Semua Bab KETIKA ISTRIKU TAK LAGI CEREWET: Bab 41 - Bab 50
55 Bab
41
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #41 Aku menuntun keluarga, para anggota kepolisian dan pihak apartemen untuk pergi ke kamar Widya. Aku sangat berharap Widya masih bisa di selamatkan meski keadaannya sudah sangat parah. "Aku harap kamu masih bisa bertahan Wid," batinku sendiri. Nia terus menggenggam erat jemariku sepanjang kami pergi menaiki lift. Saat sampai, semua masih terlihat sama. Kunci yang aku bawa segera aku serahkan ke pihak apartemen dan mereka dengan sigap membukanya. Ya Allah, semua masih terlihat sama. Bahkan, Pratama belum sempat masuk ke ruangan ini untuk melihatnya. Aku arahkan mereka semua ke ruangan sempit yang beberapa hari lalu telah menjadi tempat aku dan Widya di sekap. "Siapapun di dalam serahkan diri kalian, kalian sudah di kepung!" teriak pihak kepolisian. Ceklek!
Baca selengkapnya
42
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #42 Aku menyusul Nia ke dalam kamar, membujuknya agar ia tak lagi merasa bahwa aku akan menduakan nya. Aku memang pernah melakukan kesalahan yang sangat fatal akan tetapi aku berusaha keras agar bisa mendapatkan maaf dari Nia. "Sayang, jangan ngambek lagi ya ... aku minta maaf kalau aku jadi ngingetin kamu ke masalalu yang bikin hati kamu sakit," ucapku seraya duduk di sampingnya. Nia diam, ia hanya sibuk memainkan ujung sprei yang nampak kotor. "Sayang ..."  Aku menggenggam jemari istriku seraya menatap lekat kedua netra hitamnya. "Maafkan Mas ya Sayang ..." ucapku lagi. Nia tertunduk, wajahnya mendung bagai langit yang hitam menandakan akan turun hujan dan petir. "Iya Mas, maaf kalau aku gak bisa nahan diri. Seharusnya aku gak cemburu di saat seperti ini. Be
Baca selengkapnya
43
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #43 "Astaghfirullah!"  Nia berteriak saat mengetahui apa yang sedang membuat kami tercengang. Aku memeluk tubuhnya agar ia tak terlalu khawatir. "Kita akan lewati ini semua bareng-bareng," ucap Bapak yang kemudian bangkit. "Tunggu Pak, jangan di buang dulu ..." teriak Asmara dari dalam rumah. Kami semua menoleh, ternyata Asmara datang dan membawa ponsel untuk mengambil gambar. Setidaknya akan di gunakan sebagai tambahan bukti nantinya. "Jangan sentuh pakai tangan langsung, biar sidik jarinya gak hilang," usulku. Kami semua bergotong royong menyimpan benda terkutuk itu secara perlahan. Meski kami semua takut, akan tetapi kami harus menjadikan ini bukti agar semua tidak berlalu begitu saja. Setelah hari itu, aku merasa semakin trauma untuk bepergian. Keadaan sem
Baca selengkapnya
44
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #44 Pagi ini, mataku dimanjakan dengan kicau burung dan merdunya suara air di pancuran kecil yang terletak di belakang rumah. Akhirnya, aku dan semua keluargaku pindah ke kampung halaman Nia di Kebumen. Sementara, kami memutuskan tinggal di rumah orangtua Nia. Akan tetapi, sesegera mungkin aku akan mencarikan rumah untuk orangtuaku di sini. Bagaimanapun, aku tidak ingin membuat beban bagi ibu mertuaku. "Maaf ya Bu, jadi ngrepotin kita disini," ucap Ibuku pada Mama. Mama tersenyum, "Ga apa-apa aku malah seneng, rumahku jadi anget gak kayak biasanya sepi," cetus ibu mertuaku. Memang, sejak awal menikah aku langsung memboyong Nia pergi ke Jakarta bersamaku. Meski aku harus menyelesaikan kuliah, tapi aku tak ingin tinggal berjauhan dengan istriku. Beberapa hari setelah aku menemukan rumah
Baca selengkapnya
#45
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #45 Aku membawa bayi kecil itu melihat wanita yang sudah berjuang melahirkannya. Nia menangis ketika aku mendekatkan wajahnya pada bayi mungil yang menggemaskan ini. "Subhanallah, cantik banget kamu Nak ..." Nia terus menitikan air mata. Sepertinya rasa haru tengah menguasai dirinya hingga ia tak mampu menguasai dirinya. Dokter masih membersikan area kewanitaan Nia, dan juga mengganti pakaian Nia. Aku hanya bisa terus menemani bayi mungil yang kini sudah di letakan di dalam box bayi. "Bapak, istrinya tolong di temani ya. Takutnya, kena baby blues ..." ucap perawat yang menghampiri ku. Aku menatapnya ragu, karena benar-benar tak mengerti apa yang tengah ia bicarakan. Baby blues? apa itu? apa semacam baju bayi yang di inginkan Nia?  Atau Nia akan menjadi seperti bayi? Aah, aku benar
Baca selengkapnya
#46
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #46 Malam ini adalah malam pertama aku dan Nia pulang ke rumah. Aku sangat antusias merawat putri kecil yang Tuhan berikan pada keluarga kecilku. Bahkan, Ibu dan Asmara pun menginap di rumah ibu mertuaku karena tak ingin melewatkan momen bersama si kecil. "Hey, gak boleh tidur sama Nia dulu ... empat puluh hari pokoknya!" larang ibu saat aku hendak masuk ke dalam kamar. Aku benar-benar tak mengerti, peraturan dari mana itu? bukankah memang seharusnya aku yang berkewajiban merawat dan menjaga Istri dan anakku? "Roby mau jagain si kecil Bu," protes ku. Akan tetapi, ibu mertuaku juga mendukung ibuku. Entah mengapa para ibu-ibu ini justru mendesak aku untuk tidur di depan televisi bersama Bapak. "Sudah turuti saja, semua juga demi kebaikan Nia sama bayinya," cetus Bapak. 
Baca selengkapnya
#47
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #47 Aku mengejar Asmara yang berlari hendak mengatakan pada Ibu. Aah, terkadang aku dan Asmara memang seperti anak kecil yang tengah berebut mainan. Akan tetapi, aku bersyukur memiliki dia yang selalu bisa aku andalkan. Bahkan, ia bukan hanya sekedar adik bagiku tapi, juga teman terbaikku. Kami tertawa bersama saat aku berhasil menangkapnya. Aku cubit hidungnya dan membungkam mulutnya. "Heh! kalian ini, malu Rob sama mertua!" sentak ibuku seraya tersenyum malu-malu ke ibu mertuaku. Aku dan Asmara pun langsung terdiam. Tawa yang tadi pecah, kini hanya bisa hening karena perasaan malu pada ibu mertua. Meskipun ibu mertuaku pun ikut tertawa melihat tingkahku dan Asmara. "Ga apa-apa Bu, saya malah seneng. Rumah ini sudah terlalu lama sepi, bahkan setelah Nia pergi ... Dulu, saya ingin punya anak empat karena s
Baca selengkapnya
#48
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #48 Zakira Almaira, nama indah yang aku sematkan untuk putri pertamaku. Aku benar-benar berharap ia tumbuh menjadi anak yang cantik dan berpendidikan serta takut pada Allah. Karena hanya dengan begitu ia kan menjadi wanita yang sukses nantinya. Karena kemanapun ia melangkah akan selalu mengingat Allah dan agamanya. Malam ini adalah malam di mana Kami membuat syukuran untuk memberi nama putri tercinta kami. Tepat di hari ketujuh kelahirannya. Kehadiran Zakira semakin membuat aku dan Nia serta keluargaku semakin erat. Bahkan kebahagiaan di keluargaku semakin hari semakin bertambah seiring bertumbuhnya bayi mungil itu. Hari-hari pun semakin berganti hingga tepat satu bulan putriku lahir ke dunia ini. Namun, aku masih tidur disofa masih belum bebas untuk melepas rindu pada istriku. Aku hampiri ibu yang telah m
Baca selengkapnya
#49
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #49 "Eummm ... sebenarnya, itu hanya akal-akalan aku aja Rob," ucap Pratama. Akal-akalan? maksudnya apa? apa ia ingin mencelakai keluargaku lagi saat itu?  "Kalian ngomongin apa sih?" tanya Disty yang seolah memang tak mengerti. Entah mengapa aku merasa masih ada yang di sembunyikan oleh Pratama. Namun, mungkin ada baiknya aku tidak ikut campur urusan mereka lagi. "Yasudah, kita pulang dulu ya Rob," pamit Pratama yang langsung mengajak Disty pergi. "Tunggu!" ucap Disty. Disty menarik tanganku dan mengajak untuk bicara empat mata. Entah apalagi yang ingin ia sampaikan padaku sehingga tidak ingin melibatkan Pratama dalam pembicaraan kami. "Aku tahu kamu tidak akan pernah mencintai aku dan kamu tidak akan pernah aku miliki. Hanya saja Aku ingin kamu tahu bahwa ak
Baca selengkapnya
Extra Part 1
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#1#DistyCinta adalah hal yang sangat sulit di terima oleh logika, terkadang ia bisa membuat diri ini tersenyum kemudian menangis. Seperti aku yang saat ini tengah merasakan cinta terlarang pada seorang pria bernama Roby. Awalnya aku benar-benar ingin memiliki dia, akan tetapi Pratama menyadarkan aku bahwa Roby telah bersama wanita yang tepat.Aku tidak berhak menghancurkan kebahagiaan mereka, meski sesungguhnya aku sangat menginginkan hari bersama Roby.Namun, ketika Pratama memintaku untuk tidak mengejar Roby. Aku tahu, maksudnya adalah karena dia ingin bersama denganku. Akan tetapi, sejak ia melakukan kesalahan, aku sama sekali kehilangan sebagian kepercayaan terhadapnya.Cinta untuknya hilang, tak lagi ada seperti dahulu. Dia yang selalu aku sebut dalam doa, nyatanya telah menghancurkan hati ini.Sore itu, setelah menemui Roby di kampung halaman istrinya, aku berniat langsung menyerahkan diri."Jangan, tidak perlu!" ucap Pratama.Namun, bagiku ja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status