdua saling tertunduk karena bapak mulai menceramahi kami berdua, lagi. "Nia, maaf ya. Bapak gagal didik anak. Bapak malu dengan kelakuan Roby dan bapak gak nyalahin kalau kamu ingin pergi, tapi kalau bisa bapak minta pertimbangkan semua lagi." Bibirku sedikit tersenyum simpul ketika mendengar ucapan bapak. Akhirnya beliau membantuk
Baca selengkapnya
13
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#13 Ting! Sebuah notifikasi pesan masuk ke gawai milikku. Aku buka pesan tersebut yang ternyata berasal dari nomor Nia. [Mas, aku pergi. Sampaikan pada bapak dan ibu, maaf aku tidak pamit. Semoga kamu bahagia selalu.] Tanpa pikir panjang aku langsung menghubungi nomor tersebut, tapi nomor sudah tidak aktif. Bahkan, ia benar-benar tidak mengizinkan aku untuk menjawab dan menjelaskan bahwa aku tidak pernah mau menikahi Widya. Tak terasa, air mataku menetes membasahi pipi. Tuhan ... ampuni aku ... aku menyesal melakukan semua ini ....____Sore itu aku pulang ke rumah seorang diri. Tak sanggup lagi rasanya mendengar ayahku terus saja menghakimi aku atas segala kesalahan yang sudah aku lakukan.Suasana rumah begitu sunyi tak ada lagi senyum Nia yang selalu menyambutku ketika aku pulang ke rumah ini.Mulai saat itu ak
Baca selengkapnya
14
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #14 "Mas, sebelum berangkat aku minta tolong ya buang sampah di depan. Jangan lupa beliin galon juga nanti kalau pulang," pinta Widya. Baru satu hari ia menjadi istriku, ia sudah berani menyuruhku ini dan itu. Ya Tuhan, padahal Nia juga tidak pernah menyuruhku apapun. Cerewetnya Nia itu hanya sekedar mengingatkan aku untuk makan dan memberinya kabar bukan menyuruhku. Dulu, aku selingkuh dengan Widya karena aku pikir ia berbeda dengan Nia. Ia tak pernah mengeluh apapun padaku, dan aku sangat bangga padanya. Namun, saat ini aku seperti tengah mendapatkan karma atas apa yang aku lakukan. Aku melepaskan berlian yang indah demi mendapatkan batu kali yang tak berharga. Ya, mungkin Nia saat ini tertawa jika ia tahu tentang diriku. Andai saja ia tahu bahwa Widya jauh lebih parah darinya. Mungkin Nia bisa saja tertawa puas melihat hidu
Baca selengkapnya
15
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #15 "Mas, tunggu!" Widya terus saja mengejar langkahku, ia seakan ingin aku memaafkannya. Namun, inilah saat yang tepat untuk pergi darinya. "Roby, tunggu!"  Pak Bos dengan lantang menahan langkahku. Beliau, berusaha mengejarku dan mencegahku untuk keluar dari ruang kerja beliau. Aku menatap mereka berdua secara bergantian. Mungkin, dulu Nia juga memandangku hina seperti saat ini. Pak Bos adalah pria beristri dan ternyata, bukan hanya aku tergoda oleh pesona kecantikan Widya. Namun, aku benar-benar tak menyangka jika Pak Bos yang terlihat gagah dan kalem bisa memiliki hubungan dengan wanita murahan seperri Widya. "Rob, maaf kalau saya lancang. Kamu salah paham," ucap Pak Bos. Aku tersenyum miring, salah paham? apa yang harus aku benarkan k
Baca selengkapnya
16
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #16 "Diam kamu!" Aku berteriak, tak tahan lagi rasanya aku ingin melampiaskan segala emosi dalam diri.  "Kamu ternyata lagi hamil anak Pak Bos ya! pinter banget kamu manfaatin suasana keributan aku sama Nia, kamu tuh murahan! kamu gak mikir gimana Nia diluar sana!"  Aku benar-benar tak bisa lagi menahan kata-kata kasar yang telah terpendam dalam hati. "Gak usah munafik kamu Mas, kamu juga mau kan ngejalanin hubungan sama aku. Enak aja kamu setelah udah dapet semua dari aku terus kamu mau balik sama istri kamu!" Widya benar-benar jauh berbeda dengan Nia, bahkan mereka tidak akan pernah bisa di samakan. Nia itu bagaikan air yang mampu menyejukan aku di saat aku tengah kehausan. Ia selalu diam ketika aku tengah di liputi emosi. Sementara Widya, ia bahkan tak bisa diam saat aku b
Baca selengkapnya
17
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#17 Aku mulai pasrah terhadap hubunganku dengan Nia, hanya saja aku tetap akan berusaha karena aku tahu, Tuhan terus melihat bagaimana usahaku untuk mendapatkan hati istriku kembali. Aku keluar dari ruangan Pak Bos, tanpa mengatakan apapun. Kembali duduk di tempat kerjaku dan berusaha tetap biasa saja menghadapi semuanya. Hingga tiba-tiba istri Pak Bos melewati tempat aku bekerja dan meletakkan sebuah kertas. "Temui aku sore ini di Cafe Kekasih Hati." Satu pesan yang sepertinya akan mempermudah jalanku. Aku tersenyum miring seraya meremas kertas tersebut._____Aku bertingkah seolah tak ada yang terjadi, kemudian segera membereskan berkas-berkas yang telah selesai aku kerjakan.Aku bergegas menuju Cafe yang di maksud oleh istri Pak Bos. Saat sampai, aku melihat wanita biasa yang bahkan tidak nampak seperti istri seorang
Baca selengkapnya
18
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #18 "Mas! kamu apa-apaan sih, aku udah di panggil dan mereka nanyain suamiku!" bentak Widya. Nia tercengang saat mendengar ucapan dari Widya, mungkin ia mengira bahwa Widya memang tengah hamil anakku. Dan artinya, ia hamil sebelum aku dan dia berpisah. Air matanya menetes begitu saja, ingin rasanya aku memeluk wanita yang telah merebut hatiku sepenuhnya. Namun, ia telah pergi bersama adikku. Sementara Widya juga terus mencegahku dan mengancamku. Dan lagi aku terikat sebuah janji pada Dysti. "Yuk Mas," ajak Widya yang akhirnya menuntun langkahku bersamanya. Akhirnya, kami berada di ruang dokter. Dokter mulai memeriksa kandungan Widya dan aku sangat menunggu dokter mengatakan usia kehamilan Widya. "Kondisi bayinya sehat, belum di ketahui jenis kelaminnya karena di perkirakan bayi dalam k
Baca selengkapnya
19
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #19 Aku bergegas pergi ke rumah Ibu, sebelumnya aku berusaha menghubungi Disty untuk mengatakan jika aku telah memiliki bukti dan melindungi aku serta keluargaku dengan segala kekuasaannya. "Assalamualaikum," sapaku ketika sampai di rumah ibu. "Waalaikumsalam," jawab ibu seraya membuka pintu. "Asmara mana Buk?" teriakku seraya kesana kemari mencari keberadaan adik perempuan ku satu-satunya. Dengan langkah tegap, aku menyelusuri rumah ibu dan berakhir di kamar Asmara. "Mana Mbak Nia?"  Aku menggoncang tubuh Asmara dan membangunkannya yang masih terlelap. "Apa sih Mas, mana Mara tahu!" sentaknya kesal. Jelas-jelas kemarin aku melihatnya bersama Nia. Bagiamana bisa sekarang ia mengelak dan seolah tak tahu tentang hal itu? 
Baca selengkapnya
20
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #20 #Nia Aku memutuskan untuk pergi, berlari menjauh dari Mas Roby. Hatiku terlalu sakit untuk bisa menahan semua rasa sesak dalam dada. Bahkan, wanita itu meminta Mas Roby untuk menikahinya. Lalu, mereka anggap apa aku ini? Aku memilih untuk segera pergi, dari rumah mertuaku saat mereka sibuk menemui kedua orangtua Widya yang tiba-tiba datang pagi itu. "Mbak, Mbak Nia ke alamat ini aja dulu ya. Tenangkan diri di sana, nanti Mara bantu Mbak." Aku terkejut saat Asmara, adik iparku mengatakan hal tersebut. Tanpa pikir panjang, aku segera menerima alamat itu dan pergi. Aku menangis sepanjang perjalanan, sungguh aku pun tak pernah menyangka jika rumah tanggaku bisa sama persis seperti serial tv. Aku pikir wanita penggoda dan pria penghianat hanya ada di dalam sinetron di televisi, nyatanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status