Semua Bab THE DEVIL WIFE: Bab 31 - Bab 40
97 Bab
31. TAMU DI MALAM HARI
"Jadi, Emily sekarang di Indonesia?" pekik Gaby tak percaya saat Gibran menceritakan perihal pertemuannya dengan Emily di kafe tadi begitu Gibran sampai di apartemen.Hubungan Gaby dengan Emily sewaktu di Amerika memang sangat dekat. Bahkan semua rahasia Gaby, Emily tahu."Yaudah kalau gitu, kita harus dateng malam ini ke acaranya Emily. Gue kangen banget sama dia," ucap Gaby lagi. Binar matanya menunjukkan sebuah antusiasme yang tinggi."Lo aja deh yang pergi, gue males," kata Gibran. Lelaki itu merebahkan tubuhnya di sofa.Gaby langsung cemberut."Emily kan taunya lo itu suami gue sekarang, masa gue harus pergi sendiri!""Lo bilang aja gue ada urusan mendadak," balas Gibran cepat. "Nih alamat rumah barunya Emily," Gibran melempar kartu nama ke meja tepat dihadapan Gaby.Gaby mengambil kartu nama itu dan menjadi sangat kaget begitu dia membaca nama yang t
Baca selengkapnya
32. SOSOK MISTERIUS DI LIFT
Pertemuan dengan Emily malam ini terasa menyenangkan. Meski sesekali Gaby merasa canggung jika harus bersitatap dengan Frans.Dari tatapan lelaki itu ke Gaby, sepertinya Frans masih dendam pada Gaby karena kehilangan aset berharganya yang hangus terbakar oleh orang tak di kenal.Menurut Frans, Gaby lah yang harusnya bertanggung jawab atas kebakaran yang menimpa kediaman pribadi Frans di Amerika.Meski, lelaki itu tak mampu menuntut Gaby lebih jauh karena tidak adanya bukti, terlebih dirinya juga telah bersalah karena sudah berniat jahat pada Gaby.Sejak saat itu, Frans memilih untuk menjauh dari Gaby karena tak ingin terlibat masalah yang lebih serius.Menurut lelaki bule itu, orang yang mengancamnya di ponsel dan membakar rumahnya itu sudah pasti seorang psikopat yang terobsesi dengan kecantikan Gaby. Secara, Gaby itu dulunya adalah bunga kampus."Gimana, Gibrannya
Baca selengkapnya
33. PERASAAN ANEH
Setelah berkendara beberapa jam, akhirnya Gibran sampai di lokasi tujuan saat waktu shubuh hampir tiba.Gibran menoleh ke samping di mana Mirella sedang terlelap begitu pulasnya.Meski wajah Mirella kotor dan tanpa make up, namun dia tetap terlihat cantik.Kedatangan Gibran di sambut oleh Mang Ujang, tukang kebun yang bekerja mengurus Villa keluarganya."Tolong bawakan tas saya ke kamar ya, Mang," perintah Gibran seraya memberikan tas ransel miliknya yang berisi beberapa potong pakaian milik Gibran.Mang Ujang pun menuruti perintah majikannya.Gibran turun dari mobil dan menghampiri Mirella yang masih tertidur."Mi, Mimi? Bangun, Mi. Kita sudah sampai," ucap Gibran sambil mengguncang lembut bahu Mirella.Setelah menunggu beberapa detik, Mirella tak juga merespons."Mimi, bangun Mi," ulang Gibran yang kali ini mengelus pipi
Baca selengkapnya
34. TAWARAN PERNIKAHAN
Mendekati masa peralihan musim, suhu udara di Lembang bisa mencapai 13 derajat celcius akhir-akhir ini.Terlebih saat malam hari tiba maka cuaca akan terasa sangat dingin.Tak ada bedanya dengan pagi ini.Bahkan awan mendung sudah menggelayut di langit sejak kedatangan Gibran dan Mirella ke tempat itu malam tadi.Pagi ini tak ada cahaya matahari yang menyinari kota Bandung, yang ada hanya kabut tebal dan awan hitam yang bergulung-gulung di langit.Gibran semakin merapatkan selimutnya.Diliriknya sekilas ke arah seseorang yang masih tertidur pulas di sampingnya.Perlahan, Gibran merubah posisi tidurnya menyamping, menghadap Mirella hingga posisi mereka jadi berhadapan.Wajah Mirella yang begitu dekat membuat Gibran leluasa menatapnya.Lelaki itu tak menyangka jika Miminya bisa menjelma menjadi seorang wanita cantik seperti
Baca selengkapnya
35. KEJUTAN YANG MENYAKITKAN
"Apa tawaranmu untuk menikah denganku dahulu masih berlaku? Aku sudah cantik sekarang. Aku tidak perduli dengan semua kekurangan yang kamu miliki. Yang aku tahu, aku mencintaimu... Sejak dulu..."Gibran sempat tertegun beberapa saat sampai akhirnya lelaki itu berkata, "kalau memang kamu mencintaiku, kenapa kamu terus menghindariku kemarin-kemarin?" balas Gibran cepat.Kali ini gantian Mirella yang terdiam."Jawab Mimi!" ucap Gibran tidak sabaran.Kepala Mirella yang tadinya tertunduk perlahan mendongak, menatap lurus bola mata Gibran."Sejak berita mengenai pernikahanmu dengan Gaby tersiar di berbagai media massa dan aku mengetahuinya, aku sadar, detik itu juga semua harapanku pupus. Hancur berkeping-keping. Lagi pula, siapa aku ini? Aku hanya seorang wanita hina yang kotor. Tidak seharusnya aku bermimpi terlalu tinggi,"
Baca selengkapnya
36. WHAT THE HELL?
Lenguhan panjang terdengar saling bersahutan tatkala kedua insan manusia yang saling bertindihan di atas ranjang itu sama-sama mencapai pelepasannya.Sorot terang cahaya lampu kamar memantulkan sinar dari tubuh mereka yang berkeringat.Gibran mendekap tubuh Mirella semakin kuat seiring dengan siksaan kenikmatan yang menguasai dirinya. Miliknya sudah semakin dalam terbenam di bawah sana menghadirkan sensasi kenikmatan tiada tara.Ini pengalaman pertama dalam hidup Gibran.Pengalaman yang mungkin tak akan terlupakan seumur hidupnya di kala dia tahu bagaimana rasanya berhubungan intim dengan lawan jenis.Mirella telah memberinya sesuatu yang tak pernah Gibran dapatkan dari wanita lain.Wanita mana pun.Yakni, ketulusan hati dan cinta yang sebenarnya."Aku mencintaimu, Mimi..." bisik Gibran dengan napas terengah-engah. Tubuhnya ambruk di atas
Baca selengkapnya
37. GABY VS MIRELLA
"Cukup, buat Gaby berada dalam bahaya, maka Theo pasti akan keluar," ucap Mirella saat itu.Gaby mengerutkan kening. "Apa hubungannya Theo sama gue?" tanyanya cepat tanpa merubah posisi duduknya. Gaby menatap Mirella dengan tatapan yang menunjukkan ketidaksukaan yang nyata."Karena Theo menyukaimu, Gaby," jawab Mirella setelahnya dengan tatapan yang masih tertuju lurus ke wajah Gaby.Gaby tertawa hambar. "Darimana lo tahu? Theo sering curhatkah sama lo?" tanya Gaby meremehkan, dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Mirella. Hal itu terdengar seperti sebuah lelucon baginya."Aku dan Theo tidak dekat. Aku tahu hal itu karena aku pernah mendengar pembicaraan antara Theo dengan Freddy," beritahu Mirella selanjutnya.Tawa Gaby surut bahkan senyuman di wajah cantiknya sirna dalam sekejap. Sepertinya, Mirella ini memang serius dengan apa yang dia katakan tentang Theo, pikir Gaby membatin.
Baca selengkapnya
38. RENCANA
Awalnya, Gibran hanya berniat untuk mengantar Reno ke kamar tamu, tapi ternyata, Reno malah mengajaknya untuk berbincang-bincang sejenak.Malam itu, ditemani dua cangkir kopi panas, Reno dan Gibran mengobrol di pendopo taman belakang Villa."Kita perlu melakukan sesuatu Gib," ucap Reno memecah kesunyian di antara mereka."Untuk?" tanya Gibran setelah menyesap kopinya."Untuk memancing Theo keluar," balas Reno cepat."Jujur ya Ren, gue sebenernya nggak setuju dengan ide Mirella untuk membuat Gaby berada dalam bahaya demi memancing Theo keluar. Mana ada sih suami yang mau istrinya berada dalam bahaya?" tutur Gibran meluapkan kekhawatirannya.Reno berusaha memaklumi.Keduanya kembali larut dalam pikiran masing-masing.Hingga setelahnya Gibran teringat sesuatu."Dua hari setelah lo sama Frans adu jotos di kampus, Frans dat
Baca selengkapnya
39. SIAPA THEO DAN FREDDY SEBENARNYA?
"Jangan pergi..." bisik Gaby memohon.Hingga setelahnya, tangis Gaby pecah dihadapan Gibran.Wanita itu melepas cekalan tangannya dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Bahunya berguncang hebat karena tangis yang semakin merebak. Kepala Gaby tertunduk dalam.Gaby menyesal.Dia benar-benar menyesal telah berbuat jahat pada Gibran selama ini.Gibran mendekat dan meraih tubuh Gaby ke dalam pelukannya.Gaby tidak menolak. Dia justru membalas pelukan Gibran lebih erat. Membenamkan dalam-dalam wajahnya di balik dada Gibran."Ma-af..." gumam Gaby dengan suara parau. Deraian air matanya terus mengalir seolah tak mau berhenti. Sepertinya, ini bukan waktu yang tepat untuk Gaby mengatakan tentang Mirella pada Gibran terlebih Gaby memang tidak memiliki bukti apapun yang menunjukkan indikasi jahat Mirella terhadap dirinya. Gibran pasti tidak akan mempercayainya. Jad
Baca selengkapnya
40. KEPUTUSAN GIBRAN
"Aku tahu caranya," kata Gaby. "Bagaimana?" Gibran bangkit dari pangkuan Gaby dan menunggu Gaby melanjutkan kalimatnya. "Tadi, aku sudah menghubungi mantan-mantanku yang kebetulan tinggal di Indonesia saat ini. Aku ingin mengadakan reuni kecil-kecilan bersama mereka, di apartemenku..." ucap Gaby memberitahukan rencananya pada Gibran yang langsung disambut dengan gelengan kepala oleh lelaki itu. Kenyataan bahwa Gaby masih Virgin cukup membuat Gibran terkejut. Tapi dengan alasan yang telah dikemukakan Gaby kepadanya malam ini, pun tentang cerita rahasia masa lalu yang Gaby ungkap setelah sebelumnya berhasil dia simpan rapat-rapat dari dunia, cukup membuat Gibran percaya dengan pengakuan itu. Terlebih dengan keberadaan Theo di sekitar Gaby selama ini. "Aku nggak setuju, Gab! Itu terlalu beresiko. Aku tau siapa mereka, aku nggak mau kamu sampai kenapa-napa," kata Gibran menyampaikan rasa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status