Semua Bab PRISONER of HEAVEN: Bab 31 - Bab 40
65 Bab
Chapter 30
“Kejar! Cepat”Matthew merasa linglung saat ini. Ia bingung harus membawa dirinya kemana. kembali menolong Lynelle yang terjatuh atau kembali mengejar Belva yang sudah hilang dari jangkauan pandangannya.BRAK!!!Matthew terlambat.Perasaannya kembali berkecamuk saat mendengar suara tabrakan itu dan mendengar jeritan syok orang-orang di sekitarnya.Oh tidak.Matthew bergerak cepat dan menuju ke tempat kejadian dan benar saja. Sial! (.) Lynelle hanya mampu terdiam dan duduk tak berdaya di sana. Ia merasa asing dan canggung juga ketakutan. Lalu masalah apa yang akan ia hadapi setelah ini? Lynelle tak banyak bergerak, hanya mampu menunduk dan mengandalkan pendengarannya untuk memahami pergerakan di sekitarnya. Bahkan saat dokter keluar dari ruang darurat, Lynelle masih tetap berada di sana.“Ly..” panggil Matthew
Baca selengkapnya
Chapter 31
Benneth hampir saja menyemburkan blue ocean-nya saat Lynelle dengan santainya mengatakan bahwa dirinya akan menikah 2 bulan lagi. “Hey, pelan-pelan” Lynelle menyodorkan tisu kepada Benneth yang di ambilnya dan langsung menyeka bibirnya. “Kau?! Yang benar saja” ucapnya tak terima. “Nelle, aku tak tahu apa yang terjadi tapi, bukan kah ini terlalu cepat? Lalu bagaimana dengan Matthew?” “Kenapa dengan dia?”“Dia.. kalian.. ku pikir..” Lynelle hanya menggeleng. “Biarkan dia dengan dunianya. Kita sudah berjalan masing-masing selama 3 bulan terakhir ini. Lagi pula bukannya aku tak menganggapnya, dia tetap seperti kakakku” Saat ini Lynelle tengah berada di mini kafe bersama Benneth yang terletak di Headington dengan pemandangannya yang sangat sejuk. Mereka baru saja mendatangi kampus Benneth sebelumnya untuk melihat-lihat atas perintah Lynelle sebab dalam perjalanan mereka sedikit bingung harus kemana dan Benneth bercerita tentang masa kul
Baca selengkapnya
Chapter 32
“Bagaimana kabarmu Matt?” Lynelle membuka suara terlebih dahulu.“Aku merindukanmu”Jangan..“Kau tak merindukanku Ly?”“Tentu saja. Cukup lama kita tak bertukar kabar dan ini untuk pertama kalinya lagi aku melihatmu setelah setengah tahun lebih lamanya sejak terakhir betemu denganmu”“Kau masih bekerja di toko roti?”“Iya, tapi hari ini toko sedang tutup. Tuan Ethan Noah sedang mengantar Nyonya Alda ke rumah sakit untuk check up”Matthew mengangguk dan keheningan kembali terjadi di antara mereka.“Ly, maafkan aku yang jarang memberimu kabar, aku—““Tak masalah Matt. Lagipula aku juga sempat kehilangan ponsel dan baru menggantinya beberapa hari kemarin, aku juga nomor baru”“Tapi sebelumnya aku sudah jarang memberimu kabar, sangat jarang. Maafkan aku.”“Tak perlu minta maaf. Aku bisa mengerti,
Baca selengkapnya
Chapter 33
Carl dan Belva memutuskan untuk menunggu keadaan Matthew di luar begitu Matthew sudah di tangani oleh Carl dan tengah di infus dalam kamarnya. Mereka juga membersihkan rumah Matthew yang begitu berantakan.“Aku akan turun sebentar untuk membuang ini” ucap Carl pada Belva yang tengah mencuci piring. Belva hanya memberi anggukan tanpa membalikkan badannya.Setelah membereskan piring, Belva beralih menuju pakaian kotor Matthew dan mulai mencucinya, tak banyak, hanya pakaian yang berhamburan tadi dan celana training yang Matthew pakai sebelumnya.Belva menyenderkan dirinya pada tembok kamar mandi sembari berjongkok sedangkan pakaian tadi ia rendam dalam bathtub dan senangaja ia diamkan sesaat. Belva masih terpikirkan akan kejadian sejam yang lalu yang membuatnya menghela napas berat dan menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan.5 menit dalam keheningan tiba-tiba suara dentuman seperti sesuatu yang jatuh membuatnya terkejut dan langsung beranjak
Baca selengkapnya
Chapter 34
Panik menyerang Lynelle. Ia bingung harus berbuat apa, ia bahkan tak tahu sedang berada di mana. Jika sekarang ia berada di rumah Matthew, yang ia perlukan hanya mencari pertolongan di luar dan kembali menuju Edensor.Dengan pelan Lynelle mulai memindahkan tangan Matthew yang melingkar di pinggangnya lalu bergerak dengan pelan untuk keluar dari sana.“Mansion?”Lynelle cukup tahu jika ini bukan hanya sekedar rumah mewah biasa. Dengan desain elegan dan cukup luas dari rumah mewah biasa, membuat Lynelle sedikit kehilangan arah untuk menemukan pintu utama.Lynelle mulai berlari tanpa alas kaki menuruni tangga agar tak membuat kebisingan.Ia harus bergerak cepat sebelumMathew bangun dan menyadari ketidakhadirannya.Setiap pintu dengan model dan ukuran yang hampir sama ia buka.Kolam renang.Taman.Perpustakaan.Ruang pribadi.Namun tepat pada pintu terakhir yang b
Baca selengkapnya
Chapter 35
“Halo? Ini dengan siapa?”Jantung Lynelle mulai berpacu tak karuan tepat saat Noah mengangkat telponnya. Ia sangat ketakutan dan airmatanya kembali turun membasahi pipinya.“Noah, ini aku Lynelle!” ucapnya sambil berbisik dan menahan isakaknya. Ia tak boleh berisik agar Matthew tak menyadarinya.“LYNELLE?”“Noah, hiks.. Noah tolong aku.. aku tak tahu berada di mana sekarang”“Lynelle!! Hah..!! tenang Ly.. ucapkan dengan pelan hal-hal di sekitarmu yang bisa menjadi patokan”“Hiks.. ak-akuu tak tahu di mana ini. Orang-orang disini tak menggunakan bahasa Inggris. Mereka menggunakan bahasa lain yang takaku pahami”“Baiklah, ada lagi?sekitaran rumah, bagaimana?”“A---aku.. rumah ini—bukan, ini mansion. Aku tak bisa melihat apapun sebab lahan hijaunya begitu luas. Lalu… lalu—eum.. gerbangnya cukup&mda
Baca selengkapnya
Chapter 36
Matthew benar-benar hampir membuat Lynelle pingsan dengan tiba-tiba memeluknya dari belakang. Lynelle bahkan tak mendengar suara langkah kaki seseorang sehingga tak merasa keberadaan Matthew yang pada akhirnya membuatnya terkejut bukan main.Pada posisi seperti ini, Lynelle dapat merasakan debaran jantung Matthew yang sangat kencang dan hembusan napas hangat Matthew pada ceruk lehernya membuatnya sedikit bergerak tak nyaman.“Matt..”“Aku merindukanmu”Matthew semakin mengeratkan pelukanya membuat pergerakan Lynelle sedikit terkunci karenanya. Matthew melayangkan beberapa kecupan pada kepala Lynelle dan mengihrup aroma manis segar pada setiap helai rambut Lynelle.“Maafkan aku,” ucap Matthew pada akhirnya. “Maafkan aku membentakmu kemari, aku benar-benar tak bisa berpikir jernih, maafkan aku”Lynelle masih enggan untuk membuka suara. Ia masih merasa terkejut bahkan detak jantungnya masih belum no
Baca selengkapnya
Chapter 37
 Matthew mematikan mesin mobil dan menguncinya begitu tiba di mansion pagi itu. Para maid mulai merapat dan menyambut Matthew dengan penuh rasa hormat.“Ada laporan?” tanya Matthew begitu tiba di ruang kerjanya.“Sejak semalam nona Lynelle kembali mengunci diri dan sama sekali tak menyentuh makanannya hingga pagi ini tuan”Lagi?Matthew menghela napas dan menyandarkan diri pada kursi kerjanya. Sisa pening akibat alkohol semalam belum benar-benar hilang dan membuatnya semakin pening dengan informasi yang bari dia terima.Padahal dirinya yang tengah marah kali ini, mengapa Lynelle yang mengunci diri?“Baiklah, jika siang ini dia masih tak membuka pintu, biar aku yang urus”“Baik tuan.”“Ada lagi?”“Ah, tukang kebun halaman pagi ini meminta izin untuk tidak masuk sebagai gantinya ia akan membereskannya saat sore nanti”Matthew hanya
Baca selengkapnya
Chapter 38
Selain musim salju, musim gugur menjadi salah satu musim yang paling banyak di gemari. Pada musim yang berlangsung sebagai peralihan dari musim panas ke musim dingin ini kita dapat menemukan daun-daun tua yang gugur berhamburan memenuhi jalan dengan warah merah kecoklatannya.Kalian juga bisa menemukan binatang-binatang kecil seperti tupai yang mulai berkeliaran untuk mengumpulkan makanan selama musim dingin berlangsung nanti.Beberapa dari mereka juga berkata—khususnya para remaja—, jika musim ini cukup romantis. Saat berjalan bergandengan dengan seseorang yang kau cintai dengan taburan kelopak bunga dan daun -daun kecil yang berguguran di iringi oleh hembusan angin. Membuat kesempatan untuk saling mendekap lebih besar di suhu yang turun menjadi 50 pada saat itu.Tanpa terasa, waktu sudah memasuki bulan terakhir untuk musim gugur dan bersiap untuk musim salju bulan depan.Di saat orang-orang di luar sana tengah menikmati indahnya m
Baca selengkapnya
Chapter 39
“Ingat jika aku dan bibi Dwyne punya bisnis yang sama? beberapa hari sebelum ke Inggris aku sempat bertemu dengannya, sebenarnya akhir-akhir itu aku jadi lebih sering bertemu dengan beliau sebab ada sebuah proyek yang kebetulan aku dan perusahannya saling kerja sama.” jelas Yemimah sebagai pembuka.“Saat bertemu dan mengobrol sejenak, bibi Dwyne menanyakan kabar dan keberadaanmu. Ku jawab bahwa kau kini tinggal di London sejak awal tahun ini dan sekarang tengah sibuk sepeti biasa. Lalu bibi Dwyne kembali bertanya, mengapa kau tak ikut bersama Matthew ke Swiss? Aku sedikit bingung dan heran, ku jawab saja mungkin karena saking sibuknya kau memilih untuk tak ikut dulu atau akan menyusul setelah urusanmu selesai”“Kau tahu apa alasannya ke sana? bibi tak memberi tahu?” tanya Carl penuh penasaran.Yemimah kembali memiringkan kepalanya berpikir, “Seingatku..” jeda sesaat,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status