Semua Bab Bukan Calon Kakak Ipar: Bab 61 - Bab 70
133 Bab
61. Sesion 2 : 19. Penyelamatan
POV 3"Aya ... Roy ...," lirih Aditya. Dia merasa bersalah karena dirinya, kedua cucunya sedang dalam bahaya.Aditya ingat, saat Aya sedang ke toilet wanita itu menghampiri Aditya sambil menekankan pistol ke perutnya. Memintanya untuk ikut atau Ayana akan terluka. Sehingga mau tak mau Aditya mengikuti wanita itu menuju sebuah mobil. Sampai disana ia disekap dan dibawa jauh entah kemana."Jangan lakukan apapun atau eyang kamu akan aku tembak. Hahaha.""Mau kamu apa Arfan. Lepaskan eyangku. Kalau kamu ada masalah denganku, jangan bawa-bawa Eyang," ucap Ayana penuh kemarahan."Kamu. Masalahku adalah kamu. Aku mencintai kamu dari dulu tapi kamu malah mau dinikahkan sama Amir. Aku meminta opaku agar aku yang menikah denganmu. Tapi Amir yang manja itu merengek menyebalkan sekali. Aku kalah hanya karena aku bukan berasal dari menantu yang berdarah konglomerat. Namun perkataanmu tentang Amir bahwa Amir buaya darat membuatku melakukan tindakan untuk memperm
Baca selengkapnya
62. Sesion 2 : 20 Hari Yang Baru
POV AyanaAku tengah menangis di depan sebuah pusara ditemani para eyang, Pakdhe Wisnu dan suamiku, Mas Royyan.Suaraku sampai sesenggukan rasanya.  Ya Allah, umur manusia memang tidak ada yang tahu. Mas Royyan menghampiriku lalu mengelus kepalaku penuh kasih sayang."Setiap yang bernyawa pasti akan mati, sudah jangan ditangisi lagi. Bukankah lebih baik didoakan agar diterangi alam kuburnya.""Iya Mas.""Udah ayok balik.""Iya."Kami akhirnya memutuskan pulang, sedangkan Pakdhe Wisnu masih ingin menemani pusara orang terkasihnya. Kami akhirnya meninggalkannya dengan ditemani oleh Bon dan Bin yang berada tak jauh dari makam tentu dengan menyamar. Setelah melalui berbagai masalah dan cobaan akhirnya kami sedikit merasa tenang. Berita penggrebegan di rumah elit di daerah Purwojati masuk koran dan menjadi trending topik. Arfan dan kakeknya ditetapkan sebagai tersangka kasus prostitusi. Karena kakeknya sudah
Baca selengkapnya
63. Sesion 2 : 21. Ngidam Horor
POV Royyan"Mau tambah lagi gak?" tanya Mamah."Gak Mah cukup," sahut Elang."Kamu mau nambah gak Roy?""Gak Mah tapi kalau boleh mangganya tambahin dong.""Okeh."Mamah dengan sepenuh kasih menuruti apapun kemauan kami.Siapakah kami?Jawabnya calon bapak yang lagi ngidam pengen rujak buah buatan Mamah Nasha. Hahahaha.Udah tahu kan kalau Ayana hamil 8 minggu sedangkan Fiqa 5 minggu. Yes, mumpung ini sabtu minggu jatahnya pada libur, aku pulang dong ke Sokaraja. Alhamdulillah kondisi kandungan Ayana bagus. Juga gak mabokan lah orang yang mabok aku. Aku guys. Bahkan aku lagi kena sindrom ngidam pengen makan rujak buah buatan Mamah. Gak nyangka ketemu calon bapak yang satu lagi. Dia juga sama ngidam pengen tidur di rumah mertua katanya. Ck. Ngidam apa itu? Waktu ditawari bikin rujak dianya gak mau, tapi pas rujaknya jadi. Dia yang paling semangat makan. Aku juga sih hehehe."Kayaknya dulu mas gak kayak
Baca selengkapnya
64. Sesion 2 : 22. Papi Mami
POV AyanaHihihi. Aku tengah ketawa ngakak lihat suamiku lagi nari-nari dengan diiringi lagu 'Gee' dari SNSD. Kami berdua menari dengan energik sekali ketambahan pernak pernik bando lucu berhentuk telinga kelinci bertengger di atas kepala kami. Yeah. Kompak kan kami. Kompak absurd maksudnya. Pasangan absurd adalah julukan kami.Neomu banjjak banjjak nooni booshuh no no no no noNeomu kkamjjak kkamjjak nollan naneun oh oh oh oh ohNeomu jjarit jjarit momi ddeullyuh gee gee gee gee geeO juhjeun nunbit (oh yeah~) oh joeun hyanggee (oh yeah yeah yeah~)Kami masih nari-nari dengan bahagianya. Pokoknya senengnya hidupku, si upik abu yang dapat suami majikannya sendiri. Majikan yang mukanya blasteran tampan. Baik hati, humoris, sayang dan rajin menabung pula. Dan tambah satu lagi bucinnnnn. Tapi Ayana suka.Salah satu bentuk kebucinannya ya ini, selama aku hamil semua ngidam anehku diturutinya. Duh Mas Roy, Aya makin cinta kan jadinya. Hihihi.
Baca selengkapnya
65. Sesion 3 : Si Mata Elang Penakluk Hati
Suara hingar bingar musik di sebuah club malam di Jogja memekakkan telinga. Sebagian besar ada yang mabok, joget-joget gak jelas, mengumpat, dan teler. Seorang gadis berusia 22 tahun nampak muak melihat pemandangan yang terpampang nyata melalui netra matanya yang berwarna cokelat terang. Wajah blasteran yang diturunkan dari sang ayah benar-benar membuatnya tampak cantik mempesona walau kesan jutek dan angkuh sangat kentara."Come on Fiqa, ayok ikut kita disini Joget-joget. Kita rayain kelulusan kita," ucap Clara salah satu sahabatnya."Malas, kalian aja," sahut Fiqa cuek."Minumnya Mbak?" Seorang pelayan wanita menawarinya minum."No thanks." Fiqa mengamati seisi ruangan hingga matanya tertuju pada mata Elang.Fiqa memutar bola matanya jengah melihat tampang tengil Elang yang selalu SKSD padanya. Usia Elang persis seperti kakak kembarnya.Elang menghampiri Rafiqa dan sengaja duduk di sebelahnya."Kamu gak ikut te
Baca selengkapnya
66. Sesion 3 : 2. Oke, Aku yang Putuskan
Rafiqa sudah didandani dan memakai kebaya putih simpel namun elegan. Wajah cantiknya bertambah, sayang tak ada senyum sedikitpun pada bibirnya."Senyum dong Mbak, jangan cemberut. Kalau cemberut kesannya si Mbak kayak dinikahkan secara paksa," sahut Bu Dewi si perias."Ehmmmm ...," jawab Fiqa.Dalam otaknya Fiqa sedang merancang strategi untuk menggagalkan pernikahan ini. Tapi dengan cara apa? Haish ... Fiqa merutuki dirinya. Kalau saja dia mengingat pelajaran biologi. Padahal dia berasal dari keluarga dokter. Kedua orang tuanya dokter, kakaknya dokter, dan SMA-nya jurusan IPA. Haish. Lagi-lagi Fiqa merutuki kebodohannya."Fiqa," teriak ketiga sahabatnya.Fiqa menoleh dan tersenyum tipis."Selamat sayangku. Sakinah, mawadah dan waramah ya?" ucap Sofia."Semoga cepat dapat momongan ya cinta." Kali ini Linda yang bersuara."Semoga malam pertamanya lancar ya. Hahaha." Si usil Clara menggodanya.Suara tawa terdengar riuh di kama
Baca selengkapnya
67. Sesion 3 : 3. Elang Lagi
"Bali ... kami datang!" teriak Clara semangat.Empat sekawan Clara, Linda, Sofia dan Rafiqa baru sampai di bandara Ngurah Rai. Mereka langsung memesan grab menuju hotel yBali ... kami datang!" teriak Clara semangat.Empat sekawanang mereka sewa."Yes ... ayok kita semua berenang," ajak Linda.""Ayo," seru mereka serempak.Mereka berjalan menyusuri pantai Kute. Begitu sampai di sana ketiga sekawan langsung saling memberi kode kemudian membuka jaket yang mereka gunakan dari tadi. Astaga?!Rafiqa cuma melongo melihat tingkah nyeleneh ketiga sahabatnya. Mereka menggunakan bikini. Memang sih dipadukan dengan hot pants."Ayok Fiq, kita berenang. Kita cari bule ganteng buat kenalan," seru Sofia."Males, di rumahku udah ada tiga bule ganteng kok. Aku pengin cari yang lokal aja. Eksotik," sahut Fiqa cuek."Halah, gayamu Fiq. Kemarin aja kamu hampir nikah sama Elang yang kulitnya putih bukan cokelat kok," cibir Clara"Terse
Baca selengkapnya
68. Sesion 3 : 4. Terpesona
Hari ini, Fiqa dan kawan-kawan berencana ke Tanjung Benoa. Sampai di lobby hotel, Fiqa kaget karena mendapati Elang sudah menunggu mereka."Mas Elang?" panggil Clara antusias."Hai semua, nyenyak tidurnya?" sapa Elang ramah lalu tersenyum manis menampilkan kedua lesung pipinya.Keempat gadis itu terdiam. Terpesona tepatnya. Mereka melongo sesaat melihat keindahan makhluk Tuhan dalam wujud Elang. Fiqa yang pertama kali sadar akan kekhilafan segera berdehem."Ekhem. Mas El mau apa kesini?""Nemenin kalian ke Tanjung Benoa.""Hah?" Fiqa membelalakkan matanya. Maksudnya? Refleks Fiqa menatap ketiga kawannya yang memasang mimik muka sok polos. Tapi dasarnya Sofia memang polos dia langsung menyeletuk dan terbongkarlah konspirasi ketiga kawan Fiqa."Makasih ya Mas, mau nemenin kita main ke Tanjung Benoa. Untung Linda nyari kontak Mas El di HP-nya Fiqa," sahut Sofia ceria.Fiqa langsung menatap tajam ke arah para sahabatnya. Clara dan
Baca selengkapnya
69. Sesion 3 : 5. Seila
Malam ketiga di Bali, Fiqa dan para sahabat sedang menikmati drama pertunjukan tari Kecak. Jangan lupakan sang mata Elang juga turut serta.Fiqa begitu antusias melihat pertunjukkan yang terpampang melalui netra. Sedangkan ketiga sahabatnya sibuk mencari perhatian sama si mata Elang."Elang." Sebuah suara memanggil Elang.Elang menoleh dan mendapati temannya Seila dan Bram."Hai Sei, hai Bram," sapa Elang ramah dan menjabat tangan Seila dan Bram."Hai juga. Sendirian kamu?" tanya Seila sedangkan Bram hanya mengangguk pelan tanpa mengucapkan sepatah katapun."Nih bareng mereka." Elang menunjuk Fiqa dan para sahabatnya."Duh. Jadi tour guide kamu," goda Seila."Enggak kok nemenin aja. Eh aku sama mereka dulu ya." Elang segera menghentikan basa basi mereka. Dia merasa tak nyaman dengan tatapan Bram yang penuh api kecemburuan padanya.Elang, Seila dan Bram teman kuliah S1 di UI. Sama-sama mengambil ilmu hukum. Elang tahu Seila m
Baca selengkapnya
70. Sesion 3 : 6. Kamu Milikku
Malam ini bulan tampak penuh sempurna. Cahayanya menambah semarak kawasan pantai Kute yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik domestik ataupun mancanegara.Fiqa cs tengah menikmati malam dengan memanggang jagung dan daging. Fiqa walau jutek pintar memasak, anaknya Mamah Nasha gitu loh. Kalau gak bisa masak bakalan di coret dari KK. Jadi, disinilah Fiqa sebagai koki utama yang sibuk meracik bumbu daging dan jagungnya. Sedang Elang sibuk mengipas-ngipasi dagingnya. Pokoknya tukang sate ganteng rupawan dah. Dijamin kalo jadi tukang sate pelanggannya banyak dari mulai mak-mak berdaster sampai ABG labil. Ketiga sahabat Fiqa sibuk membantu, Clara dan Sofia bertugas membakar jagung. Sedangkan Linda membantu Fiqa mengoleskan adonan bumbunya."Hai semua?" sapa tiga cowok ganteng ke arah mereka."Mas Vino.""Mas Angga.""Mas Jovan."Teriak ketiga sahabat Fiqa kepada ketiga cowok itu. "Wah seru sekali boleh gabung gak?"
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status