All Chapters of Pria Sampah Tak Terduga: Chapter 111 - Chapter 120
155 Chapters
111
Dewi Ayu tak pernah menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan putranya secepat ini, terakhir kali mereka bertemu saat di kota waktu lalu. Itu pun ia lakukan dengan susah payah. Jika saja Sekar tak memberi tahunya  tentang pertemuannya dengan  Juan, mungkin saja Dewi Ayu tak akan mengambil tindakan senekat itu. Tapi demi bertemu dengan anaknya, apapun akan ia lakukan. Tapi setelah pertemuan itu, karena terlalu fokus mendengarkan cerita dari Sang putra, dirinya menjadi  lupa untuk memberi tahu putranya tentang identitas nya dan juga tentang sosok Ayahnya. Ia pun hanya bisa mengutuk dirinya sendiri atas kebodohan yang di lakukannya. Seakan sudah di takdirkan oleh Dewa Agung, saat  tengah  berjalan-jalan untuk menghilangkan ke bosanan, netranya tak sengaja menangkap seseorang yang sedang melamun di tepi danau, awalnya ia mengira bahwa orang itu adalah Raden Rahadyan, tapi semakin di perhatikan, orang itu terlihat seper
Read more
112
Meski itu di sebut sebagai acara makan siang keluarga yang sangat di impikan oleh Juan sejak dulu, namun nyatanya  makan siang itu tak seperti yang selalu ia pikirkan selama ini, harusnya makan siang itu terasa spesial dan juga hangat, tapi nyatanya, hanya ada kecanggungan dan kebencian  yang tersembunyi di sana. Tak peduli betapa enak dan menarik makanan di depan matanya, tak membuatnya tergugah, yang ada hanya ada rasa hambar yang memenuhi indera perasanya. Makan siang ini bukanlah yang di inginkannya. Rasanya Juan ingin pergi dari sana dan pergi ke tempat di mana guru dan teman-temannya berada, bersama mereka  dirinya terasa memiliki keluarga yang sesungguhnya. Ah, apa mereka baik-baik saja? Ku harap mereka baik-baik saja?  " Bukankah ini adalah momen langka? Keluarga kita akhirnya bisa berkumpul lagi hahaha. " ungkap sang Raja yang mencoba memecah keheningan di sana. " Gusti t
Read more
113
Mendengar permintaan yang keluar dari mulut  Sang Ayah, membuat Juan sedikit kebingungan, dan juga canggung pasalnya ini adalah kali pertama dirinya bertemu dengan Sang Ayah, mendadak lidahnya sulit untuk di gunakan. Ia pun menatap wajah ayahnya dengan perasaan takut-takut. " A... a... a ... " Jika memanggilku dengan panggilan  Ayahanda terlalu sulit untukmu. Lakukan lah secara perlahan, untuk saat ini kamu bisa memanggilku hati mu dan aku tak keberatan sama sekali. "  Gusti Prabu Maheswara, kembali menyesap secangkir teh di tangannya. " Jangan terlalu memaksakan diri, aku tak mau membuat putraku pergi lagi hanya karena aku menginginkan mu memanggilku dengan panggilan Ayahanda. " tambahnya dengan nada sedikit bercanda. Rona wajah Juan tiba-tiba memerah semerah tomat, dirinya merasa malu karena tak bisa mengatakan satu kata itu. Meski tak tahu kapan? tapi rasanya kehangatan dan kedekatan ini seperti pernah di alaminya.&
Read more
114
Juan  bukanlah anak yang pemarah atau pun pendendam, namun untuk pertama kalinya dalam hidup. Dewi Ayu melihat dan merasakan kemarahan dalam diri putranya. Sejak saat itu putranya sering mengabaikannya dan lebih memilih menghabiskan waktunya bersama ayahnya yaitu  Gusti  Prabu Maheswara dan juga sekaligus suami dari dirinya. Entah sudah berapa banyak Dewi Ayu  berjalan bolak balik di dalam kamarnya? dirinya merasa tak tenang dan juga gelisah, Ia bahkan  mengutuk dirinya karena tak menjelaskan pada putranya sejak awal, jika saja dirinya mengatakannya sejak awal, mungkin hal ini tak akan pernah terjadi. Kepalanya tiba-tiba menjadi sakit, bahkan beberapa hari ini nafsu makannya selalu hilang entah kemana? Ia pun terduduk dengan salah satu tangan yang memijat pelipisnya. Tiba-tiba pintu ruangan itu di ketuk, '" Bibi, ini aku Sekar. Bolehkah aku masuk? " ucapnya dengan sedikit ber
Read more
115
Meski Sekar mengatakan bahwa semua itu bukan salahnya, kendati begitu perasaan Juan tetap merasa tak tenang, hatinya begitu gusar. Apalagi mengetahui bahwa ibunya sedang dalam kondisi tak sehat membuatnya semakin bersalah. Bersama dengan Widura, dirinya terus berjalan bulak balik  memutari ruangannya, sedangkan rubah itu memilih menonton sejenak, menguap, meringkuk lalu memilih tertidur membiarkan tuannya sibuk dengan dunianya sendiri. " Guru, Apa yang harus  aku lakukan? " gusarnya. Gigi-giginya tak berhenti menggigiti kuku ibu jarinya. " Apa sakitnya semakin parah? " Pikirannya menjadi semakin runyam saat ibunya tak menghadiri makan pagi. Membuat nafsu makannya menghilang, ia pun hanya memainkan makanannya. Hal tersebut membuat Gusti Prabu Maheswara menyadari dengan sikap anehnya, " Ada apa Juan? Apa kamu tak menyukai makananmu? " Tangan Juan terhenti, menyadari bahwa dirinya sedang menja
Read more
116
Alasan Dewi Ayu tak pernah menceritakan masa lalunya  dan juga asal muasal racun  yang terdapat di dalam tubuh Juan, itu  semua karena dirinya belum menemukan orang yang meracuni dirinya, tapi dirinya sudah mencurigai seseorang, orang yang kemungkinan memiliki dendam mendalam padanya, yaitu Sri Niang, Sang Ratu di negeri ini. Sejak dirinya masuk ke kedalam istana dan menjadi selir kesayangan Gusti Prabu Maheswara, membuat semua selir Raja termasuk Sri Niang  diam-diam menaruh dendam terhadapnya, tapi kebencian terbesar hanya  terpancar dari Sri Niang, karena sejak kedatangaannya, wanita itu tak pernah lagi menjadi wanita kesayangan Sang Raja. Namun karena tak memiliki bukti yang kuat ia pun hanya bisa diam.  Awalnya ia tak tahu bahwa  ada racun di dalam tubuh putranya, karena sejak itu ia mengira bahwa putranya memang terlahir sebagai manusia biasa, hingga dirinya bermimpi bertemu dengan seorang pria t
Read more
117
" Apa kamu sudah gila?! Bagaimana bisa kamu mengatakan bahwa putra ku akan melakukan hal buruk pada kerajaan ini. " Dewi Ayu pun merebut paksa putranya dari tangan suaminya. Memeluknya dengan erat. Sorot matanya menajam. Meski begitu tak ada rasa belas kasihan yang terpancar di dalam mata Sang peramal itu, dia malah mengeluarkan sebilah pedang dan menghunuskannya ke arah Dewi Ayu. " Karena aku bisa melihat masa depan anak ini. "  " Persetan! Dengan apa yang kamu ucapkan, meski nyawa yang akan menjadi taruhan. Tak akan kubiarkan siapa pun menyentuh putraku meski pun itu hanya sehelai rambutnya. "  ucap tegas Dewi Ayu yang semakin mengeratkan pelukannya. Tubuhnya menyentuh dinding ruangan itu membuatnya semakin terpojok. Jdarrr!!! gemuruh petir pun melengkapi suasana mencekam di dalam ruangan itu, dengan  hujan yang semakin deras. " Kekeke. " tiba-tiba sang peramal terkekeh geli, ia pun
Read more
118
Karena sejak dulu dirinya suka berpetualangan, Dewi Ayu pun langsung terbiasa, namun kali ini terasa berbeda, karena kali ini ia tak sendiri, bersama dengan putra kecilnya. Petualangan itu terasa lebih menantang dari sebelumnya. Akan tetapi, karena putranya hanyalah manusia biasa membuatnya sedikit cemas, karena menurutnya  tak selamanya dia bisa melindungi putranya dari bahaya   Ia pun memutuskan mencari desa yang aman dari monster serta menghindari  dari kejaran  prajurit  yang masih mengincar dirinya beserta putranya. Suatu hari  ibu dengan anak satu itu bertemu dengan seorang wanita  yang sama-sama membawa seorang anak seperti dirinya, tengah kesulitan membawa sekeranjang kayu bakar berukuran besar di punggung kecilnya, karena tak tega, Dewi Ayu pun membantunya dengan membawa setengah dari mereka. " Terima kasih sudah menolong kami, " ucapnya. " Ngomong-ngomong, mbakyu ini oran
Read more
119
Setelah lepas dari cengkraman keluarga Gurnito, Dewi Ayu pun akhirnya  bisa bernafas dengan  lega. Tapi ia masih penasaran dengan orang yang telah menjebak dirinya, Ia pun diam-diam mencari orang tersebut. Namun, setelah mengetahui siapa orang yang menjebaknya membuatnya terkejut, dan tak pernah menduga bahwa orang yang membuatnya terjebak di altar pernikahan itu adalah Siti, sahabat sekaligus orang yang sudah di anggapnya sebagai keluarga. Dirinya tak pernah bahwa wanita itu akan mengkhianatinya seperti ini, bukankah mereka adalah keluarga? Lantas apa yang membuatnya berbuat seperti itu?  Karena rasa kekecewaan yang mendalam,Dewi Ayu pun memilih  pindah dari rumah Siti dan membuat rumahnya sendiri dengan  uang yang ia simpan selama ini. Sejak saat itu hubungan mereka sedikit merenggang,  Meski keduanya saling mengabaikan satu sama lain, tapi keduanya sepakat untuk tidak menyeret anak-anak k
Read more
120
Di depan Dewi Ayu, Bratawati bersama putranya tersenyum penuh kemenangan, jika saja Ranu ada di sini, wanita itu pasti tak akan berani berbuat seperti ini  terhadapnya. Sungguh satu keluarga yang menyebalkan. Mereka pikir dengan ketiadaan Ranu di sampingnya bisa berbuat dengan sesuka hatinya, sudah cukup  bagi dirinya yang sudah  bersabar  selama ini meladeni sikap mereka yang selalu berbuat sesuka hati, kini saatnya dirinya memberikannya pelajaran. Akan tetapi, " Ibunda! " Tubuh Dewi Ayu sedikit tersentak, ia berbalik, keningnya mengerut, mendapati putranya tengah berjalan setengah berlari menghampirinya  dengan raut  wajah terkejutnya." Juan? " Oh tidak! Kenapa putranya datang di waktu yang tidak tepat? Dewi Ayu pun  berusaha sebisa mungkin agar putranya tak semakin jatuh ke dalam masalahnya bersama Bratawati. Akan tetapi, tiba-tiba saja dirin
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status