All Chapters of KETIKA ISTRIKU TAK LAGI CEREWET: Chapter 31 - Chapter 40
55 Chapters
31
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #31 "Makasih ya Rob, sudah jemput dan ngantar saya dengan selamat. Kamu jangan terlalu banyak pikiran, percaya aja kalau jodoh gak akan kemana," ungkap Disty seraya keluar dari mobil. Ya, jika memang kami berjodoh memang ia tak akan pergi jauh. Namun, nyatanya ia pergi. Sekarang pun aku tak tahu ia ada dimana. Tuhan ... lelah rasanya terus menebak-nebak apa yang terjadi dengan istriku. Aku bahkan tak pernah tahu penyebab ia pergi dariku. Aku langsung pulang dan kembali berharap Nia sudah ada dirumah. Namun, semua hanyalah sekedar harapan. Suasana rumah begitu, hening, sunyi tanpa canda tawa kami berdua lagi. Kemarin kita masih baik-baik saja tertawa dan menyusun masa depan berdoa. Mengapa kini aku tinggal sendiri lagi? aku tahu aku pernah melakukan sebuah kesalahan hanya saja Bukankah aku sudah membuktikan
Read more
32
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #32 Dua bulan berlalu semenjak Nia pergi dari rumah, aku benar-benar telah terbiasa hidup tanpa dia. Bahkan, aku mulai merelakan kepergiannya. Meski terkadang, hatiku masih sering memikirkannya dan anak di dalam kandungannya akan tetapi, semua sudah menjadi keputusan Nia. "Rob, apa tidak sebaiknya kamu cari Nia ke rumah orangtuanya di kampung?" usul ibuku. Bukan aku tak ingin mencari Nia ke tempat orangtua nya tinggal. Hanya saja seseorang mengatakan satu hal padaku yaitu seorang istri tidak seharusnya pergi tanpa izin dari suaminya. Bagiku apa yang ia sampaikan memang benar, bahkan dalam hukum Islam pun seorang istri tidak boleh pergi tanpa izin dari suami dan jika ia melanggar haram dalam ia melangkah. "Tidak Bu, Nia pergi atas kemauannya sendiri. Aku tak menyakitinya, pun aku tidak pernah mengusirnya da
Read more
33
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #33 #NIA Ting! Notifikasi masuk dari mobile banking milikku. Uang sebesar dua ratus juta rupiah masuk ke dalam rekening milikku. Aku tak menyangka setelah badai menerpa rumah tanggaku dengan Mas Roby, ia akan menjadi sangat bertanggung jawab dan jujur padaku. Segera aku menghubungi nomor Mas Roby untuk memastikan jika ia tak salah mengirimkan dengan nominal sebesar itu. Dan, akhirnya ia mengatakan bahwa ia tidak salah mengirimkan uang dan memang ingin membuatku jauh lebih bahagia. Ya, tentu saja aku sangat bahagia. Istri mana yang tidak bahagia melihat suaminya menyayangi dan mencintainya lebih dari sebelumnya. Tok tok tok! Seseorang mengetuk pintu, entah siapa yang datang menjelang senja begini. Aku bergegas menuju pintu untuk mengetahui siapa yang datang ke rumah
Read more
34
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #34 Aku terkejut melihat Ibu dan bapak ada di depan rumahku, ada apa? pertanyaan menyelinap begitu saja dalam hatiku. "Pak ... Bu ..." sapaku seraya meraih dan mencium punggung tangan beliau. Aku membukakan pintu dan segera menuntun mereka masuk ke dalam rumah yang mulai tak terawat karena aku benar-benar tak sempat membereskan rumah setah Nia memutuskan untuk pergi. "Duduk Pak, Bu. Maaf, semua berantakan." Aku meletakkan tas kerja dan pergi ke dapur untuk mencuci tangan serta berniat membuatkan minuman untuk kedua orangtuaku. "Gak usah repot-repot Rob, kami bukan tamu," ucap Ibu. Ya, mengapa akhir-akhir ini aku merasa jauh dengan orangtuaku sendiri? aku terlalu sibuk dengan urusan dan pekerjaanku sendiri sampai tak sempat mengunjungi beliau. Aku berjalan dan duduk
Read more
35
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #35 "Terima kasih sudah menjaga hati untukku," ucap Nia saat kami berdua sama-sama berada di kamar. Aku mengecup lembut keningnya, kemudian mengusap bayi dalam perutnya yang susah mulai bergerak. "Wah, dia bahagia ..." ucapku antusias. Aku terus menempelkan telinga di perut Nia, berharap ia kembali bergerak dan aku bisa merasakan sedikit saja gerakan lembutnya. "Sayang ... sehat ya. Jangan nakal sama Mama," ucapku gemas. Sementara itu, Nia terlihat geli karena memang ada sedikit kumis tipis yang belum sempat aku bersihkan. Aku merasa begitu beruntung atas apa yang terjadi padaku, banyak sekali pelajaran yang bisa aku petik dari semua musibah yang menimpa keluarga kecilku. Semoga ini yang terkahir dan tak akan pernah lagi ada badai untuk rumah tanggaku dan Nia sampa
Read more
36
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #36 Setelah semua aku lepaskan, sejujurnya ada rasa galau dalam hati. Bukan tentang Disty, bukan sama sekali. Hanya saja, aku tak tahu harus mencari pekerjaan dimana lagi setelah ini. Usiaku yang sudah tak lagi muda pasti akan membuat perusahaan besar menolakku. Namun, aku tetap diam. Berusaha bersikap baik-baik saja di depan keluargaku terutama Nia. Meski sesungguhnya aku sangat berpikir keras untuk kehidupan masa depan rumah tanggaku kelak. "Mas, kamu kenapa?" tanya Nia seraya menghampiriku yang tengah duduk santai di teras. "Ga apa-apa Sayang, cuma lagi bingung aja. Aku harus kerja apa, umur aku kayaknya udah gak akan cukup untuk kerja di perusahaan besar," ungkap ku. Seperti janjiku, aku berusaha jujur dan tidak memendam apapun yang tengah aku rasakan. "Sabar Mas, pasti nanti ada j
Read more
37
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #37 Dalam malam yang sunyi, aku menatap wajah polos Nia, istriku. Betapa lapang hatinya. Terbuat dari apa perasaan wanita ini? Ya Allah, begitu baiknya Engkau memberikan istri dan keluarga yang luar biasa untukku. Bahkan, aku tak bisa membayangkan jika Nia yang mengkhianatimu. Mungkin, hatiku tak akan seluas dia. Maafku mungkin tak akan selembut maafnya. Entah harus bagaimana lagi aku bersyukur atas semua karunia yang telah Tuhan berikan padaku. Bahkan, ketika aku melakukan banyak dosa. Saat aku melalaikan banyak kewajiban sebagai seorang hamba. Allah masih dengan baik memberikan semua yang aku mau. Aku cium kening istriku yang masih terlelap, wajahnya begitu terlihat lelah. Aku yakin, meski ia terlihat baik-baik saja akan tetapi, dalam hatinya sangat khawatir pada apa yang terjadi padaku. Perutnya yang me
Read more
38
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #38 #Nia Praaang! Setumpuk piring yang ada di tanganku lolos begitu saja hingga terjatuh dan pecah berserakan di lantai. "Ada apa Nia?" tanya Ibu mertuaku yang langsung sigap melihatku di dapur. Aku tersenyum getir, "Maaf Bu ..." ucapku dengan perasaan bersalah. "Ya ampun, udah nanti biar ibu saja yang bereskan. Kamu pasti susah jongkok buat ambil pecahan piring itu," usul Ibu mertuaku. "Biar Nia aja Bu, pakai sapu kan bisa ..." tolakku. Aku merasa tidak enak jika harus meminta ibu mertuaku yang membereskan pecahan yang aku buat. "Udah biar bapak aja, kamu istirahat sana. Capek pasti kamu," ucap bapak mertuaku. Mereka memang selalu bersikap baik padaku, bahkan terkadang aku tidak merasa seperti menantu di rumah ini.
Read more
39
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #39 Terkadang, manusia bisa begitu mudah melakukan kesalahan tanpa berpikir bahwa kesalahan itu bisa membuat luka di hati banyak orang. Terutama, adalah orang-orang tersayang yang seharusnya mendapatkan kasih dan cinta sepenuhnya. Allah memberikan cobaan, agar diri semakin kuat dan Karena Sang Maha Pencipta yakin bahwa diri ini mampu menghadapi cobaan yang terjadi. _____ Dalam ruang yang gelap wajah Nia semakin terbayang, aku semakin tak mampu lagi menahan sesak dalam dada setiap kali mengingat bagaimana aku pernah menghianatinya. "Mas ..." Suara Widya terdengar lirih. "Iya ..." jawabku. "Di bawah ranjang tempat aku berbaring, ada pisau dan balok kayu. Pakailah untuk keluar dari tempat ini," ucap Widya. Aku melirik ke arah kolong tempat tidur yang Widya bicarakan.
Read more
40
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #40 #Nia Dering telpon menghentikan aktifitasku pagi hari ini, segera aku mengambil ponsel yang terletak di atas meja. Widya? ada apa nomor Widya menelponku? Apa ia ingin pamer dan mengatakan bahwa ia telah memenangkan Mas Roby dari tanganku. Hah! dasar wanita gak tahu diri! sudah dimaafkan bukannya tobat malah bikin ulah lagi. Aku menggerutu, sebelum akhirnya memutuskan untuk menggeser tombol berwarna hijau. "Halo!" sengaja aku menyentak ucapanku karena aku tak ingin selalu di anggap rendah oleh Widya. "Nia ..."  Dugaanku salah, ternyata suara Mas Roby yang ada di balik sambungan telepon. Huh! apa kali ini ia yang akan menunjukan bahwa ia telah memilih Widya? Dasar lelaki egois, tak tahu di untung. Harusnya ia bersyukur aku masih mau memaafkan dia, tapi kenap
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status