All Chapters of Takdir Cinta Naila: Chapter 81 - Chapter 90
139 Chapters
Siapa wali nikah Ade?
Tanpa menunggu jawaban dari orang yang ditujunya, Naila segera menonaktifkan data internet. Kemudian meletakkan ponsel kembali ke pembaringan. Dia masih sempat mengelus kepala putri semata wayangnya sebelum beranjak pergi dari kamar menuju ruang dapur. Sesampainya di dapur, dia menghidupkan kompor dan mulai merebus air. Sebentar lagi biasanya Khairul akan datang. Laki-laki itu begitu sabar menghadapi dirinya dan putrinya. Sementara di kejauhan, terdengar suara ayat-ayat suci Al-Qur'an yang menandakan bahwa waktu subuh sudah hampir tiba Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar Asyhadu alla ilaha illallah asyhadu alla ilaha illallah Hanya perlu waktu beberapa menit, kumandang adzan subuh  menghanyutkan suasana. Naila segera mematikan kompor dan menaruh air panas di dalam termos yang sudah disediakan. Kemudian segera beranjak menuju kamar mandi. "Abang ...!" Naila tersentak kaget melihat laki-laki it
Read more
Ketukan di balik pintu
"Sini, Nak. Ayo kita segera shalat subuh. Om Khairul sudah menunggu sejak tadi," kata Nayla terbata. Ia berusaha menyembunyikan perasaan kagetnya. Gadis kecil itu menganggukkan kepala. kemudian segera menghamparkan sajadah di samping ibunya. Sementara Khairul berdiri menghadap kiblat dan memulai takbiratul ihram. Allahu Akbar.. Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)Nya ialah dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. Ar-Rum :21. Khairul mengakhiri ritual shalatnya dengan berzikir dan doa yang diamini oleh sepasang ibu dan anak itu. ❣️❣️❣️ "Om," ucap Nayra setelah dia selesai menyetor hafalannya kepada Khairul.
Read more
Kedatangan Ammad
"Abang ...!!" Suara Khairul memecah keheningan suasana rumah. Naila yang masih berada di dapur pun berlari kecil menuju ruang depan.  "Abang ...!!" Suara wanita itu tak kalah keras tatkala menyaksikan sosok lelaki di hadapannya. "Abang datang, De. Abang ingin hadir di hari pernikahanmu." Laki-laki itu memaksakan bibirnya untuk tersenyum. Pandangan matanya beralih pada Khairul yang juga balas menatapnya tajam. "Jadi calonnya Naila itu, Kamu, Rul?" Laki-laki itu mengangguk. Ia duduk bersila mengikuti Ammad dan Naila yang sudah duduk lebih dulu. "Aku sudah seminggu berada di sini, Bang." Khairul menjelaskan secara hati-hati. Dia tahu, laki-laki yang duduk di dekatnya itu masih menyimpan rasa terhadap Naila. Sewaktu-waktu bisa saja rasa cemburu mengalahkan akal sehat seorang Ammad. "Orang tuaku memintaku untuk menjemput Naila dan putrinya. Mereka sudah merestui hubungan kami," ucap Khairul. "Lalu bagaim
Read more
Kau adalah pemenang
Sebenarnya tujuan dia untuk membekali wanita itu dengan buku tabungan serta kartu ATM itu tak lain karena dia tidak mau lagi wanita itu bekerja sebagai pelayan warung makan ibu Diana. Dia tidak mau ada laki-laki iseng yang mengganggu Naila. Dia tidak sampai hati melihat wanita yang di cintainya harus bekerja keras demi sepiring nasi! Naila tetaplah Naila. Wanita keras kepala itu tak pernah mau hidup dari belas kasihan orang lain. Dia akan tetap bekerja untuk menafkahi dirinya dan putrinya. Dia tak pernah sudi makan dari keringat orang lain. Hufff ... Akhirnya laki-laki itu bangkit dari tempat duduknya ketika mendengar alunan suara iqomat dari musala dekat rumah. Dia bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. ❣️❣️❣️ "Jadi kapan kalian akan menikah?" tanya Ammad kepada Khairul. Mereka tengah sarapan bersama di dapur. "Hari Jumat ini, Bang. Ba'da juma
Read more
Panggil aku Ayah, Nak
"Om ...!" seru Nayra. Mereka dalam perjalanan pulang ke rumah. " Ada apa, Nayra?" sahut Ammad. Dia tengah berkonsentrasi  dengan motornya. "Kenapa Mama menikah dengan Om Khairul? Padahal Nayra selalu berdoa semoga Om yang menikah dengan Mama dan menjadi Ayah Nayra," keluhnya. Mukanya cemberut. Laki-laki itu sontak menginjak rem dan menghentikan motornya ke tepi jalan. Dia merangkul pundak gadis kecil itu. "Memangnya kenapa, Nak? Om Khairul kan juga baik dengan Nayra. Dia  sayang dengan Nayra. Tidak apa-apa lah kalau Nayra menjadi anaknya om Khairul," sahutnya. Ia memaksakan dirinya untuk tetap tersenyum di hadapan bidadari kecil kesayangannya. "Nayra jadi sedih. Om nggak jadi ayah Nayra!" rajuknya. "Kenapa sedih, Nak? Om tetap kok jadi ayah Nayra. Begini, Nak ...." Ammad menjeda ucapannya. Dia mendudukkan gadis kecil itu ke pangkuannya. "Mama Nayra akan menikah dengan Om Khairul. Berarti Om Khairul menjadi aya
Read more
Akad nikah
Siang ini begitu cerah. Naila tengah duduk manis di kursi. Sementara para penata rias menjalankan tugasnya. Sejujurnya Naila merasa tak nyaman dengan semua ini. Ia tak terbiasa di dandani seperti ini. Sehari-hari ia hanya memakai bedak bayi dan lipstik yang ia sapukan tipis di wajah dan bibirnya. Akan tetapi, hari ini dia adalah pengantin yang harus berdandan secantik mungkin dan memakai pakaian yang bagus. Ah, membayangkan itu membuat wanita itu tersenyum malu. Hanya dalam hitungan menit, dia resmi menjadi seorang istri dari lelaki yang selama ini begitu gigih memperjuangkannya. Ya, takdir cinta telah mempertemukan mereka! Jodoh itu sebuah misteri. Kita tak pernah tahu akan berpasangan dengan siapa. Naila juga tak pernah menyangka akan menjadi istri seorang lelaki yang bahkan saat berpamitan dengan dirinya dulu, malah akan menikahi wanita lain. "Kamu cantik sekali, Nai. Sayang, selam
Read more
Jangan menangis, anakku
KH. Abdul Malik menoleh ke sebelah kanan dan kirinya. "Sah ...!" Suara ustadz Ahmad Syam'ani dan KH. Khalilur Rahman nyaris bersamaan. "Alhamdulillah.." "Barakallahu laka wa baraka alaika wa jama'a baina kuma fi khair ..." "Semoga Allah mempersatukan hati kalian berdua, melimpahkan berkahNya atas kalian, memberikan keturunan yang baik bagi kalian dan menjadikan mereka kunci-kunci pembuka Rahmat, sumber segala nikmat dan pembawa keselamatan bagi umat." Amin.. Serentak semua yang hadir mengaminkan. Khairul merasa  tubuhnya seperti bunga mekar yang di hinggapi kupu-kupu. Kebahagiaan ini tak bisa di lukiskan. Bahkan untuk berucap saja lidahnya terasa kelu. Ia hanya sanggup mengangguk ketika sang wali nikah wanitanya, KH. Abdul Malik menjabat tangannya. Ia hanya sanggup mencium tangannya yang mulia. Demikian juga
Read more
Cinta yang bertasbih
"Perpisahan adalah hal nyata yang harus kita alami dalam hidup ini.""Perpisahan dalam bentuk apapun. Terutama perpisahan antara roh dengan jasad." Ammad menatap Naila yang hanya bisa tertunduk dan menyembunyikan air matanya."Hari ini, perpisahan itu harus terjadi. Perpisahan secara zahir, jasad dengan jasad. Kita tak bisa lagi saling memandang.""Tapi bukankah, senantiasa ada pertemuan jiwa dengan jiwa, pertemuan dalam doa yang senantiasa di panjatkan di sepertiga malam kita?"Ammad mengelus kepala Naila dengan tangan gemetar."Selamat menempuh hidup baru, Ade. Jadilah istri shalihah buat suamimu, menjadi cahaya penyejuk jiwa bagi keluargamu. Barakallah ...."Ammad mengambil tas ransel yang teronggok di lantai. Kemudian memeluk Khairul sekali lagi."Titip Naila dan Nayra ya, Rul. Jagalah mereka baik-baik.""Abang juga jaga diri baik-baik
Read more
Percintaan menjelang subuh
 Butiran embun tampak malu-malu mengintip dari balik kaca jendela. Dia seperti tak kuasa menatap sepasang insan yang tengah memadu kasih di balik selimut dan dinginnya cuaca menjelang waktu subuh.Perempuan itu terus menggeliat ketika bibir sang suami mulai mengabsen setiap inci di wajahnya dengan begitu lembut hingga menyentuh bagian paling intim di wajahnya. Bibirnya yang ranum merah alami mulai merasakan benda kenyal dan basah yang menekan bibirnya, mengajaknya untuk bertukar saliva.Ah, tak puas puasnya mereka melakukan hal itu sepanjang malam. Mengulang dan terus mengulang penyatuan diri mereka. Naila bahkan hanya bisa tertidur beberapa jam dan menjelang subuh mereka kembali mengulangi percintaan ini.Perempuan berparas cantik itu menjerit kecil ketika sang suami mulai memasuki inti dirinya. Ada rasa nyeri dan ngilu bercampur, mewarnai kenikmatan yang dirasakannya. Oh Tuhan,
Read more
Wanita pertama
  Perempuan itu kembali duduk di pinggir ranjang. Netranya memandang sekelilingnya. Kamar yang indah. Hiasan ala kamar pengantin dengan bau harum bunga memenuhi seluruh ruangan. Dengan susah payah, perempuan itu berusaha menggerakkan tubuhnya. Tangannya meraih sebuah gamis rumahan berwarna merah hati, lalu mengenakannya. Dia pun mengambil selembar jilbab untuk menutupi kepalanya. Di saat bersamaan, suaminya memasuki kamar sekembalinya dari kamar mandi. Laki-laki itu terlihat lebih segar. Sisa-sisa air yang memercik saat dia mengibaskan rambutnya menimbulkan sensasi tersendiri. Sebelum memulai langkahnya meninggalkan kamar tidur mereka, Naila masih sempat menatap wajah sang suami yang nampak berbinar. Tampak jelas aura kebahagiaan tersirat di sana. Tatapan yang hangat saat mereka bersitatap. Perempuan muda itu akhirnya menutup pintu kamar dan melangkah keluar dengan langkah t
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status