All Chapters of Pria Sampah Tak Terduga: Chapter 91 - Chapter 100
155 Chapters
91
Kekalahan telak yang di alami oleh Nayaka dan juga Gentala waktu itu ,  membuat Raden Brama Wijaya mau pun Prabu Jayandra  menyadari bahwa mereka terlalu meremehkan lawan. Apalagi keberadaan Candani yang menjadi ancaman terbesar mereka.   Seperti yang di katakan Nayaka, Candani adalah seorang penyihir  yang memiliki kekuatan yang  setara dengan Dewa Agung, bahkan Gentala yang memiliki kekuatan besar  tak mampu melukainya atau pun menggoresnya.  Mereka  harus memutar otak untuk bisa menemukan cara agar bisa mengalahkan wanita itu dan meraih kemenangan telak.   Sejak Gentala menawarkan Kontrak, Nayaka sering menghindarinya, bahkan beberapa kali saat dirinya berpapasan, dia akan mencari seribu alasan, agar pembicaraan mereka tak menjerumus ke sana.   Bukankah akan terasa aneh jika si pemarah  dan si ketus Gentala akan memanggilnya  dengan panggilan Tuan? Memikirkannya saja sudah
Read more
92
Perang pun kembali pecah, namun kali ini mereka dapat mengimbangi peperangan tersebut, sebab Nayaka dan Gentala yang telah bersatu, kekuatan mereka pun bertambah berkali-kali lipat seperti yang di katakan Gentala sebelumnya. Karena kontrak yang di lakukan mereka, membuat ingatan Gentala hilang sepenuhnya. Dia bahkan melupakan masa kecilnya dan juga persahabatan yang telah mereka bangun dua puluh lima tahun, hal ini di ketahui oleh  Raden Brama Wijaya membuatnya  sangat sedih karena Gentala yang sekarang bukan lah Gentala yang dulu. Tak hanya melupakan masa lalunya, sikap dan cara berbicaranya pun menjadi berubah  aneh, menjadi sosok penurut dan juga penyabar, tak peduli seberapa banyak Nayaka memerintahnya, dia akan melakukan nya saat itu juga. Melihat sikapnya berubah membuat Nayaka ingin membatalkan kontrak tersebut, namun, bukan hal mudah untuk membatalkan kontrak tersebut, sebab, syarat untuk membatalk
Read more
93
Nayaka yang telah memakan sepotong daging yang di ambil dari tubuh Gentala, membuatnya yang tadinya telah kehabisan tenaga, tiba-tiba memiliki kekuatan baru.  Berbanding balik dengan Gentala yang semakin  terbaring lemah, sebab, setengah  kekuatannya telah di ambil oleh tuan nya sendiri. Dengan kekuatan baru di tubuhnya, Nayaka pun menghampiri tubuh sahabatnya  lalu merapalkan sebuah mantra yang kemudian di ikuti oleh  cahaya kuning yang mengitari tubuh sahabatnya itu. Sebelum tubuhnya tersegel sepenuhnya, ia mendengar bahwa segelnya hanya bisa di buka oleh  darah dari keturunan Raden Brama Wijaya, ke dua kelopak matanya nya perlahan menutup, tubuhnya pun akhirnya tersegel di sebuah buku kosong. Buku itu terus terombang ambing  tanpa arah selama ratusan tahun, hingga akhirnya ia bertemu dengan Juan. " Jadi, tuan Nayaka mengatakan bahwa segel guru hanya bisa di buka oleh keturunan Raden
Read more
94
Wulandari adalah salah satu murid paling berbakat  di Akademi Kancah Nangkub yang memiliki kekuatan element tumbuhan. Element ini adalah element terlemah dari ke empat element lain nya. Meski begitu, tak banyak yang tahu bahwa dengan element yang milikinya ini  Gadis ini  mampu membunuh monster dan iblis tingkat tinggi  seorang diri dengan mudah.  Karena sisi kuat yang di milikinya jarang terlihat oleh orang lain, membuatnya tetap di pandang lemah baik itu di luar Akademi maupun di dalam Akademi. Namun seluruh murid Akademi Kancah Nangkub sangat menghormatinya, sebab, dengan kemampuannya dalam mengobati segala macam luka dan tak pernah pandang bulu, siapa pun datang padanya dengan luka? Maka ia langsung mengobatinya sebisa mungkin. Karena sikapnya yang tak pernah pandang bulu, membuatnya mendapat julukan sebagai Ibu Perinya Akademi Kancah Nangkub, Sebelum Wulandari menjadi murid Akademi Kancah Na
Read more
95
" Juan, aku kecewa padamu, bagaimana bisa kamu tak mempercayai ku bahwa aku adalah murid di sini. " Ucap Kerta Putra yang di penuhi nada kecewa setelah melihat raut wajah yang di berikan Juan padanya. " Maafkan aku Kerta, aku tak bermaksud menyakiti perasaan mu, hanya saja aku sedikit terkejut. " ungkap Juan penuh sesal. Kedua tangan Kerta Putra terlipat di depan dada seraya mendengus, ia  menyadari bahwa dirinya memang lah lemah, apalagi ia masuk ke Akademi ini berkat koneksi yang di mliki kakaknya, Wulandari. Terkadang memiliki seorang teman yang terlalu jujur membuat hatinya terasa sakit dengan sikapnya, salah satunya teman nya ini, yang langsung memberinya raut terkejut ketika dirinya mengatakan bahwa dirinya adalah murid di Akademi ini. Hal yang di alaminya ini bukan sekali dua kali, tapi sangat sering, apalagi ketika semua orang tahu bahwa ia masuk ke Akademi berkat koneksi yang di milikin
Read more
96
Sesampainya di rumah, Kerta Putra langsung  di hadang oleh kakaknya yang sudah berkacak pinggang di depan gerbang, namun, bukannya takut atau merasa bersalah seperti biasanya, ia  malah langsung  berlari terbirit-birit menuju  ke tempat Nenek nya berada, melewati kakaknya begitu saja. Sesampainya di kamar Sang Nenek, tanpa berpikir panjang Kerta Putra langsung  menyuntikkan obat itu ke dalam tubuh Sang nenek, Jantung nya semakin berpacu, antara habis berlari atau karena dirinya merasa  harap-harap cemas, takut jika dirinya terlambat menolong sang nenek, setelah menunggu beberapa saat, kedua kelopak Sang Nenek terbuka perlahan, dan sekali lagi lebam hitam di tubuhnya menghilang sepenuhnya, Kedua sudut bibir Kerta Putra tertarik ke atas, air matanya mengalir begitu saja di antara ke dua pipinya, tubuhnya merosot ke bawah dengan perasaan lega dan juga lelah, Wulandari yang awalnya berniat marah
Read more
97
" Kenapa kamu tidak bilang dari tadi? " ucap kesal Gentala, ia pun beranjak bangkit dari kursinya, tak lupa sebelumnya ia  merapihkan terlebih dahulu satu set pakaian itu dengan hati-hati, merapihkan nya dengan penuh kasih sayang, serta  memperlakukan nya layaknya sebuah harta yang sangat berharga. Ke dua iris mata Juan menatap iri pada satu set pakaian itu, sebab ia tak pernah mendapatkan perlakuan istimewa seperti  yang di dapat pakaian itu  dari gurunya. Menyadari bahwa murid nya tak berada di belakangnya, Gentala pun menghentikan langkahnya lalu berbalik, menyadarkan muridnya yang masih termenung. " Apa yang sedang kamu lakukan? Cepat bawa aku ke sana. " Dengan mencebikkan bibirnya, Juan pun memimpin  gurunya,  membawanya ke tempat Wulandari di mana bunga itu berada. Alis Gentala naik sebelah, memperhatikan sikap aneh dari muridnya, namun ia tak ambil pusing sebab ad
Read more
98
" Se. . . Dengan buru-buru, jari Sekar menghentikan gerak bibir Juan, kepalanya celingak celinguk mengamati keadaan. Tanpa  berbicara, tangan  gadis itu menarik tangan Juan membawanya ke jalan gang-gang sempit nan gelap, padahal sinar matahari telah menyinari beberapa tempat di sana. Meski kepalanya tengah  penuhi oleh  sejuta pertanyaan, namun Juan memilih membungkam mulutnya, ia terus mengikuti langkah kaki Sekar yang entah kemana gadis itu membawanya pergi? Setelah melewati banyak gang sempit, Sekar pun membawanya ke sebuah kedai makanan sederhana, tapi, meski dari luar tampak sederhana dan juga kecil, namun begitu masuk ke dalam kedai itu  memiliki banyak ruangan dengan berbagai gaya dan juga ukuran yang beragam. Salah satunya adalah ruangan yang berada tetap di depan Juan saat ini, dari depan ruangan itu tampak biasa saja, namun begitu pintu ruangan itu di buka, ruangan
Read more
99
Sepulangnya dari kota, Juan langsung berlari ke ruangan tempat kakeknya berada, beruntung saat itu tak ada siapa pun di sana, dengan antusias ia kemudian menceritakan tentang pertemuan nya dengan ibunya tadi pagi di kota, ia juga mengungkapkan kekecewaan nya terhadap Sang Kakek, karena tak memberitahukan tentang keberadaan ibunya yang sudah berada di rumahnya. Uhuk! uhuk! Tiba-tiba Yodha Wisesa terbatuk hingga menyemburkan air yang berada di dalam mulutnya, dirinya  terkejut, begitu mendengar penuturan dari cucunya yang mengatakan bahwa putrinya sudah berada di rumahnya, di rumah apanya? Dia bahkan belum mengetahui jelas di mana keberadaan putrinya. Ia pun terdiam seraya menimang-nimang apakah ia harus memberitahu cucunya atau merahasiakan nya? " Ada apa Simbah? " tanya Juan  penasaran dengan sikap terdiamnya sang  kakek seraya membantu menyeka air yang berada di sudut  bibirnya menggunkan sapu tangan yang selalu di bawan
Read more
100
Sejak Juan yang pernah menghilang waktu lalu, membuat Rengganis maupun  Ling ling semakin menempelinya, mereka berdua bahkan diam-diam menyuruh bawahan mereka untuk mengawasi dan memperhatikan gerak gerik dari Juan, serta melaporkan jika ada orang yang mencurigakan yang berusaha mendekati Juan. ' Dasar kurang kerjaan. ' batin Gentala Menyadari kelakuan ke dua gadis itu yang menurutnya sangat  berlebihan, membuat kepala Gentala terasa pening, ia tak mengerti kenapa kedua gadis itu sangat terobsesi dengan muridnya yang bodoh, padahal masih ada banyak pria yang lebih baik dan lebih tampan dari muridnya itu salah satunya Raden Rahadyan, tak hanya seorang putra mahkota dengan kehidupan yang menjanjikan, dia juga memiliki paras yang tampan, meski tak setampan dirinya. Ada pula Bajra Mahesa, meski pria itu menyebalkan, tapi dia  merupakan salah satu pria yang menurutnya memiliki paras yang tak jauh berbeda dari saudaranya.&nb
Read more
PREV
1
...
89101112
...
16
DMCA.com Protection Status