Все главы Mengukir Impian Baru: Глава 31 - Глава 40
114
Bab 31 - Berbagi
Hal yang paling aku sukai saat pergi kencan dengan Jonah adalah dia selalu membiarkan aku yang memilih menu makanan kami. Tentu saja aku sudah siap dengan pertanyaan itu. Aku ingin sekali makan daging yang dipanggang langsung di hadapan kami. Kami tidak perlu mengkhawatirkan menu lainnya karena mereka akan memberikan menu tambahan selain daging apabila kami membeli paket.Hal kedua yang aku sukai adalah Jonah tidak pernah berkata tidak untuk apa pun pilihan menuku. Dia tidak akan keberatan makan di restoran yang menunya tidak murah. Keuntungan mempunyai tunangan yang berdompet tebal. Dia bahkan memilih porsi daging yang paling banyak. Aku tidak sabar menunggu melahap habis semua makanan tersebut.Jason dan Jovita tiba-tiba saja datang ke restoran yang sama. Kehadiran mereka benar-benar tidak aku harapkan. Aku tidak suka berbagi makanan kesukaanku dengan siapa pun. Mereka malah memesan satu porsi daging ukuran medium. Semoga saja mereka tidak terlalu lapar hingga mengam
Читайте больше
Bab 32 - Pembanding
Sudah jauh berjalan, Jonah mengajakku untuk kembali ke arah dari mana kami datang. Pantai itu sudah tidak seramai sebelumnya. Aku melihat ke arah langit, matahari hampir terbenam. Warna langit yang semula biru perlahan-lahan berubah menjadi jingga.Kami berhenti sesaat untuk menikmati fenomena alam yang indah tersebut. Jonah melepaskan tanganku, kemudian tangannya menyentuh bahuku dan merapatkan tubuh kami. Aku melingkarkan tanganku di punggungnya. Bahkan saat melihat pemandangan indah di hadapannya pun wajah Jonah tetap dingin tanpa ekspresi.Menyadari bahwa aku sedang melihat ke arahnya, Jonah menundukkan kepalanya dan menatapku. Matanya yang semula menatap mataku, turun ke bibirku. Dia menurunkan kepalanya dan bibirnya menyentuh bibirku. Aku memejamkan mata saat merasakan dia sedang menciumku. Aku membalas ciumannya. Tangannya membelai pipiku dan dia menjauhkan wajahnya dariku.Aku memerhatikan wajahnya baik-baik. Sudah tidak banyak cahaya yang bisa membantuk
Читайте больше
Bab 33 - Cemburu
Aku terpaksa pulang lebih cepat dari tempat kerja karena harus menjemput Celeste dari salon sebelum ke rumah keluarga Jovita. Malam ini kami akan menghadiri acara makan malam seluruh keluarga besar sebelum pernikahan mereka besok.Acara yang dinanti-nantikan itu akhirnya tiba juga. Jason tidak lagi bicara tentang membatalkan pernikahannya dengan Jovita atau meminta kembali dinikahkan dengan Celeste. Bukan karena dia sudah bisa menerima pernikahannya dengan Jovita, melainkan karena dia sudah bisa kembali ke kehidupannya semula dan tunangannya tidak terlihat curiga sama sekali.Semoga saja Ayah dan Bunda tidak mengetahuinya. Aku tidak suka melihat mereka kecewa dan terluka dengan tingkah kami, anak-anak mereka sendiri. Aku memang bukan anak yang sempurna, aku juga sering mengecewakan mereka. Tetapi tidak begini. Tidak dengan merusak nama baikku sendiri. Tidak dengan meniduri wanita lain ketika sudah bertunangan dengan seorang wanita.Celeste sudah selesai dirias d
Читайте больше
Bab 34 - Kecelakaan Kecil
Aku maupun Kak Nevan belum menikah, jadi kami belum pernah mengalami apa yang sedang aku hadiri. Untuk ukuran acara makan malam dua keluarga besar, jumlah tamu undangannya banyak sekali. Karena aku lapar, aku lebih memilih untuk berdiri di sudut bersama Jonah. Aku tidak mau berpapasan dengan siapa pun lalu harus berkenalan dengan banyak orang pada hari ini.Sudah terbiasa dengan pandangan mata laki-laki yang ditujukan kepadaku, aku tidak merasa risih lagi. Bahkan sekalipun mereka memikirkan hal-hal yang tidak sopan, aku hanya mengabaikannya saja. Berbeda jika mereka sudah berani bicara kasar atau menyentuhku. Aku pasti akan bertindak.Jadi apa yang dilakukan Jonah tidaklah perlu. Tidak ada gunanya dia menciumku di tempat ini agar mereka berhenti menatapku. Karena mereka tidak akan memalingkan wajah hanya karena mereka tahu bahwa aku sudah ada yang memiliki. Dia juga tidak perlu khawatir bahwa aku akan tergoda dengan salah satu dari mereka. Aku kehilangan rasa hormat ke
Читайте больше
Bab 35 - Hanya Memar
Terdengar ketukan pada pintu kamar mandi. Aku telah memakai pakaianku, jadi aku mempersilakan pelayan untuk membukanya. Jonah berdiri di ambang pintu. Setelah apa yang terjadi, wajahnya tidak terlihat khawatir sedikit pun. Dia masih saja terlihat datar, tanpa emosi. Dia melihat ke arahku yang sedang berdiri di dekat wastafel.“Apakah kamu baik-baik saja?” tanyanya.“Iya. Aku sudah baik-baik saja,” jawabku pelan. Dia juga sudah berganti pakaian. Dia tidak lagi memakai setelan, hanya kemeja dan celana panjang dengan warna yang berbeda dari yang sebelumnya dia kenakan. “Bagaimana denganmu? Apakah kamu baik-baik saja?”“Aku baik-baik saja.” Dia mendekatiku lalu meraih tanganku. “Aku akan mengantarmu pulang. Tempat ini tidak aman untukmu.”Jonah mengajakku kembali ke lantai satu. Melihat aku dan Jonah, Om Jarvis dan Tante Inggrid berjalan mendekati kami. Aku melihat seluruh tamu masih berada di ruang
Читайте больше
Bab 36 - Delusi
Jantungku nyaris berhenti berdetak ketika pelayan yang oleng menabrak kursi yang diduduki oleh Celeste. Baki yang di atasnya terdapat beberapa mangkuk es krim jatuh tepat di atas meja di depan tunanganku. Secepat mungkin aku bergerak menjadikan tubuhku sebagai tameng dan melindungi wanitaku dari mangkuk yang meluncur bebas tersebut.Aku melihat satu-satunya orang yang tersenyum puas dari kursinya melihat kejadian di hadapannya saat kerabat kami yang lainnya masih sibuk mengobrol dengan satu sama lain. Perempuan yang tidak pernah mengerti kata tidak. Yang hidup dalam delusi karena jatuh cinta kepada sepupunya sendiri sejak kecil.Rasa sakit yang aku rasakan ketika sebuah benda membentur tulang punggungku tidak seberapa dibandingkan rasa takut yang muncul saat aku melihat ekspresi wajah Celeste. Dia sampai tidak bisa mengatakan apa pun. Pada saat dia melihat apa yang telah terjadi lewat pecahan kaca meja dan mangkuk di hadapannya, dia bahkan tidak bisa menggerakkan kakin
Читайте больше
Bab 37 - Berdua Saja
Pemberkatan sekaligus resepsi pernikahan Jason diadakan di taman sebuah hotel mewah. Cuaca pada hari ini sangat cerah sehingga pemandangan taman itu sangat indah. Ada beberapa tanaman bunga yang sedang mekar, rumput hijaunya sangat segar, dan langit biru bersih menjadi hiasan alami yang tidak kalah dengan dekorasi apa pun di dalam sebuah gedung gereja.Kursi-kursi ditutupi kain putih dan dihiasi dengan pita berwarna biru. Sepertinya itu warna kesukaan Jason atau Vita. Bunga yang mendominasi dekorasi adalah mawar putih. Altar hanya terdiri dari sebuah tenda kecil dengan atap berwarna putih serta dua pot tinggi berisi mawar putih berada di kanan dan kirinya.Jonah mengajakku duduk di sisinya pada barisan kursi di belakang Om Jarvis dan Tante Inggrid, sedangkan Papa dan Kak Nevan duduk di barisan kursi di samping Tante Inggrid. Pada barisan di sebelah kiri kami adalah untuk keluarga pengantin wanita. Tidak semua kursi dipenuhi dengan kerabat yang datang.Pendeta la
Читайте больше
Bab 38 - Dansa
Percakapan kami terhenti sementara ketika pembawa acara meminta perhatian dari kami semua. Kami mendengarkan satu-persatu nasihat yang disampaikan oleh kedua orang tua mempelai untuk kedua pengantin. Om Gunawan dan Om Jarvis yang menjadi perwakilan orang tua. Kemudian diikuti dengan nasihat dari kerabat terdekat, saudara, juga sahabat.Jonah tidak menyampaikan banyak hal ketika gilirannya tiba. Dia hanya mengucapkan selamat dan mendoakan kedua mempelai berbahagia. Benar-benar pria yang tidak banyak bicara. Kami duduk bersama keluarga kami sedari tadi, dia tidak banyak bicara. Tetapi anehnya, dia bisa bicara panjang lebar denganku.“Kami akan pergi berlibur besok pagi. Kamu sudah selesai dengan urusan kuliahmu, apakah kamu mau ikut jalan-jalan dengan kami?” tanya Tante Inggrid kepadaku. Aku melihat ke arah Jonah.“Kamu lihat, Inggrid? Dia tidak melihat ke arahku untuk meminta izinku, tetapi dia melihat ke arah tunangannya,” goda Papa.
Читайте больше
Bab 39 - Obsesi
Hari ini akhirnya tiba juga. Jason akan menikah dengan Vita. Aku memulai hariku seperti biasanya. Aku joging mengelilingi rumah, barulah mandi dan mengenakan pakaian santai. Seorang pelayan mengetuk pintu dan memasuki kamarku sambil membawa setelan yang akan aku kenakan sore nanti.Belum ada siapa pun di ruang makan, aku meminta pelayan untuk menyajikan sarapanku. Aku tidak bisa menunggu sampai keluargaku keluar dari kamar mereka masing-masing. Yang pertama datang adalah Ayah dan Bunda, kemudian Jason.Ponselku bergetar dan aku melihat ada pesan masuk dari Celeste. Dia menanyakan keadaanku. Gadis aneh. Sejak kapan dia peduli dengan keadaanku? Aku hanya membalas bahwa aku sehat. Dia kembali bertanya apakah punggungku terasa sakit. Aku menjawab dengan singkat, tidak.“Aku tidak bisa menikahi Vita, Yah,” ucap Jason saat Ayah dan Bunda sedang asyik berbincang.“Omong kosong apa ini?” kata Ayah sambil meletakkan sendok yang dip
Читайте больше
Bab 40 - Kencan Ketiga
Jika pada kencan pertama dan kedua aku mengenakan pakaian semi resmi, maka khusus hari ini, aku mengenakan kaus berlengan pendek dan celana santai sedikit di bawah lutut. Aku mengenakan sandal bertali berhak datar agar nyaman saat berada di rumah Jonah nanti.Ponsel, dompet, dan pengisi daya ponsel sudah berada di dalam tas. Untuk berjaga-jaga, aku juga membawa pembalut. Tanda-tanda menstrual sudah mulai terasa. Punggung dan pinggangku agak nyeri dan aku selalu lapar. Tetapi aku masih bisa beraktivitas dengan normal.Papa dan Kak Nevan menatapku penuh arti saat aku masuk ke ruang keluarga. Aku duduk di salah satu sofa tidak jauh dari mereka. Papa pura-pura menonton siaran berita di televisi dan Kak Nevan entah membaca apa pada tabletnya.“Aku dan Jonah tidak akan melakukan apa yang kalian pikirkan,” kataku dengan kesal.“Kamu akan kencan dengan pria tampan yang sekarang menjadi dambaan di kota ini. Mengapa kamu malah marah-marah begitu?&
Читайте больше
Предыдущий
123456
...
12
DMCA.com Protection Status